Anda di halaman 1dari 48

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI


Nomor :

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN TAHUN 2019

Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang berada di rumah sakit


perlu dijaga kelestariannya sehinggga tetap mampu
menunjang pelaksanaan kegiatan di dalam serta disekitar
rumah sakit;

b. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam rumah


sakit ada yang menggunakan bahan berbahaya dan
beracun serta menghasilkan limbah bahan berbahaya
dan beracun;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam butir b, perlu ditetapkan suatu
Panduan tentang pengelolaan bahan dan limbah bahan
berbahaya dan beracun;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada konsideran


butir b dan c, perlu ditetapkan Peraturan Direktur
Tentang Pemberlakukan Panduan Pengelolaan Bahan
dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB.
KARIMUN;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087


/Menkes/SK/I/III/2010 tentang Standart Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah sakit;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang


Kesehatan Kerja;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85


tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 13 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

7. Undang – Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;

9. Peraturan Pemerintah No. 85 Junto No. 18 Tahun 1999


tentang Pengelolaan Limbah B3;

10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008


tentang Tata Cara Pemberian Simbol Bahan Berbahaya
dan Beracun;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MUHAMMAD SANI TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN
BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN TAHUN 2019.

KESATU : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan


Berbahaya Dan Beracun di RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN
sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu, tercantum
dalam lampiran Peraturan ini.

KEDUA : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan


Berbahaya Dan Beracun di Rumah Sakit ini harus
dibahas sekurang-kurangnya 3 ( tahun ) sekali dan
apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan yang ada.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan
diadakan perbaikan sebagaiman mestinya.

Ditetapkan di Tanjung Balai Karimun


Pada Tanggal 2019
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUHAMMAD SANI KABUPATEN KARIMUN

dr. ZULHADI, MPH


NIP. 19760101 200502 1 005
PANDUAN PENGELOLAAN
BAHAN SERTA LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN

BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani Kab. Karimun


adalah semua area didalam dan diluar gedung yang merupakan tempat
kegiatan dan aktifitas Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani Kab.
Karimun sesuai batas wilayah dan area Rumah Sakit Umum Daerah
Muhammad Sani Kab. Karimun.
2. Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area
Rumah Sakit tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan
masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko
obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai pengobatan,
rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga
kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap
lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan
menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen
dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan
eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran.
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai
yang karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam
udara yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana
sebagai kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood,
meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam
melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup
panduan tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Radiologi
6. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
7. Instalasi Rawat Intensif
8. Instalasi Laboratorium
9. Unit Hemodialisa
10. Gudang

BAB III
TATA LAKSANA
A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan
berbahaya dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi
B3, pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3
penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart operasional prosedur
penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh
izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan


meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

(Lihat SPO masing masing kegiatan )

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti
dalam lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka
cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa
oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APB Barang termasuk didalamnya
adalah Perbekalan Farmasi)
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari
obat, bahan bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis
dari penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan
Barang/Jasa RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB.
KARIMUN

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana
dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan
lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300
m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam
& lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar
tidak roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd
atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbol dan / label B3 (Label isi,
safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan
pertama
1. Penyimpanan B3 golongan gas Medis

Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


2. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
3. Kondisi ruangan
1. Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
2. Pengaturan suhu/panas/ cahaya
a) Suhu sejuk dan kering
b) Hindari cahaya langsung matahari
c) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
d) Hindarkan kenaikan suhu
3. Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
4. Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya
gas Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa
tiupan angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis
dan tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban
langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
5. Penyimpanan B3 Explosif (Mudah Meledak)

1) Pewadahan dan penandaan


Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti
sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal
petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
c. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
& akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
(2) Pengaturan udara
ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
d. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
e. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan
SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja
terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah
sisa B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila
terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau
merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil
menunggu pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama
yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) . Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan
kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada
petugas , sarana dan lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju
ketempat pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari
tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa
ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2
x 24 jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan
pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau
ketidaknormalan psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur
anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk
melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas yang
dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang
sebagai akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang
membatasi atau mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang
normal untuk ukuran orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil
langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban
setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat;
dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar;
yang diakibatkan oleh B3.
6. Panduan penanganan tumpahan B3
a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan
karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum
pahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat
menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran
dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta
menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang
tumpah , sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko
tumpahan dan mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan
yang bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila
terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan
air, sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
10)Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan
kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya,
selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung
tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu
pelindung)
d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber
air terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian
yang terkontaminasi
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air
(bila mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat
petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi
diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan
kimia yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak
menghirupnya)
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Poli Pegawai
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya
pada Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata
dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20
menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak
mengenai mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan
Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis
lebih jauh Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3
Rumah Sakit melalui Poli Pegawai
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada
pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia
dalam wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari
barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak
dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha
perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat
B3 dan dilengkapi penutup.
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk
lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
b. Panduan Umum pemasangan Simbol
1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya
dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah
ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang
dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol


b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan
dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk
dipasang di kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis
simbol B3
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),
sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb)
berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada
suhu dan tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak
dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada
lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan
banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan
bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah
terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),


sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperature ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC
dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC
(140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC
dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya
kebakaran melalui gesekan, penyerapan uaair atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik.
Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point
Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana


gambar (4).

Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan
tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat
beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun
gas yang jika terjadi kontak atau melalu inhalasi ataupun oral
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana


gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah
Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk
atau pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi
pada kulit; dan/atau
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),
sebagaimana gambar (7).

Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif


(corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE
1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur
pengujian 55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat
asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang
bersifat basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar (8).

Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna
hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan
kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya
lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon
(misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan
(misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,


teratogenik dan mutagenik (carcinogenic,
tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna
putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka
pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas
bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah.Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna
hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan
yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran
c. Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol
lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa
bahan berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya,
dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih
besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan warna
simbolyang dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus
dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan
dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan
kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus
mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas
dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta
garis tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana
gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

8. Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSM dikirim ke pihak ketiga
yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan
kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan
pengecoran dengan spesi semen dan pasir.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil
proses yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg
disiapkan atau tempat sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Untuk zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan
aman tidak lebih ambang
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg
sesuai. Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada
pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram
per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada
pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan
Kepala instansi yang bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai
dengan bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah
B3
BAB VI
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3,
penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan
sebagai bukti bahwa RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB.
KARIMUN melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.
BAB V
PENUTUP

Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN melakukan penanganan B3
yang diperlukan dalam pelayanan medis dan limbah B3 yang dikeluarkan akibat dari
proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.:
74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan atau
peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) agar tidak menjadi sumber polusi dan
penularan penyakit sehingga dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan,
keselamatan manusia serta perlindungan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini
sekaligus bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi
petugas yang ada dilingkungan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI
KAB. KARIMUN.
Lampiran 1.
Lampiran 1

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN


FORM PELAPORAN KECELAKAAN KARENA B3

1. Unit terjadinya kecelakaan :

2. Yang terlibat dalam kecelakaan :

3. B3 yang menyebabkan kecelakaan:

4. Kecelakaan yang terjadi :

5. Kronologi terjadi kecelakaan :


Lampiran 2
LOKASI B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN

No Lokasi B3 B3 Kandungan Simbol Keterangan


1 Instalasi Farmasi, Alkohol 70% Sangat mudah menyala
Kamar Operasi,
klinik Gigi

2 Instalasi Farmasi, Atropin Mengiritasi mata, kulit, pencernaan


Kamar Operasi, IGD dan pernapasan

3 Instalasi Farmasi, Hydrogen Mengiritasi mata, kulit, pencernaan


Kamar Operasi peroxide 3% dan pernapasan

4 Gudang Farmasi, Oksigen Mengoksidasi, jika kontak dengan


Kamar Operasi, bahan yang dapat menimbulkan
Ruangan api.
Perawatan, IGD, IRJ
5 Kamar Operasi, Formalin Mengiritasi mata, pencernaan, kulit.
Kamar Sterilisasi (Formaldehyd Korosif bagi mata, kulit, dan
e solution karsinogenik
37%)

6 Kamar Sterilisasi Paraformalde Mengiritasi dan korosif pada kulit


hyde dan mata

7 Kamar Operasi Hibiscrub Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata dan


gluconate 4% b/v pernapasan
setara dengan
Chlorhexidine
gluconate 2% b/v
8 Instalasi Farmasi Microshield Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata dan
gluconate 2% b/v pernapasan
9 Kamar Operasi Hillon Methyl methacrylate Sangat mudah menyala
Monomer

10 Kamar Operasi, Ethylchloride Mudah Menyala


Instalasi Farmasi

11 Kamar Operasi, Presept Troclosene Sodium Mengoksidasi jika kontak dengan


Instalasi Farmasi, (NaDCC) bahan yang menghasilkan api.
Jika kontak dengan asam liberat
House Keeping
menyebabkan gas yang beracun.
Mengiritasi mata dan saluran
\
pernapasan. Sangat berbahaya
bagi oraganisme air.

