landasan Hukum
1. al-Qur’an
Adapun surah yang menjadi dasar dalam penyajian laporan keuangan yakni al-
baqarah ayat 282 adalah sebagai berikut :
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah kamu
menuliskan dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya.
Sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia
menuliskannya…”
2. Fatwa MUI
Yang menjadi landasan adalah fatwa DSN-MUI No14/DSN-MUI/IX/ 2000
tentang sistem distribusi bagi hasil dalam lembaga keuangan syariah yang
menimbang yaitu bahwa agar pihak yang berkepentingan memperoleh kepastian
tentang sistem mana yang akan digunakan LKS. Sesuai dengan prinsip ajaran islam,
DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang sistem pencatatan dan pelaporan
keuangan dalam LKS untuk dijadikan LKS.
3. Peraturan Pemerintah
Diatur dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No.8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Intansi Pemerintah yang terdapat dalam
Bab II, pasal 2 yakni dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD,
setiap entitas Pelporan wajib menyusun dan menyajikan :
a. Laporan keuangan; dan
b. Laporan kinerja
4. Peraturan Bank Indonesia
Diatur dalam PBI No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi
dan Publikasi Laporan Bank. Yang bertujuan agar sejalan dengan implementasi Basel
II sesuai perkembangan standar internasional dan standar akutansi, memayungi
beberapa kewajiban penyampaian laporan, serta meningkatkan transparasi Bank
secara umum.
B. Unsur dan Komponen Laporan Keuangan
Dibagi menjadi tiga yaitu1 :
1. Sesuai karakteristik maka komponen laporan keuangan entitas syariah antara lain
meliputi :
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan laba rugi komprehensif
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Laporan dan sumber penggunaan dana zakat
f. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
1 Wiroso, Akuntansi Perbankan Syariah Dalam Praktek Di Indonesia, Jakarta:Bank Indonesia, Nopember 2018.
Hal508
g. Laporan rekonsiliasi dan bagi hasil
h. Catatan laporan keuangan
2. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi da peristiwa
lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya (unsur laporan keuangan). Unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset, kewajiban, dana syirkah
temporer, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kerja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
3. Penyajian berbagai unsur ini dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
memerlukan proses subklasifikasi, seperti asset dan kewajiban dapat
diklasifikasikan menurut hakekat atau fungsinya dalam bisnis entitas syariah
dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling berguna
bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
C. Ilustrasi Penyajian Laporan Keuangan
adapun ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan menurut PSAK 101 dimana2 :
a. Laporan posisi keuangan
2 Rahmat Yamin Harahap,Skripsi: Keuangan Perusahaan (Studi Kasus: PT kawasan Industri Medan (Persero)
Sumatera Utara, Medan:UINSU, 2018, hal54.
Aset Tidak Lancar
Aset keuangan tersedia untuk dijual Xxx Xxx
Investasi dalam entitas asosiasi Xxx Xxx
Aset tetap Xxx Xxx
Aset tak berwujud lain Xxx Xxx
Good will Xxx Xxx
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha dan utang lain Xxx Xxx
Pinjaman jangka pendek Xxx Xxx
Bagian pinjaman jangka panjang Xxx Xxx
Utang pajak jangka pendek Xxx Xxx
Provisi jangka pendek Xxx Xxx
Total Liabilitas Jangka Pendek Xxx Xxx
EKUITAS
Ekuitas yg dapat didistribusikan kpd Xxx Xxx
pemilik entitas induk
xxx Xxx
Modal saham
Xxx Xxx
Saldo laba
Xxx Xxx
Komponen ekuitas lain
Xxx Xxx
Kepentingan Non Pengendali
Xxx Xxx
Total Ekuitas
xxx xxx
Total Liabilitas dan Ekuitas