Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari magkuk
sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali adalah karena
sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet juga tersa nyeri, sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan lebih mudah dislokasi lagi.

Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang


disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya
trauma, tonua, atau kontraksi otot dan tarikan.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah KMB III, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini
mendapat informasi atau wawasan mengenai “ Askep Pada Klien Dengan
Dislokasi “.

1.3. Metode Penulisan

Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep
ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan
mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik

1
penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang
digunakan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

 Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi


tidak lagi berhubungan secara anatomis(tulang lepas dari sendi).
 Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.
 Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah
tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.
 Berdasarka defenisi para ahli diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa
dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya.

2.2. Anatomi dan Fisiologi

1. Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat


lagi pada usia satu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen.
2. Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular.

3
2.2.1 Komponen Penyusun Tulang

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas 3 jenis sel :

1. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan


proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatau
proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan
osteoid. Osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alakali yang
memegang peranan penting dalam mendapatkan kalsium dan posfat ke
dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi
indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah
mengalami patah tulang.
2. Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3. Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang diabsorpsi.

2.2.2.Fungsi Utama Tulang

Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai funsi
utama yaitu :

1. Membentuk rangka badan


2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat
dalam (seperti:otak, sum-sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru)
4. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, posfat, magnesium, dan
garam
5. Ruang ditengah tulang tertentu sebagaI organ yang mempunyai fungsi
tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

4
2.2.3.Klasifikasi Dislokasi

1. Dislokasi Kongenital terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan


2. Dislokasi Patologik akibat penyakit sendi atau penyakit sekitar sendi
3. Dislokasi Traumatik, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf
rusak dan mengalami stres berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
odema

2.3.Etiologi

Etiologi dapat diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya :

a. Akibat pertumbuhan sejak lahir


b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi disekitar sendi

2.4.Patofisiologi

Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada 3 hal yaitu karena kelainan congenital
yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan
stabilitas sendi. Dari adanya traumatik akibat gerakan yang berlebih pada sendi
dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan
struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi
mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh
darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan
yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan
adanya reposisi dendan cara dibidai.

5
Fraktur penyakit
(osteoporosis)

Rudapaksa atau luka terbuka


Trauma berat

Terputusnya kontiunitas jaringan merangsang noci


Ceptor sekitar
Untuk mengeluar
Nyeri saat pergerakan kan histamin,bradi
Kinin,prostaglan
din

Adanya hubungan enggan untuk bergerak


Dengan dunia luar
Nyeridihantarkan
Kerusakan mobilitas fisik melaluiserabut A
Delta

Organisme merugikan mobilisasi sekret terganggu


Mudah masuk sumsum tulang
belakang
Kerusakan pertukaran gas
Resiko infeksi \
Serabut saraf
aferen
Tirah baring yang
Cedera vaskuler cukup lama penekanan yang spinal melalui
sinap
Pembentukan trombus terlalu lama pada dorsal root
danSinap pd
dorsalhom
Sirkulasi darah terganggu
Oedema bising usus menurun
Spinal assenden
Disfungsi pemenuhan nutrisi (STT/SRT)
Neurovaskular dan O2 ke jaringan retensi feses
Menurun dalam kolon
Thalamus
Perubahan aliran darah
Ischemia cairan feses
Direabsorbsi korteks serebri
Perubahan membran oleh colon
Alveolar(kapiler) nekrosis jaringan
Timbul nyeri
Feses kering
Edema paru dekubitus
MerangsangRAS
Konstipasi di hipotalamus
Kerusakan stressor

REM menurun
Cemas

Terjaga

6
2.5.Manifestasi Klinis

 Nyeri
 Perubahan kontur sendi
 Perubahan panjang ekstremitas
 Kehilangan mobilitas normal
 Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
 Deformitas
 Kekakuan

2.6.Komplikasi

 Dini
1. Cedera saraf
2. Cedera pembuluh darAH
3. Fraktur dislokasi
 Komplikasi lanjut
1. Kekakuan sendi bahu, imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40
tahun, terjadinya kehilangan rotasi lateral yang secara otomatis
membatasi abduksi
2. Dislokasi yang berulang
3. Kelemahan otot

