Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehamilan Normal

Di Ruang Poli Kandungan

RSI SAKINAH MOJOKERTO

I. DEFINISI

Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40

minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43

minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai

36 minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan,

kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:

a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);

b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);

c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).

Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik

buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Kehamilan adalah

pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan

berakhir sampai permulaan persalinan.

II. PENYEBAB (ETIOLOGI)

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu

nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida

oleh kromosom radiata.

b. Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak

gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian


tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak

cepat.

c. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di

tuba fallopii.

d. Nidasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium.

e. Plasentasi

Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk

pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

III. TANDA GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)

1. Tanda pasti kehamilan

a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin

b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin

c. Dapat dirasakan gerakan janin

d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.

Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.

e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan

dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai

pertumbuhan janin

2. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih

b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan

hormon progesteron

c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I

kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena

pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli

dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna

deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih

dari 12 minggu.

e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.

f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C

g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :

1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6

2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan

3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan

4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.

5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.

Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon

korionik gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi

antigen, antibody dengan hCG sebagai antigen

3. Tanda kemungkinan kehamilan

a. Amenore (tidak mendapat haid)

b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi

pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning

sickness

c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh

hormon steroid

e. Sering kencing

f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila

berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu

hilang setelah kehamilan 18 minggu


g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
IV. PATOFISIOLOGI

Coitus

Ejakulasi (lepasnya cairan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita)

Sperma bergerak menuju tuba

Konsepsi Tidak terjadi

Fertilisasi Tidak terjadi fertilisasi

Konsepsi dan pertumbuhan zigot Endometrium runtuh

Implantasi di uterus Menstruasi

Zigot (nidasi dalam rahim 5-7 minggu)

Mencapai kavum uteri

Embrio (3-5 minggu)

Fetus (˃5 minggu)


V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

 Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien

lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.

 Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

 Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik

gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody

dengan hCG sebagai antigen

2. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak

dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.

3. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat

diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin

VI. PENATALAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL

A. Pengertian ANC

 Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

 Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala,

yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang

ditemukan.

 Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala,

yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kegawatan yang

ditemukan.

B. Tujuan ANC

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat

kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.


2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,

persalinan, dan kala nifas.

3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. Pelayanan ANC

1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)

1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan

Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita

hamil rata-rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik

lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang

mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur

mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk menentukan status

gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat

badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba

(2010): Rumus IMT = BB /TBcm2

Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-

25,0

Kriteria IMT :

 Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang

 Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal

 Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas

Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.

2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara

untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau

kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer

nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat


dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang

anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm),

yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang

baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Cara melakukan pengukuran LILA :

 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai

olekranon

 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon

dengan meteran

 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada

pita LiLA. Baca menurut tanda panah.

3) Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan,

hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan

tekanan darah yang disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada

ibu hamil dikatakan normal yaitu dibawah 140/90 mmHg.

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.

TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara

untuk mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila

dilakukan pada kehamilan yang pertama.

Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri


Umur Tinggi Fundus Uteri
kehamilan
12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 di atas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.

Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini

ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut

(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan

infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara

untuk memantau janin.

Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.

Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16

minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit

 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

 Normal: antara 120-160x/menit

 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit

 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit

 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit

6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT

(Tetanus Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT

sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan interval waktu 4


minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena

diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus

neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam

satu kali penyuntikan.

Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama Dosis


perlindungan
(selang waktu)

TT 1 - - 0,5 cc

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita

hamil diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet

ini diberikan segera mungkin setelah rasa mual hilang, setiap tablet

Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam

folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan

sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh

atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).

Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan

menjelang persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan

hbsag ( hepatitis).tes darah rutin meliputi pemeriksaan kadar

hemoglobin, sel darah putih( leukosit), trombosit. Dari kadar

Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia atau

tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai


darah ke janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan.

Sel darah putih menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.

Trombosit untuk melihat apakah ada kelainan faktor pembekuan

darah, ini berhubungan dengan resiko perdarahan. Pemeriksaan

urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi saluran

kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang

menunjukkan adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi

kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi

hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan lewat darah

dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas

tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan

pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan

sebagai skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko

saat persalinan terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan

diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka diharapkan masih

bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani persalinan

dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu

dan bayi selamat dan sehat.

