Anda di halaman 1dari 1

Banyak masyarakat yang beranggapan dengan keberadaan robot nantinya masyarakat

akan tergantikan. Sebenarnya itu tergantung dari masyarakatnya sendiri. Jika ini terjadi maka
hanya akan ada dua kemungkinan yaitu menjadi berkah atau menjadi musibah. Menjadi berkah
bila negara dan masyarakat mampu mempersiapkan diri dengan matang sehingga mampu
mengambil peluang dan mampu berinovasi industri kreatif. Serta mampu meningkatkan
produktivitas dan efesiensi dalam proses produksi yang modern sekaligus memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.

Akan menjadi musibah jika negara dan masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan sehingga menimbulkan ancaman pada pekerjaan yang sudah ada. Sehingga ancaman
kehilangan pekerjaan, tutupnya usaha karena tidak mampu bersaing, menurunnya produktivitas
dan kualitas hidup yang akan menimbulkan banyaknya pengangguran dan menurunnya
pertumbuhan ekonomi yang bisa membawa suatu negara diambang kehancuran. Berikut ini
adalah hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengahadapi kehadiran robot atau revolusi
industry 4.0.

Pertama, memperkuat SDM yang ada, urusan pekerja usia produktif Indonesia juaranya.
Ada bonus demografi yang ada di negeri kita, jumlah yang besar ini harus dimanfaatkan dengan
hal positif dalam menyambut masa depan. Ada banyak pekerjaan di masa depan yang terintegrasi
dengan teknologi, karena itulah harus ada keterampilan dan kemampuan di bidang teknologi.
Semua dimulai dari bangku sekolah serta ketersediaan internet buat semau kalangan. Ini akan
mendorong masyarakat tidak awam lagi dengan pekerjaan aneh di masa depan. Sehingga tidak
shock batin saat disrupsi terjadi.

Kedua, mengubah sistem pendidikan ke arah modern, artinya ada hubungan dunia
sekolah dengan dunia industri. Semua itu melalui program link and match kedua lini tersebut,
mulai dari kurikulum berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan
Mathematics), praktik hingga proses adaptasi dengan dunia kerja. Guru selaku kuasa di sekolah
diberikan pelatihan dan sarana dalam mendukung prosesnya ke arah teknologi. Jadi para guru
sangat melek di bidang teknologi dan bisa melihat potensi anak didiknya di masa depan sesuai
bidang industri yang ia gemari.

Ketiga, mengedepankan kolaborasi, di era saat ini bukan lagi mengedepankan kompetisi
tapi kolaborasi dengan semua pihak. Sebagai contoh adalah bisnis taxi konvensional yang harus
kalah bersaing dengan taxi online. Sebuah bisnis taxi konvensional harus punya semuanya,
dimulai dari taxi, pangkalan, driver hingga proses perizinan yang berbelit-belit.

Anda mungkin juga menyukai