PENDAHULUAN
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet juga tersa nyeri, sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan lebih mudah dislokasi lagi.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah KMB III, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini
mendapat informasi atau wawasan mengenai “ Askep Pada Klien Dengan
Dislokasi “.
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep
ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan
mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik
1
penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang
digunakan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
3
2.2.1 Komponen Penyusun Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas 3 jenis sel :
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai funsi
utama yaitu :
4
2.2.3.Klasifikasi Dislokasi
2.3.Etiologi
Etiologi dapat diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya :
2.4.Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada 3 hal yaitu karena kelainan congenital
yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan
stabilitas sendi. Dari adanya traumatik akibat gerakan yang berlebih pada sendi
dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan
struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi
mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh
darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan
yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan
adanya reposisi dendan cara dibidai.
5
Fraktur penyakit
(osteoporosis)
REM menurun
Cemas
Terjaga
6
2.5.Manifestasi Klinis
Nyeri
Perubahan kontur sendi
Perubahan panjang ekstremitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
Deformitas
Kekakuan
2.6.Komplikasi
Dini
1. Cedera saraf
2. Cedera pembuluh darAH
3. Fraktur dislokasi
Komplikasi lanjut
1. Kekakuan sendi bahu, imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40
tahun, terjadinya kehilangan rotasi lateral yang secara otomatis
membatasi abduksi
2. Dislokasi yang berulang
3. Kelemahan otot
2.7.Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto X-Ray
2. Foto rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium
7
2.8.Penatalaksanaan
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.PENGKAJIAN
3.1.1.Biodata
Identitas Klien
Nama : Ny.R
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Batak Mandailing
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Panyabungan, Mandailing Natal
3.1.2.Riwayat kesehatan
9
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan ±1 minggu yang lalu kecelakaan jatuh
bermotor dan dibawa ke Rumah sakit kemudian diberi obat dan
dianjurkan berobat jalan oleh dokter dan berkurang sakitnya.
3.2.Analisa Data
Terputusnya kontuinitas
10
tulang
Nyeri
3.3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
11
3.4.RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah diberikan 1. Kaji lokasi dan
berhubungan dengan perawatan selama 3 skala nyeri
pergeseran sendi hari nyeri berangsur- 2. Observasi TTV
angsur membaik 3. Anjurkan untuk
dengan kriteria hasil : distraksi dan
a. Klien relaksasi
mengatakan 4. Kolaborasi
nyeri berkurang pemberian
b. Ekspresi wajah analgesik
tenang
2 Gangguan mobilitas Setelah diberikan 1. Kaji kembali
fisik berhubungan tindakan keperawatan kemampuan dan
dengan cedera selama 2 hari kerusakan keadaan secara
jaringan sekitar mobilitas fisik fungsional pada
sendi berangsur-angsur kerusakan yang
membaik dengan terjadi
kriteria hasil : 2. Monitor fungsi
a. Klien dapat motorik dan
melakukan sensorik setiap
aktifitas hari
kembali 3. Lakukan latihan
b. Dapat ROM secara pasif
mempertahanka 4. Observasi
n gerakan sendi keadaan kulit
secara maksimal 5. Koordinasikan
aktifitas dengan
ahli
12
Physiotherapy
3 Ansietas Setelah diberikan 1. Observasi tingkat
berhubungan dengan tindakan keperawatan kecemasan klien
kurang pengetahuan. ansietas berangsur- 2. Berikan
angsur teratasi dengan penjelasan kepada
kriteria hasil : klien tentang
Klien penyakitnya
memahami
penyakitnya
3.5.Implementasi
13
A:Masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan intervensi
1 s/d 4
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali susah bergerak, tidak
fisik kemampuan bisa beraktifitas seperti
berhubung dan biasanya
an dengan keadaan
cedera secara O: Keterbatasan
jaringan fungsional mobilitas fisik
sekitar pada
sendi kerusakan A: Masalah belum
yang terjadi teratasi
2. Memonitor
fungsi P: Lanjutkan intervevsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Melakukan
latihan
ROM
secara pasif
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit
14
3 Ansietas 1. Mengobser S: Klien mengatakan
berhubung vasi tingkat cemas takut dengan
an dengan kecemasan penyakit yang
kurang klien dialaminya
pengetahu 2. Memberika
an n O: •Klien berulang-
penjelasan ulang bertanya ada apa
kepada sesungguhnya yang
klien terjadi dengan
tentang persendian kakinya
penyakitnya • Klien tampak cemas
A: Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
15
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 16/09/20 08.00 Mengkaji lokasi S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib dan skala nyeri rasa sakit di
berhubung 1. Memantau perdelangan kaki kiri
an dengan TTV mulai berkurang
pergeseran 2. Menganjurk
sendi an untuk O: • Wajah Klien
distraksi tampak rilex
dan • skala nyeri 4 (0-10)
relaksasi • Nyeri tekan area
3. Berkolabora dislokasi
si • Masih tampak
pemberian bengkak sekitar kaki
analgesik yang nyeri
dengan • TD:110/70 mmHg,
dokter RR:16 x/menit, Nadi:78
x/menit, Temp:36,5 oC.
