Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL T.

A 2020/2021
MATA KULIAH : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
BOBOT : 3 SKS
PROG.STUDI : S1 AKT/VII
HARI, TGL : SENIN,11 JANUARI 2021
WAKTU UJIAN : 09.00-10.30 WIB
DOSEN PENGUJI : IDA ADHANI, S.E., M.Ak
SIFAT UJIAN : TUTUP BUKU

1. Bagaimana elemen proses pengendalian di PT Sariwangi dilaksanakan?


2. Bagaimana kinerja keuangan PT Sariwangi setelah pergantian pendirinya?
3. Strategi apa saja yang dlakukan PT Sariwangi saat masih ada pendiri dan setelah
pergantian pendirinya?
4. Pada ringkasan kisah PT Sariwangi, bagaimanakan Sistem pengendalian manajemen
yang ada dalam perusahana tersebut dalam:
a). Lingkungan pengendalian manajemen, dan
b). proses pengendalian manajemen?
5. Bagaimana prilaku organisasi di PT Sariwangi saat masih ada pendiri dan setelah
pergantian pendirinya?
6. Jelaskan 4 perspektif BSC pada PT Sariwangi!
7. Jelaskan bagaimana PT Toyota Motor melakukan transfer pricing!
Jawaban:
1. Proses pengendalian kualitas yang dilakukan PT. Sariwangi dimulai dari pengendalian
bahan baku, proses produksi, hingga produk jadi. Pengawasan mutu di PT. Sari
Wangi AEA dalam menjaga kualitas mutu di lapangan dilakukan oleh Quality Control.
Perusahaan tersebut telah mendapatkan sertifikasi HACCP (Hazard Analytical Critical
Control Point) yaitu sistem pengendali mutu dalam industri pangan pada tahun 2004
dan ISO (International Organization for Standarization) 9001 (2000) pada tahun 2005.
2. Diketahui, Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung memiliki tagihan
sebanyak Rp35,71 miliar mencakup tagihan dari kreditur separatis mencapai Rp31,5
miliar, 19 kreditur konkuren Rp3,28 miliar, dan kreditur preferen Rp922,81 juta.
Sementara itu, utang Sariwangi AEA sebanyak Rp1,05 triliun. Pemerinciannya,
tagihan piutang dari lima kreditur separatis senilai Rp719,03 miliar, 59 kreditur
konkuren Rp334,18 miliar, dan satu kreditur preferen Rp1,21 miliar.
3. PT Sariwangi AEA didirikan pada tahun 1962, awalnya beroperasi di bidang
perdagangan teh dan kemudian menjadi produsen teh (memproduksi teh sendiri
termasuk pencampuran dan manufaktur kemasan produk). Pada akhir 1980-an,
perusahaan memperkenalkan sebuah konsep kantong teh di pasar Indonesia
menggunakan perusahaan sendiri dengan merk Sariwangi dan pada saat yang sama
memperkenalkan nama "Teh Celup" di Indonesia. Selanjutnya merek diakuisisi oleh
Unilever Indonesia pada tahun 1989. Selama 12 tahun ke depan, strategi pemasaran
Sari Wangi Co.Ltd disimpan untuk dikirimkan ke pasar internasional teh ke seluruh
dunia ke Rusia, Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika, Australia, dan Laut Pasifik
Selatan. PT Sariwangi AEA saat ini dipegang oleh anak-anak Johan salah satunya
Andrew J. Supit memilih mencoba investasi di penggunaan teknologi untuk
meningkatkan produksi perkebunan. Mengembangkan sistem drainase atau
penyiraman air namun hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan dan terlilit
hutang sebanyak 1,5 Trilliun
4. a). Lingkungan pengendalian manajemen = Pengendalian manajemen yang terlalu
sering berubah Pada tahun 1995, PT.Sari Wangi AEA menandatangani kontrak
dengan PT.Unilever Tbk dimana merk Teh Sari Wangi dibeli oleh PT. Unilever Tbk dan
kegiatan produksi sepenuhnya di bawah manajemen PT. Unilever Tbk. Pada tahun
2000, kontrak tersebut berakhir dan manajemen produksi kembali diambil alih oleh
manajemen PT. Sari Wangi AEA.
b). proses pengendalian manajemen = Proses pengendalian manajemen yang
dilakukan PT Sariwangi kurang efektif
5. saat pendiri PT Sariwangi masih ada teh mulai masuk ke pasar internasional pada
tahun 1985 lalu diakuisis mereknya oleh unilever pada 1989. Sedangkan setelah
pergantian pemilik pt sariwangi memiliki hutang kepada PT Bank ICBC Indonesia
6. Perspektif BSC pada PT Sariwangi
 Perspektif keuangan, PT Sariwangi kurang dalam mengelola keuangan,
terjadinya Financial distress yang menyebabkan terlilit hutang sebesar 1,5
Triliun
 2. Perspektif pelanggan, PT Sariwangi memiliki pelanggan yang banyak dan
telah membangun nama brand yang terkenal di masyarakat indonesia
 3. Perspektif Proses Bisnis Internal,
 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, PT S ariwangi tidak dapat
mempertahankan perusahaannya karna tidak belajar dari pengalaman
sebelumnya dan pertumbuhannya semakin menurun
7. PT Toyota Motor memindahkan beban keuntungan berlebih dari satu negara ke
negara lain yang menerapkan tarif pajak lebih murah (tax haven). Pemindahan beban
dilakukan dengan memanipulasi harga secara tidak wajar. Direktorat Jenderal Pajak
menganggap bahwa PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia melakukan transfer
pricing untuk melakukan penghindaran pajak. Modus yang dilakukan oleh PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia adalah melakukan penjualan dengan transfer price
di luar prinsip kewajaran dan kelaziman usaha kepada perusahaan afiliasinya yang
berada di Singapura.

Anda mungkin juga menyukai