Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu melancarkan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Terima kasih.

Om Santhi Santhi Santhi Om

Denpasar, 03 Oktober, 2019

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

Pendahuluan ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

Pembahasan ............................................................................................................. 3

2.1 Perkembangan Pendidikan Yunani Kuno ...................................................... 3

2.2 Sistem Pendidikan Yunani …………………………………………………6

2.3 Jenjang & Kurikulum Pendidikan Yunani ................................................... 6

2.4 Pendanaan Pendidikan ................................................................................. 11

2.5 Perkembangan Pendidikan Romawi Kuno .................................................. 12

BAB III ............................................................................................................... 127

Penutup................................................................................................................ 177

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 177

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 188

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Orang Yunani terkenal dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang
tinggi. Banyak sekali ahli-ahli Yunani yang terkenal dalam berbagai bidang
ilmu di zaman Yunani kuno antara lain Thales sebagai bapak ilmu alam,
Phythagoras (ahli Matematika), Democritus sebagai ahli atom, Hypocrtes
sebagai bapak kedokteran, Herodhotus dan Thucydides merupakan ahli dalam
sejarah, Euclides sebagai ahli ilmu ukur, Archimides ahli dalam ilmu ukur
ruang, dan Erasthopanes ahli dalam ilmu bumi.
Bangsa Yunani Kuno menguasai teknologi yang sangat tinggi. Hal ini
terbukti dari bekas-bekas peninggalan berupa antara lain bangunan-bangunan
kuno, seperti bangunan istana, kuil, arca, dan benteng. Teknik pengecoran
beton, peleburan logam, pembuatan bata, pembuatan marmer, alat rumah
tangga, senjata,dan sebagainya telah dikuasaioleh bangsa Yunani Kuno.
Dalam perkembangannya, filsafat Yunani Kuno menjadi sumber dari segala
ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa dan seluruh dunia pada saat itu.
Banyak ahli filsafat yang lahir pada zaman Yunani Kuno. Yang terkenal adalah
Socrates. Ia mengajarkan filsafat kebijakan (etika) dengan logika sebagai ilmu
untuk membahasnya. Kemudian ada lagi Plato yang merupakan salah satu ahli
filsafat yang terkenal. Ia adalah murid dari Socrates. Ahli filsafat lainnya adalah
Aristoteles, Aristoteles merupakan murid dari Plato.
Pendidikan Romawi dapat dilihat tampak lebih sederhana dan lebih
disesuaikan dengan kebutuhan negara jika dibandingkan dengan pendidikan
Yunani. Pendidikan pada zaman Romawi lama bertujuan membentuk warga negara
yang setia dan berani, siap berkorban membela kepentingan tanah airnya. Dengan
kata lain membentuk warga negara menjadi tentara yang cakap. Barulah ada
perubahan sejak pada zaman hellenisme yang merupakan zaman aliran kebudayaan
yang diciptakan oleh ahli-ahli filsafat Yunani (Hellas). Sejak saat itu bangsa
Romawi mulai menyadari arti penting ilmu pengetahuan. Sehingga tujuan
pendidikan mengalami perubahan untuk pembentukan manusia yang harmoni.

1
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Sejarah Perkembangan Sistem Pendidikan Yunani?
1.2.2 Bagaimana Sistem Pendidikan Yunani?
1.2.3 Bagaimana Jenjang Pendidikan Yunani?
1.2.4 Bagaimana perkembangan pendidikan Romawi kuno?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan penulisan yaitu.
1.3.1 Untuk memberikan informasi mengenai sejarah perkembangan sistem
pendidikan Yunani kuno.
1.3.2 Untuk memberikan informasi mengenai sistem pendidikan Yunani
1.3.3 Untuk memberikan informasi mengenai jenjang pendidikan Yunani
1.3.4 Untuk memberikan informasi mengenai perkembangan pendidikan Romawi
Kuno

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan Pendidikan Yunani Kuno
2.1.1 Pendidikan Primitif (4000 SM)
Pendidikan pada masa primitif ini di bagi dalam dua bagian yaitu:
a. Homeros
Pendidikan Homeros menekan manusia ideal, maksudnya
manusia yang memiliki arate. Orang yang memilikiialah orang yang
memiliki kekuatan fisik seperti keberanian dan juga kehebatan untuk
meraih kegemilangan dan kehormatan. Ciri-ciri pelajar ideal yang
diinginkan Humeros yaitu berani berperang , kuat, besar, tampan,
bicara sopan dan baik, kaya, berkuasa, budi pekerti, dan yang peting
kuat fisiknya. Tujuan pendidikanya adalah membuat manusia
memiliki kualitas-kualitas tersebut. selain itu juga ada dua hal yang
di tekankan dalam arete yaitu kemampuan dalam hal gymnastik dan
musik, serta memiliki kebaikan dan keindahan. Konsep arete dalam
Homeros berkembang dari ide kepahlawanan menjadi keutamaan
dalam pergulatan hidup sehari-hari yang dialami kaum tani.
b. Hesiodos
Pendidikan ala Hesiodos ialah pendidikan yang membuat
orang yang dididik memiliki visi popolis (visi publik, umum, dan
masyarakat). Dasar moralitas dalam arete Hesiodos ialah keadilan dan
kerja keras. Orang yang adil adalah orang yang bekerja keras, kerja keras
ialah jalan satu-satunya menuju kepada keutamaan.
2.1.2 Pendidikan Polis Yunani (400 SM)
Yunani Kuno terbagi menjadi dua yaitu Sparta dan
Athena.penduduk Sparta disebut dengan Bangsa Doria, sedangkan
penduduk Athena disebut Bangsa Lonia. Kedua negara tersebut
merupakan Kota Polis (Negara Kota). Sparta dengan ahli negaranya
Lycurgus, sedangkan Athena ahli negaranya Solon. Pada kedua negara
tersebut terdapat perbedaan-perbedaan dalam dasar, tujuan, pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran. Pendidikan Polis Yunani (400 SM) yaitu:
a. Pendidikan Sparta
Sparta adalah negara Aristoraksi-Militerisasi. Dasar
Undang-Undang pendidikan Sparta adalah Lycurgus. Pendidikan di
Sparta didasarkan atas dua asas yaitu:
a. Anak adalah milik negara

3
b. Tujuan pendidikan adalah membentuk warga negara
yang siap membela negara (membentuk tentara yang
gagah berani)
Ciri-ciri pendidikannya adalah:
1. Pendidikan di selenggarakan oleh negara
2. Pendidikan diperuntukan hanya warga negara yang merdeka
(bukan budak)
3. Lebih mengutamakan pendidikan jasmani
4. Anak yang telah berusia 7 tahun di asramakan
5. Anak yang cacat dibunuh
Pelaksanaan pendidikan Sparta Yaitu:
1. Anak-anak di biasakan menahan lapar
2. Tidur diatas bantal rumput
3. Pada musim dingin hanya diselimuti dengan dengan selimut tipis
Mereka harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang
tentara seperti keberanian, ketangkasan, kekuatan fisik, cinta
terhadap tanah air, tunduk dan patuh terhadap negara dan disiplin.
Sebaliknya, pelajaran seperti kesenian di anggap tidak terlalu
penting dan diabaikan. Musik dan nyanyianhanya di jadikan alat
untuk menghilangkan rasa stres atas kejenuhan dalam melaksanakan
dinas kemiliteran.
b. Pendidikan Athena
Athena adalah Negara Demokrasi. Dasar pendidikan Athena
adalah Undang-Undang Solon berbeda dengan Sparta. Tujuan
pendidikan Athena adalah membentuk warga negara dengan jalan
pembentukan jasmani dan rohani yang selaras.
Ciri-ciri Pendidikan Athena adalah:
a. Pendidikan di selenggarakan oleh keluarga dan
sekolah
b. Pendidikan di selenggarakan bagi seluruh warga
negara (bebas)
Materi atau bahan ajar terbagi atas dua bagian yaitu:

4
a. Gymnastis
Gymnastis untuk pembentukan jasmani. Pendidikan
jasmani di berikan di Palestra, tempat bergulat, lempar
cakram, melompat, lempar lembing (pentathlon dan
Pancalomba).
b. Muzis
Muzis dilakukan untuk pembentukan rohani.
Pembentukan rohani dilakukan dengan membaca,
menulis, berhitung, bernyayi, dan musik. Dalam
pembentukan Muzis akan dipelajari Artes Liberales atau
“Seni Bebas” yang terdiri atas:
1. Trivium (3 ajaran ) yaitu Gramamatica (cara
berbicara), Rhetorica (tata bahasa), dan Dialektika
( ilmu mengenai cara berpikir secara logis dan
bertukar pikiran secara ilmiah).
2. Quadrivium (4 ajaran) yaitu terdiri dari
Arithmatica (berhitung), Astronomia (ilmu
perbintangan), Geometrica (ilmu bumi alam dan
falak), Musica (ilmu kesenian.
Dalam membaca, di berikan dengan metode mengeja
(sintetis murni) dan menulis dilakukan pada batu tulis yang dibuat
dari lilin. Pendidikan warga negara sangat diutamakan di Yunani
terutama di Sparta. Segala kepentingan negara diletakkan di atas
kepentingan individu (perseorangan).

5
2.2 Sistem Pendidikan Yunani
Sistem pendidikan di Yunani utamanya dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu primer, sekunder, dan tersier, dengan tingkatan pasca-
sekolah kejuruan menegah memberikan tambahan pelatihan. Pendidikan
dasar dibagi menjadi TK berlangsung selama satu atau dua tahun, dan
sekolah dasar rentang enam tahun (usia 6-12 tahun). Pendidikan
menengah terdiri dari dua tahap yaitu Gymnasio (Sekolah Menengah
atau SMP), sekolah wajib tiga tahun, setelah itu siswa dapat melanjutkan
ke Lykeio (sebuah sekolah tinggi yang berorientasi akademis) atau
pelatatihan kejuruan. Pendidikan tinggi tersier disediakan oleh
Universitas dan Politeknik, Institut Teknologi Pendidikan (didirikan
pada tahun 1983-sekarang) dan akademi yang terutama di peruntukan
bagi militer dan ulama. Program Sarjana biasanya berlangsung selama 4
tahun, 5 tahun untuk Politeknik dan beberapa sekolah Teknik/Seni, dan
6 tahun untuk Kedokteran. Pascasarjana merupakan program terakhir
dari 1 sampai 2 tahun dengan gelar Doktor (Dr) dari 3 sampai 6 tahun.
2.3 Jenjang & Kurikulum Pendidikan Yunani
Tingkatan-tingkatan sekolah yang ada di Yunani:
a. Pendidikan Dasar (Dimotika)
Sekolah Dasar di Yunani biasanya di sebut dengan Dimotika (
demotik yang artinya Kota). Dalam dua tahun pertama murid tidak
resmi dalam nilai, dan orang tua mendapatkan umpan balik tentang
kinerja mereka melalui komunikasi lisan dengan guru. Grading
dimulai pada tahun 3, dan ujian tertulis diperkenalkan ditahun . lulus
dari satu tahun ke tahun berikutnya otomatis, dan murid dengan kinerja
yang kurang di berikan perbaikan les. Setiap tahun atau tingkatan di
sebut “kelas” dari pertama ke urutan enam. Setiap kelas terdapat
perbedaan umur yaitu:
a. Tahun 1 (kelas 1) usia 6-7 tahun
b. Tahun 2 (kelas 2) usia 7-8 tahun
c. Tahun 3 (kelas 3) usia 8-9 tahun
d. Tahun 4 (kelas 4) usia 9-10 tahun

6
e. Tahun 5 (kelas 5) usia 10-11 tahun
f. Tahun 6 (kelas 6) usia 11-12 tahun
Sistem sekolah dasar yang ada di Yunani hampir sama dengan
yang ada di Indonesia. Pendaftaran berikutnya adalah Pendidikan
Wajib, yaitu Gymnasium, secara otomatis. Sebuah sekolah yang hari
normal di mulai pada pulkul 8.15 tergantung pada kelas dan sekolah
nya masing-masing. Yang terakhir antara 30-80 menit kelas. Tahun
ajaran selalu dimulai pada minggu kedua bulan September dan berakhir
pada minggukedua bulan Juni. Para siswa memiliki liburan musim
panas selam 3 bulan, liburan natal selama 2 minggu, dan liburan paskah
selama 2 minggu. Selanjutnya, siswa mengambil empat hari biasanya
0ff atau libur cuti untuk merayakan dua hari libur nasional mereka yaitu
tanggal 28 Oktober dan 25 Maret.
Dasar mata pelajaran yang di ajarkan yaitu: Bahasa Yunani (9
jam/minggu), Yunani Modren Sastra (2 jam/minggu), Matemati ka (5
jam/minggu), Studi lingkungan Hidup (2-4 jam/minggu), Pendidikan
Jasmani (4 jam/minggu), Musik (2 jam/minggu), Seni (2 jam/minggu),
Ilmu Komputer (2 jam/minggu), Studi Teater (1 jam/minggu), Zona
Fleksibel (3 jam/minggu), Bahasa Inggris (2-4 jam/minggu).
Tambahan subjek bagi Pendidikan Dasar Yunani yaitu: Fisika
(2jam/minggu, hanya untuk tahun 5 dan 6), Geografi (2 jam/minggu,
hanya untuk tahun 5 dan 6), Sejarah (2 jam/minggu untuk tahun 3-6),
Agama (2 jam/minggu untuk tahun3-6), Sosial dan Politik Studi (2
jam/minggu untuk tahun 5-6 tahun), Kedua Bahasa Asing
(2jam/minggu hanya untuk tahun 5 dan 6).
Sistem grading (sistem penilaian) untuk Tahun 1 (tidak ada nilai),
Tahun 2 (tidak ada nilai), Tahun 3 (nilai A-E), Tahun 4 (nilai A-E),
Tahun 5 (nilai 1-10), Tahun 6 (nilai 1-10).
Pemilu di Sekolah Dasar diadakan setiap bulan September,
semua siswa di wajibkan untuk memilih presidiums untuk setiap kelas
yang "aturan" sampai Januari saat yang lain berhasil pertama. Peran ini
adalah untuk bersolek presidiums ruang-ruang kelas untuk liburan

7
nasional dan untuk Natal.Selanjutnya mereka mentransfer keluhan
setiap siswa untuk pihak sekolah. Ada 4 posisi yang direbutkan yaitu
Presiden, wakil Presiden, Sekretaris Jenderal, Bendahara.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah di Yunani di bedakan menjadi 3 yaitu:
1 Gimnasium (tengah/menengah)
Sekolah Menengah di Yunani biasanya di sebut dengan
Gymnasium (tengah/menengah). Pendidikan Menengah Di Yunani
dibagi dalam beberapa kelas:
1. Kelas 1 usia 12-13 tahun
2. Kelas 2 usia 13-14 tahun
3. Kelas 3 usia 14-15 tahun
Awal pendidikan dimulai pada 11 September dan berakhir
pada 15-18 Juni. Akhir pelajaran pada minggu kedua hingga Mei
bahwasiswa akan dapat belajar untuk ujian mereka antara Mei dan
Juni. Kelas-kelas di mulai dari 8.15 sesuia dengan jenis sekolah.
Berakhir selama 30 menit dan 45 menit, dan jam istirahat dari 10-5
menit tergantung masing-masing kelas.
Setiap bulan setiap sekolah wajib memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan kegiatan luar dan perjalan
pendidikan ke Museum atau tempat lain. Untuk teater di lakukan
pada akhir tahun setiap sekolah berkewajiban untuk mengatur
perjalan sekolah untuk kelas 3, untuk siswa kelas 2 untuk 3-4 hari,
dan untuk mahasiswa tahun ke 3 selama 3-5 hari dan untuk semua
siswa yang berlangsung satu hari. Sekolah-sekolah biasanya
mengatur perjalanan ke pulau-pulau seperti Santorini, Kreta,
Rhodes, Corfuatau bahkan luar negeri dikota-kota Eropa seperti
Paris, London, Barcelona, Lemesos, Valetta, Roma, Milan, Wina,
Berlin,dll.

8
Ada 6 jenis Gymnasium di Yunani:
1. Umum Gymnasium
2. Gymnasium atletik (untuk memasukan kesekolah ini jenis
siswa sekolah harus lulus ujian tertentu pada olahraga
seperti basket, sepak bola, bola Voli, senam, polo,
renang,dll)
3. Seni Gymnasium
4. Eksperimental Gymnasium
5. Gereja Gymnasium
Mata pelajaran di tingkat Gymnasium Yunani yaitu : Bahasa
Yunani Modern (2 jam/minggu), Yunani Modern Sastra
(2jam/minggu), Bahasa Yunani Kuno (3 jam/minggu), Sastra
Yunani Kuno (2jam/minggu), Matematika (4 jam/minggu), Fisika (2
jam/minggu), Kimia (1 jam / minggu untuk tahun 2 dan 3, Biologi
(2 jam / minggu untuk tahun 1 dan 3), Studi Sosial dan Politik (2 jam
/ minggu dan untuk tahun 3), Pendidikan Jasmani (2 jam / minggu),
Seni (1 jam / minggu), Musik (1 jam / minggu), Sejarah (2 jam /
minggu selama bertahun-tahun 1 & 2 dan 3 jam / minggu untuk
tahun 3), Agama (2 jam / minggu), Ilmu Komputer (1 jam / minggu),
Teknologi (1 jam / minggu dan selama bertahun-tahun 1 & 2),
Bahasa Inggris (2 jam / minggu), 2 bahasa asing (Jerman, Prancis
dan Italia 2 jam / minggu), Sekolah Kejuruan Bimbingan (1 jam /
minggu), Ekonomi (1 jam / minggu untuk tahun 1 dan 2 jam /
minggu untuk tahun 2), Geografi (2 jam / minggu).
2. Umum Lyceum ( Sekolah Tinggi)
Sekolah tinggi atau Lyceum umum terdapat tiga kelas:
1. Kelas 1 usia15-16 tahun
2. Kelas 2 usia 16-17 tahun
3. Kelas 3 usia17-18 tahun
Pada 12 September 2011 sistem baru di perkenalkan kepada
para siswa baru kelas Lyceum Umum. Mata pelajaran yang di
ajarkan pada kelas Lyceum yaitu: Bahasa Yunani (Yunani Kuno,

9
Sastra Yunani Modern dan Komposisi-9 jam / minggu), Agama (2
jam / minggu), Sejarah Kuno (2 jam / minggu) , Matematika (5 jam
/ minggu), Bahasa Inggris (3 jam / minggu), Ilmu Pengetahuan
Fisika (Fisika, Kimia, Biologi-6 jam / minggu), Pendidikan
Ekonomi (3 jam / minggu), Proyek (3 jam / minggu)
3. Lyceum Kejuruan Sekolah
Lyceum kejuruan sama dengan sekolah Lyceum umum.
Lyceum kejuruan juga terdapat tiga kelas. Mata pelajaran yang di
pelajari juga sama dengan Lyceum umum. Tetapi bedanya lyceum
kejuruan ini sesuai dengan namanya kejuruan terbagi atau khusus
mempelajari pelajaran atau mendalam.
Pemilu pada Gymnasium dan Lyceum diadakan setiap bulan
September dan mereka juga di bagi dalam 2 bagian.pada bagian
pertama setiap siswa memilih Presidium nya atau
kelasnya.presidium kelas memiliki 5 anggota yaitu Presiden,
Sekretaris Jenderal, Bendahara, Anggota 1, dan Anggota 2.pada
bagian kedua siswa memilih Dewan Sekolah yang memiliki15
anggota dan merupakan siswa. Perannya sangat penting disetiap
karena Dewan Sekolah mengambil keputusan yang signifikan untuk
semua siswa. Dewan Sekolah memilki 15 anggota yaitu Presiden
Sekolah, Wakil Presiden, Bendahara, dan 12 anggota lain.
4. Pendidikan Tinggi Yunani
Lembaga Pendidikan Tinggi yang terdiri dari dua sektor
paralel: Universitas dan Institut Teknologi Pendidikan Tinggi (TEI).
Selain itu, perguruan tinggi bekerja sama dengan universitas asing
yang dapat menawarkan program sarjana dan pascasarjana studi luar
negeri Inggris di Yunani, di bawah pendaftaran yang tepat dengan
Departemen Pendidikan Yunani. Biasanya, program ini disediakan
sebagai berikut perjanjian waralaba atau validasi dengan universitas-
universitas yang didirikan di negara-negara Uni Eropa, terutama di
Inggris, yang mengarah ke derajat yang diberikan langsung oleh
universitas-universitas tersebut. Pendidikan di Yunani hampir sama

10
dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. perbedaan nya
terdapat pada sistem penilaian nya.
2.4 Pendanaan Pendidikan
Semua sekolah terlepas dari beban mengenai sekolah. Semua urusan
sekolah diawasi oleh Depertemen Pendidikan dan Depertemen Agama.
Kementerian memegang kontrol terpusat atas sekolah-sekolah negeri,
dengan resep kurikulum, pengangkatan staf dan mengendalikan dana.
Sekolah swasta juga jatuh di bawah mandat Departemen, yang
melakukan kontrol pengawasan.
Pada tingkat regional, peran pengawasan Kementerian tersebut
dilakukan melalui Direktorat Daerah Pendidikan Dasar dan Menengah,
dan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah beroperasi di setiap
Prefektur. Lembaga tersier adalah nominal otonom, namun Departemen
bertanggung jawab untuk pendanaan mereka, dan distribusi mahasiswa
untuk program sarjana.
Saat ini pemerintah Yunani hanya mengakui program gelar yang
ditawarkan oleh negara yang dikelola universitas meskipun ada beberapa
perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi menawarkan program gelar
yang divalidasi dan diawasi oleh Amerika, Inggris dan universitas-
universitas Eropa lainnya.
Pemerintah Yunani ditekan untuk mengenali program-program luar
negeri. Semua tingkat pendidikan yang di penuhioleh sekolah-sekolah
baik swasta maupun publik. Negara yang mengelola sekolah dan
Universitas tidak memungut biaya pendidikan dan buku teks yang di
sediakan gratis untuk semua siswa. Ada juga sejumlah sekolah Swasta
tutor, Perguruan Tinggi, dan Universitas operasi samping pendidikan
negar dan memberikan kuliah tambahan. Sekolah-sekolah paralel ini
menyediakan bimbingan bahasa asing, tambahan pelajaran bagi siswa
yang lemah serta kursus persiapan untuk kompetitif (Ujian Nasional
Panhellenik). Sebagian besar siswa biasanya menghadiri kelas tersebut
di Sekolah saat pengajar di sore dan malam hari sekolah normal mereka.

11
2.5 Perkembangan Pendidikan Romawi Kuno
Pendidikan Romawi tampak lebih sederhana dan lebih disesuaikan
dengan kebutuhan negara jika dibandingkan dengan pendidikan
Yunani. Roma yang pada awalnya adalah negara petani, mengalami
dua masa yang masing-masing berbeda baik tujuan maupun alat-alat
pendidikannya, yaitu zaman Romawi lama dan zaman Romawi baru
(Hellenisme).
Berbeda dengan bangsa Yunani yang mempunyai watak berrpikir.
Bangsa Roma ini lebih tertuju pada perbuatan dalam lapangan
kesusastraan tidak menciptakan apa-apa hanya meniru. Mereka
mempunyai pesona cukup terhadap penerimaan ilmu alam dari bangsa
Yunani. Bangsa Roma mempunyai kelebihan dari bangsa lain seperti
ilmu hukum, pemerintahan dan teknik. Jadi bangsa Roma tahu
bagaimana cara memerintah, sedangkan bangsa Yunani tahu bagaimana
cara memikirkan dunia (Agung & Suparman, 2012: 104).
1. Zaman Romawi Lama
Pendidikan pada jaman ini bertujuan membentuk warga negara
yang setia dan berani, siap berkorban membela kepentingan tanah
airnya. Pendidikan semacam ini lebih diutamakan pembentukan warga
negara yang cakap sebagai tentara. Materi pelajarannya meliputi
membaca, menulis, dan berhitung. Pendidikan jasmani dan kesusilaan
menjadi prioritas.
Pendidikan bersifat informal, moral dan jabatab. Sejak anak-anak
dilahirkan, anak dibawah kekuasaan orang tua mereka. Baru setelah
masuknya alfabet ke Roma anak baru mulai belajar. Mungkin pada
waktu itu belum ada sekolah yang formal. Tetapi orang Roma
menganggap masyarakat itu merupakan sekolah. Sampai umur 7 tahun
anak diberi latihan moral oleh ibunya. Sesudah anak berumur 7 tahun
anak menncari pengalaman sesuaii dengan pekerjaan ayahnya.
Pada waktu yang sama (7 tahun ke atas) anak wanita dibimbing oleh
ibunya mengenai seluk beluk kerumahtanggaan, sosial dan religi.
Suasana kegamaan yang terdapat di rumah memeberikan sumbangan

12
yang tidak sedikit terhadap pembentukan watak mereka. Sebab di
Roma lapangan ekonomi, sosia dan politik terjalin dengan agama
(Agung & Suparman, 2012: 105). Hasil pendidikan seperti ini dinilai
baik, karena:
a. Kebiasaan aturan dalam rumah tangga yang keras, ayah
mempunyai kekuasaan mutlak dan anak-anak patuh pada
perintahnya;
b. Kedudukan ibu hampir sama dengan kedudukan ayah, ia menjadi
pemelihara rumah tangga;
c. Agama mempunyai pengaruh besar, orang romawi percaya
dikelilingi oleh dewa-dewanya;
d. Anak-anak mempelajari undang-undang negaranya,
menganggapnya sakti dan tidak melanggar.
2. Zaman Romawi Baru (Helenisme)
Hellenisme adalah aliran kebudayaan yang diciptakan oleh ahli-ahli
filsafat Yunani (Hellas). Sejak saat itu bangsa Romawi mulai menyadari
arti penting ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka tujuan
pendidikan mengalami perubahan yaitu untuk pembentukan manusia
yang harmonis. Pendidikan ratio dan kemanusiaan (humanitas) menjadi
prioritas. Organisasi sekolah yang dibentuk meliputi:
a. sekolah rendah: pelajarannya membaca, menulis, dan berhitung. Musik
dan menyanyi tidak mendapat perhatian;
b. sekolah menengah: pelajarannya ilmu pasti, ilmu filsafat, dan
kesusasteraan klasik;
c. sekolah tinggi: diberikan keahlian pidato, hukum, dan undang-undang.

Pendidikan menjadi kehilangan sifat praktisnya dan rakyat Roma mulai


berpedoman kepada filsafat. Pada perkembangan selanjutnya Romawi
terbawa oleh arus aliran filsafat yang berdampak cukup besar bagi
pendidikan Roma, yaitu Epicurisme (dipelopori Epicurus 341-270 SM),
dan aliran Stoa (dipelopori Zeno 336-264 SM). Aliran Epicurisme

13
berpendapat hahwa kebahagian akan terwujud manakala manusia
menyatu dengan alam.
Aliran Stoa berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencapai
kebajikan. Kebajikan itu akan terwujud apabila manusia dapat
menyesuaikan diri dengan alamnya, karena manusia adalah bagian dari
alam. Sedangkan alam itu sendiri dikuasai oleh budi Ilahi. Karena
manusia merupakan bagian dari alam, maka di dalamnya terkandung
sebagian dari budi ilahi itu. Jadi tidak ada perbedaan antara alam dengan
Tuhan, dan alam adalah Tuhan dan Tuhan adalah alam, yang disebut
juga panteisme (pan: seluruh, semua; theos: Tuhan). Sehingga hidup
sesuai dengan alam berarti hidup sebagai manusia berakan dan berbudi.
Dengan munculnya dua faham tersebut cita-cita atu tujuan
Romawi berubah dari membentuk manusia sehat kuat untuk membela
tanah air (kebajikan kepahlawanan) menjadi membentuk manusia yang
bijaksana dan berakal budi (Agung & Suparman, 2012: 102).
Organisasi dan matapelajaran di sekolah pada zaman Romawi baru
diantaranya sebagai berikut:
a. Sekolah Rendah (Ludus)
Sekolah rendah yang baru diperkenalkan kira-kira 300 SM.
Disini diberi pelajaran seperti: Membaca, menulis,
matematika dan hukum. Yang masuk sekolah ini ialah anak-
anak dari umur 7 tahun sampai 12 tahun. Sekolah ini
berlangsung kira-kira 200 tahun (Agung & Suparman, 2012:
107).
b. Sekolah Gramatika (the Grammar School)
Sesudah 300 SM sekolah ini didirikan oleh guru –
guru Yunani. Adapun maksudnya yaitu untuk mempelajari
kesusastraan Yunani. Ketika kesusasteraan Yunani mulai
berkembang didirikan pulase kolah semacam oleh bangsa
Yunani. Jadi kalau kita bandingkan dengan bangsa Roma,
bangsa Yunani ini inferior terhadap politik dan moral, tapi
superior dalam lapangan filsafat dan kesusasteraan. Oleh

14
karena itu bangsa Roma menghargai kesusasteraan Yunani
lebih tinggi dari pada kesusasteraan Latin. Mendekati abad
pertengahan, Quantilanus berkata bahwa pendidikan
banggsa Roma harus dimulai dengan pelajaran bangsa
Yunani. Memang di Roma sendiri kecenderungan untuk
memepelajari bahasa asing lebih daripada bahasa Ibu.
Bahasa yunani menjadi perantara dalam arti kebudayaan
luas. Sekolah Gramatika ini lamanya 4 tahun yang memasuki
anak unmur 12 tahun. Sekolah ini sifatnya Liberal, oleh
karena itu memberikan latihan kesusasteraan yang luas
(Agung & Suparman, 2012: 107).
c. Sekolah Retorika (the Rethoric School)
Karena ketakutan unuk selalu tinggal secara konservatif,
maka pada abad ke-2 M timbullah di Roma sekolah-sekolah
Retorika. Anak yang masuk sekolah ini kira-kira 17 tahun dan
mempelajari teknik sebagai orator. Tipe sekolah ini semacam
Yunani dan mendasarkan pandangan atas Retorika dari
Aristoteles, Cicero, dan Quintilianus. Yang menjadi pelajaran
utama ialah: teori orator dan deklamasi. Sekolah-sekolah itu
umumnya swasta dan tidak ada hubungannya dengan pemerintah
(Agung & Suparman, 2012: 107).
Oleh karena pengaruh teori Plato dan Aristoteles yang menasehatkan
pengawasn pendidikan oleh Negara, maka kaisar Roma melaksanakan teori
ini didalam praktek. Misalnya saja, guru ditunjuk oleh Negara, pemerintah
membayar guru itu, guru diberi hak istimewa dan dianggap suci. Hak
istimewa ini kemudian menjadikan problema sampai abad pertengahan
sampai timbulnya Universitas. Diberika pula subsidi pada sekolah swasta.
Pada 429 M diumumkan sekolah samadengan badan Negara, barang siapa
mendirikan dan memberikan pelajaran tanpa izin Negara dianggap
melanggar hukum. Jadi sejak itu sekolah mejadi suatu sistem yang diawasi
oleh Negara. (Agung & Suparman, 2012: 108)

