Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang secara
turun temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional. Pengobatan
tradisional dengan tanaman obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Sekarang ini tampak ada kecenderungan
hidup sehat pada masyarakat untuk menggunakan produk yang berasal dari alam
(back to nature).
Pemanfaatan bahan alam dapat mengurangi penggunaan bahan sintetik
dalam pengobatan. Beberapa tanaman seperti daun salam digunakan untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut misalnya mengurangi plak pada gigi, mencegah
karies gigi, serta menyegarkan bau mulut. Karies gigi (gigi berlubang) merupakan
penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut. Bakteri penyebab utama
timbulnya karies gigi (gigi berlubang) adalah Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans adalah penghuni normal rongga mulut, streptococcus
mutans dapat berubah menjadi patogen bila lingkungan hidup bakteri tersebut
menguntungkan dan terjadi peningkatan populasi (Kidd dan Bechal, 1992).
Penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi (gigi berlubang) sering tidak
mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah karena jarang
membahayakan jiwa, padahal kesehatan gigi mempunyai peran penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Oktrianda, 2011). Cara lainnya
untuk mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit karies gigi (gigi berlubang)
adalah dengan menggunakan mouthwash (obat kumur).
Mouthwash merupakan larutan air yang digunakan sebagai pembersih
untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut, estetika dan keseragaman nafas.
Penggunaan obat kumur sangat efektif karena kemampuannya menjangkau tempat
yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi dan dapat merusak pembentukan plak.
Penggunaan bahan kimia untuk mencegah pembentukan plak gigi karena efek
antimikrobialnya, diantaranya adalah dengan bahan yang mengandung antibakteri.
Daun salam (Eugenia polyantha Wight) mempunyai kandungan kimia
yaitu tanin, flavonoid, dan minyak asiri yang terdiri dari eugenol dan sitral.
Dimana secara farmakologis tanin dan flavonoid mempunyai efek anti-inflamasi
dan antimikroba, sedangkan minyak atsiri mempunyai efek analgesik. Ekstrak
daun salam efektif menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
dengan nilai Kadar Hambat Miumum (KHM) sebesar 1% dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) sebesar 1,5% (Setyohadi, 2013).
Besarnya manfaat daun salam dalam menghambat maupun membunuh
bakteri Streptococcus mutans serta belum adanya pemanfaatan ekstrak daun salam
sebagai bahan aktif pada sediaan mouthwash yang digunakan untuk menjaga
kesegaran nafas dan menghambat maupun membunuh mikroba penyebab bau
mulut serta efektif dalam menjangkau bagian gigi yang tidak dapat dibersihkan
dengan menyikat gigi.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum ini dengan
memformulasikan daun salam dalam sediaan obat kumur.
I.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami pembuatan formula sediaan mouthwash
dengan zat aktif tanin.
2. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi sediaan mouthwash dengan zat
aktif tanin.

Anda mungkin juga menyukai