9) Tata laksana kasus.

Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes

(1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :

a. Timbang berat badan

b. Tekanan darah

c. Tinggi fundus uteri

d. Tetanus toxoid lengkap

e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

f. Tes penyakit menular seksual (PMS)

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


h. Terapi kebugaran.

i. Tes VDRL

j. Tes reduksi urine.

k. Tes protein urine

l. Tes Hb

m. Terapi iodium

n. Terapi malaria

10) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan

kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan

rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat

kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,

biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi

atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus

dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

 Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu

menentukan pilihan yang tepat.

 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa

surat hasil rujukan

 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama

kehamilan
VII. KOMPLIKASI

1. Komplikasi kehamilan pada Trimester I

a. Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam

hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10

minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan

40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala

ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada

umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,

meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat

berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi

terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut

hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis

menentukan berat ringanya penyakit.

Mual muntah dapat diatasi dengan:

1. Makan sedikit tapi sering

2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir

daripada makanan padat.

4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya

makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan

berkuah pada waktu berikutnya.

5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan

bersama sayuran serta makanan lain.


6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual

7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau

bunyi

8. Istirahat cukup

9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau

kepanasan, yang dapat memicu rasa mual

Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah

perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan

darah ketika penderita muntah.

b. Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang

berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan

mola, kehamilan ektopik.

Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:

1. Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum

kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu hidup diluar kandungan.

Macam-macamabortusyaitu:

 Abortus Imminens

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan

dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil

konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi

serviks

 Abortus Insipiens

Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi


serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih

dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan

bertambah

 Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil

konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih

ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan

vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba

dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari

ostium uteri eksternum.

 Abortus komplit

Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,

ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup,

dan uterus sudah mulai mengecil.

 Missed abortion

Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati,

tetapi tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama

2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud

agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan,

kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase.

Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.

2. Kehamilan Mola

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang

tanpa janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara

makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa

gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan

jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2

cm.
3. Kehamilan ektopik terganggu

Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi

berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini

besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini

dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik

terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi

terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan

perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk

dalam keadaan syok.

2. Komplikasi pada Trimester ke II

a. Hiperemesis Gravidium

Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala

mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki

trimester 2. Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil

mengalami komplikasi kehamilan.

Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko

keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan

mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim.

Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan

medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

b. Gingivitis

Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis

atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil

disebabkan karena kadar hormon progesteron yang mengalami

peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika

terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan


juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah

yang lebih banyak.

c. Diabetes Gestasional

Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu

sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan

cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa

kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga

menjadi salah satu tandanya.

d. Tekanan Darah Tinggi

Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya,

hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan

oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak

terjadi secara berlarut-larut.

Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang Diagnosis


selalu ada kadang-kadang ada kemungkinan

Tekana diastolik ≥ 90 Hipertensi kronik


mmHg pada kehamilan
< 20 minggu

Tekana diastolik 90-110 Hipertensi kronik


mmHg pada kehamilan dengan superimposed
< 20 minggu pre-eklamsia ringan

Protein urin < ++

Tekana diastolik 90-110 Hipertensi dalam


mmHg (2 ppengukuran kehamilan
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu

Proteinurin -

Tekana diastolik 90-110 Pre-eklamsi ringan


mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu

Proteinurin ++
Tekana diastolok ≥ 110 Nyeri kepala (tidak hilang Pre-eklamsi berat
mmhg pada kehamilan dengan analgesik biasa)
> 20 minggu
Penglihatan kabur
Proteinurin ≥ +++
Oliguria (< 400ml/24
jam)

Nyeri abdomen atas


(epigastrium)

Edema paru

Kejang Koma Eklamsia

Tekanan diastolik ≥ 90 Sama seperti pre-eklamsi


mmHg pada kehamilan berat
> 20 minggu

Proteinurin ≥ ++

3. Komplikasi kehamilan pada trimester III

a. Plasenta Previa

Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester

ketiga. Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan

lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan.

Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada juga

yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan

lemas.

b. Sakit Kepala Hebat

Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu

terjadi karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya,

sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.

Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter

ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak

hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda

preeklamsia.
c. Anggota Tubuh Bengkak

Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah

bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak

juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika

pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat.

Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah

penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh. Pembengkakan

pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang

menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena

gagal jantung atau anemia.

d. Ketuban Pecah

Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang

sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan

pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya

anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu hamil

yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian

ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban

sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum

waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput

ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau

vagina.
VIII. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

1) Biodata

a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan

menghindari terjadinya kekeliruan.

b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan

normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang

dari 35 tahun.

c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya

terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya

agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di

dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan

menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.

e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar

dalam memberikan asuhan.

f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial

ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat

mempengaruhi kesehatan klien / tidak.

g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan

mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan

klien.

h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai

apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta

mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.

2) Alasan Datang

Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.


3) Keluhan Utama

Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat

pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang

sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.

4) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu

sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti

TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,

darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita

kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah

dirawat di rumah sakit atau tidak.

5) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit

menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan

seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu

sedang menderita kanker ataupun tumor.

6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:

a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama

penyakit menular seperti TBC, hepatitis.

b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,

kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.

c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur

wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah

melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai

karena hal ini bisa menurun pada ibu.


7) Riwayat Haid

Ditanyakan mengenai :

a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi

pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.

b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang

normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini

bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus

haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.

c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti

darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita

biasanya lama haid ini tetap.

d) Keluhan yang dirasakan.

e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.

8) Riwayat Perkawinan

Ditanyakan tentang :

Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah

a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup

pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.

b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,

plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar /

macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang

terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat

memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat

mempengaruhi kehamilan selanjutnya.


10) Riwayat Kehamilan Sekarang

a) Berapa kali periksa dan dimana

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala

sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu

pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap

minggu.

b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada

kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16

minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin

dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.

d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan

interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah

mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon

pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).

Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun

diberikan pada kehamilan muda.

e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual

hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan

usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil

yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.

11) Riwayat KB

Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada

keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB

apa.
12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a) Nutrisi

Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat

besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan

makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti

manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari

kelebihan berat badan yang berlebihan.

b) Eliminasi

Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering

kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar

secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga

mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh

kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus

halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit

dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya

gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan

rektum.

c) Istirahat

Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita

hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).

Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena

istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

d) Aktivitas

Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak

melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:


pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi

jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru,

pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat

mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya

pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat

yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya.

e) Personal Higiene

(1) Rambut harus sering dicuci.

(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah

caries.

(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan

dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh

karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.

(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.

Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari

depan ke belakang.

(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa

tersembunyi kuman penyakit.

(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak

hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena

pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman.

(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih,

kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH

dan celana dalam.

13) Riwayat Psikososial dan Budaya

Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta

bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya

ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu


dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul,

kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi

kesehatan ibu.

14) Pola Spiritual

Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu

15) Data Obyektif

(1) Pemeriksaan Umum

- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.

- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.

- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan

kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit

- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan

sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan

atau penurunan berat badan.

- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III

pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir

kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg

- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan

indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,

sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR

- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur

(2) Pemeriksaan fisik

a. Kepala dan leher

1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka

ataulesi

2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok

dan distribusi merata


3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada

oedema, dan tidak pucat

4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus

5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak

ada stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.

6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada

pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid

b. Payudara

1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi

pada areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi

atau dimpling

2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri

tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum

(-).

c. Abdomen

a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea

nigradan pembesaran uterus sesuai dengan umur

kehamilan.

b) Palpasi

Leopold I :

(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha

(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat

ke arah muka klien

(3) Rahim dibawah ke tengah

(4) Tinggi fundus uteri ditentukan

(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam

fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat

bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang

melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.

Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau

bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di

atas simfisis

Leopold II :

(1) Kedua tangan pindah ke samping

(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan

(3) Tentukan letak punggung anak

(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala

janin

Leopold II untuk menentukan dimana letaknya

punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian

kecil).

Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung

dengan satu tangan menekan di fundus

Leopold III :

(1) Dipergunakan satu tangan saja

(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari

lainnya

(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan

Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan

apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum

terpegang oleh pintu atas panggul)


Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung

dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah

perut.

Leopold IV :

(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah

kaki si penderita.

(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi

bagian bawah.

(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke

dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya

bagian bawah ke dalam rongga panggul.

Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan

(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent

(ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas

panggul)

(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent

(ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas

panggul). Leopold IV untuk menentukan bagian

yang terendah danberapa masuknya bagian yang

bawah ke dalam ronggapanggul.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika

tubuh efek dari perubahan hormone

b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung

kemih karena pembesaran uterus.

c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan

Kurangnya informasi.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mempertahankan kenyamanan

e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah

abdomen yang mengalirkan O2


3. Intervensi Keperawatan

Dx Tujuan Intervensi
(NOC) (NIC)
Ketidaknyamanan berhubungan dengan Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ 1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman
perubahan pada mekanika tubuh efek dari hilang
yang dirasakan klien
perubahan hormone
Kriteria Hasil : 2. Kaji TTV klien

1. Klien dapat mengidentifikasi dan 3. Atur posisi klien senyaman mungkin saat
mendemonstrasikan tindakan
dilakukan pengkajian/ pemeriksaan
perawatan diri yang tepat
4. Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan
2. Ketidaknyamanan dapat dicegah
dan diminimalkan ketidaknyamanan saat berada dirumah

dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan

(6 x dengan porsi sedikit), dan aktivitas

5. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien

saat pengkajian / pemeriksaan

a. Kolaborasi

6. Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan


dalam tindakan pengobatan bila perlu

Perubahan eliminasi urine berhubungan Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat 1. Kaji kenaikan berat badan
dengan Penekanan kandung kemih karena teratasi
2. Memberi penjelasan tentang perubahan sistem
pembesaran uterus.
kriteria hasil : perkemihan selama kehamilan.

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi


1. Klien dapat menyebutkan cara-
cara untuk meminimalkan masalah miring saat tidur
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda
4. Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau
/ gejala yang memerlukan
supine dalam waktu yang lama
evaluasi/intervensi medis
3. Klien terhindar dari masalah 5. Berikan info mengenai perlunya masukan cairan
kelebihan volume cairan dan
6-8 gelas perhari
edema pada daerah wajah dan
ekstremitas
Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan Tujuan : menambah wawasan tentang 1. Kaji tingkat pendidikan ibu
berhubungan dengan Kurangnya informasi. perawatan kehamilan 2. berikan penjelasan tentang perubahan-
perubahan biologis dan psikologis normal pada
Kriteria Hasil :
ibu hamil
3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM
1. Klien dapat memahami tentang
4. lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang
perawatan kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan, resiko
2. Klien dapat menyebutkan tentang komplikasi kehamilan, dan hal-hal yang dapat
perawatan kehamilan membahayakan janin.
3. Klien dapat terhindar dari resiko 5. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.
komplikasi kehamilan
Gangguan istirahat tidur berhubungan Tujuan : masalah gangguan tidur 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal
dengan ketidakmampuan untuk teratasi berkenaan dengan kehamilan
mempertahankan kenyamanan 2. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk
Kriteria hasil :
istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada
malam hari
1. Klien tahu cara mengatasi
3. Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi,
gangguan istirahat tidur
membaca, mandi air hangat, dan penurunan
2. Klien mendaptkan istirahat yang
aktivitas
maksimal
4. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler

Gangguan pola nafas berhubungan dengan Tujuan : Pola nafas kembali normal 1. Kaji status, pola, frekuensi pernafasan
penekanan pembuluh darah abdomen yang Kriteria Hasil : 2. Kaji riwayat medis terdahulu, misalnya :
mengalirkan O2 1. Klien mengatakan sesak nafas riwayat alergi, asma, tuberculosis
berkurang 3. Posisikan ibu dengan posisi senyaman
2. Klien dapat mendemonstrasikan mungkin
perilaku yang mengoptimalkan 4. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan
fungsi pernafasan pernafasan dan program latihan yang
realistis
5. Berikan lingkungan yang nyaman, aman,
tenang, bebas dari asap rokok / bau yang
menyengat
6. Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian oksigen bila diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm.


111-116

Budiman Rizki (2012), konsep antenatal care.


http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-anc.html, [Internet]. Diakses
tanggal 18/09/2014

Haerani Aisyah (2011), Konsep Kehamilan.


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html, [Internet].Diakses tanggal 18/09/2014

Syukriah Windayani (2012), Konsep anc kehamilan normal.


http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-antenatal-
care_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014

Anda mungkin juga menyukai