15
Yunani terkenal dengan mulainya kebudayaan Barat. Dalam waktu beribu-
ribu tahun bangsa Yunani ini berdagang. Militernya mempunyai hubungan
dekat dengan Timur. Disamping itu mempunyai hubungan dengan daerah
Mediterania dengan Eropa. Dengan adanya sifat-sifat ini maka dalam
bentuk yang Istimewa yunani merupakan tempat pertemuan kebudayaan
Timur dan Barat. Akibat percampuran itulah yang menyebabkan asal dari
kebanyakan cita-cita kebudayaan dan adat bangsa Barat. Akan tetapi
kesatuan daripada Yunani itu puncaknya ketika kekaisaran Roma berkuasa.
Bangsa Yunani mempunyai negara yang terpencar-pencar,
dikarenakan oleh beberapa sebab mereka tidak dapat bersatu. Negara-
negara ini dapat bersatu ketika ada azaz-azaz penaklukan bangsa
Macedonia 300 tahun SM dan Roma 146 SM. Sikap bangsa Roma terhadap
Yunani mengandung dua kemenangan yaitu kemenangan militer bagi
bangsa Roma dan kemenangan secara spiritual bagi bangsa Yunani.
Dikatakan spiritual karena kebesaran Roma adalah pinjaman dari
kebudayaan Yunani. Bangsa Yunani spiritual kuat (kesenian, pengetahuan,
kesusasteraan) tetapi lemah didalam organisasi. Sedangkan Roma
mempunyai kemenangan politik yang bersifat ultilitaritis, oleh karena itu
organisasi kenegaraan Roma menjadi kuat sehingga dapat menerima
kebudayaan baru yang dibawa oleh golongan Kristen. Cita-cita kesatuan
dan keagungan itu terus hidup sampai reformasi, dan baru dapat hancur oleh
Napoleon I. (Agung & Suparman, 2012: 80-81)

16
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Sistem pendidikan di Yunani utamanya dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu primer, sekunder, dan tersier, dengan tingkatan pasca-
sekolah kejuruan menegah memberikan tambahan pelatihan. Pendidikan
dasar dibagi menjadi TK berlangsung selama satu atau dua tahun, dan
sekolah dasar rentang enam tahun (usia 6-12 tahun). Pendidikan menengah
terdiri dari dua tahap yaitu Gymnasio (Sekolah Menengah atau SMP),
sekolah wajib tiga tahun, setelah itu siswa dapat melanjutkan ke Lykeio
(sebuah sekolah tinggi yang berorientasi akademis) atau pelatatihan
kejuruan. Pendidikan tinggi tersier disediakan oleh Universitas dan
Politeknik, Institut Teknologi Pendidikan
Semua sekolah terlepas dari beban mengenai sekolah. Semua urusan
sekolah diawasi oleh Depertemen Pendidikan dan Depertemen Agama.
Kementerian memegang kontrol terpusat atas sekolah-sekolah negeri,
dengan resep kurikulum, pengangkatan staf dan mengendalikan dana.
Sekolah swasta juga jatuh di bawah mandat Departemen, yang melakukan
kontrol pengawasan

17
DAFTAR FUSTAKA

Pradipha, Sistem Pendidikan di Negara Yunani http://www.pradipha.com/2011


/12/sistem- pendidikan-di-negara-yunani.html. di Akses 02 Oktober 2019
Pukul 15.00 WITA
Mindazeta, Pendidikan Yunani http://mindazeta. blogspot.com/2012/10/
pendidikan-dalam-tamadun-yunani- dll.html . di Akses 02 Oktober 2019
Pukul 15.45 WITA
Burhanudin, Afid, Perkembangan Ilmu Pada mAsa Yunani Kuno http://
afidburhanuddin. wordpress.com/2013/05/21/sejarah-perkembangan-ilmu-
pada-masa-yunani-kuno-2/html. di Akses 02 Oktober 2019 Pukul 19.00
WITA
Giusaly, Pendidikan Dari Yunani Kuno http://giuslay.wordpress.com/2009/01
/30/sejarah-pendidikan-dari-yunani-kuno-sd-4-abad-pertama-
kekristenan/html. di Akses 02 Oktober 2019 Pukul 19.55 WITA

18

Anda mungkin juga menyukai