2.7.Pemeriksaan Diagnostik

1. Foto X-Ray
2. Foto rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium

7
2.8.Penatalaksanaan

1. Dislokasi reduksi ; dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan


anestesi jika dislokasi berat.
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
3. Sendi kemudian di mobilisasi dengan pembalut, bidai, gips, atau traksi dan
dijaga tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus
3-4 kali sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1.PENGKAJIAN

3.1.1.Biodata

 Identitas Klien
Nama : Ny.R
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Batak Mandailing
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Panyabungan, Mandailing Natal

3.1.2.Riwayat kesehatan

 Riwayat Kesehatan sekarang


Klien tiba di Rumah Sakit Umum Panyabungan pukul 09.30
Wib didampingi oleh suaminya, Klien mengatakan rasa sakit di
perdelangan kaki kiri seperti ditekan benda berat, klien tampak
meringis kesakitan dengan skala nyeri 6, Klien mengatakan susah
beraktifitas tidak bisa angkat berat seperti biasanya lagi, Klien
mengatakan cemas takut dengan penyakit yang dialaminya, klien
berulang-ulang bertanya ada apa sesungguhnya yang terjadi dengan
persendian kakinya. Ekstremitas sekitar yang nyeri tampak
bengkak, Klien meringis kesakitan saat di tekan oleh perawat di
area yang mengalami dislokasi, Pemeriksaas fisik TD:120/80
mmHg, RR:18 x/menit, Nadi:80 x/menit, Temp:37,5 oC.

9
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan ±1 minggu yang lalu kecelakaan jatuh
bermotor dan dibawa ke Rumah sakit kemudian diberi obat dan
dianjurkan berobat jalan oleh dokter dan berkurang sakitnya.

3.2.Analisa Data

Symptom Etiologi Problem


DS: Klien mengatakan Adanya trauma Nyeri Akut
rasa sakit di perdelangan
kaki kiri seperti ditekan
benda berat Pergeseran fragmen
DO : tulang
• Wajah Klien tampak
meringis kesakitan
• skala nyeri 6 (0-10) Terputusnya kontuinitas
• Nyeri tekan area tulang
dislokasi
• Tampak bengkak
sekitar kaki yang nyeri Nyeri
• TD:120/80 mmHg,
RR:18 x/menit, Nadi:80
x/menit, Temp:37,5 oC.

DS : Klien mengatakan Adanya trauma Gangguan mobilitas fisik


susah bergerak, tidak bisa
beraktifitas seperti
biasanya Pergeseran fragmen
DO : Keterbatasan tulang
mobilitas fisik

Terputusnya kontuinitas

10
tulang

Nyeri

Gangguan mobilitas fisik


DS : Klien mengatakan Kurang terpaparnya Ansietas
cemas takut dengan informasi
penyakit yang dialaminya
DO :
• Klien berulang-ulang
Kurang pengetahuan
bertanya ada apa
sesungguhnya yang
terjadi dengan persendian Ansietas
kakinya
• Klien tampak cemas

3.3.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut berhubungan dengan pergeseran sendi


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar
sendi
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan.

11
3.4.RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah diberikan 1. Kaji lokasi dan
berhubungan dengan perawatan selama 3 skala nyeri
pergeseran sendi hari nyeri berangsur- 2. Observasi TTV
angsur membaik 3. Anjurkan untuk
dengan kriteria hasil : distraksi dan
a. Klien relaksasi
mengatakan 4. Kolaborasi
nyeri berkurang pemberian
b. Ekspresi wajah analgesik
tenang
2 Gangguan mobilitas Setelah diberikan 1. Kaji kembali
fisik berhubungan tindakan keperawatan kemampuan dan
dengan cedera selama 2 hari kerusakan keadaan secara
jaringan sekitar mobilitas fisik fungsional pada
sendi berangsur-angsur kerusakan yang
membaik dengan terjadi
kriteria hasil : 2. Monitor fungsi
a. Klien dapat motorik dan
melakukan sensorik setiap
aktifitas hari
kembali 3. Lakukan latihan
b. Dapat ROM secara pasif
mempertahanka 4. Observasi
n gerakan sendi keadaan kulit
secara maksimal 5. Koordinasikan
aktifitas dengan
ahli

12
Physiotherapy
3 Ansietas Setelah diberikan 1. Observasi tingkat
berhubungan dengan tindakan keperawatan kecemasan klien
kurang pengetahuan. ansietas berangsur- 2. Berikan
angsur teratasi dengan penjelasan kepada
kriteria hasil : klien tentang
 Klien penyakitnya
memahami
penyakitnya

3.5.Implementasi

No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi


1 Nyeri 15/09/20 08.00 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib lokasi dan rasa sakit di
berhubung skala nyeri perdelangan kaki kiri
an dengan 2. Memantau seperti ditekan benda
pergeseran TTV berat
sendi 3. Menganjurk
an untuk O: • Wajah Klien
distraksi tampak meringis
dan kesakitan
relaksasi • skala nyeri 6 (0-10)
4. Berkolabora • Nyeri tekan area
si dislokasi
pemberian • Tampak bengkak
analgesik sekitar kaki yang nyeri
dengan • TD:120/80 mmHg,
dokter RR:18 x/menit, Nadi:80
x/menit, Temp:37,5 oC.

13
A:Masalah belum
teratasi

P:Lanjutkan intervensi
1 s/d 4
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali susah bergerak, tidak
fisik kemampuan bisa beraktifitas seperti
berhubung dan biasanya
an dengan keadaan
cedera secara O: Keterbatasan
jaringan fungsional mobilitas fisik
sekitar pada
sendi kerusakan A: Masalah belum
yang terjadi teratasi
2. Memonitor
fungsi P: Lanjutkan intervevsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Melakukan
latihan
ROM
secara pasif
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit

14
3 Ansietas 1. Mengobser S: Klien mengatakan
berhubung vasi tingkat cemas takut dengan
an dengan kecemasan penyakit yang
kurang klien dialaminya
pengetahu 2. Memberika
an n O: •Klien berulang-
penjelasan ulang bertanya ada apa
kepada sesungguhnya yang
klien terjadi dengan
tentang persendian kakinya
penyakitnya • Klien tampak cemas

A: Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

15
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 16/09/20 08.00 Mengkaji lokasi S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib dan skala nyeri rasa sakit di
berhubung 1. Memantau perdelangan kaki kiri
an dengan TTV mulai berkurang
pergeseran 2. Menganjurk
sendi an untuk O: • Wajah Klien
distraksi tampak rilex
dan • skala nyeri 4 (0-10)
relaksasi • Nyeri tekan area
3. Berkolabora dislokasi
si • Masih tampak
pemberian bengkak sekitar kaki
analgesik yang nyeri
dengan • TD:110/70 mmHg,
dokter RR:16 x/menit, Nadi:78
x/menit, Temp:36,5 oC.

A:Masalah sebagian
teratasi

P:Lanjutkan intervensi

16
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali masih susah bergerak
fisik kemampuan
berhubung dan O: Keterbatasan
an dengan keadaan mobilitas fisik
cedera secara
jaringan fungsional A: Masalah belum
sekitar pada teratasi
sendi kerusakan
yang terjadi P: Lanjutkan intervevsi
2. Memonitor
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Melakukan
latihan
ROM
secara pasif
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit

3 Ansietas 1. Mengobser S: Klien mengatakan


berhubung vasi tingkat sudah tidak cemas dan
an dengan kecemasan sudah faham dengan
kurang klien penyakit yang
pengetahu 2. Memberika dialaminya
an n

17
penjelasan O: •Klien bisa
kepada menjawab pertanyaan
klien seputar penyakitnya
tentang • Klien tampak rileks
penyakitnya
A: Masalah teratasi

P : Intervensidihentikan

18
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 17/09/20 08.00 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib lokasi dan rasa sakit di
berhubung skala nyeri perdelangan kaki kiri
an dengan 2. Memantau sudah lebih nyaman
pergeseran TTV dari kemaren
sendi 3. Menganjurk
an untuk O: • Wajah Klien
distraksi tampak rilex
dan • skala nyeri 2 (0-10)
relaksasi • Nyeri tekan area
4. Berkolabora dislokasi berkurang
si • bengkak sekitar kaki
pemberian yang nyeri mulai
analgesik kempes
dengan • TD:120/70 mmHg,
dokter RR:18 x/menit, Nadi:80
x/menit, Temp:36,0 oC.

A:Masalah sebagian
teratasi

P:Lanjutkan intervensi

19
2 Gangguan 1. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali mulai bisa melakukan
fisik kemampuan aktifitas
berhubung dan
an dengan keadaan O: tampak mulai
cedera secara beraktifitas mandiri
jaringan fungsional
sekitar pada A: Masalah sebagian
sendi kerusakan teratasi
yang terjadi
2. Memonitor P: Lanjutkan intervevsi
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
3. Menyarank
an klien
latihan
ROM
secara
mandiri
4. Mengobser
vasi
keadaan
kulit

20
No Diagnosa Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1 Nyeri 18/09/20 08.00 5. Mengkaji S: Klien mengatakan
Akut 19 Wib lokasi dan nyeri sudah mulai
berhubung skala nyeri hilang
an dengan 6. Memantau
pergeseran TTV O: • Wajah Klien
sendi 7. Menganjurk tampak rilex
an untuk • skala nyeri 1 (0-10)
distraksi • tidak ada nyeri tekan
dan area dislokasi
relaksasi • bengkak sekitar kaki
8. Berkolabora yang nyeri sudah hilang
si • TD:120/70 mmHg,
pemberian RR:20 x/menit, Nadi:80
analgesik x/menit, Temp:36,0 oC.
dengan
dokter A:Masalah teratasi

P:intervensi dihentikan

21
2 Gangguan 5. Mengkaji S: Klien mengatakan
mobilitas kembali sudah bisa melakukan
fisik kemampuan aktifitas
berhubung dan
an dengan keadaan O: mobilitas fisik
cedera secara mandiri
jaringan fungsional
sekitar pada A: Masalah teratasi
sendi kerusakan
yang terjadi P: intervensi dihentikan
6. Memonitor
fungsi
motorik dan
sensorik
setiap hari
7. Menyarank
an klien
latihan
ROM
secara
mandiri
8. Mengobser
vasi
keadaan
kulit

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Dislokasi
disebabkan oleh :

a. Akibat pertumbuhan sejak lahir


b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi disekitar sendi

B. Saran

Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen maupun rekan-rekan sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Purnawan. J dkk (1982), Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua, Media


Aesculapius

Fakultas Kedokteran UI

Kariasa, I. M,dkk (2000). Nursing Care Plans, EGC : Jakarta

Satria Perwira. Wordpress. Com/dislokasi

24
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. .... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2.Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

1.3.Metode penulisan ....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3

2.1.Pengertian................................................................................... 3

2.2.Anatomi Fisiologi ...................................................................... 3

2.3.Etiologi ....................................................................................... 5

2.4.Patofisiologi ............................................................................... 5

2.5.Manifestasi Klinis ...................................................................... 7

2.6.Komplikasi ................................................................................. 7

2.7.Pemeriksaan Diagnostik ............................................................. 7

2.8.Penatalaksanaan ......................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 9

3.1.Pengkajian .................................................................................. 9

3.2.Analisa Data ............................................................................... 10

3.3.Diagnosa Keperawatan .............................................................. 11

3.4.Rencana Keperawatan ................................................................ 12

3.5.Implementasi .............................................................................. 13

25
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24

26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL
“DISLOKASI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. NUR ATIKAH NIM : 18010005P
2. ASRIANI NIM : 18010009P
3. ARFAN . M NIM : 18010010P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
KOTA PADANGSIDIMPUAN
2019

27
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KMB
3. Adapun askep ini membahas mengenai gangguan Muskuloskletal dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSLETAL (DISLOKASI)”.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.

Semoga Hasil dari penyusunan askep ini daopat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Aufa Royhan.

Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak


terimakasih.

Padangsidimpuan, September 2019

Kelompok II

28
29

Anda mungkin juga menyukai