0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Prosedur pengujian mikroba Salmonella sp. dan Escherichia coli pada ikan asin meliputi:
1. Pengambilan sampel ikan asin sebanyak 1 kg dari pasar lokal
2. Pengujian awal untuk menentukan keberadaan kedua mikroba pada sampel
3. Isolasi dan identifikasi koloninya, termasuk uji biokimia dan serologi untuk memastikan spesiesnya
Prosedur pengujian mikroba Salmonella sp. dan Escherichia coli pada ikan asin meliputi:
1. Pengambilan sampel ikan asin sebanyak 1 kg dari pasar lokal
2. Pengujian awal untuk menentukan keberadaan kedua mikroba pada sampel
3. Isolasi dan identifikasi koloninya, termasuk uji biokimia dan serologi untuk memastikan spesiesnya
Prosedur pengujian mikroba Salmonella sp. dan Escherichia coli pada ikan asin meliputi:
1. Pengambilan sampel ikan asin sebanyak 1 kg dari pasar lokal
2. Pengujian awal untuk menentukan keberadaan kedua mikroba pada sampel
3. Isolasi dan identifikasi koloninya, termasuk uji biokimia dan serologi untuk memastikan spesiesnya
Adapun prosedur kerja dari praktikum Mikrobiologi Pangan Ikani ini
adalah sebagai berikut : 1. Mengambil sampel ikan asin sebanyak 1 kg yang dibeli di pasar Baruga, Kendari. 2. Membawa sampel ikan asin ke Balai Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu (BKIPM) Kota Kendari untuk menguji mikroba patogen (Salmonella sp. dan Escherichia coli) pada ikan asin. 3. Menimbang sampel ikan asin sebesar 25 gram sebanyak dua kali untuk mikroba patogen (Salmonella sp. dan Escherichia coli). Kemudian memasukkan sampel yang selesai ditimbang kedalam plastik steril dan membuat tanda dengan menulis nama bakteri Salmonella sp. dan Escherichia coli. Selanjutnya melakukan pengujian bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. 4. Prosedur pengujian bakteri Escherichia coli, yaitu sebagai berikut: a) Menghomogenkan sampel ikan asin dalam plastik steril selama 2 menit dengan menambahkan larutan Butterfield’s Phosephate (BFP) sebanyak 225 ml. Kemudian memasukkan kedalam alat stomacher selama 140 detik. b) Melakukan pengujian pertama yaitu menentukan APM (Angka Paling Memungkinkan), kemudian menyediakan rak tabung reaksi dan tabung reaksi sebanyak 9 buah dengan kode (10-11, 10-12, 10-13, 10-21, 10-22, 10-23, 10-31, 10-32, 10-33). c) Menyalakan bunsen dan menyediakan micropippet, memasukkan sampel ikan pindang yang selesai dihomogenkan kedalam tabung reaksi menggunakan alat micropippet 1 ml dan setiap tabung reaksi harus melakukan pembakaran dengan bunsen diujung bibir tabung reaksi pada saat mau membuka dan menutup tabung reaksi dan menaruh didalam rak tabung reaksi. Didalam tabung reaksi sudah berisi 10 ml LTB dari tabung durham. Mengulangi langkah yang sama dengan semua kode sampel yang ditentukan. d) Membawa sampel yang diberi kode kedalam alat inkubator, kemudian menginkubasi sampel ikan asin kering yang telah diberi kode selama 24 jam. e) Membaca sampel untuk uji APM, kode sampel yang positif tercemar bakteri kemudian melakukan uji lanjut dimedia yang selektif yaitu media EC Broth. f) Menanamkan EC Broth sebanyak 1 mL untuk kode sampel ikan asin kering yang positif Escherichia coli ditandai dengan kekeruhan dan terdapat gas dalam tabung durham. g) Menginkubasi kode sampel yang positif dengan media EC Broth selama 48 jam dengan menggunakan waterbath sirkulasi. h) Melakukan penggoresan ke L-EMB agar menggunakan jarum ose, setelah itu menginkubasi selama 24 jam pada suhu 35oC. i) Mengambil 1 koloni yang terpisah dari cawan L-EMB dan menggoreskan kemedia PCA miring dengan menggunakan jarum ose. Kemudian menginkubasi selama 24 jam dan melihat hasilnya. 5. Prosedur pengujian bakteri Salmonella sp. yaitu sebagai berikut: a) Pra pengkayakan - Menghomogenkan contoh selama 2 menit untuk dianalisa. Secara aseptis, pindahkan larutan contoh dalam wadah steril yang sesuai dan biarkan dalam suhu ruang selama 60 menit dengan wadah tertutup. Kocok perlahan dan bila perlu tentukan pH sampai (6,8 + 0,2). Kocok rata dan kendurkan tutup wadah secukupnya. Inkubasi 24 jam + 2 jam pada suhu 35℃ + 1℃. Lanjtkan pengujian sesuai dengan prosedur. b) Pengkayakan - Mengencangkan tutup wadah dan kocok perlahan contoh yang diinkubasi. Untuk produk perikanan dengan tingkat kontaminasi tinggi, pindahkan 0,1 ml larutan contoh ke dalam 10 ml Rappaport-Vessiliadis (RV) medium dan 1 ml ke dalam 10 ml Tetrathionate Broth (TTB). Untuk jenis produk perikanan lain, pindahkan 1 ml larutan contoh ke dalam masing-masing 10 ml SCB dan 10 ml TTB. - Menginnkubasi media pengkayakan sebagai berikut : Untuk produk perikanan dengan tingkat kontaminasi tinggi, inkubasi RV medium selama 24 jam + 2 jam pada suhu 42℃ + 0,2℃ (water bath). Inkubasi TTB selama 24 jam + 2 jam pada suhu 43℃ = 0,2℃ (water bath). Untuk jenis produk perikanan lain, inkubasi TTB dan SCB selama 24 jam + 2 jam pada suhu 35℃ + 1℃. c) Isolasi Salmonella sp. - Mengocok tabung (dengan vortex) dan dengan menggunakan jarum loop (3 mm) gores TTB yang diinkubasi ke dalam media HE, XLD, dan BSA. Siapkan BSA sehari sebelum digunakan dan simpan di tempat gelap pada suhu ruang. - Menggoreskan ke dalam media yang sama dari RV Broth atau SCB. - Menginkubasi cawan BSA, HE, dan XLD selama 24 jam pada suhu 35℃ + 1℃. - Mengamati kemungkinan adanya koloni salmonelia - Mengamati morfologi koloni salmonelia yang khas (typical) Mengambil 2 atau lebih koloni Salmonella sp. dari masing-masing media agar selektif setelah 24 jam + 2 jam inkubasi. Koloni-koloni Salmonella sp. yang khas (typical) adalah sebagai berikut : - HE agar, koloni = hijau kebiruan sampai biru dengan atau tanpa inti hitam. Umunya kultur salmonella membentuk koloni besar, inti hitam mengkilat atau hampir selutuh koloni terlihat berwarna hitam. - XLD agar, koloni merah jambu (pink) dengan atau tanpa inti hitam. Umunya kultur Salmonella sp. membentuk koloni besar, inti hitam mengkilat atau hampir selutuh koloni terlihat berwarna hitam. - BSA. Koloni coklat, abu-abu atau hitam, kadang-kadang metalik. Biasanya media di sekitar koloni pada awalnya berwarna coklat, kemudian berubah menjadi hitam (halo effect) dengan makin lamanya waktu inkubasi. Apabila koloni yang khas (typical) tumbuh pada BSA setelah 24 jam + 2 jam inkubasi, ambil 2 koloni atau lebih. Inkubaskan kembali media BSA selama 24 jam + 2 jam. Setelah 48 jam + 2 jam, ambil 2 koloni atau lebih yang khas (typical) yang tumbuh pada media BSA. Pengambilan ini dilakukan hanya bila koloni yang tumbuh pada media BSA yang diinkubasi selama 24 jam + 2 jam memberikan reaksi yang tidak sesuai pada TSA dan LIA, yang menjadikan kultur ini dinyatakan sebagai bukan Salmonella sp. - Melakukan uji biokimia dan serologi terhadap : - Tiga kultur presumtif-positif TSI dari 1 set media selektif (HE, XLD, dan BSA) yang digoreskan dari SCB (atau RV Broth untuk produk perikanan dengan tingkat kontaminasi tinggi) jika ada, dan tiga kultur presumtif-positif TSI dari media selektif yang digoreskan dari TTB jika ada. - Jika 3 kultur presumtif-positif TSI tidak teriosolasi dari 1 set media selektif, uji kultur presumtif TSI yang lain. Uji sedikitnya 6 kultur TSI untuk setiap contoh yang dianalisa.