Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FARMASI FISIKA II
KESETIMBANGAN ASAM-BASA

DOSEN PEMBIMBING
Sefrianita Kamal, M.Farm, Apt

KELOMPOK 5:
Anjeli Milinindya Salsabila (18160029)
Wela Saputri (18160031)
Sherly Martha Tindra (18160032)
Syawvina Adri Yuningsih (18160033)
Shindy Melinda (18160036)

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Farmasi Fisika II tentang “Kesetimbangan Asam-Basa”.

Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian keseimbangan asam


dan basa, nilai pKa, persamaan henderson-hasselbach, dan larutan buffer.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika
pembahasannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan
serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong kami menjadi lebih ke
depannya.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan dosen
pembimbing yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca. Aamiin.

Padang, 1 Oktober 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Keseimbangan Asam dan Basa ............................................................................. 2
2.2 Nilai pKa ................................................................................................................................. 2
2.3 Persamaan Henderson-Hasselbach.......................................................................................... 3
2.4 Larutan Buffer ......................................................................................................................... 3
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 6

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat
netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan asam-basa?
2. Apa yang dimaksud nilai pKa?
3. Apa itu persamaan henderson-hasselbach?
4. Apa yang dimaksud larutan buffer?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesetimbangan asam-basa;
2. Mengetahui maksud nilai pKa;
3. Mengetahui persamaan henderson-hasselbach;
4. Mengetahui larutan buffer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keseimbangan Asam dan Basa


Reaksi kesetimbangan adalah suatu reaksi dimana zat-zat hasil reaksi
(produk) dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat semula (reaktan). Sehingga
reaksi ini berlangsung dalam dua arah (reversible). Adapun ciri dalam suatu sistem
kesetimbangan adalah tidak berubahnya suatu nilai dengan terjadinya perubahan
waktu (tetapan kesetimbangan). Proses kesetimbangan itu sendiri dapat dirumuskan
untuk reaksi-reaksi yang lain, salah satu contoh terpenting adalah kesetimbangan
asam basa. Kesetimbangan asam basa adalah suatu kesetimbangan yang prinsipnya
terjadi pada senyawa asam dan basa. Adapun asam dan basa yang umumnya
mengalami reaksi kesetimbangan adalah asam dan basa lemah. Menurut
penggolongan Bronsted-Lowry, Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion
H⁺ atau proton , dan disebut dengan donor proton. Sedangkan basa adalah senyawa
yang dapat menerima ion H⁺ atau proton, dan disebut dengan akseptor proton.

2.2 Nilai pKa


Konstanta disosiasi (pKa) adalah konstanta yang menunjukkan
kesetimbangan spesifik dari peristiwa yang reversible, yaitu peristiwa molekul yang
berdisosiasi menjadi bentuk utuh atau ion dalam suatu medium. Nilai ini merupakan
informasi karakteristik yang menggambarkan status dari suatu senyawa apakah
dalam bentuk utuh atau terion, dalam suatu kondisi pH lingkungan. Konstanta
ionisasi sangat membantu dalam orientasi senyawa obat dari sifat biofarmasetik
seperti lokasi absorbsi, distribusi dalam tubuh dan ekskresi, serta dari segi formulasi
sebagai informasi kestabilan senyawa.
Istilah ionisasi sering digunakan untuk reaksi penguraian senyawa ionik
menjadi ion-ionnya, sedangkan disosiasi digunakan untuk penguraian semua zat
menjadi zat yang lebih sederhana. Tidak hanya senyawa elektrolit, tetapi senyawa
non elektrolit juga dapat menghasilkan ion ketika bereaksi dengan air membentuk
elektrolit. Karena hal inilah, istilah disosiasi memiliki arti yang lebih luas dan lebih
sering dipakai tanpa membedakan pengionan dari senyawa elektrolit maupun non
elektrolit. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi (α)

2
yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat ionisasi (α)
didapat dari perbandingan antara jumlah zat yang terion dengan jumlah zat yang
dilarutkan. Makin besar harga α maka makin kuat sifat elektrolit larutan tersebut.
Kekuatan ionisasi suatu larutan diukur dengan derajat ionisasi dan dapat
disederhanakan dalam persamaan dibawah ini:

Suatu senyawa kimia dapat diklasifikasikan berdasar pada sifat yang


dialaminya pada suatu sistem larutan, apakah dia terionisasi seluruhnya atau hanya
sebagian. Sistem klasifikasi ini diketahui sebagai sifat asam dan basa dari senyawa.
Kedua sifat itu terbagi dalam skala lemah atau kuat berdasar pula pada spesi terion
dan sifat yang dimiliki spesi tersebut dalam menanggapi proton (H+).

2.3 Persamaan Henderson-Hasselbach


Secara definitif, konstanta disosiasi (Ka) adalah ukuran kuantitatif dari
kekuatan asam dalam larutan. Konstanta ini sering digunakan dalam bentuk
logaritmiknya sebagai pKa, yang didapat dari –log Ka. Berdasarkan persamaan
Henderson-Hasselbach, untuk senyawa asam lemah, semakin besar nilai pKa, maka
semakin kecil disosiasi yang terjadi dalam berbagai pH (pH dibawah pKa), dan
semakin lemah kecenderungannya untuk terion.

2.4 Larutan Buffer


Bila suatu larutan mengandung asam dan basa lemah, larutan tersebut dapat
menyerap penambahan sedikit asam / basa kuat. Penambahan asam kuat akan
dinetralkan oleh basa lemah, sedangkan penambahan basa kuat akan dinetralkan
oleh asam lemah. Larutan seperti ini disebut sebagai larutan penyangga atau larutan
buffer. Pada umumnya, larutan penyangga merupakan pasangan asam – basa
konjugasi yang dibuat dari asam / basa lemah dan garamnya. Contohnya asam asetat
(CH3COOH) dan natrium asetat (CH3COONa). Ion asetat (CH3COO-) merupakan
basa konjugat dari asam asetat. Untuk larutan penyangga, nilai pH dan pOH
dinyatakan sebagai:

3
(𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚)
pH = pKa + log (𝑎𝑠𝑎𝑚)
(𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚)
pOH = pKb + log (𝑏𝑎𝑠𝑎)

4
KESIMPULAN

Kesetimbangan asam basa adalah suatu kesetimbangan yang prinsipnya terjadi


pada senyawa asam dan basa. Adapun asam dan basa yang umumnya mengalami reaksi
kesetimbangan adalah asam dan basa lemah. Menurut penggolongan Bronsted-Lowry,
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion H⁺ atau proton , dan disebut dengan
donor proton. Sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima ion H⁺ atau proton,
dan disebut dengan akseptor proton.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Modul kimia dasar. Jakarta.


Daniel dan Albertty R.A. 1983. Kimia Fisika Jilid 1 dan 2, Edisi kelima. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Tony Bird. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai