Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING

“KERJA SAMA GURU FISIKA DAN BK DALAM MENGATASI


MASALAH KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI
SMK WARGA SURAKARTA”

Dosen Pengampu : Dr Siti Sutarmi Fadhilah M.Pd

Disusun oleh :

1. Aulia Nurmalita (K2316010)


2. Aulia Putri Nurcahya (k2316012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Konsep dasar layanan Bimbingan dan Konseling
sebagai tugas kelompok semester 4 tahun 2018. Adapun tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dan
untuk menambah pengetahuan mengenai organisasi profesi. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini tidak lepas dari campur tangan Ibu Dr Siti Sutarmi Fadhilah
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling, yang telah memberikan
arahan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dr Siti Sutarmi Fadhilah M.Pd.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi kami dan pembaca
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai konsep dasar layanan
Bimbingan dan Konseling pelaksanaannya Kami berharap agar makalah ini dapat
menjadi batu loncatan untuk memicu prestasi yang lebih baik lagi dikemudian hari.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik
aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini
didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki kami. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca, selalu kami harapkan untuk penyempurnaan makalah kami dikemudian
hari.

Surakarta, 19 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................i


Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Tujuan ...................................................................................................... 1
C. Manfaat …………………………………………………………………..2
D. Tempat dan waktu ………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 3


B. Subyek Penelitian.................................................................................. 3
C. Metode Penelitian ................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................

A. Peran Guru Fisika dalam Melakukan Pendampingan Belajar .............. 4


B. Peran BK dalam Memberikan Layanan Konseling .............................. 6
C. Kerjasama Guru Fisika dan BK ........................................................... 7
D. Kondisi Siswa yang Mudah Memahami Pelajaran Fisika .................... 8
E. Kondisi siswa yang Sulit Memahami Pelajaran Fisika ......................... 9

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10

BAB IV LAMPIRAN……………………………………………………………
A. Daftar Pertanyaan................................................................................ 11
B. Biodata Narasumber............................................................................ 12
C. Surat Keterangan Hasil Observasi ...................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung
unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung
pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, di tuntut untuk memiliki
wawasan yang memadai terhadap konsep –konsep dasar bimbingan dan konseling
di sekolah.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.
Namun kenyataannya, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk
kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang
berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Akan
ada banyak masalah – masalah di sekolah yang dialami siswa itu sendiri yang
tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah. Seperti
masalah dalam kesulitan belajar, masalah dengan teman, dan lain sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan
Bimbingan dan Konseling, Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan
bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi
yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan tidak hanya berfungsi
memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan kesluruhan kepribadian
anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam membantu murid
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya.

B. Tujuan
1. Mengetahui peran guru Fisika dalam melakukan pendampingan terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
2. Mengetahui peran BK dalam memberikan layanan konseling terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
3. Kerjasama guru BK dan Fisika dalam pendampingan siswa yang mengalami
kesulitan belajar Fisika.

1
4. Kondisi belajar siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran
Fisika.
5. Kondisi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa Fisika.

C. Manfaat
1. Dapat mengetahui peran guru Fisika dalam melakukan pendampingan
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
2. Dapat mengetahui peran BK dalam memberikan layanan konseling terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
3. Dapat mengetahui kerjasama guru BK dan Fisika dalam pendampingan siswa
yang mengalami kesulitan belajar Fisika.
4. Mengetahui kondisi belajar siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam
pelajaran Fisika.
5. Mengetahui kondisi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa
Fisika.

D. Tempat dan Waktu


1. Tempat : SMK Warga Surakarta
2. Waktu : Senin, 19 Maret 2018

2
BAB II

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Observasi yang telah kami lakukan merupakan observasi hasil wawancara
secara langsung dengan narasumber. Instrumen wawancara dibuat berdasarkan
pemikiran observan dengan melihat aspek asspek yang penelitian yang
berhubungan dengan konten permasalahan yang akan diteliti.

