00 1/ 2 DINAS KESEHATAN UPT RSUD BA’A Ditetapkan Oleh Direktur RSUD BA’A TANGGAL TERBIT STANDAR PROSEDUR 17 September 2019 OPERASIONAL dr. Widyanto P. Adhy, M.Biomed.Sp.PD NIP.19810824 200904 1 004 PENGERTIAN Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien secara individu yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain. KEBIJAKAN Keputusan direkturRumah Sakit Umum Daerah Ba’a Nomor : 02.a /445.g /UK/RSD.RN/I/2019Tentang KebijakanPenerapan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Pada Seluruh Lingkup Pelayanan RSUD Ba’a PROSEDUR 1. Apoteker sebelum memberikan konseling memperkenalkan diri. 2. Layanan konseling dapat dilakukan setiap kali ada kesempatan. 3. Prioritas diberikan kepada pasien-pasien dengan kriteria : 3.1 Pasien dengan penyakit kronis, 3.2 Pasien dengan tingkat kepatuhan minum obat rendah, 3.3 Pasien yang mendapat obat dengan bentuk sediaan tertentu 3.4 Pasien yang mendapat obat dengan cara penggunaan khusus, 3.5 Pasien yang mendapatkan obat dengan cara penyimpanan khusus, 3.6 Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi 4. Apoteker memastikan identitas pasien. Kegiatan konseling dilaksanakan dengan tetap menjaga privacy serta kerahasiaan data pribadi pasien. 5. Apoteker menjelaskan secara ringkas tujuan konseling KONSELING OBAT UNTUK PASIEN
00 2/ 2 DINAS KESEHATAN UPT RSUD BA’A PROSEDUR 6. Apoteker mempergunakan metode komunikasi yang efektif dalam melakukan konseling kepada pasien (atau penunggu pasien) mengenai aspek-aspek yang relevan atau berhubungan dengan rejimen obat. 7. Apoteker memastikan kemampuan pasien dalam memahami informasi yang diberikan (bila diperlukan dapat menggunakan penterjemah untuk pasien berbeda bahasa dan pasien geriatri yang pada umumnya hanya mengerti bahasa daerah saja) 8. Apoteker menggunakan Three Prime Questions (untuk menghindari duplikasi informasi yang tidak sinkron) : 8.1 Apa yang dokter katakan tentang kegunaan obat yang diberikan? 8.2 Bagaimana penjelasan dokter tentang cara menggunakannya? 8.3 Apa yang dokter katakan tentang efek apa yang diharapkan atau efek apa yang dapat terjadi setelah minum obat? 9. Apoteker mendiskusikan (lebih lanjut) informasi sebagai berikut, terutama yang tidak tercakup pada butir 8 (Three Prime Questions) : 9.1 Nama generik dan nama dagang, 9.2 Tujuan yang ingin dicapai dari terapi dan cara kerja obat 9.3 Bagaimana dan kapan sebaiknya menggunakan obat 9.4 Petunjuk khusus maupun perhatian khusus yang harus dicermati 9.5 Bagaimana mengetahui dan meminimalkan efek samping yang sering terjadi (hati-hati, pada pasien tertentu dapat menimbulkan masalah ketidak patuhan) 9.6 Penghentian, penambahan atau perubahan terapi 9.7 Persyaratan penyimpanan obat 9.8 Interaksi obat 9.9 Lama terapi 9.10 Yang harus dilakukan apabila lupa menggunakan obat 9.11 Gaya hidup yang perlu dimodifikasi 9.12 Perubahan diet yang perlu dilakukan 10. Apoteker menyimpulkan informasi yang penting bagi pasien KONSELING OBAT UNTUK PASIEN
00 3/ 2 DINAS KESEHATAN UPT RSUD BA’A PROSEDUR 11. Apoteker menilai pemahaman pasien tentang obat yang digunakannya 12. Apoteker memberikan bantuan terkait pengobatan pasien, brosur/leaflet, informasi produk atau obat sesuai kebutuhan 13. Apoteker menanyakan apakah pasien masih memiliki pertanyaan terkait terapi yang mereka jalani 14. Apoteker menetapkan bila diperlukan tindak lanjut (follow up) 15. Apoteker mendokumentasikan kegiatan konseling yang dilakukan. UNIT TERKAIT Apoteker dan pasien.