Anda di halaman 1dari 4

Activity Based Costing (ABC System)

DR,Muh.Rum,SE,M.S

Sistem perhitungan biaya dalam produksi suatu barang dibagi menjadi dua metode yaitu:
1. Metode Activity Based Costing (ABC System)
Metode Activity Based Costing atau yang disebut pula dengan sistem ABC merupakan metode
perhitungan biaya dimana perhitungan biaya didasarkan pada alokasi aktivitas yang berbeda-beda
seperti pada aktivitas produksi suatu produk dan pendistribusian suatu produk. Dengan metode
ABC, suatu perusahaan dapat mengetahui biaya produksi suatu barang yang dikeluarkannya secara
akurat. Biasanya metode ABC menggunakan tempat penampungan biaya overhead pabrik lebih
dari satu. Penerapan metode ABC dalam perhitungan biaya suatu perusahaan dapat menghindari
terjadinya distorsi atau kesalahan dalam menentukan harga pokok produk.

Penggunaan metode ABC dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:


1) Tahap yang pertama adalah mengelompokkan biaya overhead ke dalam kelompok biaya
homogen. Kelompok biaya homogen sendiri merupakan sekumpulan overhead yang
variasinya dapat dikaitkan dengan satu faktor penyebab atau pemicu (cost driver). Jadi
cost driver adalah faktor yang menjelaskan konsumsi biaya-biaya overhead. Kelompok
biaya homogen dapat ditentukan dengan melihat biaya yang memiliki rasio konsumsi
yang sama dengan seluruh produk yang ada.
2) Tahap yang kedua adalah mengalokasikan biaya overhead pabrik. Pengalokasian biaya
overhead dapat dilakukan dengan tarif kelompok dikalikan dengan dasar pembebanan
yang dikonsumsi oleh suatu produk.

2. Metode Tradisional
Metode tradisional merupakan metode perhitungan biaya dimana perhitungan biaya hanya
didasarkan pada tahap produksi barang dalam setiap unit barang. Metode perhitungan biaya secara
tradisional dapat disebut juga dengan metode perhitungan berdasarkan unit. Alokasi biaya
overhead pabrik dalam metode tradisional didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau jam
kerja mesin atau juga hanya didasarkan pada volume produksi barang.

Dikarenakan masing-masing produk menghasilkan biaya overhead pabrik yang berbeda-beda


maka saat menentukan harga pokok produksi barang biasanya akan tidak akurat, akan terjadi
distorsi atau kesalahan saat menentukan harga pokok produksi per unit barang.

Berikut pembahasan mengenai perbedaan metode activity based costing dan metode tradisional
dalam perhitungan biaya suatu aktivitas produksi produk. Jika perusahaan ingin agar perhitungan
biaya produksi dihitung secara akurat agar tidak menimbulkan kerugian dan dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya maka sebaiknya menggunakan metode activity based costing (ABC)
dibandingkan dengan metode tradisional yang masih memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
perhitungan biaya.
Activity based costing (ABC) adalah sebuah metode akuntansi yang mengidentifikasi dan
menetapkan biaya untuk aktivitas overhead dan kemudian menetapkan biaya tersebut untuk
produk. Sistem activity based costing mempunyai hubungan antara biaya, aktivitas overhead, dan
produk yang diproduksi.
Kemudian berdasarkan hubungan tersebut, sistem ABC ini dapat menetapkan biaya tidak langsung
suatu pabrik untuk memproduksi produk dengan cara yang lebih logis dari pada pendekatan
tradisional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan hanya mengalokasikan biaya berdasarkan jam
kerja mesin.
Metode ABC ini pertama-tama menetapkan biaya untuk kegiatan yang merupakan penyebab
sebenarnya dari overhead. kemudian menetapkan biaya kegiatan-kegiatan itu hanya untuk produk-
produk yang sebenarnya menuntut untuk melakukan kegiatan.
Activity based costing mengklaim bahwa rekayasa khusus, pengujian khusus, pemasangan mesin,
dan lainnya adalah kegiatan yang mennggunakan biaya. Sehingga menyebabkan perusahaan
mengkonsumsi sumber daya.
Dengan ABC, perusahaan akan menghitung biaya sumber daya yang digunakan dalam setiap
kegiatan ini. Selanjutnya, biaya masing-masing kegiatan akan diberikan hanya untuk produk
yang menuntut kegiatan.
Pentingnya penggunaan Activity based costing pada saat ini karena:
1. Biaya overhead manufaktur telah meningkat secara signifikan,
2. Biaya overhead manufaktur tidak lagi berkorelasi dengan jam mesin produktif atau jam
kerja langsung,
3. Keragaman produk dan keragaman pelanggan ‘permintaan telah meningkat, dan
4. Beberapa produk diproduksi dalam jumlah besar, sementara yang lain diproduksi dalam
jumlah kecil.

Contoh dan Perbandingan Menggunakan Activity Based Costing


Mari kita gambarkan konsep ABC dengan melihat dua kegiatan manufaktur yang umum:
(1) perawatan mesin produksi untuk menjalankan proses produksi, dan
(2) produksi aktual dari unit produk.

Mari kita berasumsi bahwa perusahaan memiliki biaya overhead manufaktur tahunan dari $
2.000.000 — $ 200.000 yang secara langsung terlibat dalam pemasangan mesin produksi.
Selama satu tahun ini perusahaan mengharapkan untuk melakukan 400 pembelian dan perawatan
mesin. Kemudian kita juga berasumsi bahwa ukuran produksi sangat bervariasi, tetapi upaya
perawatan untuk setiap mesin sama.
Biaya per perawatan dihitung menjadi $ 500 ($ 200.000 biaya per tahun dibagi dengan 400
perawatan per tahun). Di bawah ABC, $ 200.000 dari overhead akan dipandang sebagai biaya per
kuota produksi

Ini berarti bahwa $ 200.000 pertama-tama akan dialokasikan ke kuota produk yang akan
diproduksi (disebut alokasi Tahap 1), dan kemudian ditugaskan ke unit produk di setiap kuota
produksi (disebut alokasi Tahap 2).

Misalnya, jika kuota X terdiri dari 5.000 unit produk, biaya perawatan per unit adalah $ 0,10 ($
500 dibagi 5.000 unit). Jika kuota Y adalah 50.000 unit, biaya per unit untuk pemasangan adalah
$ 0,01 ($ 500 dibagi dengan 50.000 unit).

Untuk mempermudah, mari kita asumsikan bahwa sisa biaya produksi sebesar $ 1.800.000
disebabkan oleh aktivitas produksi yang berkorelasi dengan 100.000 jam mesin perusahaan.
Berikut contoh dua aktivitas sederhana, mari kita lihat bagaimana tarif untuk mengalokasikan
overhead manufaktur akan terlihat dengan ABC dan tanpa ABC:

Dengan ABC Tanpa ABC


Manufacturing overhead cost assigned to setups $200.000 $0
Number of setups 400 Tidak Dapat Diterapkan
Manufacturing overhead cost per setup $500 $0
Total manufacturing overhead costs $2.000.000 $2.000.000
Less: cost traced to machine setups $200.000 $0
Manufacturing O/H cost allocated on machine hours $1.800.000 $2.000.000
Machine hours (MH) 100.000 100.000
Manufacturing overhead cost per MH $18 $20
Manufacturing overhead cost allocations

Selanjutnya, mari kita lihat apa dampak manufacturing overhead cost allocations atau biaya
overhead teknik alokasi terhadap biaya per unit dari unit output tertentu. Asumsikan bahwa
perusahaan memproduksi per kuota 5.000 unit dan menghasilkan 50 unit per jam mesin, berikut
adalah bagaimana biaya yang ditetapkan untuk unit dengan ABC dan tanpa ABC

Dengan ABC Tanpa ABC


Manufacturing overhead for setting up machine $500 $0
No. of unit in bacth 5.000 Tidak Dapat Diterapkan
Manufacturing O/H caused by setup per unit $0.10 Tidak Dapat Diterapkan
Manufacturing overhead cost per machice hour $18 $20
No. of unit produced per machine hour 50 50
Manufacturing O/H caused by production per unit $0.36 $0.40
Total Manufacturing O/H Allocated per unit $0.46 $0.40
Jika perusahaan memproduksi per kuota 50.000 unit dan menghasilkan 50 unit per jam mesin,
Berikut ini adalah perbedaan bagaimana biaya yang ditetapkan untuk unit dengan ABC dan
tanpa ABC.

Dengan ABC Tanpa ABC


Manufacturing overhead for setting up machine $500 $0
No. of unit in bacth 5.000 Tidak Dapat Diterapkan
Manufacturing O/H caused by setup per unit $0.10 Tidak Dapat Diterapkan
Manufacturing overhead cost per machice hour $18 $20
No. of unit produced per machine hour 50 50
Manufacturing O/H caused by production per unit $0.36 $0.40
Total Manufacturing O/H Allocated per unit $0.37 $0.40

Seperti yang diilustrasikan tabel di atas, dengan activity based costing, biaya per unit berkurang
dari $ 0,46 menjadi $ 0,37 karena biaya perawatan kegiatan tersebar di 50.000 unit, bukan 5.000
unit. Tanpa ABC, biaya per unit adalah $ 0,40 terlepas dari jumlah unit dalam setiap kuota
produksi.

Cara menghitung biaya produksi per unit menggunakan metode tradisional (konvensional)
dan metode ABC (activity based costing)

PT Trend. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai berikut:

Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000
Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000
Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000
Jam Kerja Langsung Rp 5.000 Rp 10.000

Contoh Soal 2 Metode Tradisional dan ABC (Activity Based Costing)


Akuntan manajemen PT Trend. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:

Aktivitas Anggaran Biaya


Rekayasa Rp 300.000
Set up Rp 1.000.000
Perputaran mesin Rp 3.000.000
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 4.500.000

Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:

Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
Rekayasa (jam) 6.000 9.000 15.000
Set up (jam) 400 600 1.000
Perputaran mesin (jam) 50.000 100.000 150.000
Pegemasan 5.000 20.000 25.000

Diminta:
1. Hitunglah biaya per unit menggunakan metode tradisional (konvensional)?
2. Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?
Jawab

1. Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional


·
Total Jam kerja langsung = Jam kerja langsung tas + Jam kerja langsung sepatu
= 5000 + 10.000 = 15.000
Tarif Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung
= Rp. 4.500.000 : 15.000 = 300/JKL

· Biaya Overhead yang di bebankan


Total Overhead/Unit
Produk Unit
(Biaya JKL per unit X jam kerja langsung (Total:Unit)
Tas Rp 1.500.000 (Rp 300 X 5.000) 10.000 Rp 150
Sepatu Rp 3.000.000 (Rp 300 X 10.000) 40.000 Rp 75

Menghitung biaya per unit produk


Keterangan Tas Sepatu
Biaya Utama Rp 60.000.000 (Rp 6.000 X 10.000) Rp 120.000.000 (Rp 3.000 X 40.000)
Biaya Overhead Rp 3.000.000 (Rp 300 X 10.000) Rp 12.000.000 (Rp 300 X 40.000)
Total Biaya Rp 63.000.000 Rp 132.000.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp 6.300 Rp 3.300

3. Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas
Rekayasa (jam) Rp 300.000 Rp 15.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Perputaran mesin
Rp 3.000.000 Rp 150.000 Rp 20
(jam)
Pegemasan Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 8
Total Rp 4.500.000 Rp 191.000 Rp 1.048

Biaya Overhead yang dibebankan


Produk Tas
Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam) Rp 20 Rp 6.000 Rp 120.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000 Rp 400 Rp 400.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 20 Rp 50.000 Rp 1.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp 8 Rp 5.000 Rp 40.000 Rp 8
Total Rp 1.048 Rp 61.400 Rp 1.560.000 Rp 1.048
Produk Sepatu
Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam) Rp 20 9.000 Rp 180.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000 600 Rp 600.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 20 100.000 Rp 2.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp 8 20.000 Rp 160.000 Rp 8
Total Rp 1.048 Rp 129.600 Rp 2.940.000 Rp 1.048
Menghitung biaya per unit produk
Keterangan Tas Sepatu
Biaya Utama Rp 60.000.000 Rp 120.000.000
Biaya Overhead Rp 10.480.000 Rp 41.920.000
Total Biaya Rp 70.480.000 Rp 161.920.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp 7.048 Rp 4.048

Anda mungkin juga menyukai