Sering kali kita melihat kondisi permukaan busi mobil atau motor namun
tidak tahu arti dari kondisi busi setelah digunakan, berikut beberapa kondisi busi dan
artinya :
Isolator berwarna kuning sampai coklat muda, puncak isolator bersih. Permukaan
rumah isolator kotor berwarna coklat muda sampai abu-abu. Hal ini berarti kondisi
dan penyetelan motor baik!
2. Elektroda-elektroda terbakar
pada permukaan isolator menempel partikel-partikel yang mengkilat, isolator
berwarna
putih atau kuning, itu berarti busi menjadi terlalu panas karena :
Campuran bahan bakar terlalu kurus
Kualitas bensin terlalu rendah
Saat pengapian terlalu awal
Jenis busi terlalu panas
5. Elektroda-elektroda aus serta warna kotoran pada isolator kuning sampai coklat
muda
Hal ini merupakan keausan biasa. Gantilah busi dengan yang baru sesuai jenis busi
yang
digunakan mobil / motor anda.
SEMOGA BERMANFAAT.
Untuk pemeriksaan kabel busi pada mobil langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Lepas kabel busi dari tutup distributor dan busi. Dalam pelepasan kabel busi ini harap
diperhatikan jangan menarik kabelnya, sebab akan merusak konduktor yang berada di dalam
kabel busi. Peganglah bagian kepala / ujung dari kedua kabel busi tersebut.
2. Setel multitester pada pengukuran ohm. Dan untuk skala pembacaan kilo ohm.
5. Jika hasil pengukuran kabel busi lebih dari 25 kilo ohm, maka kabel busi sudah rusak atau
putus. Tetapi jika kurang dari 25 kilo ohm, artinya kabel busi dalam kondisi baik.
6. Lakukan hal yang sama untuk memeriksa kabel busi yang lainnya.
Cara paling mudah untuk menentukan apakah kabel busi putus atau tidak adalah dengan cara
memeriksa loncatan bunga api yang terjadi di kabel busi. Langkahnya adalah :
3. Dekatkan ujung terminal kabel busi tersebut ke bodi mesin/ massa. Ingat jangan tempelkan
terminal tersebut ke massa, tapi beri jarak sekitar 1 cm. Jika terlalu jauh atau menempel ke
massa, maka tidak akan terjadi loncatan bunga api listrik.
4. Starter mesin, dan perhatikan apakah terjadi loncatan bunga api dari terminal kabel busi ke
massa.
5. Kalau tidak terjadi loncatan bunga api, maka cek dulu kabel busi yang lain seperti cara di atas.
Jika kabel busi yang lain terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan bahwa kabel busi
yang anda periksa pertama tadi putus, atau mungkin kendor sambungannya ke tutup
distributornya.
6. Selain memeriksa terjadi atau tidaknya loncatan bunga api listrik di terminal busi ke massa.
Perhatikan juga warna loncatan bunga api tersebut. Jika berwarna biru, berarti baik. Tapi bila
berwarna biru keunguan atau bahkan ungu, kemungkinan kabel busi anda sudah tidak baik
menghantarnya.
7. Jika kabel putus atau sudah tidak baik menghantarnya, maka perbaikannya adalah mengganti
kabel busi tersebut.
Kabel busi yang putus tidak dapat dilihat dengan mata. Untuk memastikan kondisinya maka harus
dilakukan pengukuran dengan multitester. Kabel busi yang putus akan membuat suplai listrik ke busi
putus. Akibatnya busi tidak menyala. Jika hanya 1 kabel busi yang putus, maka 1 busi yang mati. Dan
biasanya mesin masih dapat menyala, namun pincang. Maksudnya pincang adalah satu silinder tidak
menghasilkan langkah usaha. Hal ini menimbulkan getaran yang besar pada mesin. Tenaga mesin pun
terasa berat. Demikian pula kabel busi yang sudah tidak baik menghantarnya akan membuat suplai
listrik ke busi berkurang, pembakaran di dalam silinder tersebut menjadi kurang maksimal.
Dampaknya pun terasa mesin pincang, dan tenaga mesin menurun.
Busi merupakan bagian dari komponen sistem pengapian. Busi berfungsi untuk
menghasilkan percikkan bunga api pada celah elektrodanya. Seperti yang sudah diketahui,
syarat terjadinya pembakaran yaitu ada tiga unsur yaitu adanya bahan bakar, udara dan api.
Untuk menghasilkan tenaga mesin yang optimal salah satunya dengan memperbaiki sistem
pengapiannya agar bunga api yang dihasilkan pada busi baik (besar) yang nantinya
digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara baik sehingga akan
mengahasilkan tekanan pembakaran yang optimal.
Celah busi perlu diperiksa dan disetel agar percikkan bunga api yang dihasilkan oleh busi
baik. Celah atau gap pada memiliki standar, standar celah busi harus disesuaikan dengan
standar pabrik (standar celah busi atau gap busi pada umumnya 0,7 mm - 0,8 mm).
Penyetelan celah busi yang tidak tepat atau salah dapat menyebabkan beberapa masalah
yaitu :
Celah busi dapat bertambah besar akibat terjadinya keausan, sehingga pemeriksaan celah
busi saat melakukan servis kendaraan harus dilakukan. Selain itu, pemeriksaan busi kepala
busi terhadap kerak, kotoran, karbon dan lain-lain juga harus dilakukan agar kinerja busi
dapat optimal. Jika kinerja busi optimal maka tenaga yang dihasilkan oleh mesin juga akan
optimal.