Anda di halaman 1dari 6

Tujuan :

1. Untuk menentukan karakteristik pengontrol P yang relevan pada proses rangkaian 1;


mengevaluasi teori dan mengukur kesalahan; dengan pertimbangan saat kondisi tidak stabil .
2. Untuk menentukan karakteristik pengontrol P yang relevan pada proses rakaian 2; dengan
pertimbangan saat kondisi tidak stabil.
3. Untuk menentukan karakteristik pengontrol P yang relevan pada proses rangkaian 3; dengan
pertimbangan saat kondisi tidak stabil.
4. Untuk menentukan karakteristik pengontrol P yang relevan pada proses rangkain 4; dengan
pertimbangan saat kondisi tidak stabil.

Alat dan bahan :

1. Power supply DC : 1 Buah (DL 2613)


2. Generator tegangan : 1 Buah (DL2614)
3. Pengotrol PID : 1 Buah (DL 2622)
4. Sistem simulasi pengontrol : 2 buah (DL 2675)
5. Osiloskop penyimpanan jejak ganda lengkap dengan probe
Atau unit pengawasan dan data hasil. : 1 Buah (DL UDA)
6. Kabel penghubung : 28 Kabel
7. Saklar push button : 1 Buah (DL –PP-MOD)

Dalam kasus dimana pengonrtol P diterapkan pada rangkain 1,2,3 dan 4. Pada element , variable
pengontrol x mengikuti variable kontrol y dengan tunda waktu dibawah evaluasi . maksudnya adalah
setelah periode signifikan konstan terhadap waktu (kondisi stationer) antara variable pengontrol y
dengan pengontrol x muncul. Pada gambar 44, jika koefisien Kp dan Ks bekerja pengontrol P dan sistem
akan relative. Nilai pada variable pengontrol x dapat kita asumsikan sebagai berikut .

Dari peryataan y = 𝐾𝑝 . 𝜖 = 𝐾𝑝 . (𝑤 − 𝑥) and 𝑥 = 𝐾𝑠 . 𝑦 substitusikan persamaan 1 ke persamaan 2 :

y = 𝐾𝑝 . 𝜖 = 𝐾𝑝 . (𝑤 − 𝑥)

dimana :

𝑥 = 𝑤 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑝 − 𝑥 . 𝐾𝑠. 𝐾𝑝

x . ( 1 + Ks . Kp) = 𝑤 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑝

maka

𝐾𝑠 . 𝐾𝑝
x = 𝑤.
( 1 + 𝐾𝑝 . 𝐾𝑠)
osilasi akan terbentuk, nilai Kp dan Ks tergantung pada proses pengurutan dan waktu yang constant.
Nilai Kp harus lebih tinggi untuk mememungkinkan mengurangi sisa penyimpangan ( error) pada
variable pengontrol x dari nilai w ( set – point ). Berarti propotional Bp = Kp -1 . 100. Sedikit berbeda
variable pengontrol x dengan referensi nilai x untuk pengontrol P cukup memberikan nilai maksimum
atau minimum pada variable pengontrol y. dengan memperlakukan penggabungan waktu tunda dari
sistem proses,Menentukan pembentukan osilasi dimana meberikan jeda pada variable pengontrol y.
pada kasus ini pengontrol P sebagai 2 pengontro.

1. Pengaturan modul referensi tegangan (DL 2614).


A. EXT/INT ganti ke INT
B. Atur posisi tegangan 0/+10
C. Potensiometer ke 5V(Uw=5V).
2. Pengaturan modul PID modul (DL 2622).
D. Atur Kp = 1x1 = 1
E. Rubah posisi Ioff dan Doff ( P pengontrol murni).
3. Pengaturan modul referensi (DL 2675 ).
F. Rubahlah posisi alat ke ON
G. Dengan mengatur waktu T1 = 1x10 = 10s
H. Dengan mengatur waktu T2 = 1x10 = 10s
I. Dengan mengatur waktu T3 = 1x1 = 1s
J. Dengan mengatur waktu T4 = 1x1 = 1s
K. Koefisient Kp = Ks = 1

