FARMASI FISIKA II
LARUTAN
DOSEN PEMBIMBING
Sefrianita Kamal, M.Farm, Apt
KELOMPOK 5:
Anjeli Milinindya Salsabila (18160029)
Wela Saputri (18160031)
Sherly Martha Tindra (18160032)
Syawvina Adri Yuningsih (18160033)
Shindy Melinda (18160036)
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan dosen
pembimbing yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca. Aamiin.
Penulis
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Larutan .......................................................................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Larutan .......................................................................................................... 2
2.3 Sifat Koligatif Larutan .................................................................................................... 3
2.4 Fisikokimia Obat dalam Larutan ..................................................................................... 4
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 6
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian larutan;
2. Mengetahui jenis-jenis larutan;
3. Mengetahui sifat koligatif larutan;
4. Mengetahui sifat fisikokimia obat dalam larutan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam larutan cair, zat padat dapat berada dalam bentuk ion-ionnya
maupun molekulernya. Zat-zat yang di dalam air membentuk ion-ion
dinamakan zat elektrolit, dan larutan yang dibentuknya dinamakan larutan
elektrolit. Secara eksperimen larutan elektrolit dapat diketahui dari sifatnya,
misalnya dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang tergolong elektrolit,
yaitu asam, basa, dan garam.
Zat-zat seperti etanol dan glukosa yang di dalam pelarut air
membentuk molekuler dinamakan non-elektrolit, dan larutan yang
dibentuknya dinamakan larutan non-elektrolit. Zat elektrolit yang terurai
sempurna di dalam air dinamakan elektrolit kuat, sedangkan zat elektrolit
yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air dinamakan
elektrolit lemah.
c. Larutan Jenuh, Tak Jenuh, dan Lewat Jenuh
Larutan jenuh dari zat X adalah larutan yang di dalamnya terdapat zat
X terlarut berada dalam kesetimbangan dengan zat X yang tidak larut.
Larutan tak jenuh mengandung zat terlarut dengan konsentrasi lebih kecil
daripada larutan jenuh. Dalam larutan tak jenuh belum dicapai
kesetimbangan antara zat terlarut dan zat yang tidak larutnya. Jika zat terlarut
ditambahkan ke dalam larutan maka larutan mendekati jenuh. Larutan lewat
jenuh menunjukkan keadaan yang tidak stabil, sebab larutan mengandung zat
terlarut yang jumlahnya melebihi konsentrasi kesetimbangannya. Larutan
lewat jenuh umumnya terjadi jika larutan yang sudah melebihi jenuh pada
suhu tinggi diturunkan sampai mendekati suhu kamar.
2.3 Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah
(kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau
identitas partikel zat terlarut, tidak peduli dalam bentuk atom, ion ataupun molekul.
Terdapat 4 jenis sifat koligatif larutan yang, yaitu:
Penurunan Tekanan Uap
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap, tekanan uapnya
tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari
tekanan uap pelarut murni yang volatil.
3
Kenaikan Titik Didih
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya
tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari
tekanan uap pelarut murni yang volatil.
Penurunan Titik Beku
Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan
sama dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut
padat dan larutan cair – berada dalam kesetimbangan.
Tekanan Osmosis
Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu
membran semipermeabel , membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut
namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut, maka terjadilah fenomena
osmosis. Osmosis adalah peristiwa perpindahan selektif partikel-partikel
pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi zat
terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih
tinggi.
4
KESIMPULAN
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu
larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak
biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
Campuran yang dapat saling melarutkan satu lama lain dalam segala perbandingan
dinamakan larutan “miscible”. Jika dua cairan yang tidak bercampur membentuk dua
fasa dinamakan cairan “immiscible”.
5
DAFTAR PUSTAKA