Anda di halaman 1dari 3

Dalam memperoleh informasi tersebut, dibutuh kan analisis granulometri.

Analisis Granulometri adalah


analisis untuk mengetahui karakteristik mekanisme transportasi dan sedimentasi serta batuan asal sehingga dapat
menghasilkan endapan tersebut dengan kelimpahan yang cukup besar. Dengan menghubungkan hasil analisis
tersebut dengan ilmu geologi, maka dapat direkonstruksi bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi di masa
lampau. Salah satu kurva pembanding dalam analisis granulometri adalah kurva probabilitas kumulatif populasi
sedimen (Visher, 1969).

Kurva probabilitas kumulatif populasi sedimen (Visher, 1969)

Dengan memenuhi syarat soal, maka mencari data sampel yang digunakan penulis Data 1 adalah sampel
6, Data 2 adalah sampel 8 sedangkan Data 3 adalah sampel 10. Penulis menghitung %Berat tertahan yang
diasumsikan sebagai Probability Density Function (PDF) dan %Lolos Berat Tiap Ayakan yang diasumsikan
sebagai Cumulative Density Function (CDF) dengan menggunakan rumus:

%Berat Tertahan = Berat tertahan / Berat awal * 100%

%Lolos Berat Tiap Ayakan = Berat tertahan + %Lolos berat tiap ayakan sebelumnya

Sehingga mendapatkan data seperti di Lampiran. Setelah membuat data yang di perlukan, penulis membuat grafik
dengan data Besar Partikel (phi) dan data %Lolos Berat Tiap Ayakan. Maka didapat kurva seperti dibawah ini :

Chart Title
120.0

100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
0 1 2 3 4 5 6 7
% Lolos Berat Tiap Ayakan (gram)
350

300

250

200

150

100

50

0
00.04 01.04 2 2.746 3.756 -

% Lolos Berat Tiap Ayakan (gram)


400

350

300

250

200

150

100

50

0
00.04 01.04 2 2.746 3.756 -

Dengan membandingkan hasil analisa dengan Kurva probabilitas kumulatif populasi sedimen (Visher, 1969),
maka dapat disimpulkan bahwa dari Data 1dan Data 2 memiliki kemiripan yaitu kurva miring, berarti pada
partikel sampel ini mengalami gerak saltasi yang menjadi ciri bahwa partikel berukuran besar sehingga mengalami
gerak tersebut, yang mencirikan sungai hulu yang berarus deras. Sedangkan pada Data 3 cenderung memiliki
kurva yang lebih datar di atas yang menandakan bahwa partikel pada sampel ini memiliki gerak suspensi. Gerak
suspensi terjadi jika ukuran butir memiliki ukuran yang cukup kecil untuk melayang terbawa arus, maka hal ini
menandakan partikel ini mengalami transportasi jauh yang menandakan sungai yang berada di hilir.

Dengan data tersebut, dapat diplot pada gambar seperti dibawah ini:
Data 1 Sampel 6

Data 2 Sampel 8

Data 3 Sampel 10

Sistem Sungai. Sumber : LIMNOLOGI FPIK UB - WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai