Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian karies gigi (gigi berlubang) pada anak mencapai

60-90%, sedangkan pada anak usia sekolah di kawasan Asia Tenggara

yang menderita karies gigi kira-kira mencapai 70-95%. Prevalensi karies

gigi pada tahun 2007 yang menyerang indonesia mencapai 76,92%.

Pravelensi karies aktif pada penduduk indonesia dibandingkan tahun 2007

lalu, yaitu dari 43,4% menjadi 53,2%. Jumlah siswa SDN di Kota

Banjarmasin pada tahun 2010 yang menderita karies gigi sudah sebesar

46,1%, pada tahun 2011 menjadi 50,7%. Permasalahan penyakit gigi dan

mulut pada tahun 2012 di indonesia cukup tinggi yaitu 18,7% indeks gigi

berlubang di wilayah ini 6,83% (WHO, 2009; SEARO, 2013; SKRT,

2007; Riskesdas, 2013; Antarakalsel, 2012).

Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang ditandai

dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email,

dentin, lalu meluas ke arah pulpa. Karies gigi banyak disebabkan oleh

karbohidrat, mikroorganisme dan air ludah, permukaan dan bentuk gigi,

serta dua bakteri yang umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang

adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus. Efek yang disebabkan

dari karies gigi salah satunya adalah dapat mengganggu body image dan

juga mengganggu konsentrasi anak dalam belajar (Tarigan, 2013).

1
2

Karies gigi pada anak sekolah, merupakan masalah yang penting

karena bukan hanya menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga dapat

menyebarkan infeksi pada bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan

penurunan pada produktivitas anak. Penurunan produktivitas pada anak

tentu akan berpengaruh dalam frekuensi kehadiran anak ke sekolah,

mengganggu konsentrasi belajar, bahkan dapat mempengaruhi nafsu

makan dan asupan makanan anak sehingga status gizi anak dapat

terganggu yang akhirnya mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan

fisik anak. Anak-anak yang memasuki usia sekolah secara umum

mempunyai risiko karies yang tinggi karena pada usia sekolah ini anak-

anak biasanya suka jajan makanan dan minuman yang manis sesuai

keinginannya (Worotitjan dkk, 2013).

Pencegahan karies gigi sejak dini pada anak merupakan hal yang

sangat penting untuk dilakukan agar mempertahankan gigi geligi asli

seumur hidup sehingga kesehatan gigi dengan fungsi optimal dapat

dinikmati, pencegahan yang dilakukan yaitu melakukan pembersihan plak

dengan cara sikat gigi secara teratur (Alhamda, 2011).

Kebiasaan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang.

Kebiasaan menyikat gigi dilakukan sebagai salah satu cara mencegah

terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi

sesudah makan dan malam sebelum tidur membuat nafas segar,

memperbaiki penampilan gigi, dan menghilangkan plak serta sisa

makanan dari permukaan gigi (Indri, 2009).


3

Perilaku dalam kesehatan adalah semua aktivitas maupun kegiatan

dari seseorang, baik itu adalah suatu aktivitas yang dapat diamati

(observable) maupun aktivitas yang tidak dapat diamati (unobservable)

yang saling berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

(Notoatmojo, 2010).

Orang tua sangatlah berperan penting dalam membimbing,

memberikan pengertian, mengingatkan serta menyediakan fasilitas kepada

anak untuk dapat memeliharan kebersihan dari mulut dan giginya, tetapi

dari orang tua sendiri banyak yang menganggap bahwa pergantian dari

gigi sulung ke permanen tidak perlu dilakukan perawatan apabila anak

tidak mengeluh sakit, padahal jika gigi sulung anak tidak dirawat dengan

baik maka akan menimbulkan banyak akibat yaitu salah satunya adalah

karies gigi. Perhatian khusus dari orang tua sangat diperlukan pada anak

yang beresiko karies tinggi karena untuk menghilangkan karies atau

setidaknya hanya mengurangi resiko karies maka perlu dilakukannya

perawatan yang intensif dan ekstra (Agustin, 2014; Sariningsih, 2014).

Anak usia 6 – 12 tahun atau sering disebut dengan masa kanak-

kanak pertengahan dimulai dengan tanggalnya gigi susu pertama dan di

akhiri pada masa pubertas dengan memperoleh gigi permanen terakhir,

kecuali gigi geraham terakhir. Pergantian gigi dan tumbuhnya gigi baru

pada anak usia 6 – 12 tahun akan terjadi sehingga diperlukannya

perawatan yang lebih intensive, tetapi orang tua sering beranggapan jika

karies gigi tidak dapat berulang pada gigi permanen sehingga orang tua
4

tidak melakukan pencegahan yang lebih lanjut kepada anak (Wong, 2008;

Worotitjan dkk, 2013).

Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan masalah

yang ada dilapangan sebagai alasan pentingnya penelitian ini dilakukan,

studi pendahuluan tersebut dilakukan di Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin pada tanggal 31 oktober 2017 lalu SDN Belitung Selatan 4

kelas I dan III Banjarmasin dan Puskesmas Pelambuan pada tanggal 1

November 2017, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin

dalam wilayah kerja Puskesmas Pelambuan ada 360 anak yang melakukan

tumpatan gigi tetap dan 279 anak yang melakukan pencabutan gigi tetap

pada tahun 2016. Gangguan karies gigi pada anak usia sekolah dasar selalu

ada berdasarkan data dari petugas Puskesmas Pelambuan pada tahun 2016.

SDN Belitung Selatan 4 dan Puskesmas Pelambuan ada bekerja sama dan

melakukan penjaringan kesehatan mulut dan gigi pada anak kelas I dan III,

saat penjaringan kesehatan tersebut pada anak kelas I terdapat 84% dan

anak kelas III terdapat 76% yang mengalami karies gigi dan terdapat gigi

anak yang harus segera dicabut (Data Monografi Puskesmas Pelambuan

dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, 2017).

Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi pada anak khususnya

karies gigi berdasarkan keterangan dari petugas Puskesmas Pelambuan

masihlah kurang. Orang tua sering beralasan apabila anak tidak ada

mengeluh sakit pada gigi maka dianggap tidak ada permasalahan pada gigi

anak tersebut. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan karies gigi

sebelumnya juga belum pernah dilakukan di SDN Belitung Selatan 4


5

berdasarkan keterangan dari kepala sekolah SDN Belitung Selatan 4.

Peneliti saat melakukan observasi pada lingkungan sekitar sekolah masih

banyak menemukan penjual makanan dan minuman yang manis seperti

coklat, permen, jagung manis yang dapat menyebabkan terjadinya karies

gigi. Peneliti melakukan wawancara pada 10 orang tua murid yang

kemudian didapatkan hasil setelah wawancara ada 50% orang tua murid

mengatakan kalau anak mereka tidak mengeluh sakit gigi maka anak tidak

perlu diantar dan diperiksa ke dokter gigi 30% orang tua murid

mengatakan sudah ada melakukan tindakan pencegahan dengan melarang

anaknya membeli jajanan yang manis-manis tetapi anak masih suka

membeli jajanan tersebut akibat ikut-ikutan dengan temannya dan tidak

ada pencegahan lebih lanjut yang dilakukan orang tua jadi hanya dibiarkan

saja 20% orang tua murid juga ada yang mengatakan tidak tau kalau karies

gigi atau gigi berlubang dapat berulang pada gigi permanen dan tidak tau

cara pencegahan karies gigi pada gigi permanen.

Anak usia 6 – 12 tahun atau memasuki usia sekolah dasar biasanya

suka jajan makanan dan minuman yang manis sesuai keinginannya.

Makanan dan minuman yang manis merupakan penyebab tertinggi

terjadinya karies gigi, hal ini sesuai dengan jurnal milik Ramayanti (2013).

Anak pada usia sekolah sudah bisa memilih makanan sendiri, hal ini sesuai

dengan jurnal milik Iklima (2017) sehingga orang tua sangatlah berperan

penting dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan

menyediakan fasilitas kepada anak dalam memelihara kebersihan dari

mulut terutama gigi anak. Kebanyakan dari orang tua sendiri akan tetapi
6

masih banyak yang beranggapan bahwa tidak perlunya dilakukan

perawatan pada gigi anak apabila anak tidak mengeluh sakit, padahal

pemikiran dari orang tua yang seperti itu dapat menimbulkan banyak

akibat pada anak yaitu salah satunya karies gigi.

Karies gigi pada anak sekolah dapat berakibat pada frekuensi

kehadiran anak ke sekolah, konsentrasi belajar, hingga nafsu makan anak

akan terganggu. Peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang

Pencegahan Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah (6 - 8 Tahun) di SDN

Belitung Selatan 4 Kelas I, II, dan III Banjarmasin”, berdasarkan latar

belakang diatas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah

“Bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

tentang pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah (6 - 8 Tahun) di

SDN Belitung Selatan 4 Kelas I, II, dan III Banjarmasin tahun 2018”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang pencegahan

karies gigi pada anak usia sekolah (6 - 8 Tahun) di SDN Belitung

Selatan 4 Kelas I, II, dan III Banjarmasin.


7

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

c. Menganalisa pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi

sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Anak berada dalam tahap konvensional menurut (Kohlberg).

Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah yang

logis dan dapat memahami standar perilaku yang seharusnya mereka

terapkan. Dari teori ini tujuan dari keperawatan adalah membantu

anak untuk dapat tumbuh kembang dengan baik dalam pemahaman

anak tentang cara berfikir, berperilaku, mengembangkan

keterampilan, dan mematuhi anjuran.

2. Manfaat Praktis

a. Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi orang

tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak.


8

b. Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk menyarankan

sekolah untuk membuka program pelayanan kesehatan Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SDN Belitung Selatan 4.

c. Puskesmas Pelambuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Pelambuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menyusun

program penyuluhan demi meningkatkan kesehatan gigi dan mulut

serta perawatan sejak dini kepada masyarakat khususnya pada anak

usia sekolah dasar.

d. STIKES Suaka Insan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan

menambah perbendaharaan bahan bacaan bagi mahasiswa /

mahasiswi STIKES Suaka Insan.

e. Peneliti Sendiri

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti

sendiri dalam menambah pengetahuan tentang pencegahan karies

gigi dan mengerti tentang penelitian pre eksperiment.

f. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan

bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat menjadi

bahan refrensi awal untuk variabel-variabel berikutnya.


9

E. Keaslian penelitian

1. Ana Suciari, Yuni Sufyanti Arief, Praba Diyan Rachmawati (2015),

Pernah melakukan penelitian dengan judul Skripsi “Peran Orang Tua

Dalam Membimbing Menyikat Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi

Anak Prasekolah Di TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo”, Penelitian ini

menggunakan metode Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross

Sectional. Penelitian ini mengunakan teknik Proportionate Random

Sampling populasi dalam penelitian ini yaitu orang tua (ibu) dan

murid Tk Az-Zahra sebanyak 26 responden instrument yang

digunakan berupa kuesioner dan observasi. Analisa data uji Chi-

Square pada α < 0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan peran orang

tua dalam membimbing menyikat gigi dengan kejadian karies gigi

pada anak usia prasekolah (p=0,395). Persamaan dengan penelitian ini

adalah menggunakan kuesioner, subjek penelitian ibu. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan adalah

accidental sedangkan peneliti sendiri menggunakan teknik purposive

sampling dimana terbagi menjadi kriteria inklusi dan ekslusi , dan

waktu penelitian yang dilaksanakan pada 20 Januari 2015 di TK Az-

Zahra Gedangan Sidoarjo.

2. Fetiara Nur’annisa Erfa Eddy, Hanna Mutiara, (2015). Pernah

melakukan penelitian dengan judul Skripsi “Peranan Ibu dalam

Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia

Sekolah Dasar”. Penelitian deskriptif analitik Cross Sectional,

menggunakan Uji Chi-Square dengan orang tua murid menggunakan


10

teknik total sampling, pengambilan berupa data kuesioner. Hasil Anak

usia sekolah merupakan usia yang rentan terkena karies. Peran

orang tua yang mengasuh, mendidik, dan mendorong, serta

mengawasi anak dalam merawat kebersihan gigi penting dalam

mencegah terjadinya karies. Persamaan penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner, subjek penelitian adalah ibu. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan adalah

accidental sedangkan peneliti sendiri menggunakan teknik purposive

sampling dimana terbagi menjadi kriteria inklusi dan ekslusi, dan

waktu penelitian yang dilaksanakan pada 8 November 2015 di

Lampung.

3. Rida Retna br Purba (2017). Pernah melakukan penelitian dengan

judul skripsi “Gambaran Peran Orang Tua Terhadap Pencegahan

Karies Gigi pada Anak SDN Belitung Selatan 2 Kelas III dan IV

Banjarmasin”. Penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif,

Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dalam

pengambilan sampel data dimana dalam penelitian ini yaitu orang tua

sebanyak 56 responden. Instrumen yang digunakan yaitu berupa

kuesioner dan observasi. Hasil menunjukan peran orang tua sangat

dibutuhkan dalam memberikan pengertian tentang pentingnya

menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak serta mengantarkan anak

secara berkala ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan gigi dan

mulut. Persamaan penelitian ini adalah menggunakan kuesioner.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik sampling yang


11

digunakan adalah accidental sampling sedangkan peneliti sendiri

menggunakan teknik purposive sampling dimana terbagi menjadi

kriteria inklusi dan ekslusi, dan waktu penelitian yang dilaksanakan

pada 12 April 2017 di SDN Belitung Selatan 2 Banjarmasin.

4. Putri Permatasari, Sulastri, Rika Harini (2015). Pernah melakukan

penelitian dengan judul skripsi “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Pengetahuan Ibu yang Memiliki Anak dengan Rampan

Karies di TK Bunga Winaya Kabupaten Bandung”. Penelitian Quasi

Eksperiment dengan menggunakan desain penelitian one group pretest

posttest dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive

sampling, pengambilan data berupa kuesioner. Hasil menunjukan

terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan ibu yang memiliki

anak dengan rampan karies sebelum dan sesudah diberikannya

pendidikan kesehatan. Persamaan dengan penelitian ini adalah

menggunakan desain penelitian one group pretest posttest, teknik

pengambilan sampel purposive sampling, pengambilan data berupa

kuesioner. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu dan tempat

penelitian yang dilaksanakan pada 6 April 2015 di TK Bunga Winaya.

Anda mungkin juga menyukai