Prosedur percobaan CAC_01_A


Rangkaialah percobaan pertama pengontrol P ( kabel 1 terhubung sedangkan kabel 2,3dan 4 tidak
terhubung). Nyalakan DL 2613 ( power supply DC). Mengatur garis nol yang relevan untuk melacak 1
dan 2 pada osiloskop dan/atau pada data hasil DL UDA. Aturlah Kp dari 1;10;100 dan 1000. Untuk setiap
nilai dan pengukuran nilai pengontrol x ( terminal Y1) dan pada kesalaha ϵ ( terminal ϵ) saat korespodensi
saat alat bekerja. Membandingkan dengan beberapa teori. Reset alat pada DL 2675 untuk mengembalikan
posisi x=0. Matikan dengan sebelum memulainya kembali. Kembalikan posisi EXT ke INT pada alat
(DL 2614).
Data pengerjaan
Rangkaian sistem pengontrol P percobaan pertama
Uw = 5V Ks = 1 T1 = 10s Kp = 1; 10; 100; 1000;
Data percobaan dan perhitungan

Kp 1 10 100 1000
Ux(V) pengukuran 2,5 4,6 5.0 5.0
Ux(V) perhitungan 2,5 4,55 4.95 4,99
ϵ(V) perhitumgam 2,5 0,45 0.05 0.01
ϵ(%) perhitungan 50 9 1 0.1

Kesimpulan
Kp naik kesalahan turun ϵ
Pada rangkain 1,perbedaan antara x dan y tidak melebihi 90o proses tidak pernah mengalami osilasi.

Prosedur percobaan CAC_02_B


Rangkaialah percobaan ke-dua pengontrol P ( kabel 2 terhubung sedangkan kabel 1,3dan 4 tidak
terhubung). Nyalakan DL 2613 ( power supply DC). Mengatur garis nol yang relevan untuk melacak 1
dan 2 pada osiloskop dan/atau pada data hasil DL UDA. Aturlah Kp = 1000(DL 2622). Analisa
sistem,perhatikan osilasi. Reset alat pada DL 2675 untuk mengembalikan posisi x=0. Matikan dengan
sebelum memulainya kembali. Kembalikan posisi EXT ke INT pada alat (DL 2614).
Data pengerjaan
Rangkaian sistem pengontrol P percobaan pertama
Uw = 5V Ks = 1 T1=T2 = 10s Kp = 1000;
Data eksperimen
Uw = 5V ( kondisi stationer) = 0 V (kondisi stationer)
pengontrol variable x menunjukkan osilasi ( antara amplitude dan periode).
Kesimpulan
Pada rangkain 2 ,perbedaan antara x dan y bisa melebihi 180o saat percobaan mengalami osilasi.

Prosedur percobaan CAC_03_C


Rangkaialah percobaan ke-tiga pengontrol P ( kabel 3 terhubung sedangkan kabel 1,2dan 4 tidak
terhubung). Nyalakan DL 2613 ( power supply DC). Mengatur garis nol yang relevan untuk melacak 1
dan 2 pada osiloskop dan/atau pada data hasil DL UDA. Aturlah Kp =30 (DL 2622). Analisa
sistem,perhatikan osilasi. Reset alat pada DL 2675 untuk mengembalikan posisi x=0. Matikan dengan
sebelum memulainya kembali. Kembalikan posisi EXT ke INT pada alat (DL 2614).
Data pengerjaan
Rangkaian sistem pengontrol P percobaan pertama
Uw = 5V Ks = 1 T1=T2 = 10s T3=1s Kp = 30;

Eksperimen data
Osilasi stabil dengan periode sekitar 15 s yang diamati.

kesimpulan
Pada rangkain 3 ,perbedaan antara x dan y bisa mencapai 180o saat mengalami osilasi pada umumnya.

Prosedur percobaan CAC_04_D


Rangkaialah percobaan ke-empat pengontrol P ( kabel 4 terhubung sedangkan kabel 1,2dan 3 tidak
terhubung). Nyalakan DL 2613 ( power supply DC). Mengatur garis nol yang relevan untuk melacak 1
dan 2 pada osiloskop dan/atau pada data hasil DL UDA. Aturlah Kp =30 (DL 2622). Analisa
sistem,perhatikan osilasi. Reset alat pada DL 2675 untuk mengembalikan posisi x=0. Matikan dengan
sebelum memulainya kembali. Kembalikan posisi EXT ke INT pada alat (DL 2614).
Data pengerjaan
Rangkaian sistem pengontrol P percobaan pertama
Uw = 5V Ks = 1 T1=T2 = 10s T3=1s T4=1s Kp = 30;
Eksperimen data
Amatilah osilasi antara amplitude dan periode lebih tinggi di bandingkan dengan rangkain 3.

Kesimpulan
Pada rangkain 4 ,perbedaan antara x dan y bisa mencapai 180o saat mengalami osilasi pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai