Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN PADA


KLIEN DENGAN ANEMIA DI RUANG SUNAN MURIA
RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

I. PENGERTIAN

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan


komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis
yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

II. PENYEBAB (ETIOLOGI )


Menurut Price & Wilson (2005) penyebab anemia dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi
Fe,Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapatmenimbulkan
anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat menimbulkananemia
aplastik dan leukemia.
d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi
secaramendadak.
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.

1
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)Hemolisis dapat terjadi karena:
a. Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk
mencegahkerusakan eritrosit.
b. Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak
eritrositmisalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau
penggunaanobat acetosal.
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak adaBahan baku yang dimaksud
adalah protein , asam folat, vitamin B12, danmineral Fe. Sebagian besar anemia
anak disebabkan oleh kekurangan satuatau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam
folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia
bisa juga disebabkan oleh kondisilain seperti penyakit malaria, infeksi cacing
tambang

III. TANDA GEJALA (MANIFESTASI KLINIS) ANEMIA


1. Tanda-tanda umum anemia:
a. pucat,
b. tacicardi,
c. bising sistolik anorganik,
d. bising karotis,
e. pembesaran jantung.
2. Manifestasi khusus pada anemia:
a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis,ulserasi oral, infeksi bakteri,
demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat
(Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur
meningkat, kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak
tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak
tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir,farink,telapak tangan dan
dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang
fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepato splenomegali.

IV. PATOFISIOLOGI ANEMIA


Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).

2
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).

Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein


pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:
a. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah;
b. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

3
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG ANEMIA
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
 MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia
(aplastik).
 Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah /hemolisis). Pewarna sel darah
merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
 LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah :atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah
: berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia
tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
 Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah
merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
 Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
 Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi.
Besi serum : tak ada; tinggi (hemolitik)
BC serum : meningkat
Feritin serum : meningkat
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)\
LDH serum : menurun
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis.
 Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas.
 Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas, lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
 Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan GI

4
VI. PENATALAKSANAAN MEDIS ANEMIA
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


1. Anemia defisiensi besi. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat
fe, Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan, Peroglukonat 3x 200
mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfusi darah.

VII. KOMPLIKASI
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena
harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat
ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.
Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

5
VIII. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (SESUAI DENGAN MASALAH)
1. Pengkajian Keperawatan
a. Lakukan pengkajian fisik
b. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
c. Observasi adanya manifestasi anemia
 Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh
tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-
tanda lain yang menunujukkan keletihan.
 Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-
abuan). pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih
seperti mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk
seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus,
menipis,tumbuh uban secara premature.
 Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
 Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB).Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare
ataukonstipasi. Penurunan haluara nurine.
Tanda :distensi abdomen.

6
 Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya
penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap
es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk,
kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
 Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :
tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan
koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg
positif, paralysis.
 Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
 Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan
aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
 Keamanan
gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan
pada radiasi ; baik terhadap pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker,
terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas . transfusi darah
sebelumnya . gangguan pengelihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi
tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum, ptekie dan ekimosis (aplastik).

7
 Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore .
hilang libidp (priadan wanita ). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
3. Rencana keperawatan
DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan 2x24jam perfusi jaringan sensasi perifer)
darah, suplai oksigen klien adekuat dengan 1) Monitor adanya daerah
berkurang kriteria : tertentu yang hanya
1. Membran mukosa peka terhadap panas
merah /dingin/tajam/tumpul
2. Konjungtiva tidak 2) Monitor adanya
anemis paretese
3. Akral hangat 3) Instruksikan keluarga
4. Tanda-tanda vital untuk mengobservasi
dalam rentang normal kulit jika ada lesi atau
laserasi
4) Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
5) Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
6) Monitor kemampuan
BAB
7) Kolaborasi pemberian
analgetik
8) Monitor adanya

8
tromboplebitis
9) Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d jam status nutrisi klien 1) Kaji adanya alergi
intake yang kurang, adekuat dengan kriteria makanan
anoreksia  Adanya peningkatan 2) Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
Definisi : Intake nutrisi dengan tujuan jumlah kalori dan
tidak cukup untuk  Beratbadan ideal sesuai nutrisi yang dibutuhkan
keperluan metabolisme dengan tinggi badan pasien.
tubuh.  Mampumengidentifikasi 3) Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan intake
Batasan karakteristik :  Tidk ada tanda tanda Fe
- Berat badan 20 % malnutrisi 4) Anjurkan pasien untuk
atau lebih di bawah  Menunjukkan meningkatkan protein
ideal peningkatan fungsi dan vitamin C
- Dilaporkan adanya pengecapan dari 5) Berikan substansi gula
intake makanan menelan 6) Yakinkan diet yang
yang kurang dari  Tidak terjadi penurunan dimakan mengandung
RDA (Recomended berat badan yang berarti tinggi serat untuk
Daily Allowance) mencegah konstipasi
 Pemasukan yang
- Membran mukosa 7) Berikan makanan yang
adekuat
dan konjungtiva terpilih ( sudah
 Tanda-tanda malnutri si
pucat dikonsultasikan dengan
 Membran konjungtiva
- Kelemahan otot ahli gizi)
dan mukos tidk pucat
yang digunakan 8) Ajarkan pasien
 Nilai Lab.:
untuk bagaimana membuat
Protein total: 6-8 gr%
menelan/mengunya catatan makanan
Albumin: 3.5-5,3 gr %
h harian.
Globulin 1,8-3,6 gr %
- Luka, inflamasi 9) Monitor jumlah nutrisi
HB tidak kurang dari
pada rongga mulut dan kandungan kalori
10 gr %
- Mudah merasa 10) Berikan informasi
kenyang, sesaat tentang kebutuhan
setelah mengunyah nutrisi

9
makanan 11) Kaji kemampuan pasien
- Dilaporkan atau untuk mendapatkan
fakta adanya nutrisi yang dibutuhkan
kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya 1) BB pasien dalam
perubahan sensasi batas normal
rasa 2) Monitor adanya
- Perasaan penurunan berat
ketidakmampuan badan
untuk mengunyah 3) Monitor tipe dan
makanan jumlah aktivitas yang
- Miskonsepsi biasa dilakukan
- Kehilangan BB 4) Monitor interaksi
dengan makanan anak atau orangtua
cukup selama makan
- Keengganan untuk 5) Monitor lingkungan
makan selama makan
- Kram pada 6) Jadwalkan
abdomen pengobatan dan
- Tonus otot jelek tindakan tidak selama
- Nyeri abdominal jam makan
dengan atau tanpa 7) Monitor kulit kering
patologi dan perubahan
- Kurang berminat pigmentasi
terhadap makanan 8) Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah 9) Monitor kekeringan,
kapiler mulai rapuh rambut kusam, dan
- Diare dan atau mudah patah
steatorrhea 10) Monitor mual dan
- Kehilangan rambut muntah
yang cukup banyak 11) Monitor kadar
(rontok) albumin, total protein,
- Suara usus Hb, dan kadar Ht
hiperaktif 12) Monitor makanan
- Kurangnya kesukaan
informasi, 13) Monitor pertumbuhan

10
misinformasi dan perkembangan
14) Monitor pucat,
Faktor-faktor yang kemerahan, dan
berhubungan : kekeringan jaringan
Ketidakmampuan konjungtiva
pemasukan atau 15) Monitor kalori dan
mencerna makanan intake nuntrisi
atau mengabsorpsi zat- 16) Catat adanya edema,
zat gizi berhubungan hiperemik, hipertonik
dengan faktor biologis, papila lidah dan
psikologis atau cavitas oral.
ekonomi. 17) Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :
b/d kelemahan fisik keperawatan selama Self Care assistane : ADLs
2x24 jamkebutuhan mandiri 1) Monitor kemempuan
Definisi : klien terpenuhidengan klien untuk perawatan
Gangguan kemampuan kriteria diri yang mandiri.
untuk melakukan ADL 1) Klien terbebas dari bau 2) Monitor kebutuhan
pada diri badan klien untuk alat-alat
2) Menyatakan bantu untuk kebersihan
Batasan karakteristik : kenyamanan terhadap diri, berpakaian,
ketidakmampuan untuk kemampuan untuk berhias, toileting dan
mandi, melakukan ADLs makan.
ketidakmampuan untuk 3) Dapat melakukan 3) Sediakan bantuan
berpakaian, ADLS dengan bantuan sampai klien mampu
ketidakmampuan untuk secara utuh untuk
makan, melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk 4) Dorong klien untuk
toileting melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
Faktor yang sesuai kemampuan
berhubungan : yang dimiliki.
kelemahan, kerusakan 5) Dorong untuk
kognitif atau melakukan secara
perceptual, kerusakan mandiri, tapi beri

11
neuromuskular/ otot- bantuan ketika klien
otot saraf tidak mampu
melakukannya.
6) Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
7) Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
8) Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.

13
14

Anda mungkin juga menyukai