Anda di halaman 1dari 6

Makalah Etika bisnis dan porfesi || Akuntansi

Minggu, 14 Oktober 2018

Manusia Dan Alam Semesta

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure kesadaran
yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah
ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut.
Disini hendaknya diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan bahwa para ilmuan hanya
mengakui pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan tunggal untuk memahami
eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif (fakta yang
dapat dibuktikan melalui panca indra). Misalnya, pendekatan rasio (pendekatan ilmiah) paling tepat
dipakai untuk memahami benda (fisik), namun tidak sepenuhnya tepat dipakai untuk memhami pola
kerja biologis, etika, kesadaran spiritual, hakikat manusia, apalagi untuk memahami tuhan(potensi
murni). Kebenaran tentang cara belajar yang menyangkut dunia akan berbeda untuk empat bidang
pengetahuan: (1) saya-batin,I(2) saya-lahirlah, (3) dunia-batin, (4) dunia-lahirlah/material. Dalam
kebenaran tentang hidup didunia, dijumpai dua corak masalah, yaitu: (1)masalah konvergen (bertitik
temu), yaitu sesuatu yang dapat dipecahkan secara menyeluruh, dan (2) masalah divergen (bertitik
pisah), yaitu sesuatu yang selalu berlawanan. Kedua masalah ini tentu tidak dapat dipecahkan dengan
cara yang sama.

RUMUSAN MASALAH

Apa hakikat kebenaran ?

Apa hakikat eksistensi(dunia/alam semesta)?

Apa hakikat manusia ?

Apa hakikat otak dan kecerdasan ?

Bagaimana hakikat fikiran dan kesadaran ?


Apa tujuan dan makna kehidupan?

Contoh kasus !

BAB II

PEMBAHASAN

HAKIKAT KEBENARAN

Untuk memahami mengapa berbagai dsiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya mampu memahami
misteri keberadaan alam semesta dan tidak alagi sepenuhnya dapat menjelaskan dan memcahkan
berbagi permasalahn dunia saat ini, maka perlu kita renungkan terlebih dahulu apa yang dinyatakan oleh
E.F. Schumacher (dalam Eko Wijayanto dkk.,2002) sebagai empat kebenaran besar, yaitu:

Kebenaran (hakikat ) tentang eksistensi (dunia/alam semesta).

Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia.

Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia

Yang dimkasud dengan hidup didunia.

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure kesadaran
yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah
ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut.
Disini hendaknya diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan bahwa para ilmuan hanya
mengakui pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan tunggal untuk memahami
eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif (fakta yang
dapat dibuktikan melalui panca indra).
HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)

Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang sering disebut
sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta seolah-olah dianggap
sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta hanya dilihat sebagi
materi/substansi yang terbentang luas dan tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan
pendekatan ilmiah dan rasioanal. Namun Schumacher telah mengingatkan para ilmuan tentamg adanya
tingktan-tingkatan eksistensi alam semesta sebagi berikut:

Benda, dapat dituliskan ( P )

Tumbuhan, dapat dituliskan ( P+X )

Hewan, dapat ditulskan ( P +X+Y)

Manusia, dapat dituliskan (P+X+Y+Z)

HAKIKTA MANUSIA

Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat
bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak ketidaksepakatan
mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena banyak pihak hanya melihat
hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa mendudukannya dalam konteks keseluruhan yang
utuh. Karl Marx, misalnya,(dalam Stevenson dan Haberman,2001) mengatakan hakikat real manusia
adalah keseluruhan hubungan social dengan menolak adanya tuhan dan mengagnggap bawha tiap
pribadi adala produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu
hidup.

Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelasa terasa bila
melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi psikologis
tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rahmat,2001) mengelompakan empat teori
psikologi dikaitkan dengan konsepsinya sebgai berikut:

Psikoanalisis

Behaviorisme

Kognitif

Humanism

HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat ;luar biasa,
antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan, memungkinkan
memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik, kemampuan
perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendaliakn berbagai organ tubuh, dan
sebaginya.

Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen didalam otak manusia,
yaitu: (1) neocotex (2) corpus callasum,(3)cerebellum,(4) otak reptile,(5)hippocampus,(6)amigdala,(7)
pituitary gland,(8)hypothalamus,dan (9) thalamus.

Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologis untuk memproses informasi
yang dapat diaktifkan dalam suatu latar (setting) kebudayaan untuk memecahkan masalah atau
menciptakan suatu produk-produk bermamfaat dalam suatu kebudayaan. Pada awalnya ilmuan hanya
mengenal kecerdasan tunggal yang disebut sebagai kecerdasan intelektual (intellectual quotient).
Namun belakangan terbukti bahwa manusia sebenarrnya mempunyai banyak kecerdasan. Gardner pada
aawalnya mengidentifikasi 7 kecerdasan manusia, yaitu: linguistic,logical-mathematical, musical, bodily-
kinesthetical, spatial,interpersonal, dan intrapersonal intelligence.

HAKIKTA PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)

Pikiran memegang peranan yang sangat penting dal kehidupan manusia sehingga Blaise Pasca (dalam
Hart,1997) sampai mengatakan:”manusia jelas sekalgi dibuat untuk berfikir. Di dalamnya terletak semua
matabat dan kebajikannya; dan seluruh kewajibannya adalah berfikir sebagimana seharusnya.”

Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind atau mental sebagai
keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik ang disadari maupun tidak disadari-yang
merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rahmat (2001) melihat proses berfikir
sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi: sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Sensasi
merupakan alat pengindraan melalui panca indra yang menghubngkan organism (manusia) dengan
lingkungan. Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperleh
pengetahuan yang baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan dan memanggilnya kembali.
Berfikir adalah mengola informasi dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau
memberikan respons.

TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Siapapun pasti sependapat dan tidak ada tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh kebahagian.
Bahkan Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan,orang harus memilih hidup bahagia. Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era
dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialism, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia.
Kebahagiaan seolah-olahh menjadi barang langka yang sulit dijangkau. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini
dapat terjadi karena adanya penafsiran atau/ pemahaman tentang cara untuk mencapai kebahagian itu
sendiri. Perbedaan pemahaman tentang hidup ini bergantung pada evolusi kesadaran seseorang.

KASUS

Eksplorasi minyak dan gas (migas) di Jawa

Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan eksplorasi migas terus dipacu, termasuk di Jawa. Di pulau
yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia itu, sedikitnya terdapat sembilan
perusahaan yang telah mendapat konsesi untuk mengeksplorasi minyak bumi. Berbagai kecelakaan juga
terjadi diwilayah kegiatan dan penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu 36 tahun terakhir, paling
tidak ada delapan kejadian kecelakaan, yaitu pada tanggal 20 mei 1971, sumur pengeboran minyak
pertamina dikedokan bunder unit III, Cirebon meledak dan menyemburkan minyak bercampur lumpur
sehingga menggenangi daerah sekitar dan sekitar 550 warga diungsikan. Kemudian pada tanggal 1
september 1984, sumur eksplorasi pertamina di pasir jadi, subang terbakar akibat kebocoran gas lalu
pada 24 oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di unit pengolahan IV, cilavap yang mengakibatkan 590
rumah rusak, 738 sumur tercemar debu tersebar dikelurahan Lomanis, Donan, dan tambak reja.

Dampak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan sumur PT. Lapindo Brantas tanggal 29
Mei 2006 ternyata sangat parah-bahkan yang terparah dari seluruh peristiwa yang pernah terjadi.
Sampai hari ke 110 sejak lumpur panas tersebut menyembur tanggal 29 Mei 2006 genangan lumpur
telah mecapai wilayah seluas 436 hektar.

BAB III

KESIMPULAN

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure kesadaran
yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah
ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut.

Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang sering disebut
sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan.

Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelasa terasa bila
melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi psikologis
tentang manusia.

Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat ;luar biasa,
antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan, memungkinkan
memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik, kemampuan
perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendaliakn berbagai organ tubuh, dan
sebaginya.

Anda mungkin juga menyukai