12 Kamar Sterilisasi, Cydex Opa ortho-Phthalaldehyde Mengiritasi mata, kulit dan


Kamar Operasi (1,2– pernapasan.
Kontak langsung dengan kulit
benzenedicarboxalde
menyebabkan perubahan warna
hyde
sementara.
13 Kamar Sterilisasi, Stabimed Laurylpropylene Korosif, mudah menyala,
Klinik Gigi, Kamar diamine berbahaya jika tertelan,
Operasi menyebabkan luka terbakar saat
kontak dengan mata.

14 Laundry Detergent Menyebabkan iritasi kulit, iritasi


alkali ( 9L) serius pada mata, dapat pula
mengiritasi pernapasan. Beracun
bagi kehidupan dalam air untuk
efek yang lama.
15 Laundry Bleach Klorin Korosif dan beracun bagi kehidupan
( 10 L )
dalam air untuk efek yang lama.

16 Laundry Softener Dimethyl ammonium Berbahaya jika tertelan, dan


chloride menyebabkan iritasi pada mata
17 Laboratorium Xylol Sangat mudah sekali menyala

18 Laboratorium Alkohol 90% Sangat mudah menyala

19 Laboratorium Wright’s stain Mengiritasi kulit, mata, pencernaan


dan pernapasan.

20 Laboratorium Methanol Mengiritasi kulit, mata, pencernaan


dan pernapasan.
Teratogenik mungkin pada
manusia.
21 Laboratorium Immersion Oil Benzyl Benzoate Berbahaya jika ditelan, beracun
bagi organisme air mungkin karena
efek yang lama.

22 Laboratorium Kalium Iodida Mengoksidasi, jika kontak dengan


bahan yang dapat menimbulkan
api.
Berbahya jika ditelan.
Resiko serius jika terjadi kerusakan
mata.
Mengiritasi pernapasan dan kulit.
23 Laboratorium Sulfa Lyzer Sodium Lauryl Sulfat Mengiritasi kulit, mata, pencernaan
dan pernapasan

24 Laboratorium Stromatolyser Ethylene Glycol Irritant


-4DS Dye  Methanol

25 Radiologi, Klinik Gigi Fixer  Ammonium Mengiritasi mata


Thiosulphate
 Air
26 Radiologi, Klinik Gigi Developer  Diethylenetriamine Dapat mengiritasi saluran
Pentaacetic Acid Na5 pernapasan. Berbahaya jika
 Hydroquinone tertelan karena menyebabkan rasa
 Pottasium Carbonate tidak nyaman. Menyebabkan iritasi

 Air kulit dan paparan yang lama


menyebabkan iritasi yang parah.
27 Radiologi Barium Sulfat Mengiritasi kulit, mata, pencernaan
dan pernapasan. Toksik terhadap
organ target, paparan yang lama
menyebabkan kerusakan organ.

28 Instalasi Farmasi, Baygon Mudah menyala


Radiologi,
laboratorium

29 Kamar operasi, Softaman  Ethanol Mudah terbakar, Beresiko


Instalasi Farmasi,  Propanolol menyebabkan kerusakan serius
Laboratorium, Klinik pada mata.
Gigi, Laundry, IGD

30 Klinik Gigi Arsen Berbahaya dalam kasus


pencernaan dan pernapasan.
Mengiritasi jika kontak dengan kulit,
mata dan pernapasan
31 Klinik Gigi Eugenol Dapat mengiritasi jika kontak
langsung dengan kulit, mata,
pencernaan dan pernapasan.

32 Klinik Gigi Formocresol Sangat mudah sekali korosif


dengan kulit jika terjadi kontak.
Toksik, dapat berakibat fatal jika
diserap oleh tubuh.
Bebahaya jika dihirup.
Menyebabkan efek yang tidak
dapat kembali, berakibat
karsinogenik.

33 Klinik Gigi Spritus Methyl Alkohol Mudah menyala

34 House Keeping Karbol Sangat mudah menyala dan korosif


LAMPIRAN 3
LAPORAN DAFTAR B3 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUHAMMAD SANI KAB. KARIMUN DAN PENYIMPANANNYA

UNIT TEMPAT PENYIMPANAN DI SESUAI


NO NAMA B3 SIMBOL B3 STANDAR PENYIMPANAN
KERJA UNIT KERJA STANDAR
1 Instalasi Hydrogen Rak obat bagian bawah, untuk Harus disimpan di tempat yang
Farmasi peroxide 3% pemakaian obat luar, tersedia dilengkapi dengan sumber air untuk
wastafel mencuci.
Alkohol 70% Penyimpanan pada rak depan, Harus disimpan di tempat terpisah dari
OTC, tidak dipisahkan dengan tempat penyimpanan perbekalan
sediaan farmasi yang lain, jauh farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Sangat mudah
dari Apar terjadi kebakaran, tahan gempa dan
menyala
dilengkapi dengan pemadam api.
Atropin Rak obat bagian injeksi, Harus disimpan di tempat yang
tersedia wastafel dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Microshield Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang
pemakaian luar, tersedia dilengkapi dengan sumber air untuk
wastafel mencuci.
Ethylchloride Belum dipisahkan dari rak obat Harus disimpan di tempat terpisah dari
farmasi. tempat penyimpanan perbekalan
farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Mudah Menyala
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada bagian terpisah Harus disimpan ditempat yang sejuk
dengan obat oral, suhu ruangan dan mendapat petukaran udara yang
normal, ada pertukaran udara baik. Tersedia tempat untuk mencuci.
yang baik, tersedia wastafel.

Baygon Terpisah dari rak obat. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan
farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Mudah Menyala
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Softaman Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang
pemakaian luar. Tersedia dilengkapi dengan sumber air untuk
wastafel pada ruangan. mencuci.
2 Gudang Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, Harus disimpan ditempat yang sejuk
Logistik suhu ruangan normal, tidak ada dan mendapat petukaran udara yang
pertukaran udara yang baik baik

2 Kamar Alkohol 70% Penyimpanan rak Depo farmasi Harus disimpan di tempat terpisah dari
Operasi di KO, terpisah dari obat dan tempat penyimpanan perbekalan
alkes yang lain. Sudah tersedia farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Apar di KO terjadi kebakaran, tahan gempa dan
Sangat mudah
dilengkapi dengan pemadam api.
menyala
Atropin Rak obat bagian injeksi, Harus disimpan di tempat yang
tersedia wastafel dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Hydrogen Rak obat Depo Farmasi di KO, Harus disimpan di tempat yang
peroxide 3% tersedia wastafel dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, Harus disimpan ditempat yang sejuk
suhu ruangan normal, ada dan mendapat petukaran udara yang
pertukaran udara yang baik baik

Formalin Disimpan pad rak yang Harus disimpan di tempat yang


(Formaldehyde dipisahkan, pada tempat sejuk, dilengkapi dengan sumber air untuk
solution 37%) mendapat pertukaran udara mencuci.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
yang baik, tidak kena sinar
mendapat pertukaran udara yang baik,
matahari langsung dan jauh
tidak kena sinar matahari langsung dan
dari sumber panas.
Tersedia wastafel pada jauh dari sumber panas
ruangan.

Hibiscrub Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang


wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Hillon Penyimpanan rak Depo farmasi Harus disimpan di tempat terpisah dari
di KO, terpisah dari obat dan tempat penyimpanan perbekalan
alkes yang lain. Sudah tersedia farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Sangat mudah
Apar di KO terjadi kebakaran, tahan gempa dan
menyala
dilengkapi dengan pemadam api.
Ethylchloride Penyimpanan rak Depo farmasi Harus disimpan di tempat terpisah dari
di KO, terpisah dari obat dan tempat penyimpanan perbekalan
alkes yang lain. Sudah tersedia farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Mudah Menyala
Apar di KO terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada ruangan dengan Harus disimpan ditempat yang sejuk
suhu normal, ada pertukaran dan mendapat petukaran udara yang
udara yang baik baik
Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang
wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Softaman Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang
wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Stabimed Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang
wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
Tersedia Apar.
mencuci.
Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan
Mudah Menyala farmasi lain, mudah dilokalisir bila
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
3 Kamar Formalin Disimpan pad rak yang Harus disimpan di tempat yang
Sterilisasi (Formaldehyde dipisahkan, pada tempat sejuk, dilengkapi dengan sumber air untuk
solution 37%) mendapat pertukaran udara mencuci.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
yang baik, , tidak kena sinar
mendapat pertukaran udara yang baik,
matahari langsung dan jauh
tidak kena sinar matahari langsung dan
dari sumber panas.
Tersedia wastafel pada jauh dari sumber panas
ruangan.

Paraformaldehyd Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang


e wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang
wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
dan mencuci.
Stabimed Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang
wastafel pada ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
Tersedia Apar.
mencuci.
Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan
farmasi lain, mudah dilokalisir bila
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.

Detergent Alkali Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang


(9L) ruangan. Limbah langsung dilengkapi dengan sumber air untuk
diolah di IPAL mencuci.
Bleach Klorin Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
( 10 L )
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
4 Laundry

Softener ( 14 Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang


L) ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
5 Laboratoriu Xylol Letak Apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
m ruangan. tempat penyimpanan perbekalan
lainnya, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Alkohol 90% Letak Apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan
lainnya, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.

Wright’s stain Tersimpan terpisah dari reagen Harus disimpan di tempat terpisah dari
lab yang lain. Letak Apar tidak tempat penyimpanan perbekalan
jauh dari ruangan. lainnya, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas
Immersion Oil Ruangan adalah tempat yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
sejuk, mendapat pertukaran mendapat pertukaran udara yang baik,
udara yang baik, tidak kena tidak kena sinar matahari langsung dan
sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas
jauh dari sumber panas

Methanol Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang


ruangan. Ruangan adalah dilengkapi dengan sumber air untuk
tempat yang sejuk, mendapat mencuci.
pertukaran udara yang baik, Harus disimpan di tempat yang sejuk,
tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik,
langsung dan jauh dari sumber tidak kena sinar matahari langsung dan
panas jauh dari sumber panas
Sulfa Lyzer Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.

Stromatolyser- Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang


4DS Dye ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.

Softaman Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang


ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan
farmasi lain, mudah dilokalisir bila

Mudah Menyala terjadi kebakaran, tahan gempa dan


dilengkapi dengan pemadam api.
Fixer Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
6 Radioloogi
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Developer Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. Ruangan adalah dilengkapi dengan sumber air untuk
tempat yang sejuk, mendapat mencuci.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
pertukaran udara yang baik,
mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak kena sinar matahari
tidak kena sinar matahari langsung dan
langsung dan jauh dari sumber
jauh dari sumber panas.
panas.
Barium Sulfat Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. Ruangan adalah dilengkapi dengan sumber air untuk
tempat yang sejuk, mendapat mencuci.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
pertukaran udara yang baik,
mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak kena sinar matahari
tidak kena sinar matahari langsung dan
langsung dan jauh dari sumber
jauh dari sumber panas.
panas.
Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan
farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Mudah Menyala terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Softaman Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Klinik Gigi Arsen Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
Ruangan adalah tempat yang
mencuci.
sejuk, mendapat pertukaran Harus disimpan di tempat yang sejuk,
udara yang baik, tidak kena mendapat pertukaran udara yang baik,
sinar matahari langsung dan tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas jauh dari sumber panas.
Eugenol Tersedia wastafel pada Harus disimpan di tempat yang
ruangan. dilengkapi dengan sumber air untuk
mencuci.
Formocresol Ruangan adalah tempat sejuk, Harus disimpan di tempat yang
mendapat pertukaran udara dilengkapi dengan sumber air untuk
yang baik, tidak kena sinar mencuci.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
matahari langsung dan jauh
mendapat pertukaran udara yang baik,
dari sumber panas.
Tersedia wastafel pada tidak kena sinar matahari langsung dan
ruangan. jauh dari sumber panas

Spritus Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
6 House
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan
Keeping
farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Mudah Menyala
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
dilengkapi dengan pemadam api.
Presept Suhu ruangan normal, ada Harus disimpan ditempat yang sejuk
pertukaran udara yang baik, dan mendapat petukaran udara yang
tersedia wastafel. baik. Tersedia tempat untuk mencuci.

Karbol Tersedia wastafel untuk Harus disimpan di tempat terpisah dari


mencuci pada ruangan. Letak tempat penyimpanan perbekalan
apar tidak jauh dari ruangan. farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Sangat Mudah
terjadi kebakaran, tahan gempa dan
Menyala
dilengkapi dengan pemadam
api.Tersedia tempat untuk mencuci.

Anda mungkin juga menyukai