RANGKUMAN
Pembahasan tentang proses menua semakin sering muncul seiring
dengan semakin bertambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan
dunia. Penelitian-penelitian mengenai perubahan yang terkait usia
merupakan area yang menarik dan penting belakangan ini. Berbagai aspek
mengenai proses menua banyak dibahas seperti aspek sosial, psikologi,
ekonomi atau fisik.
Telah banyak dikemukakan bahwa proses menua amat dipengaruhi
oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Usia kronologi yang
diukur dengan tahun dan usia fisiologi yang diukur dengan kapasitas
fungsional tidaklah selalu seiring sejalan. Seseorang dapat terlihat lebih
muda atau lebih tua dari umurnya, dan mungkin memiliki kapasitas
fungsional yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan
dimilikinya pada umur tertentu.
Proses menua bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang
berusia lanjut, melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak
maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian, efek penuaan
tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun.
Proses menua seyogyanya dianggap sebagai suatu proses normal dan
tidak selalu menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Berbagai
faktor seperti faktor genetik, gaya hidup, dan lingkugan, mungkin lebih besar
mengakibatkan gangguan fungsi, daripada penambahan usia itu sendiri. Di
sisi lain, hubungan antara usia dan penyakit amatlah erat. Laju kematian
untuk banyak penyakit meningkat seiring dengan menuanya seseorang,
terutama disebabkan oleh menurunnya kemampuan orang usia lanjut
berespons terhadap stress, baik stress fisik maupun psikologik.
Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya
kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat organ
sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas fungsional
tersebut, orang berusia lanjut umumnya tidak berespons terhadap berbagai
rangsangan, internal atau eksternal, seefektif yang dapat dilakukan oleh
orang yang lebih muda. Menurunnya kapasitas untuk berespons terhadap
lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit
untuk memelihara kestabilan status fisikawi dan kimiawi di dalam tubuh,
atau memelihara homeostasis tubuh. Gangguan terhadap homoestasis
tersebut menyebabkan disfungsi berbagai sistim organ lebih mungkin terjadi
dan juga toleransi terhadap obat-obatan menuruna.
Perlu disadari bahwa amat sulit membedakan apakah proses menua
yang terjadi pada seseorang murni semata-mata karena proses menua itu
sendiri atau akibat penyakit yang menyertai usia lanjut tersebut. Amat
dibutuhkan penelitian yang dapat membedakan penurunan fungsi akibat
penyakit atau proses menua normal yang tentunya tidak mudah, karena
proses menua normal belum dapat sepenuhnya dijelaskana dan kebanyakan
orang yang berusia lanjut juga sudah mengalami beragam penyakit ketika
mereka bertambah tua. Penelitian yang sudah ada, sebenarnya lebih banyak
menggunakan disain potong lintang dimana parameter yang diteliti, diukur
dan dibandingkan pada saat yang sama untuk berbagai kelompok umur.
Kelemahan penelitian dengan disain tersebutaadalah amat sulit untuk
menetapkan apakah perubahan-perubahan fungsi organ yang terjadi
disebabkan karena usia atau perubahan akibat sejumlah faktor sosial dan
lingkungan, karena semuanya diukur pada satu saat yang sama dan tidak
diikuti dari waktu ke waktu (kohort).
Sebuah penelitian kohort besar, Framingham studi, yang melibatkan
sekitar 5000 orang sejak tahun 1950-an, atau biasa disebut studi longitudinal
Framingham, dan Baltimore Longitudinal study of aging (BLSA) yang dimulai
pada tahun 1958 dan melibatkan lebih dari 1000 subjek, mencoba mengikuti
berbagai perubahan pada manusia dari waktu ke waktu seiring dengan
penuaan.
Penelitian-penelitian mengenai perubahan akibat proses menua
menjadi semakin populer dan dirasakan penting pada tahun-tahun
belakangan ini seiring dengan semakin bertambahnya populai usia lanjut di
berbagai belahan dunia. Berbagai artikel ilmiah dan populer semakin banyak
membincangkan masalah proses menua tersebut dari berbagai aspek, baik
sosial, psikologi, ekonomi, atau fisik. Tulisan ini akan lebih banyak membahas
aspek biologi proses menua, yakni berbagai perubahan pada tubuh akibat
proses menua pada tataran mikroskopik dan makroskopik. Selanjutya
fisiologi proses menua disertai dengan implikasi kliniknya akan dibicarakan
lebih jauh, dan akhirnya konsep menua yang sukses/ sehat akan
dikemukakan untuk melengkapi pembahasan mengenai proses menua ini.
Penatalaksanaan
Terapi infeksi selalu memerlukan anti mikroba yang sesuai dengan penyebab
infeksi. Tetapi pada infeksi virus banyak virus tidak ada anti virusnya,
sehingga diperlukan peningkatan daya tahan tubuh yang prima untuk
mengeliminasi virus tersebut. Beberapa infeksi virus seperti influenza,
pneumonia, hepatitis, meningitis, enterovirus dapat dilakukan pencegahan
dengan vaksinasi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Vaksinasi
pada usila kenapa tidak? Seperti dikemukakan dimuka bahwa masih terdapat
kontroversi terhadap penurunan fungi limfosit B pada Usila. Limfosit Blah
yang dibutuhkan peranannya dalam keberhasilan imunisasi. Masih banyak
yang setuju dan berbagai penelitian menunjukkan hasil baik dari imunisasi
pada Usila untuk pencegahan terhadap infeksi virus terutama untuk usila
dengan risiko tinggi. Yang termasuk usila dengan risiko tinggi menurut the
national health dan Medical Research Council (NHMRC) Amerika Serikat
adalah sebagai berikut:
Seluruh individu dengan umur >65 tahun
Individu dengan asplenia baik fungsional maupun anatomi, termasuk
penyakit sickle-cell
Pasien immunocompromised seperti : HIV (+) sebelum muncul AIDS,
nefrosis akut, multiple mieloma, limfoma, penyakit Hodgkin dan pasien
dengan transplatansi organ
Pasien dengan immunocompetent, tetapi menderita penyakit kronik
seperti: penyakit jantung kronik, penyakit ginjal kronik, diabetes mellitus,
penyakit paru kronik, pecandu alkohol
Orang aborigin dan torrest strait islander dengan umur > 50 tahun
Pasien dengan kelemahan CSF