Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian Nutrisi Ibu Hamil


Nutrisi ibu hamil adalah makanan yang bergizi yang dimakan oleh ibu hamil. Nutrisi
yang bagus membantu wanita menyiapkan tubuhnya untuk menjadi seorang ibu karena
proses kompleks yang terjadi selama masa kehamilan membutuhkan banyak supalin
protein, vitamin dan mineral untuk ibu dan bayi. Salah satu teori yang menjelaskan
pengaruh status nutrisi seorang ibu hamil pada janin yang dikandungnya adalah teori yang
dikenal dengan nama “Fetal Programming”.
Penyakit penyakit seperti jantung koroner, hipertensi, koleterol, gangguan toleransi
glukosa dan diabetes biasa ditemui dari para bayi yang dilahirkan oleh para ibu yang
mengalami masalah malnutrisi pada masa kehamilan.
Kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh ibu yang mana
perubahan-perubahan tersebut dalam rangka penyesuaian tubuh ibu pada keadaan
kehamilannya. Pada bulan-bulan pertama kehamilan nafsu makan berkurang,
mual,muntah kembung, dll. Gejala-gejala ini bisa terjadi pada waktu pagi atau sore hari.
Tapi gejala-gejala ini akan hilang setelah kandungan mencapai minggu ke-16.
Pada kehamilan cairan ibu bertambah dan menyebabkan pengeceran darah sehingga
ibu mudah mengalami anemia. Untuk dapat memberi makanan secara benar pada ibu
hamil perlu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan yaitu untuk
perubahan tahap pertama, tahap kedua dan tahap ketiga.
Perubahan tahap pertama adalah dua minggu setelah konsepsi. Telur yang akan
dibuahi akan melekat pada endometrium uterus dan terjadi dari sel-sel dengan cepat.
Perubahan tahap kedua yaitu pada minggu ke-2 sampai minggu ke-8 sebagian organ-
organ telah mulai terbentuk, seperti jantung, ginjal, paru, hati dan rangka. Pada tahap ini
diperlukan suplementasi bentuk vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya cacat
bawaan. Adapun Perubahan tahap ketiga yang dimulai pada minggu 8 sampai lahir
terjadi pertumbuhan janin yang cepat, serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk
mempersiapkan kelahiran dan memproduksi air susu ibu. Oleh sebab itu, suplementasi
nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori dan protein.
2. Nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil
a) Karbohidrat dan lemak
Sebagai sumber zat yang tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh
dari serealia, umbi umbian.
b) Protein
Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti
jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan
janin optimal. Protein dapat didapatkan dengan mengkonsumsi tahu, tempe,
daging, ayam, ikan, susu dan telur. Sebagai sumber zat pembangun dapat
diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang kacangan.
c) Mineral
Sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah buahan dan sayur sayuran.
d) Vitamib B kompleks
Berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara
normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji bijian, kacang kacangan, sayuran hijau,
ragi, telur dan produk susus.
e) Vitamin D
Berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi pada fetus, tetapi
yang bahkan lebih penting dibutuhkan oleh ibu untuk absorbsi kalsium dalam
jumlah yang cukup dari saluran pencernaannya. Bila ibu memiliki jumlah vitamin
ini dalam jumlah yang banyak yang besar oleh hati fetus yang akan digunakan
oleh neonatus beberapa bulan setelah kelahiran. Ini terdapat pada minyak hati ikan
kuning telur dan susu
f) Vitamin E
Mekanisme fungsi yang pasti belum diketahui, penting untuk perkembangan
awal embrio. Pada hewan percobaan jika vitamin initidak ada akan terjadi abortus
yang spontan pada usia yang muda. Berguna bagi pembentukan sel darah merah
yang sehat. Makanlah lembaga biji bijian terutama gandum, kacang kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau
g) Asam folat
Berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah
buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan
asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu
pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak,
sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
h) Zat besi
Masa kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan zat
besi. Janin yang sedang berkembang mengambil sejumlah zat besi dari ibunya
hingga 5-6 bulan setelah lahir sehingga kebutuhan akan zat besi meningkat selama
kehamilan. Kehilangan zat besi selama kehamilan cenderung menurun ketika
wanita hamil tidak mengalami menstruasi sehingga bisa menyerap zat besi dari
usus dengan lebih baik. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu
metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja
organ organ tubuh yang akhirnya akan mempengaruhi perkembangan janin.
Kekurangan zat besi umum nya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, pusing,
letih, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan
dan gangguan penyembuhan luka.
Ibu hamil banyak berisiko mengalami kekurangan zat besi dikarenakan saat
memasuki trimester kedua dan ketika ibu mengalami “hemodilusi” (pengenceran).
Hal ini terjadi karena ibu hamil memproduksi cairan lebih banyak sehingga
kebutuhan akan sel darah merahnya juga bertambah. Jumlah zat besi yang
dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimester nya. Pada trimester pertama,
tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan bagi ibu
hail yang mengalami mual dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya
dapat memperparah kondisi ini. Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan
zat besi menjadi 35 mg perhari per berat badan, kemudian bertambah menjadi 39
mg per hari per berat badan pada trimester ketiga (sama dengan mengkonsumsi 1
ptong tempe).
Beberapa jenis makanan dan kandungan zat besi
Food Serving size Iron content
¾ cup 100 percent fortified ready-to-eat
Cereal 18 milligram s
cereal
Beans 1 cup boiled kidney beans 5.2 milligram s
Spinach ½ cup boiled spinach 3.2 milligram s
Meat 3 ounces beef tenderloin 3 milligram s
Poultry 3 ½ ounces dark turkey 2.3 milligram s

i) Kalsium
Selama trimester ketiga, terjadi perpindahan sejumlah kalsium kepada janin
yang sedang memulai membentuk dan memperkuat tulang tulangnya. Jika ibu
tidak meningkatkan asupan kalsiumnya, kebutuhan kalsium bagi janin yang
sedang dalam masa pembentukan tulang ini akan diambil dari tulang ibunya.
Kalsium berperan penting dalam mekanisme pengatturan selama masa kehamilan
dan menyusui. Kalsium juga akan meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi.
Rekomendasiasupan harian atau Recommended Daily Intake (RDI) kalsium untuk
wanita hamil adalah 1.100 mg. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan
gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis. Terdapat pada susu,
yoghurt, roti, sayuran hijau, ikan, tulang yang lembut seperti salmon dan sarden,
biji bijian, tahu, jus jeruk, susu kedelai dan kacang kacangan.
Beberapa jenis makan dan kandungan kalsium
Food Serving size Calcium content
Yoghurt 8 ounces plain, low-fat yoghurt 415 milligrams
Milk 1 cup skim milk 306 milligrams

Cheese 1 ½ ounces part-skim mozzarella cheese 275 milligrams

Juice 6 ounces calcium – fortified orange juice 200 – 260 milligrams

Salmon 3 ounces canned pink ssalmon with bones 181 milligrams

Spinach ½ cup cooked cpinach 120 milligrams


100 – 1.000
Cereal 1 cup calcium – fortified ready-to-eat cereal
milligrams
j) Energi
Energi (kkal) yang dibutuhkan selama masa hamil ditentukan oleh perubahan
berat terhadap tinggi yang biasa dimiliki wanita, aktivitas fisik, dan usia. Energi
yang dibutuhkan untuk metabolisme jaringan baru adalah sekitar 80.000 kalori
sepanjang masa hamil. Hal ini berarti 300 kalori lebih banyak selama trimester
kedua dan ketiga untuk wanita dengan berat standar-terhadap tinggi. Selama
trimester pertama kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
Hal ini berarti diet ibu hamil harus seimbang dan mencangkup beraneka
makanan dalam piramida makanan, tetapi tidak perlu mengkonsumsi makanan
lebih banyak daripada makanan yang biasa dikonsumsi. Trimester terakhir
kehamilan adalah periode dimana kebanyakan pertumbuhan janin berlangsung dan
juga terjadi penimbunan simpanan lemak, besi, dan kalsium untuk kebutuhan
pertumbuhan pascanatal.
Wanita hamil yang memiliki obesitas dianjurkan untuk menggunakan berat
badan yang diinginkan atau berat antara berat saat ini dan berat yang diinginkan
sebagai patokan dalam menghitung kebutuhan energi. Untuk kebutuhan protein
yang optimal pada masa hamil, dibutuhkan masukan energi sekurang-kurangnnya
30kkal perkilogram berat badan perhari, jika tidak, protein dalam makanan akan
lebih banyak dipakai sebagai sumber energi daripada untuk sintesis organ-organ
janin dan ibu dijaringan. Kebutuhan energi pada wanita hamil berusia lebih dari
35 tahun dapat 4% lebih rendah daripada energi yang dibutuhkan wanita berusia
lebih muda.
k) Cairan
Cairan sering kali tidak dianggap sebagai salah satu nutrien, tetapi air
memainkan peran penting selama masa hamil. Air sangat penting untuk
pertukaran nutrien dan produk sampah melalui membran sel. Air adalah substansi
utama dalam sel, darah, limf, dan cairan vital tubuh lain. Air juga membantu
mempertahankan suhu tubuh. jumlah masukan cairan yang direkomendasikan
dalam tubuh sehari adalah sekitar 6 sampai 8 gelas (1500 sampai 2000ml). Air dan
juz buah merupakan dua sumber yang baik.
l) Seng
Seng adalah unsu berbagai enzim yang berperan dalam berbagai alur
metabolisme utama. Konsumsi alkohol diketahui mengganggu transfer seng
melalui plasenta dan dapat menjadi penyebab beberapa kelainan pada keturunan
yang pernah menderita sindrom alkohol janin.
m) Natrium
Metabolisme natrium berubah karena banyak interaksi hormonal yang terjadi
selama masa hamil. Kebutuhan natrium selama masa hamil meningkat. Efek
estrogen, yakni menahan air dan efek progesteron, yakni melepaskan natrium
menimbulkan suatu gambaran yang membingungkan tentang keseimbangan
elektrolit dan cairan semasa hamil.

3. Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil


a) umur, lebih muda umur ibu hamil maka energi yang dibutuhkan lebih banyak
b) Berat badan, berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata rata
untuk umur tertentu merupakan faktor menentukan jumlah zat makanan yang
harus dicukupi selama hamil.
c) Suhu lingkungan, suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37 derajat celcius
yang digunakan untuk metabolisme optimun. Lebih besar perbedaan suhu
tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang
diperlukan.

4. Peningkatan berat dan perkembangan janin


Peningkatan berat badan pada trimester kedua dan ketiga merupakan petunjuk penting
perkembangan janin. Peningkatan berat badan yang terlalu tinggi pada masa hamil
dikaitkan dengan meingkatnya insiden bayi berat badan berlebih, sehingga meningkatkan
resiko disporposi fetopelvis, risiko operasi pada proses melahirkan, trauma melahirkan,
asfiksia, dan mortalitas. Masalah ini lebih berat pada wanita yang bertumbuh pendek.
Metode yang baik untuk mengkaji peningkatan berat badan normal pada masa hamil
ialah dengan memakai hubungan antara berat terhadap tinggi wanita tersebut sebelum
hamil atau memakai BMI. BMI dihitung dengan membagi berat (dalam kilogram) dengan
tinggi (dalam meter) pangkat dua. Misalnya, seorang wanita beratnya 54kg sebelum
hamil dan tingginya 1,56m memiliki BMI sebesar 22:
54 ∶ 1,562 = 22

Kelebihan peningkatan berat ini tampaknya tidak mempengaruhi jumlah berat yang
tetap bertahan sampai periode 18 bulan setelah melahirkan.

5. Pola peningkatan berat


Kecepatan peningkatan berat yang direkomendasikan mencapai 1-2kg selama
trimester pertama dan kemudian 0,4kg perminggu untuk wanita yang memiliki berat
standar terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26). Selama trimester kedua,
peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga kebanyakan merupakan
pertumbuhan janin.
Berat badan harus dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis digrafik
peningkatan berat untuk memantau kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat
dicapai. Peningkatan lebih dari 3kg perbulan, khususnya pada minggu ke-20, dapat
mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi akibat kehamilan. Plasenta ibu,
yang tidak mendapat makanan yang adekuat, seringkali berisi lebih sedikit sel yang
ukurannya lebih kecil dan kurang mampu menyintesis nutrien yang dibutuhkan janin.
Konseling ini harus mencangkup informasi tentang komponen peningkatan badan
yang direkomendasikan dan seberapa banyak peningkatan ini akan hilang saat ibu
melahirkan. Peningkatan berat sekurang kurangnya harus sama dengan berat produk
konsepsi (janin, plasenta, cairan amnion). Berat badan lahir rendah juga berkolerasi
dengan usia ibu.
Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok
remaja dan wanita berusia lebih dari 40tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan
berat lebih rendah, bahkan jika dibandingkan dengan wanita dewasa yang mengalami
peningkatan berat badan yang sama selama hamil.

6. Penatalaksaan perawatan
Hal ini memberi kemungkinan untuk mengubah kebiasaan makan, pola hidup, dan
status berat badan sebelum mulai hamil. Akan tetapi, biasanya hal ini tidak terjadi. Nutrisi
yang optimal tidak dapat mencegah semua masalah yang mungkin selama masa hamil,
tetapi memberi dasar yang kuat untuk menopang kebutuhan ibu dan janinnya yang sedang
berkembang.
a) Pengkajian
i. Wawancara
Cara yang baik untuk memulai pengkajian nutrisi ialah dengan
meminta wanita tersebut memberi respons terhadap kuesioner, yang
meliputi bukan saja informasi asupan diet, tetapi juga sumber yang
tersedia, minuman yang dikonsumsi dan kebiasaan makan lain. Format
apapun yang dipakai, informasi berikut perlu diperoleh:
 Kebiasaan makan, termasuk riwayat diet dengan mengingat
asupan makanan selama 24jam terakhir dan makanan yang
sering dikonsumsi.
 Analisis asupan makanan dengan memakai pedoman piramida
makanan
 Skrining untuk mendeteksi masalah lain
 Penggunaan alkohol, obat terlarang, rokok, kopi
 Sikap terhadap peningkatan berat badan
 Status emosi dalam menghadapi kehamilan
 Perubahan berat badan signifikan yang baru terjadi
 Hamil diusia remaja
 Hamil dengan janin kembar
 Rencana pembiayaan makan ibu untuk bayinya
ii. Uji laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit adalah tes praktis yang dilakukan dalam
perawatan prenatal rutin. Skrining umum untuk mendeteksi diabetes
gestasional penting dilakukan pada semua wanita hamil. Tes ini dilakukan
pada minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan. Wanita yang hasil tesnya posistif
harus dirujuk ke ahli gizi terdaftar untuk mendapat penatalaksanaan
nutrisi.
iii. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus meliputi pemeriksaan payudara untuk
mengidentifikasi masalah seperti inversi puting, yang perlu dibahas bila
ibu berniat menyusui bayinya. Setiap masalah medis yang memiliki
implikasi terhadap nutrisi, seperti diabetes perlu diidentifikasi.
Informasi tentang penggunaan obat obatan serta suplemen vitamin dan
mineral juga harus ditanyakan. Sebagian besar gangguan klinis akibat
gangguan nutrisi yang ditemukan selama masa reproduksi adalah karies
dan peridontitis.
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan terkait nutrisi yang sering muncul pada pengkajian
meliputi hal berikut:
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

Anda mungkin juga menyukai