B. Subyek Penelitian
Pada observasi ini, observan mewawancarai 3 orang narasumber yang
yang berbeda perananny, yaitu sebagai berikut:

1. Nama : Ika Purwanti S.Pd


Profesi : Guru Mata Pelajaran Fisika

2. Nama : Nicholanda J.N S.Psi


Profesi : Guru BK

3. Nama : Yosua Eko Prasetyo


Profesi : Pelajar SMK Warga

4. Nama : Dan Murphy K


Profesi : Pelajar SMK Warga

C. Alat Pengumpulan Data


Observasi dilakukan menggunakan alat pendukung berupa instrument
wawancara, handphone untuk merekam suara dan pengambilan video serta
gambar.

3
BAB III
PEMBAHASAN

Senin, 19 Maret 2018 kami melakukan wawancara dengan guru fisika, guru
BK, siswa yang paham mata pelajaran fisika serta siswa yang mengalami kesulitan
belajar dalam mata pelajaran fisika. Wawancara kami lakukan di Ruang Guru dan
Ruang BK SMK “WARGA” Surakarta. Adapaun narasumber yang kami wawancarai
yaitu Bapak Nicholauda J.N, S.Psi selaku guru BK, Ibu Ika Purwanti, S.Pd selaku
guru fisika, Yosua Eko Saputro selaku salah satu siswa yang mudah memahami mata
pelajaran fisika dan Dan Murpi selaku siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

A. Peran Guru Fisika dalam Melakukan Pendampingan Belajar


SMK “WARGA” Surakarta adalah sekolah dengan jurusan otomotif
dan teknik mesin dimana didalamnya terdapat mata pelajaran fisika meskipun
hanya dibelajarkan pada kelas X dan XI saja. Namun materi yang disampaikan
secara keseluruhan hampir sama dengan sekolah pada umumnya. Hanya saja
mungkin bobot materi dan penilaian dibuat sedikit lebih ringan karena SMK
memang orientasinya pada praktikum, bukan teori. Materi yang sangat
berkaitan dengan jurusan di SMK “WARGA” Surakarta ini adalah materi
fluida, pengukuran, dan keseimbangan. Hal ini yang mendasari bahwa di SMK
“WARGA” Surakarta ada beberapa yang mengalami kesulitan belajar fisika
karena kebanyakan dari mereka lebih menyukai praktikum dan sedikit teori.
Sebagian dari siswa yang mengalami kesulitan belajar mengalami hambatan
dalam hal hitung-hitungan. Mereka banyak yang kesulitan menerapkan rumus
pada suatu soal. Selain itu terdapat juga beberapa yang mengalami hambatan
dalam angka. Bu Ika sendiri mengakui bahwa cara membelajarkan materi
fisika pada siswa SMA dan SMK sangat jauh berbeda. Siswa SMA mau untuk
diajak ke materi yang menantang dan penuh analisis.
Untuk menangani adanya kesulitan belajar pada materi fisika ini Bu
Ika melakukan pendampingan khusus seperti siswa yang tidak bisa diminta
mengerjakan soal yang jenjangnya lebih mudah atau dengan jenjang yang
sama namun angka diganti agar lebih mudah dioperasikan. Selain itu

4
terkadang Bu Ika pun menerapkan model tutor sebaya, sehingga siswa
dipersilakan untuk berdiskusi dengan teman yang dianggap bisa atau
menguasai. Karna bagaimanapun juga siswa akan bisa lebih terbuka dengan
temannya sendiri. Namun untuk siswa yang tidak sungkan atau tidak malu
bertanya dengan guru fisika secara langung maka Bu Ika akan mendampingi
dan mengajari siswa tersebut secara khusus. Bahkan terdapat beberapa siswa
yang sampai mendatangi ruang guru guna menanyakan beberapa materi yang
memang belum dipahami oleh siswa.
Selain cara tersebut, untuk kelas-kelas yang tidak berhasil diterapkan
metode diskusi maka Bu Ika akan membawa alat peraga atau melakukan
praktikum sehingga siswa mau fokus kembali terhadap mata pelajaran fisika
yang mereka anggap susah. Apalagi memang pada dasarnya mereka lebih
menggemari turun secara langsung ke penerapan daripada membahas kupas
tuntas teori dan perhitungan matematis.
Faktor yang mempengaruhi siswa mengalami kesulitan belajar salah
satunya adalah handphone. Dimana siswa menjadi malas untuk menghitung
atau mencari tahu sendiri dan mengandalkan internet untuk mencari solusi dari
segala permasalahan yang diberikan oleh guru. Untuk mengurangi kecanduan
Hp tersebut Bu Ika menyiasati bahwa siswa diperbolehkan menggunakan Hp
di waktu tertentu. Misalnya saja ada beberapa menit siswa diminta untuk
mencari referensi dalam internet. Setelah dirasa cukup siswa diwajibkan untuk
menyimpan hpnya kembali dan kembali fokus pada forum kelas. Selain faktor
handphone, faktor lainnya adalah karena materi fisika di sekolah ini hanya
diajarkan di kelas X dan XI saja sehingga baik dari pihak guru dan siswa pun
pasti akan merasa sangat terburu-buru dan akhirnya karena dikejar waktu guru
tidak dapat menyampaikan materi secara maksimal dan siswa pun tak dapat
menerima materi seperti yang diharapkan. Tak hanya itu Bu Ika sedikit
memberi perhatian lebih pada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Apabila mereka dirasa mengganggu kelas dengan cara apapun, maka guru
akan memintanya pindah duduk di depan atau paling tidak menyuruhnya diam
terlebih dahulu. Kemudian apabila masih mengganggu kelas maka akan
diminta untuk meninggalkan kelas. Namun siasat untuk mengurangi jumlah
siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak dengan membuat siswa tersebut
dalam satu kelas. Justru siswa yang mengalami kesulitan belajar disebar di
5
kelas lain. Karena evaluasi dari tahun sebelumnya justru kelas dengan siswa
yang prestasinya rendah akan sangat sulit dikendalikan. Selain itu memang
sudah menjadi aturan di SMK “WARGA” Surakarta ini kelas tidak diganti
dari kelas X-XII.

B. Peran Guru BK dalam Memberikan Layanan Konseling


Seperti yang diterapkan pada sekolah lain yang menggunakan
Kurikulum 2013, Guru BK di SMK “WARGA” Surakarta tidak memiliki jam
untuk masuk kelas (atau tidak dapat melakukan konseling secara klasikal).
Terkecuali untuk kelas XII yang memang membutuhkan pendampingan dan
motivasi khusus menuju Ujian Nasional dan masa pasca UN (Bekerja atau
melanjutkan pendidikan). Sedangkan untuk guru BK Kelas X dan XI tiap
harinya hanya keliling kelas-kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
memeriksa kehadiran siswa. Dalam kesempatan wawancara ini kami
mewawancari Bapak Nicholauda J.N, S.Psi. Di SMK “WARGA” Surakarta
untuk kelas X dan XI yang notabene tidak menerima konseling klasikal harus
mendatangi ke Ruang BK guna melakukan layanan konseling maupun
konsultasi.
Untuk penanganan siswa kesulitan belajar ini, tidak langsung
disalahkan begitu saja oleh guru BK yang mendapat pengaduan dari guru mata
pelajaran. Namun siswa tersebut dipanggil ke BK terlebih dahulu, kemudian
ditanya faktor-faktor yang menyebabkan dia “bermasalah”. Lalu setelah guru
BK memahami alur masalah dan alur pikiran siswa, maka dari sini guru BK
mulai berperan untuk memberikan nasihat dan motivasi.
Di SMK “WARGA” Surakarta ini para siswa sangat diperhatikan oleh
pihak BK. Bahkan terkadang beberapa kali siswa yang mengalami kesulitan
belajar dikumpulkan kemudian dilakukan konseling kelompok. Dalam
menangani kesulitan belajar ini pun guru BK menyesuaikan masing-masing
individu. Tiap individu diberi treatmen yang berbeda karena memang tingkat
kesulitan belajar dan tingkat kenakalan siswa pun berbeda. Selain dengan cara
konseling kelompok, apabila ada siswa yang memang benar-benar
membutuhkan perhatian khusus dan mungkin sampai tidak berangkat maka
akan dilakukan home visit ke rumah siswa tersebut.

