Disusun oleh :
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Konsep dasar layanan Bimbingan dan Konseling
sebagai tugas kelompok semester 4 tahun 2018. Adapun tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dan
untuk menambah pengetahuan mengenai organisasi profesi. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini tidak lepas dari campur tangan Ibu Dr Siti Sutarmi Fadhilah
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling, yang telah memberikan
arahan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dr Siti Sutarmi Fadhilah M.Pd.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi kami dan pembaca
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai konsep dasar layanan
Bimbingan dan Konseling pelaksanaannya Kami berharap agar makalah ini dapat
menjadi batu loncatan untuk memicu prestasi yang lebih baik lagi dikemudian hari.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik
aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini
didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki kami. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca, selalu kami harapkan untuk penyempurnaan makalah kami dikemudian
hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
BAB IV LAMPIRAN……………………………………………………………
A. Daftar Pertanyaan................................................................................ 11
B. Biodata Narasumber............................................................................ 12
C. Surat Keterangan Hasil Observasi ...................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung
unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung
pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, di tuntut untuk memiliki
wawasan yang memadai terhadap konsep –konsep dasar bimbingan dan konseling
di sekolah.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.
Namun kenyataannya, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk
kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang
berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Akan
ada banyak masalah – masalah di sekolah yang dialami siswa itu sendiri yang
tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah. Seperti
masalah dalam kesulitan belajar, masalah dengan teman, dan lain sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan
Bimbingan dan Konseling, Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan
bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi
yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi
memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian
anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.
B. Tujuan
1. Mengetahui peran guru Fisika dalam melakukan pendampingan terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
2. Mengetahui peran BK dalam memberikan layanan konseling terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
3. Kerjasama guru BK dan Fisika dalam pendampingan siswa yang mengalami
kesulitan belajar Fisika.
1
4. Kondisi belajar siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran
Fisika.
5. Kondisi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa Fisika.
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui peran guru Fisika dalam melakukan pendampingan
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
2. Dapat mengetahui peran BK dalam memberikan layanan konseling terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
3. Dapat mengetahui kerjasama guru BK dan Fisika dalam pendampingan siswa
yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
4. Mengetahui kondisi belajar siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam
pelajaran Fisika.
5. Mengetahui kondisi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa
Fisika.
2
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Observasi yang telah kami lakukan merupakan observasi hasil wawancara
secara langsung dengan narasumber. Instrumen wawancara dibuat berdasarkan
pemikiran observan dengan melihat aspek asspek yang penelitian yang
berhubungan dengan konten permasalahan yang akan diteliti.
B. Subyek Penelitian
Pada observasi ini, observan mewawancarai 3 orang narasumber yang
yang berbeda perananny, yaitu sebagai berikut:
3
BAB III
PEMBAHASAN
Senin, 19 Maret 2018 kami melakukan wawancara dengan guru fisika, guru
BK, siswa yang paham mata pelajaran fisika serta siswa yang mengalami kesulitan
belajar dalam mata pelajaran fisika. Wawancara kami lakukan di Ruang Guru dan
Ruang BK SMK “WARGA” Surakarta. Adapaun narasumber yang kami wawancarai
yaitu Bapak Nicholauda J.N, S.Psi selaku guru BK, Ibu Ika Purwanti, S.Pd selaku
guru fisika, Yosua Eko Saputro selaku salah satu siswa yang mudah memahami mata
pelajaran fisika dan Dan Murpi selaku siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :
4
terkadang Bu Ika pun menerapkan model tutor sebaya, sehingga siswa
dipersilakan untuk berdiskusi dengan teman yang dianggap bisa atau
menguasai. Karna bagaimanapun juga siswa akan bisa lebih terbuka dengan
temannya sendiri. Namun untuk siswa yang tidak sungkan atau tidak malu
bertanya dengan guru fisika secara langung maka Bu Ika akan mendampingi
dan mengajari siswa tersebut secara khusus. Bahkan terdapat beberapa siswa
yang sampai mendatangi ruang guru guna menanyakan beberapa materi yang
memang belum dipahami oleh siswa.
Selain cara tersebut, untuk kelas-kelas yang tidak berhasil diterapkan
metode diskusi maka Bu Ika akan membawa alat peraga atau melakukan
praktikum sehingga siswa mau fokus kembali terhadap mata pelajaran fisika
yang mereka anggap susah. Apalagi memang pada dasarnya mereka lebih
menggemari turun secara langsung ke penerapan daripada membahas kupas
tuntas teori dan perhitungan matematis.
Faktor yang mempengaruhi siswa mengalami kesulitan belajar salah
satunya adalah handphone. Dimana siswa menjadi malas untuk menghitung
atau mencari tahu sendiri dan mengandalkan internet untuk mencari solusi dari
segala permasalahan yang diberikan oleh guru. Untuk mengurangi kecanduan
Hp tersebut Bu Ika menyiasati bahwa siswa diperbolehkan menggunakan Hp
di waktu tertentu. Misalnya saja ada beberapa menit siswa diminta untuk
mencari referensi dalam internet. Setelah dirasa cukup siswa diwajibkan untuk
menyimpan hpnya kembali dan kembali fokus pada forum kelas. Selain faktor
handphone, faktor lainnya adalah karena materi fisika di sekolah ini hanya
diajarkan di kelas X dan XI saja sehingga baik dari pihak guru dan siswa pun
pasti akan merasa sangat terburu-buru dan akhirnya karena dikejar waktu guru
tidak dapat menyampaikan materi secara maksimal dan siswa pun tak dapat
menerima materi seperti yang diharapkan. Tak hanya itu Bu Ika sedikit
memberi perhatian lebih pada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Apabila mereka dirasa mengganggu kelas dengan cara apapun, maka guru
akan memintanya pindah duduk di depan atau paling tidak menyuruhnya diam
terlebih dahulu. Kemudian apabila masih mengganggu kelas maka akan
diminta untuk meninggalkan kelas. Namun siasat untuk mengurangi jumlah
siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak dengan membuat siswa tersebut
dalam satu kelas. Justru siswa yang mengalami kesulitan belajar disebar di
5
kelas lain. Karena evaluasi dari tahun sebelumnya justru kelas dengan siswa
yang prestasinya rendah akan sangat sulit dikendalikan. Selain itu memang
sudah menjadi aturan di SMK “WARGA” Surakarta ini kelas tidak diganti
dari kelas X-XII.
6
Guru BK pun mengupayakan agar siswa jangan sampai takut dengan
guru BK. Karena apapun masalahnya apabila siswa tidak bisa menceritakan
pada siapapun, setidaknya masih ada guru BK yang dipercaya sebagai “teman
curhat”. Namun dengan cara yang begini jumlah siswa yang melakukan
konsultasi pribadi masih sangat sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena siswa
di SMK “WARGA” Surakarta ini hanya laki-laki saja sehingga mereka tidak
suka menceritakan masalahnya pada orang lain.
Namun apabila dihitung menggunakan nilai prosentase jumlah siswa
bermasalah atau yang mengalami kesulitan belajar yang berarti hanya 1,67%.
Maka dari itu tim BK tidak mengadakan acara khusus guna layanan konseling
seperti seminar motivasi atau acara training dan sebagainya. Karena pada
tahun sebelumnya acara seperti ini pernah dilaksanakan namun
keberhasilannya tidak dapat memicu semangat untuk mengadakan acara
serupa lagi.
7
mengkonsultasikan dengan guru mata pelajaran untuk dicarikan solusi
bersama-sama.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara kami di SMK “WARGA” Surakarta dapat kita
ketahui bahwa peran guru fisika dan guru BK sudah saling berkaitan dan
bekerja sama. Hal ini dapat dilihat dari betapa banyaknya aduan yang diterima
ole guru BK yang bersumber dari guru mata pelajaran. Selain itu, hubungan
antara siswa dengan guru pun secara umum tidak ada hambatan yang berarti.
Sehingga pengajaran dan layanan konseling dapat berjalan dengan baik
sebagaiamana mestinya. Meskipun secara khusus pelayanan konseling di
SMK “WARGA” Surakarta masih sangat kurang karena tidak ada jam khusus
untuk pihak BK memberikan konseling klasikal (di kelas).
B. Saran
1. Sebaiknya guru BK diberi jam khusus untuk melakukan layanan
konseling dalam kelas sehingga siswa lebih mudah dikendalikan dan
lebih dekat dengan guru BK
2. Sebaiknya kerjasama antara guru fisika dan guru BK lebih
ditingkatkan lagi sehingga penanganan permasalahan siswa lebih
mudah untuk diselesaikan.
10
LAMPIRAN
A. DAFTAR PERTANYAAN
1. Untuk Guru Fisika
a. Pada kelas yang Bapak/Ibu ampu, apakah terdapat murid yang
mengalami kesulitan belajar terutama dalam mata pelajaran fisika?
b. Kalau ada, bagaimana bentuk kesulitannya?
c. Mengapa siswa mengalami kesulitan belajar?
d. Bagaimana penanganannya?
e. Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar posisinya
didistribusikan di kelas-kelas atau justru dikelompokkan menjadi 1
kelas?
f. Bentuk kerja sama dengan guru BK dalam menangani kesulitan
belajar siswa bagaimana?
g. Apakah Bapak/Ibu membuka pelajaran khusus untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar?
h. Apakah terdapat perbedaan pengajaran pada saat di kelas yang
didialamnya ada siswa yang mengalami kesulitan belajar?
i. Bagaimana perilaku siswa yang mengalami kesulitan belajar saat
pembelajaran?
j. Bagian manakah yang sering dialami pada siswa yang mengalami
kesulitan belajar? (Menganalisis, Rumus, ataukah yang lain)
11
f. Apakah faktor yang mempengaruhi siswa yang mengalami kesulitan
belajar
g. Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar sadar bahwa dirinya
mengalami hal tersebut
3. Daftar Pertanyaan untuk Siswa yang Mudah Memahami Mata Pelajaran Fisika
a. Apakah Anda mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran
fisika?
b. Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut?
c. Apakah ada titik jenuh saat belajar fisika?
d. Apa yang dilakukan ketika menemui titik jenuh itu?
e. Apakah Anda memiliki waktu khusus untuk belajar fisika?
f. Bagaimana gaya belajar yang digunakan ketika belajar?
g. Motivasi belajar Anda itu apa?
h. Bagaimana peran guru BK dan Fisika terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
12
13
14
15
16