A:Masalah sebagian
teratasi
P:Lanjutkan intervensi
16
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali masih susah bergerak
fisik kemampuan
berhubung dan O: Keterbatasan
an dengan keadaan mobilitas fisik
cedera secara
jaringan fungsional A: Masalah belum
sekitar pada teratasi
sendi kerusakan
yang terjadi P: Lanjutkan intervevsi
2. Memonitor
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Melakukan
latihan
ROM
secara pasif
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit
17
penjelasan O: •Klien bisa
kepada menjawab pertanyaan
klien seputar penyakitnya
tentang • Klien tampak rileks
penyakitnya
A: Masalah teratasi
P : Intervensidihentikan
18
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 17/09/20 08.00 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib lokasi dan rasa sakit di
berhubung skala nyeri perdelangan kaki kiri
an dengan 2. Memantau sudah lebih nyaman
pergeseran TTV dari kemaren
sendi 3. Menganjurk
an untuk O: • Wajah Klien
distraksi tampak rilex
dan • skala nyeri 2 (0-10)
relaksasi • Nyeri tekan area
4. Berkolabora dislokasi berkurang
si • bengkak sekitar kaki
pemberian yang nyeri mulai
analgesik kempes
dengan • TD:120/70 mmHg,
dokter RR:18 x/menit, Nadi:80
x/menit, Temp:36,0 oC.
A:Masalah sebagian
teratasi
P:Lanjutkan intervensi
19
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali mulai bisa melakukan
fisik kemampuan aktifitas
berhubung dan
an dengan keadaan O: tampak mulai
cedera secara beraktifitas mandiri
jaringan fungsional
sekitar pada A: Masalah sebagian
sendi kerusakan teratasi
yang terjadi
2. Memonitor P: Lanjutkan intervevsi
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Menyarank
an klien
latihan
ROM
secara
mandiri
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit
20
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 18/09/20 08.00 5. Mengkaji S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib lokasi dan nyeri sudah mulai
berhubung skala nyeri hilang
an dengan 6. Memantau
pergeseran TTV O: • Wajah Klien
sendi 7. Menganjurk tampak rilex
an untuk • skala nyeri 1 (0-10)
distraksi • tidak ada nyeri tekan
dan area dislokasi
relaksasi • bengkak sekitar kaki
8. Berkolabora yang nyeri sudah hilang
si • TD:120/70 mmHg,
pemberian RR:20 x/menit, Nadi:80
analgesik x/menit, Temp:36,0 oC.
dengan
dokter A:Masalah teratasi
P:intervensi dihentikan
21
2 Gangguan 5. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali sudah bisa melakukan
fisik kemampuan aktifitas
berhubung dan
an dengan keadaan O: mobilitas fisik
cedera secara mandiri
jaringan fungsional
sekitar pada A: Masalah teratasi
sendi kerusakan
yang terjadi P: intervensi dihentikan
6. Memonitor
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
7. Menyarank
an klien
latihan
ROM
secara
mandiri
8. Mengobser
vasi
keadaan
kulit
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen maupun rekan-rekan sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran UI
24
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. .... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
2.1.Pengertian................................................................................... 3
2.3.Etiologi ....................................................................................... 5
2.4.Patofisiologi ............................................................................... 5
2.6.Komplikasi ................................................................................. 7
2.8.Penatalaksanaan ......................................................................... 8
3.1.Pengkajian .................................................................................. 9
3.5.Implementasi .............................................................................. 13
25
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 23
26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL
“DISLOKASI”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. NUR ATIKAH NIM : 18010005P
2. ASRIANI NIM : 18010009P
3. ARFAN . M NIM : 18010010P
27
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KMB
3. Adapun askep ini membahas mengenai gangguan Muskuloskletal dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSLETAL (DISLOKASI)”.
Semoga Hasil dari penyusunan askep ini daopat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Aufa Royhan.
Kelompok II
28
29