6
Guru BK pun mengupayakan agar siswa jangan sampai takut dengan
guru BK. Karena apapun masalahnya apabila siswa tidak bisa menceritakan
pada siapapun, setidaknya masih ada guru BK yang dipercaya sebagai “teman
curhat”. Namun dengan cara yang begini jumlah siswa yang melakukan
konsultasi pribadi masih sangat sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena siswa
di SMK “WARGA” Surakarta ini hanya laki-laki saja sehingga mereka tidak
suka menceritakan masalahnya pada orang lain.
Namun apabila dihitung menggunakan nilai prosentase jumlah siswa
bermasalah atau yang mengalami kesulitan belajar yang berarti hanya 1,67%.
Maka dari itu tim BK tidak mengadakan acara khusus guna layanan konseling
seperti seminar motivasi atau acara training dan sebagainya. Karena pada
tahun sebelumnya acara seperti ini pernah dilaksanakan namun
keberhasilannya tidak dapat memicu semangat untuk mengadakan acara
serupa lagi.

C. Kerjasama Guru Fisika dan Guru BK


Kerjasama antara Guru Fisika dengan Guru BK di SMK “WARGA”
Surakarta ini sangat bagus. Tidak hanya dengan guru fisika, pun dengan guru
mata pelajaran lainnya. Koordinasi antara guru BK dengan guru mata
pelajaran khususnya fisika ini dengan cara guru mapel melaporkan keluhan
dari siswa tertentu. Kemudian nanti akan ditangani oleh guru BK dengan
ditanya awal mula mengapa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar,
mengapa terlambat mengumpulkan tugas, mengapa tidak mengumpulkan
tugas dan sebagainya. Dari analisis guru BK itu sendiri kebanyakan dari siswa
ini hanya malas untuk menyelesaikan tugas yang sebenarnya sudah dikerjakan.
Setelah guru mapel mengeluhkan beberapa permasalahan anak pada
guru BK, diharapkan setelah itu siswa sedikit banyak mengalami perubahan
dan kemajuan. Kebanyaan dari siswa yang mengalami kesulitan ini karena
kurang motivasi dan semangat. Setelah guru BK mengetahui permasalahan
yang sedang dihadapi siswa maka langsung akan disampaikan ke guru mata
pelajaran terkait agar tidak terlalu menekankan pemahaman mapel tersebut.
Selain itu terdapat beberapa siswa pula yang tidak berani mengutarakan isi
hatinya ke guru mata pelajaran, melainkan via guru BK. Setelah itu guru BK

7
mengkonsultasikan dengan guru mata pelajaran untuk dicarikan solusi
bersama-sama.

