E = hv = h ……………………… (2.1)
berhenti bergerak dengan kecepatan c, maka foton tersebut akan hilang. Untuk = 0,
p= = …………………….(2.2)
Dari sudut pandang kuantum, seberkas energi elektromagnetik tersusun dari foton-foton
yang merambat dengan kecepatan c. Intensitas berkas tersebut akan berbanding lurus
dengan jumlah foton yang melintasi suatu satuan luas per satuan waktu. Dengan begitu,
jika berkas tersebut berbentuk monokromatik (terdiri dari satu frekuensi), maka
intensitas I akan dinyatakan dengan
≥ eV……………………..(2.4)
Interpretasi kuantum bahwa cahaya tersiri dari foton member penjelasan untuk
eksperimen tersebut. Dalam bentuk kuntum, energi yang dibawa foton diserap oleh
electron tunggal. Jika elekrton tersebut “diusir” dari material, maka perbedaan antara
energi yang diserap oleh elektron tersebut dengan energi ketika elektron tersebut terikat
di permukaan akan muncul sebagai energi kinetik elektron. Elektron-elektron terikat di
permukaan dengan energy yang berbeda-beda, namun energy ikat elektron-elektron
yang terikat paling tidak kuat bergantung pada jenis material emitor. Energi yang
dibutuhkan untuk melepaskan ikatan itu dinamakan fungsi kerja (ɸ) material. Oleh
karenanya, elektron-elektron akan terusir dalam berbagai rentang energy kinetik mulai
dari nol hingga nilai maksimum yang dinyatakan dengan : Energi kinetik maksimum
emisi elektron
= (energi yang dibawa oleh foton) – (energi ikat dari elektron yang terikat paling
dengan
………………….(2.5)
Di bawah nilai frekuensi ambang ini, foton-foton datang tidak akan memiliki energy
yang cukup untuk melepaskan ikatan yang paling tidak kuat sekalipun, berapapun
besarnya intensitas cahaya tersebut. Waktu tunda yang pendek di hasil eksperimen juga
akan menjadi jelas karena absorpsi foton terjadi hampir secara spontan. Akhirnya,
semakin tinggi intensitas cahaya, semakin besar juga kerapatan foton, dan dengan
begitu semakin banyak pula elektron yang akan terlepas, sehingga hasil pun menjadi
jelas.
Efek Compton
Interpretasi gelombang memprediksi bahwa ketika terjadi radiasi elektromagnetik dari
sebuah partikel bermuatan, maka radiasi yang dipancarkan tersebut akan memiliki
frekuensi yang sama dengan radiasi yang datang dari segala penjuru. Pada tahun 1922,
Arthur H. Compton menunjukkan bahwa jika interpretasi kuantum darai radiasi
elektromagnetik diterima, kama radiasi yang dihamburkan akan memiliki frekuensi
lebih kecil daripada radiasi datang dan juga bergantung pada sudut hamburannya.
Analisis Compton, sebagai akibatnya, menyertakan tampilan hamburan radiasi
elektromagnetik dari partikel bermuatan sebagai sebuah peristiwa tumbukan sempurna
antara foton dan partikel bermuatan bebas.
Pengabungan Dan Pemisahan Pasangan
Dalam Proses pengabungan pasangan, energy yang dibawa oleh foton dokonversikan
seluruhnya menjadi materi, yang dihasilkan dari pengabungan sebuah elektron-positron
(kecuali untuk muatannya, positron benar-benar identik dengan elektron). Ketika
muatan suatu system bernilai nol, maka dua partikel yang berlawanan muatannya harus
diciptakan guna mengkonversi muatan. Untuk menggabungkan sebuah pasangan, foton
datang harus memiliki energi yang setidaknya setara dengan energy diam pasangan
tersebut, dan setiap kelebihan energy foton akan muncul sebagai energi partikel.
(Ronald Gautreau, 2006 : 51-54)
Untuk menunjukkan sifat-sifat kuanta radiasi elektromagnetik, yaitu gahwa gelombang-
gelombang berkelakuan sebagai partikel, maka akan dibahas tiga gejala fisika yang
dapat menunjang peryataan tersebut.
- Efek foto listrik
- Efek Compton
Efek Fotolistrik
Bila sinar atau radiasi elektromagnetik dengan suatu frekuensi tertentu mengenai suatu
permukaan metal/logam, maka elektron akan dikeluarkan dari permukaan logam itu
yang disebut fotoelektron dan gejala fisikanya disebut efek fotolistriksinar x yang di.
Efek Compton
Dalam efek fotolistrik sinar x yang jatuh pada permukaan logam yang sensitive
menyerahkan seluruh tenaganya dalam usaha mengeluarkan elektron dari permukaan
logam. Untuk efek fotolistrik tersebut maka sinar x yang digunakan tenaganya tidak
terlalu besar (hanya beberapa e V saja). Bila sinar x dengan tenaga tinggi katakanlah
beberapa k e V atau lebih dijatuhkan pada permukaan logam sasaran yang mengandung
elektron bebas misalkan Carbon (C), dalam hal ini tenaga yang diperlukan untuk
mengeluarkan elektron dari permukaan logam kecil dan dapat dibandingkan dengan
tenaga sinar x itu. Interaksi antara sinar x yang dijatuhkan itu dan elektron-elektron
menyebabkan hamburan-hamburan dari sinar x, fenomena ini disebut hamburan
Compton atau efek Compton. Berdasarkan teori elektromagnetik klasik maka panjang
gelombang λ atau frekuensi f ﴾λ = ﴿ dari sinar x yang dipantulkan harus sama dengan
frekuensi dari sinar x yang datang, tapi menurut hasil eksperimen teramati bahwa sinar
x yang dipantulkan mengandung dua panjang gelombang yakni yang satu sama dengan
panjang gelombang λ dari sinar x yang datang.
(Muljono, 2003 : 7-8 dan 16-17)
INTERAKSI SINAR–γ DENGAN MATERI
Spektrum sinar-γ terbentuk sebagai hasil interaksi antara sinar–γ dengan detektor. Untuk
dapat membaca spectrum–γ, diperlukan pengetahuan yang cukum mendalam mengenai
gejala dan mekanisme yang terjadi dalam proses interaksi sinar–γ dengan materi. Pada
bab ini akan diuraikan beberapa hal dasar yang sangat penting.
Telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa sinar–γ adalah radiasi gelombang
elektromagnetik yang dapat pula ditinjau sebagai paket-paket catu tenaga yang
dinamakan foton–γ. Apabila sinar–γ berinteraksi dengan materi maka tenaganya akan
diserahkan pada atom-atom materi yang dilalui.
Satuan yang biasa dipakai untuk menyatakan sinar–γ adalah elektron volt, disingkat eV.
Satu elektron volt adalah tenaga yang diterima oleh sebuah elektron (muatan elektron =
e = 1,60 x 10-19 coulomb) yang dipercepat melalui suatu medan listrik dengan beda
potensial sebesar satu volt. Kelipatan satuan ini, yang biasa dipakai dalam spektrometri–
γ, adalah: 1 keV = 1.000 eV dan 1 MeV = 1.000.000 eV. Pada umumnya, dalam
spektrometri–γ orang bekerja dengan tenaga–γ dari 50 keV sampai 5 MeV.
Jika diketahui panjang gelombangnya, tenaga sinar–γ dapat dihitung melalui rumus
Planck: E = hc/λ. Apabila tetapan Planck (h) dan laju cahaya dalam hampa (c) diberi
harga yang bersesuaian maka bisa dihitung tenaga–γ langsung dalam satuan keV dengan
perumusan sebagai berikut:
= …………………………..(2.6)
8.1 Kesimpulan
1. Ada tiga proses utama yang terjadi apabila radiasi sinar-γ melewati suatu
bahan penyerap yaitu “
- Efek fotolistrik adalah intraksi antara foton–γ degan sebuah elektron yang
terikat kuat dalam atom yaitu elektron pada kulit bagian dalam satuan atom,
biasanya kulit K atau L. Foton–γ akan menumbuk elektron tersebut dank
arena elektron itu terikat kuat-kuat maka elektron akan menyerap seluruh
tenaga foton–γ.
- Hamburan Compton Hamburan Compton terjadi antara foton–γ dan
sebuah elektron bebas atau yang terikat lemah. Elektron-elektron yang dapat
dikatagorikan sebagai elektron yang terikat lemah adalah elektron yang
berada pada kulit terluar suatu atom. Apabila foton–γ menumbuk elektron
jenis ini maka berdasarkan hokum kekekalan momentum tidak mungkin
elektron akan dapat menyerap seluruh tenaga foton–γ seperti yang terjadi
dalam efek fotolistrik.
- Produksi Pasangan Apabila suatu foton–γ yang bertenaga cukup tinggi
melalui medan listrik yang sangat kuat di sekitar inti atom (medan coulomb
inti) maka foton–γ tersebut akan lenyap dan sebagai gantinya muncul
pasangan elektron dan positron (e- dan e+).
2. Sifat-sifatnya yaitu :
1. Merupakan gelombang elektromagnetik
2. Tidak bermuatan listrik
3. Tidak memiliki massa
4. Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnetic
5. Kecepatan gamma bernilai sama dengan kecepatan cahaya
7. Memiliki daya tembus paling besar tetapi daya ionisasi paling lemah
3. Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa
energi
dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke
dalam suatu bahan, juga menghasilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang
dihasilkan sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, sinar
gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion primer saja
yang berbentuk ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi
sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan
yang berbentuk pada proses ionisasi primer. Peluang terjadinya interaksi
antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh koefisien absorsi linear
(μ).
4. Intensitas berkas radiasi akan teruksi ketika melewati material karena foton-
foton akan dibuang atau dihamburkan dari arah maju oleh beberapa
kombinasi efek fotolistrik, efek Compton, dan penggabungan pasangan.
Reduksi intensitas ini mematuhi hukum redaman eksponensial
I = I0e-μx
8.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Gautreau,Ronald. 2006. Fisika Modern.Edisi II.Jakarta : Erlangga
Muljono. 2003. Fisika Modern.Universitas Pelita Harapan : Andi
Susetyo,Wisnu. 1988. Spektrometri Gamma.Yogyakarta : Gajah Mada University Press