PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lalu, yaitu dari 43,4% menjadi 53,2%. Jumlah siswa SDN di Kota
Banjarmasin pada tahun 2010 yang menderita karies gigi sudah sebesar
46,1%, pada tahun 2011 menjadi 50,7%. Permasalahan penyakit gigi dan
mulut pada tahun 2012 di indonesia cukup tinggi yaitu 18,7% indeks gigi
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email,
dentin, lalu meluas ke arah pulpa. Karies gigi banyak disebabkan oleh
serta dua bakteri yang umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang
dari karies gigi salah satunya adalah dapat mengganggu body image dan
1
2
karena bukan hanya menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga dapat
makan dan asupan makanan anak sehingga status gizi anak dapat
mempunyai risiko karies yang tinggi karena pada usia sekolah ini anak-
anak biasanya suka jajan makanan dan minuman yang manis sesuai
Pencegahan karies gigi sejak dini pada anak merupakan hal yang
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi
dari seseorang, baik itu adalah suatu aktivitas yang dapat diamati
(Notoatmojo, 2010).
anak untuk dapat memeliharan kebersihan dari mulut dan giginya, tetapi
dari orang tua sendiri banyak yang menganggap bahwa pergantian dari
tidak mengeluh sakit, padahal jika gigi sulung anak tidak dirawat dengan
baik maka akan menimbulkan banyak akibat yaitu salah satunya adalah
karies gigi. Perhatian khusus dari orang tua sangat diperlukan pada anak
kecuali gigi geraham terakhir. Pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru
perawatan yang lebih intensive, tetapi orang tua sering beranggapan jika
karies gigi tidak dapat berulang pada gigi permanen sehingga orang tua
4
tidak melakukan pencegahan yang lebih lanjut kepada anak (Wong, 2008;
dalam wilayah kerja Puskesmas Pelambuan ada 360 anak yang melakukan
tumpatan gigi tetap dan 279 anak yang melakukan pencabutan gigi tetap
pada tahun 2016. Gangguan karies gigi pada anak usia sekolah dasar selalu
ada berdasarkan data dari petugas Puskesmas Pelambuan pada tahun 2016.
SDN Belitung Selatan 4 dan Puskesmas Pelambuan ada bekerja sama dan
melakukan penjaringan kesehatan mulut dan gigi pada anak kelas I dan III,
saat penjaringan kesehatan tersebut pada anak kelas I terdapat 84% dan
anak kelas III terdapat 76% yang mengalami karies gigi dan terdapat gigi
masihlah kurang. Orang tua sering beralasan apabila anak tidak ada
mengeluh sakit pada gigi maka dianggap tidak ada permasalahan pada gigi
kemudian didapatkan hasil setelah wawancara ada 50% orang tua murid
mengatakan kalau anak mereka tidak mengeluh sakit gigi maka anak tidak
perlu diantar dan diperiksa ke dokter gigi 30% orang tua murid
ada pencegahan lebih lanjut yang dilakukan orang tua jadi hanya dibiarkan
saja 20% orang tua murid juga ada yang mengatakan tidak tau kalau karies
gigi atau gigi berlubang dapat berulang pada gigi permanen dan tidak tau
terjadinya karies gigi, hal ini sesuai dengan jurnal milik Ramayanti (2013).
Anak pada usia sekolah sudah bisa memilih makanan sendiri, hal ini sesuai
dengan jurnal milik Iklima (2017) sehingga orang tua sangatlah berperan
mulut terutama gigi anak. Kebanyakan dari orang tua sendiri akan tetapi
6
perawatan pada gigi anak apabila anak tidak mengeluh sakit, padahal
pemikiran dari orang tua yang seperti itu dapat menimbulkan banyak
belakang diatas.
B. Rumusan Masalah
SDN Belitung Selatan 4 Kelas I, II, dan III Banjarmasin tahun 2018”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah yang
2. Manfaat Praktis
a. Orang tua
b. Sekolah
c. Puskesmas Pelambuan
e. Peneliti Sendiri
f. Peneliti Selanjutnya
E. Keaslian penelitian
Sampling populasi dalam penelitian ini yaitu orang tua (ibu) dan
Square pada α < 0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan peran orang
Lampung.
Karies Gigi pada Anak SDN Belitung Selatan 2 Kelas III dan IV
pengambilan sampel data dimana dalam penelitian ini yaitu orang tua
menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak serta mengantarkan anak