Anda di halaman 1dari 4

Nama : Daffa Gamas Elcofa Mata Kuliah Geologi Struktur

NIM : 03071381823048

Teknik Geologi 2018 Kelas Palembang

Klasifikasi Sesar

Sesar adalah suatu rekahan atau zona rekahan yang memperlihatkan pergeseran,
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar
bidang sesar. Suatu permukaan, sisi, atau dinding yang bergeser melewati dinding lain akan
mengakibatkan kerusakan dan bergesernya struktur batuan yang sebelumnya menerus tepat pada
sesar. Maka dapat dikatakann bahwa sesar adalah bergesernya struktur batuan yang disebabkan
oleh massa batuan yang slip satu sama lain disepanjang bidang atau zona rekahan. Sesar secara
umumnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Sesar Turun/Sesar Normal


Sesar normal adalah sesar yang dimana Hanging wall bergerak relatif turun terhadap foot wall.
Sesar ini umumnya mempunyai sudut kemiringan >45. Sesar normal dikenali juga dengan sebutan
sesar gravitasi, karena gaya gravitasi yag merupakan gaya utama yang membentuknya dan disebut
juga dengan sesar ekstensi (Extension Fault) karena adanya pemanjangan lapisan akibat sesar
tersebut. Sesar ini terbentuk dari gaya tektonik bumi dalam hal ini gaya strain.
2. Sesar Naik
Sesar naik (reverse fault) adalah sesar yang terjadi bila hanging wall-nya relatif bergerak naik
terhadap bagian foot wall sehingga bila dilihat kenampakannya terjadi thickening (Penebalan
lapisan). Berbeda dengan sesar normal, sesar ini mempunyai sudut <45. Gaya yang membentuk
sesar ini adalah gaya compression.
3. Sesar Datar
Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar yang
pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini
adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah
adalah vertikal. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral dan dekstral.
Menurut D.C.P Peacock, V Dimmen, A Rotevatn,D.J.Sanderson (2017) dalam Journal of
Structural Geology, mengklasifikasikan zona kerusakan pada sesar. Terdapat beberapa area yang
menjadi poin klasifikasi ini, beberapa diantaranya adalah Tip, Wall, Distributed, Linung,
Approaching, Intersecting dan Fault bend. Tip merupakan area yang terdeformasi akibat adanya
perubahan konsentrasi tegasan pada ujung perubahannnya. Wall adalah area yang terjadi akibat
adanya gaya yang intens terkait peningkatan pergerakan sesar melalui batuan pada area tersebut.
Distributed adalah area kerusakan akibat pergerakan sesar dimana menyebar ke seluruh massa
batuan. Linung adalah area kerusakan yang berada diantara dua sesar yang sejajar dan parallel.
Approaching adalah area yang terdeformasi berhubungan dengan interaksi antara dua atau lebih
sesar yang tidak saling memotong. Intersecting adalah area kerusakan yang terjadi karena
perpotongan antara dua atau lebih sesar. Fault bend adalah area yang terdeformasi dan membentuk
sebuah lipatan akibat gaya tektonik pada sekitar sesar itu sendiri.

Gambar 1. Contoh Wall Damage Zone. (Peacock et al, 2017)


Menurut D.C.P Peacock, D.J. Sanderson, A. Rotevatn (2017) dalam Journal of Structural
Geology, mereka mengklasifikasikan interaksi struktur rekahan dengan pergerakan dari sesar.
Terdapat 11 klasifikasi yaitu ; Contractional Fracture, rekahan dimana dinding sesar terdapat
stylolite. Extensional Fractures, dimana dinding patahan atau sesar bergerak terpisah seperti
kekar, urat dan lain sebagainya. Combined Fractures, dimana ada komponen yang dapat diukur
dari extentional dan contractional fracture ataupun keduanya. Shearingmode Fractures, merupakan
diskontinuitas dimana dinding batuan bergerak sub-pararel kearah bidang sesar. Isolated &
Approaching, dimana sesar atau patahan tidak terhubung secara fisik satu sama lain, juga tidak
secara kinematis berinteraksi. Abunting, dimana satu sesar terhubung satu dengan yang lainnya
dan membentuk bentuk “T” ataupun “Y”. Branding memiliki bentuk yang sama dengan Abunting
tetapi di salah satu cabangnya menunjukkan adanya pergerakan. Cross cutting, fracture yang
terbentuk dari dua sesar yang dipotong sesar lain membentuk “X”.

Gambar 2. Contoh Extensional Fractures. (Peacock et al, 2017)

Menurut N.H. Woodcock & K Mort (2008) dalam Cambridge University Press 2010
mereka mengklasifikasikan sesar berdasarkan hubungan zona sesar itu sendiri. Dari klasifikasi
ini, terdapat dua pembagian utama, yaitu Cohesive pada bahan acak yang terbagi menjadi empat
bagian, Ultra Cataclasite : memiliki proporsi matriks 90-100%, Cataclascite : memiliki proporsi
matriks 50-90%, Protocatasclasite : memiliki proporsi matriks 0-50%, Pseudota chylyte : memiliki
kandungan gelas. Incohesive pada bahan acak yang terbagi menjadi dua bagian, Fault gouge :
memiliki proposi matiks lebih dari 70% dan kurang dari 30% fragmen yang terlihat. Fault breccia
: memiliki proporsi matrix kurang dari 70% dan lebih dari 30% fragmen yang terlihat. Dan fault
breccia dibagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu, Crackle breccia : memiliki proporsi 75-100% klast
besar dan berukuran lebih dari 2mm. Mosaic breccia : memiliki proporsi 60-75% klast besar dan
berukuran lebih dari 2mm. Chaotic breccia : memilikim proporsi 30-60% klast besar dan
berukuran lebih dari 2mm.
A B

Gambar 3. A Chaotic Breccias, B. Crackle Breccias, C. Chaotic Breccias (N.H. Woodcock &
K Mort, 2008)

Anda mungkin juga menyukai