D. Kondisi Siswa yang Mudah Memahami Mata Pelajaran Fisika


Salah satu siswa di SMK “Warga” Surakarta yang tidak mengalami
kesulitan terutama dalam mata pelajaran fisika adalah Yosua Eko Prasetyo
kelas XI Otomotif E. Dia mengatakan bahwa fisika merupakan mata pelajaran
yang gampang-gampang susah. Dalam hal ini dia hanya mengalami sedikit
permasalahan apabila menemui rumus yang rumit Yosua ini sedikit
mengalami kesulitan. Namun materi lain tidak menjadi masalah baginya.
Bahkan materi yang paling menjadi kesukaannya adalah materi listrik statis,
dan tidak ada satupun materi yang tidak disukai olehnya. Ia mengaku bahwa
apabila kita sudah memahami rumus, maka fisika akan sangat mudah untuk
ditaklukkan.
Yosua mengakui meskipun ia mudah memahami dan menguasai materi
fisika namun terkadang ia tetap menemukan kesulitan. Hal ini diatasinya
dengan cara mencari soal lain yang jenisnya sama namun angkanya lebih
mudah untuk dioperasikan, ini dilakukan untuk mengasah kemampuannya.
Selain itu ia juga tidak sungkan untuk bertanya pada gurunya terkait soal-soal
yang belum ia pahami. Yosua ini juga senang mengajak diskusi teman-
temannya guna membahas soal baik yang sudah dikuasainya maupun belum.
Ia tipe siswa yang tidak mudah menyerah sehingga setiap permasalahan yang
ia temui harus diselesaikan sampai tuntas baru mencari tantangan yang baru.
Mata pelajaran yang ia sukai tidak hanya fisika namun juga mata
pelajaran eksak lain. Apabila ia jenuh belajar mata pelajaran fisika maka akan
ia alihkan fokusnya pada mata pelajaran matematika. Adapun mata pelajaran
favorit Yosua ini yang pertama Matematika kemudian fisika lalu kimia. Guna
mengatasi kesulitan yang dihadapinya dalam belajar ia pun mengikuti les
privat dan juga menanyakan ke Kakaknya. Pernah juga beberapa kali ia
mendatangi guru BK guna mengkonsultasikan kesulitannya. Apabila di kelas,
ia lebih suka mengerjakan soal-soal fisika secara berkelompok. Yosua ini suka
mengerjakan soal-soal karena lebih menyukasi materi namun sebenarnya ia
akan lebih paham apabila melakukan praktikum secara langsung karena gaya
belajarnya adalah kinestetis. Meskipun Yosua menyukai mata pelajaran eksak
8
namun ia tidak memiliki waktu khusus untuk belajar mata pelajaran tersebut.
Semua mata pelajaran ia beri waktu yang sama untuk belajar. Rajinnya Yosua
belajar ini dengan landasan dan motivasi bahwa belajar adalah kebutuhannya.
Kegiatan di luar intrakulikulernya pun tidak mengganggu prestasi belajarnya
buktinya ia mengikuti ekstrakurikuler musik dan tetap dapat menjalankan
akademiknya dengan baik.

E. Kondisi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar


Salah satu siswa SMK “WARGA” Surakarta yang mengalami
kesulitan belajar adalah Dan Murphy. K. Dalam menangani kesulitan belajar
yang dialaminya ia pernah mengonsultasikannya dengan guru BK. Kemudian
dari pihak BK diberi saran untuk meningkatkan belajar dan bertanya pada
guru maupun teman. Dan Murphy sendiri berusaha dengan cara mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah. Dari orangtua pun sangat mendukung dan
mendorong Dan Murphy untuk belajar. Tak hanya itu teman-temannya di
sekolah pun beberapa mau membantu dirinya untuk memperbaiki prestasi
belajar yang ada pada dirinya.
Faktor yang menyebabkan dirinya mengalami kesulitan belajar karena
memang bakat siswa ini tidak di dunia eksak melainkan pada bidang musik.
Dan Murphy ini pernah beberapa kali berprestasi dalam bidang musik. Selain
musik ia juga memiliki bakat dalam bidang olahraga. Mata pelajaran yang
sebenarnya ia sukai adalah fisika dan kimia. Namun kelemahannya adalah
Dan Murphy akan merasa kesulitan apabila sudah masuk ke peneraan rumus.
Mata pelajaran yang tidak ia sukai adalah Bahasa Indonesia dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Usaha-usaha yang ia lakukan guna mengentaskan prestasinya yang
kurang baik adalah dengan cara tidak mudah menyerah dalam mengerjakan
soal dan segala permasalahan yang diberikan oleh guru. Selalu bertanya pada
teman dan guru, setelah itu pasti ada sedikit perubahan dari prestasi
belajarnya. Ia berusaha untuk bisa dengan cara selalu berusaha mengerjakan
soal-soal.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara kami di SMK “WARGA” Surakarta dapat kita
ketahui bahwa peran guru fisika dan guru BK sudah saling berkaitan dan
bekerja sama. Hal ini dapat dilihat dari betapa banyaknya aduan yang diterima
ole guru BK yang bersumber dari guru mata pelajaran. Selain itu, hubungan
antara siswa dengan guru pun secara umum tidak ada hambatan yang berarti.
Sehingga pengajaran dan layanan konseling dapat berjalan dengan baik
sebagaiamana mestinya. Meskipun secara khusus pelayanan konseling di
SMK “WARGA” Surakarta masih sangat kurang karena tidak ada jam khusus
untuk pihak BK memberikan konseling klasikal (di kelas).

B. Saran
1. Sebaiknya guru BK diberi jam khusus untuk melakukan layanan
konseling dalam kelas sehingga siswa lebih mudah dikendalikan dan
lebih dekat dengan guru BK
2. Sebaiknya kerjasama antara guru fisika dan guru BK lebih
ditingkatkan lagi sehingga penanganan permasalahan siswa lebih
mudah untuk diselesaikan.

10
LAMPIRAN

A. DAFTAR PERTANYAAN
1. Untuk Guru Fisika
a. Pada kelas yang Bapak/Ibu ampu, apakah terdapat murid yang
mengalami kesulitan belajar terutama dalam mata pelajaran fisika?
b. Kalau ada, bagaimana bentuk kesulitannya?
c. Mengapa siswa mengalami kesulitan belajar?
d. Bagaimana penanganannya?
e. Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar posisinya
didistribusikan di kelas-kelas atau justru dikelompokkan menjadi 1
kelas?
f. Bentuk kerja sama dengan guru BK dalam menangani kesulitan
belajar siswa bagaimana?
g. Apakah Bapak/Ibu membuka pelajaran khusus untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar?
h. Apakah terdapat perbedaan pengajaran pada saat di kelas yang
didialamnya ada siswa yang mengalami kesulitan belajar?
i. Bagaimana perilaku siswa yang mengalami kesulitan belajar saat
pembelajaran?
j. Bagian manakah yang sering dialami pada siswa yang mengalami
kesulitan belajar? (Menganalisis, Rumus, ataukah yang lain)

2. Daftar Pertanyaan untuk Guru Bimbingan Konseling


a. Bagaimana penanganan guru BK dalam menangani siswa yang
mengalami masalah kesulitan belajar terutama dalam mata pelajaran
fisika?
b. Apa hambatan dalam menangani siswa yang mengalami masalah
kesulitan belajar terutama dalam mata pelajaran fisika?
c. Bagaimana kerjasama dengan guru fisika untuk menangani siswa yang
mengalami masalah kesulitan belajar terutama dalam mata pelajaran
fisika?
d. Adakah layanan Bimbingan Konseling khusus untuk mereka?
e. Bagaimana kondisi psikis siswa yang mengalami kesulitan belajar?

11
f. Apakah faktor yang mempengaruhi siswa yang mengalami kesulitan
belajar
g. Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar sadar bahwa dirinya
mengalami hal tersebut

3. Daftar Pertanyaan untuk Siswa yang Mudah Memahami Mata Pelajaran Fisika
a. Apakah Anda mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran
fisika?
b. Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut?
c. Apakah ada titik jenuh saat belajar fisika?
d. Apa yang dilakukan ketika menemui titik jenuh itu?
e. Apakah Anda memiliki waktu khusus untuk belajar fisika?
f. Bagaimana gaya belajar yang digunakan ketika belajar?
g. Motivasi belajar Anda itu apa?
h. Bagaimana peran guru BK dan Fisika terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar.

4. Daftar Pertanyaan untuk Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Mata


Pelajaran Fisika
a. Apa kesulitan yang kamu alami ketika belajar fisika?
b. Bagaimana cara mengatasinya?
c. Peran guru BK dan Fisika dalam menghadapi kesulitan belajar yang
kamu alami bagaimana?
d. Apa yang menyebabkan kamu mengalami kesulitan belajar?
e. Apakah dalam mata pelajaran lain Anda pun mengalami kesulitan
belajar?
f. Anda sendiri memiliki bakat dan minat dalam hal apa?

12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai