TUGAS BESAR
PROFIL EKONOMI KABUPATEN SOLOK
Fidel Miro, SE. MSTr
YOVHI JUWENDRICO
1310015311010
Kabupaten Solok memiliki banyak sungai dan danau yang terkenal dengan pesona kei
ndahan alamnya. Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu Gunung Talang. D
ilihat dari sudut pandang letaknya, Kabupaten Solok memiliki posisi yang sangat stategis kar
ena dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera dan daerahnya berbatasan langsung dengan Kota Pa
dang selaku ibukota Propinsi Sumatera Barat.
Aspek Geografis dan Administrasi Luas wilayah Kabupaten Solok sekitar 373.800
ha (3.738,km2). Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara 00032’14’’
dan 01046’45” Lintang Selatan dan 100025’00” dan 101041’41” Bujur Timur.
Kabupaten Solok memiliki banyak danau yang terkenal dengan pesona keindahan ala
mnya. Di antara danau danau tersebut, yang terluas adalah Danau Singkarak, diikuti oleh
Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah), dan Danau Talang. Kabupeten Solok
posisinya sangat stategis karena selain dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera juga daerahnya
berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku Ibukota Propinsi Sumatera Barat. Batas‐batas
wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:
Secara umum kabupaten Solok beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 18
0 C hingga 300 C, di mana dapat ditemui daerah berhawa panas, sedang, dan dingin
dengan ketinggian antara 400 m sampai 1.700 m di atas permukaan laut. Daerah yang memp
unyai ketinggian antara 400 – 500 m di atas permukaan laut meliputi sekitar 37%, yang bera
da pada ketinggian 500 – 1000 m meliputi sekitar 34%, dan berada pada ketinggian 1000 m s
ampai 1.700 m di atas permukaan laut sekitar 29%.
Dengan topografi yang tidak rata, Kabupaten Solok memiliki empat buah danau yaitu:
Danau-danau itu adalah jadi sumber hidup petani sebagai sumber pengairan sawah,
nelayan yang memanfaatkan potensi perikanan, juga merupakan aset wisata bagi para
wisatawan mancanegara maupan domestik.
Wilayah Kabupaten Solok memiliki curah hujan berbeda, curah hujan tertinggi terdap
at di Kecamatan Sungai Pagu (5.774 mm) dengan hari hujan 153 hari dalam setahun, dan ter
endah di Saningbakar (1.189 mm) dengan jumlah hari hujan rata‐rata 99 hari per‐tahun.
Perbedaan iklim yang cukup tajam antara satu kawasan dengan kawasan lain membua
t kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Solok bagian utara yang rata‐rata lebih
rendah, tanahnya juga tidak terlalu subur, berbatu, dan kering membuat penduduknya lebih
banyak merantau meninggalkan kampung halamannya, misalnya Kecamatan IX Koto Sungai
Lasi, X Koto Diatas, X Koto Singkarak dan Junjung Sirih. Sementara di bagian tengah arah ke
selatan terletak pada dataran tinggi, bercurah hujan tinggi dan tanahnya lebih subur, mulai dari
Kecamatan Gunang Talang, Lembah Gumanti, dan Lembang Jaya.
2. Penggunaan Lahan
Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2011 sebanyak 38.88% wila
yah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan 15.99% berstatus hutan rakyat. Seda
ngkan yang diolah rakyat untuk ladang dan kebun sebanyak 10.37%, dan yang dikelol
a oleh perusahaan perkebunan sebanyak 2.18%. Pemanfaatan lahan untuk sawah lebih kuran
g 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat.
Sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2011 areal sawah terl
uas di Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Kubung dan Kecamatan Bukit Sundi.
1. Struktur Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku
pada tahun 2016 adalah sebesar 11,04 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada
tahun 2010 yang mencapai 6,17 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan
sebesar 4,87 triliun rupiah. Bila ditelaah menurut sektor ekonomi/lapangan usaha, secara
keseluruhan kegiatan perekonomian di Kabupaten Solok menunjukkan adanya peningkatan
yang cukup bervariasi. Kabupaten Solok yang merupakan wilayah agraris memposisikan
sektor pertanian sebagai sektor ekonomi andalan dengan nilai tambah sekitar 2,39
triliun rupiah pada tahun 2010, dan sebesar 4,19 triliun pada tahun 2016. Selain itu, sektor
pertanian juga merupakan sektor pertama yang paling besar peningkatannya di antara
sektor ekonomi lainnya. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan sektor
pertanian pada tahun 2010, kenaikan nilai tambah yang dihasilkan adalah sebesar Rp 1,57
triliun.
2. Potensi Perekonomian
Bagi Kabupaten Solok, pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besa
r bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Pertanian di Kabupaten Solok dibagi ke dalam lima sub
‐
sektor, di antaranya: tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan, perikanan,
dan peternakan. Setiap sub sektor tersebut memiliki komoditas unggulan yang mempunyai
prospek perkembangan yang baik di masa yang akan datang.
Padi dan jagung merupakan tanaman pangan yang dominan. Tanaman padi yang diusa
hakan Kabupaten Solok adalah tanaman padi sawah, dengan jumlah produksi pada tahun 2016
sebesar 304.124,40 ton. Produksi terbesar tanaman padi sawah ini terdapat di Kecamatan
Gunung Talang yaitu 58.498,10 ton, sedangkan untuk jumlah produksi paling sedikit adalah
sebesar 173,30 ton di Kecamatan Danau Kembar
Location Quotient (LQ) adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri
basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang
bersangkutan, maka penjualankeluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah.
Secara umum metode LQ dapat diformulasikan sebagai berikut:
LQ= (Vik/Vk) / (Vip/Vp)
Keterangan :
Vik : Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupaten/kota misalnya) dalam
pembentukan produk domestik regional riil (PDRR) daerah studi k.
Vk : Produk Domestik Regional Bruto total semua sector di daerah studi k.
Vip : Nilai output (PDRB) sektor i daerah referensi p (provinsi misalnya) dalam
pembentukan PDRR daerah referensi p.
Vp : Produk Domestik Regional Bruto total semua sector di daerah studi p.
LQ > 1 : Daerah j lebih berspesialisasi dalam memproduksi sektor i dibandingkan sektor i
nasional
LQ < 1 : Daerah j tidak berspesialisasi dalam memproduksi sektor i dibandingkan sektor i
nasional
LQ = 1 : Baik daerah j maupun nasional sama derajatnya dalam memproduksi sektor i.