Dalam kasus dimana pengonrtol P diterapkan pada rangkain 1,2,3 dan 4. Pada element , variable
pengontrol x mengikuti variable kontrol y dengan tunda waktu dibawah evaluasi . maksudnya adalah
setelah periode signifikan konstan terhadap waktu (kondisi stationer) antara variable pengontrol y
dengan pengontrol x muncul. Pada gambar 44, jika koefisien Kp dan Ks bekerja pengontrol P dan sistem
akan relative. Nilai pada variable pengontrol x dapat kita asumsikan sebagai berikut .
y = 𝐾𝑝 . 𝜖 = 𝐾𝑝 . (𝑤 − 𝑥)
dimana :
𝑥 = 𝑤 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑝 − 𝑥 . 𝐾𝑠. 𝐾𝑝
x . ( 1 + Ks . Kp) = 𝑤 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑝
maka
𝐾𝑠 . 𝐾𝑝
x = 𝑤.
( 1 + 𝐾𝑝 . 𝐾𝑠)
osilasi akan terbentuk, nilai Kp dan Ks tergantung pada proses pengurutan dan waktu yang constant.
Nilai Kp harus lebih tinggi untuk mememungkinkan mengurangi sisa penyimpangan ( error) pada
variable pengontrol x dari nilai w ( set – point ). Berarti propotional Bp = Kp -1 . 100. Sedikit berbeda
variable pengontrol x dengan referensi nilai x untuk pengontrol P cukup memberikan nilai maksimum
atau minimum pada variable pengontrol y. dengan memperlakukan penggabungan waktu tunda dari
sistem proses,Menentukan pembentukan osilasi dimana meberikan jeda pada variable pengontrol y.
pada kasus ini pengontrol P sebagai 2 pengontro.
Kp 1 10 100 1000
Ux(V) pengukuran 2,5 4,6 5.0 5.0
Ux(V) perhitungan 2,5 4,55 4.95 4,99
ϵ(V) perhitumgam 2,5 0,45 0.05 0.01
ϵ(%) perhitungan 50 9 1 0.1
Kesimpulan
Kp naik kesalahan turun ϵ
Pada rangkain 1,perbedaan antara x dan y tidak melebihi 90o proses tidak pernah mengalami osilasi.
Eksperimen data
Osilasi stabil dengan periode sekitar 15 s yang diamati.
kesimpulan
Pada rangkain 3 ,perbedaan antara x dan y bisa mencapai 180o saat mengalami osilasi pada umumnya.
Kesimpulan
Pada rangkain 4 ,perbedaan antara x dan y bisa mencapai 180o saat mengalami osilasi pada umumnya.