Anda di halaman 1dari 6

BAB I

A. Latar Belakang

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang
memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/ perilaku hidup
bersih dan sehat.Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan . Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada
disekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya , kesehatan seseorang akan menjadi
buruk jika lingkungan yang ada disekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup
bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat
(Depkes,2002)
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah
air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan
sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah
yang langsung dialirkan pada saluran / sungai. Hal tersebut meyebabkan
pendangkalan saluran / sungai, tersumbatnya saluran / sungai karena sampah pada
saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air
bersih di kota dan didesa . maupun masalah penyaluran dan pngelolaan air
buangan penduduk dan idusteri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di
dunia. Oleh karena itu seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai
upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan .
Adapun air yang sehat harus memenuhi empat kretiria parameter. Parameter
pertama adalah parameter fisik yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna,
rasa, bau, dan suhu. Parameter kedua adalah parameter kimiawi yang terdiri atas
berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen
kimia. Parameter yang ketiga adalah parameter biologis meliputi jenis dan
kandungan mikrooganisme baik hewan maupun tumbuhan. Paramete yang terakhir
adalah parameter radioaktif meliputi kandungan bahan – bahan radio aktif,
( Kursusiarni, 2002 ).
Air bersih sudah mulai banyak tercemar disebabkan oleh limbah dan menjadi
keruh, dalam hal ini,klorin banyak digunakan untuk menjernihkan air. Klorin
(Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan dijumpai dalam bentuk
bebas. Pada umumnya Klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsur atau
senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion
klorida air laut Klorin dalam kehidupan sehari – hari memegang peranan penting
seperti kebanyakan benda-benda yang digunakan mengandung klorin seperti
peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan, kertas, obat dan produk farmasi,
semprotan pembersih dan berbagai produk lainnya (Hasan, 2006).
B. Tujuan

Mendeteksi adanya Klor aktif dalam beberapa jenis air yang digunakan sebagai
sampel.

C. Manfaat

Dapat mengetahui adanya kandungan Klor aktif atau tidak pada beberapa
jenis air yang digunakan sebagai sampel.

BAB II

A. Kajian Teori

Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh


kuman. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
003/Menkes/Per/XI/2012, bahwa klorin tidak tercatat Tetapi klorin merupakan bahan
kimia berbahaya yang tidak termasuk ke dalam bahan tambahan pangan maka dari itu
klorin sama sekali tidak diperbolehkan ditambahkan ke dalam makanan dikarenakan
klorin adalah salah satu dari bahan kimia berbahaya. Menurut Peraturan Menteri
Pertanian No. 32 Tahun 2007 Tentang Pelarangan Penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya pada Proses Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras, zat klorin
akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak
sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna kekuningan dengan bau cukup
menyengat. Zat klorin yang ada dalam makanan akan menggerus lambung (korosif)
sehingga rentan terhadap penyakit maag. Jangka panjang mengkonsumsi makanan
yang mengandung klorin akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal
(Sinuhaji, 2009).

Klor biasanya digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang,
dan air minum di Negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan,
biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif.

Berikut beberapa kegunaan klor:

 Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal


 Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide
 Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air
 Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentukan lumut
yang dapat mengubah bau dan rasa pada air
 Dapat membantu proses koagulasi

Klorin di dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian
dinetralisasi oleh sifat basa dari air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen
dan ion hipoklorit. Perhatikan reaksi kimia berikut.

H2O + Cl2 → HCl + HOCl

HOCl → H+ + OCl-

Klor sebagai desinfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklarit


(HOCl) dan sebagai kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat
bekerja dengan efektif sebagai desinfektan jika berada dalam air dengan pH
sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippoklorit itu akan
mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan
yang dimiliki klorin menjadi lemah atau berkurang. (Chandra, 2006)

kadar sisa klor bebas pada air PDAM akan berkurang selama perjalanan air
sampai pada konsumen. hal ini disebabkan oleh daya kerja klor aktif selama
perjalanan, kontak dengan mikroorganisme penyebab kontaminasi air dan
jaringan pipa yang tidak efisien karena terjadi kehilangan air yang disebabkan
oleh kebocoran. berkurangnya konsentrasi sisa klor bebas selama mengalir pada
jaringan pipa distribusi disebabkan oleh reaksi bulk reaction merupakan
pengurangan konsentrasi sisa klor bebas akibat sisa klor yang bereaksi dengan
komponen-komponen yang terlarut dalam air. komponen tersebut dapat berupa
komponen organic aupun mikroorganisme yang ada dalam pipa. pipe wall
reaction merupakan pengurangan konsentrasi sisa klor bebas akibat reaksi sisa
klor bebas dengan dinding pupa. reaksi terjadi disebabkan karena adanya lapisan
biologis atau biofilm adat karena terjadi korosi pada pipa, oleh karena itu jenis
pipa, diameter pipa, serta kondisi pipa menjadi salah satu hal yang harus di
perhatikan

Klorin berupa gas bewarna hijau kekuningan dan bersifat beracun. Kegunaan
unsur ini antara lain untuk pemurnian air dan pembuatan berbagai produk sehari-
hari. Selain itu, klorin juga digunakan dalam pembuatan kertas, zat warna,
pengolahan minyak bumi, insektisida, antiseptik, pelarut, cat, plastik dan
sebagainya. Klorin berwujud gas berwarna kuning kehijauan dengan bau yang
cukup menyengat. Klorin merupakan bahan yang penting dalam industri tetapi
harus diperhatikan pula bahaya-bahayanya, karena klorin bersifat racun/toksik
terutama bila terhisap pernapasan gas klorin. Bila terhisap gas klorin yang mudah
dikenal karena baunya yang khas itu bersifat merangsang (iritasi) terhadap selaput
lendir mata (cojungtiva), selaput lendir hidung, selaput lendir tenggorokan, tali
suara dan paru-paru. Bahaya dari klorin tersebut adalah : a. Keracunan akut, yaitu
yang disebabkan karena menghisap gas klorin dalam konsentrasi tinggi dan
penghisapan terjadi untuk pertama kalinyaa

Proses pemutihan telah dikenal selama ribuan tahun , (IUPAC Gold Book
cyanides1) tetapi bahan kimia saat ini digunakan untuk pemutihan adalah dari
hasil kerja dari beberapa ilmuwan abad ke-18 . Klorin adalah dasar untuk pemutih
yang paling umum digunakan , misalnya, larutan natrium hipoklorit , yang begitu
di mana-mana bahwa sebagian besar hanya menyebutnya " pemutih " , dan
kalsium hipoklorit, senyawa utama dalam " bubuk pemutih " . Pemutih juga
digunakan dalam berbagai proses industri , terutama dalam pemutihan pulp kayu
.dan juga digunakan untuk menghilangkan jamur , membunuh gulma dan
meningkatkan umur panjang bunga . [Greenwood, N. N.; & Earnshaw, A. (1997)]
Campuran pemutih hipoklorit dengan asam dapat membebaskan gas klorin .
Hipoklorit dan klorin berada dalam kesetimbangan dalam air , posisi
kesetimbangan pH [Sharpe, A. G. 1976 ] Klorin menyebabkan iritasi pernapasan
yang menyerang selaput lendir dan membakar kulit. Dengan 3,53 ppm dapat
dideteksi sebagai bau , dan dengan 1000 ppm cenderung berakibat fatal setelah
beberapa napas dalam . Paparan klorin yang diperbolehkan terbatas pada 0,5 ppm
(8 -jam berat rata-38 jam/minggu ) oleh OSHA di Amerika Serikat [Senning,
Alexander (2006)

B. Metodologi

a. Alat dan Bahan

Alat :

 gelas
 pengaduk
 sendok

Bahan :

 air PDAM
 air sumur
 air bekas cucian
 air kolam
 air beras
 air teh
 air sungai
 air mineral
 air sumur bor

b. Prosedur Kerja / metode

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Masukan masing-masing sampel air yang akan diuji sebanyak 100 ml
kedalam gelas
3. Masukan 3 tetes kalium iodide (Betadine) kedalam masing-masing sampel
air yang akan diuji
4. Masukan ½ sendok tepung kanji kepada masing-masing sampel air yang
akan diuji, kemudian diaduk
5. Amati perubahan warna pada keenam sampel air yang akan diuji
6. jika terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan, maka dapat
dipastikan sampel tersebut mengandung klorin

c. hasil dan pembahasan


 tabel hasil pengamatan
NO. Jenis Air Perubahan warna
1 Air PDAM ++
2 Air Sungai +++
3 Air Sumur +
4 Air Isi ulang +++
5 Air cucian -
6 Air kolam ++

 pembahasan
percobaan ini bertujuan untuk menguji kandungan klor pada enam
jenis sampel air yang berbeda-beda, yaitu air PDAM, air sungai, air
sumur, air isi ulang, air cucian, dan air kolam. dalam kehidupan
sehari-hari tanpa kita sadari banyak bahan-bahan kimia yang kita
gunakan, salah satunya adalah klorin yang terdapat air-air yang
biasa kita gunakan seperti air pdam, air sumur, dsb. klorin adalah
bahan kimia yang biasanya digunakakan untuk membunuh kuman,
zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus
yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh, zat klorin yang
ada dalam makanan akan menggerus lambung (korosit) sehingga
rentan terhadap penyait magh. klor biasanya digunakan dalam
pengolahan limbah industry, air kolam renang, dan air minum.
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
dari keenam sampel setelah di tambahkan betadine dan tepung
terjadi perubahan warna menjadi birukeunguan pada beberapa air,
yaitu air sungai, pdam, kolam, sumur, dan air minum isi. sedangkan
pada air cucian tidak terjadi perubahan warna. menurut Aminah
2019, analisis kualitatif untuk menentukan klorin pada sampel air
dilakukan dengan penambahan kalium iodida dan asam klorida
encer, kemudian ditambahkan larutan kanji. jika terjadi perubahan
warna menjadi biru, maka sampel air tersebut positif mengandung
klorin. pada percobaan ini, digunakan betadine yang fungsinya
sama seperti kalium iodide dan juga menggunakan tepung kanji.
dari hasil yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa sampel
air PDAM, air minum isi ulang, air sungai, air sumur dan air kolam
mengandung klorin. sedangkan air bekas cucian tidak mengandung
klorin.

Anda mungkin juga menyukai