Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jelord E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan.
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir
tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga
mengarahkan pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para
siswa serta memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Secara global, makalah
ini membahas mengenai pengertian model pembelajaran menurut J.E Kemp serta
langkah-langkahnya dalam proses pendidikan
model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak
terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, system
yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas
dari satu urutan ke urutan berikutnya. Langkah awal pada model Dick and Carey
adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan
kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar,
khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada
kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan
Menurut Trianto (2010 : 93-96) model pengembangan perangkat seperti yang
disarankan oleh Thiagarajan, dkk adalah Model 4D . Model ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan
menjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan
Penyebaran

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari Model Kemp, Dick and Carey dan Model 4D?
2. Jelaskan Apa Langkah-Langkah Model Kemp, Dick and Carey dan Model
4D?
3. Jelaskan bagaimana Desain Pembelajaran dari model Kemp?
4. Bagaimanakah Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp, Dick and Carey
dan Model 4D?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui dari Model Kemp, Dick and Carey dan Model 4D
2. Untuk mengetahui Langkah Langkah Model kemp, Dick and Carey dan
Model 4D
3. Untuk mengetahui Desain Pembelajaran dari Model Kemp
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp, Dick and Carey dan Model 4

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Model Kemp
Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran
yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di
Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan
itu dimulai dari tujuanKemp mengembangkan model desain instruksional yang
paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para
siswanya untuk berpikir tentang masalah–masalah umum dan tujuan–tujuan
pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional
untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan- tujuan belajar
yang tepat.
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran
bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi
masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis
tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi,
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan,
mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian
dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga
membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
a) Langkah-Langkah Model Kemp
Langkah – langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp,
terdiri dari delapan langkah, yakni :
1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu
tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok
bahasan.
2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara
lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya
siswa memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa
yang perlu diambil.
3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur
(dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang
harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia
telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes
kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4. Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru-
guru adalah begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan
waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam
mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa.

2
Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber
belajar, materi, media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat
belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan
tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria
umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan,
ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas,
peralatan, waktu, dan tenaga.
8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan
mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program
pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
b) Desain Pembelajaran Model Kemp
Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran
yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di
Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan
itu dimulai dari tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran
bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi
masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis
tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi,
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan,
mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian
dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga
membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
belajarnya.
c) Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp
1. Kelebihan Model Kemp
Model pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ke tahap berikutnya.
Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap
tersebut, dapat di lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke
tahap berikutnya.
2. Kekurangan Model Kemp
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran
klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini

3
mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program
pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.

2. Model Dick and Carey


Model pembelajaran Dick dan Carey merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Terhadap
komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi
analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Model sistem
pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk terdiri atas beberapa komponen
yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih
besar. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang
menekankan pada respon siswa terhadap stim
ulus yang dihadirkan.
Komponen-komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain
sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dkk yang terdiri atas:
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran hal yang perlu dilakukan
dalam kegiatan ini adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu
dimiliki oleh siswa setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini diistilahkan
dengan tujuan pembelajaran atau instructional goal.
2. Melakukan analisis instruksional
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya
adalah analysisi instruksional, yaitu sebuah proses proses yang digunakan untuk
menentukan keterampilan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa
untuk mencapai kompetensi atas tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis
instruksional beberapa langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi
kompetensi berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan (Phsycomotor) dan
sikap (attitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.
3. Analisis Siswa dan Konteks
Dalam model Dick dan Carry analisis terhadap siswa yang akan belajar
dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersama-
sama atau paralel. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan
keterampilan yang dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang
dihadapi oleh siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
Berdasarkan analisis instruksional, seorang perancang desain sistem
pembelajaran perlu mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran
spesifik (instructional objectives) yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang bersifat umum (instructional goal). Dalam merumuskan

4
tujuan pembelajaran yang bersifat berspesifik, ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian:
5. Mengembangkan instrument penelitian
Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang telah dirumuskan,langkah
selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumem penilaian yang mampu
mengukur pencapaian hasil belajar siswa, hal ini dikenal dengan istilah evaluasi
hasil belajar.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan aktivitas pembelajaran yaitu aktifitas pra-pembelajaran,
penyajian materi pembelajara, dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan
pembelajaran.
7. Pengguanaan Bahan Ajar
Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa, bahan ajar
yang dapat digunakan adalah buku teks, buku panduan, modul, program audio
video, bahan ajar berbasis computer, program multimedia, dan bahan ajar yang
digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh.
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif
Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi
formatif dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf program
Tiga jenis evaluasi formatif:
a. Evaluasi perorangan (on to one evaluation)
b. Evaluasi kelompok sedang (small group evaluation)
c. Evaluasi lapangan/field trial
9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Langkah terakhir dari proses desain adalah melakukan revisi terhadap draf
program pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi foramtif
dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki
oleh program pembelajaran, evaluasi tidak hanya dilakukan pada draf program
pembelajaran saja, tetapi juga pada aspek-aspek desain sistem pembelajaran yang
digunakan dalam program, seperti analisis instruksional, entry behavior dan
karakteristik siswa. Prosedur evaluasi formatif perlu dilakukan pada semua aspek
program pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas program tersebut.
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
Evaluasi merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif.
Evaluasi ini dianggap puncak dalam aktifitas desain pembelajaran yang

5
dikemukakan oleh Dick dan Carrey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program
selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi
Langkah desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey
merupakan sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam
mendesain sebuah program pembelajaran. Setiap langkah dalam desain
pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
 KELEBIHAN DAN KELEMAHAM MODEL DICK dan CARREY
a. Kelebihan Model Dick dan Carrey
1. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
2. Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa
3. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti
4. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan
hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen
setelahnya
5. Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup
semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.
b. Kekurangan Model Dick dan Carrey
1) Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
2) Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut
3) Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
4) Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
5) Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran
maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak
nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
6) Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran

6
3. Pengembangan Perangat Pembelajaran Model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan,
Semmel, dan Semmel (1974) adalam model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan, yaitu define, design, develop, dan desseminate atau diadaptasikan
menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan
penyebaran.

1. Tahap Pendefinisian (Define)


Tahap pendefinisian ini memiliki tujuan yaitu untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan
syarat-syarat pembelajaran diawali dengan menganalisis tujuan dan batasan materi
yang akan dikembangkan perangkatnya. Tahap ini memiliki 5 langkah
pokok yaitu :
a. Analisis Ujung Depan (front-end analysis)
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu
pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta,
harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam
penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. Dalam melakukan
analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif
pengembangan perangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan, dan tuntutan
masa depan.
Analisis ujung depan diawali dari pengetahuan, keterampilan, an sikap
awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan yang
tercantum dalam kurikulum.
b. Analisis Siswa (learner analysis)
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai
dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi
latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta
keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik
pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan
untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat
kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan
individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
c. Analisis Konsep (concept analysis)
Analisis konsep ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang
akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep
individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu
mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk digambarkan
dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan untuk mengidentifikasi pengetahuan-
pengetahuan prosedural pada materi matematika yang akan dikembangkan.
Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip

7
kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai
sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan
adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk
menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni
mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung
penyusunan bahan ajar.
d. Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam
satuan pembelajaran. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang
tugas dalam materi pembelajaran.
e. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari
analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian.
Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang
perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat
pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu :
1) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design.
2) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
3) Pemilihan format, di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan
dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang sudah
dikembangkan di negara-negara lain yang lebih maju.
3. Tahap Pengembangan (develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi:
1) Validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi.
2) Simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran
3) Uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
Hasil tahap (2) dan (3) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya
adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya.
4. Tahap Pendiseminasian (Disseminate)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap
diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Diseminasi bisa
dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan
perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui
sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu
forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan,
koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan
agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.

8
 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 4-D
1. Kelebihan dari model 4D yaitu :
a) Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang telah
ditetapkan,oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran
terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis
kurikulum dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.
b) Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh,
langkah analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu peneliti untuk
menentukan TPK.
c) Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi
berkalikali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang
maksimal (final).Model.

2. Kekurangan model ini terletak pada analisis tugas yang sejajar dengan
analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan
dilaksanakan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
a) Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran
yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang berlaku secara
nasional di Indonesia dan berorientasi.
b) Langkah – langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp
yakni :Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi
dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan masing –
masing pokok.
c) Model pembelajaran Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap
langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang
pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang
lain.
d) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b. Melaksanakan analisi pembelajaran.
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
e) Model pengembangan perangkat Four-D Model yang ditetapkan di atas
perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan
rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaituDefine, Design,
Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau
disingkat menjadi 4-P.

B. Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna. Maka
penulis dengan senang hatimenerima saran yang membangun dari pembaca.
Meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar
membaca makalah ini lebih- lebih bisa memahami dan menerapkan model
pembelajaran J.E Kemp,Dick and Carey dan Model 4D.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://hoedascorpio.blogspot.co.id/2012/03/model-pembelajaran-kemp.html
http://www.ishaqmadeamin.com/2012/12/model-pengembangan-menurut-
kemp.html
http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-
pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan-dkk/
Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai