Dampak Riba
Riba berdampak buruk baik terhadap pribadi seseorang, kehidupan masyarakat dan
perekonomian suatu negara. Dampak buruk riba terhadap pribadi seseorang dan kehidupan
masyarakat dapat dilihat dari pendapat Yusuf Qardhawi dan Sayyid Sabiq yang bersumber
dari ulama sebelumnya. Menurut Qardhawi bahwa dalam praktek riba terkandung potensi
secara psikologis yang dapat melemahkan kreatifitas manusia untuk bekerja, sehingga
manusia melalaikan perdagangannya dan aktifitas ekonomi lainnya yang mampu memutus
kreatifitas hidupnya.1Salah satu dampak tersebut dapat kita setujui kebenarannya karena saat
seseorang melakukan praktik riba, uang akan ia dapat dengan sangat mudah tanpa bekerja
dengan keras . Sehinggasangat dimungkinkan kunculnya mental-mental konsumtif dan tidak
produktif dalam diri manusia.
Qadhawi juga berpendapat bahwa dalam praktek riba berpotensi besar untuk
menghilangkan nilai kebaikan dan keadilan dalam hutang piutang. 2hutang piutang pada
dasarnya adalah suatu kegiatan kebaikan karena terdapatnya unsur tolong menolong dalam
kehidupan bermasyarakat, dalam kehidupan sosial. Namun akibat adanya riba, kegiatan
hutang piutang menjadi kegiatan yang haram karena berubah menjadi sebuah praktik
pemerasan terselubung yang memanfaatkan nilai kebaikan dalam hutang piutang.
Saat ini sistem ekonomi ribawi telah menjadi sistem yang mendarah daging di setiap
negara dan semakin kuat, hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian
secara global atau luas. Dampaknya bahkan sangat membahayakan perekonomian. Pertama,
sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi disepanjang
sejarah.4Sistem ribawi menjadi penyebab utama ketidakstabilan nilai mata uang suatu negara,
Karena nantinya uang akan selalu berpindah dari negara yang tingkat bunganya rendah ke
negara yang tingkat bunganya lebih tinggi. dari negara berkembang ke negara maju. Hal
1
Qiro’ah, “Penanggulangan Dampak Riba Melalui Pendekatan Pendidikan” ,Jurnal Pendidikan, Vol.6, No.2.
2014, 52
2
Ibid, 53
3
Ibid, 53
4
Az zarqa’, Kontroversi Riba dalam Perbankan Konvensional dan Dampaknya terhadap perekonomian, Vol.9,
No.1, 2017, 14
tersebut diakibatkan oleh para spekulator yang ingin memperoleh keuntungan besar dengan
menyimpan uangnya dimana tingkat bunga rill yang lebih tinggi. yang dimaksud tingkat
bunga rill disini adalah tingkat bunga minus tingkat inflasi.
Ketiga, suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya
pengangguran.6Suku bunga memiliki pengaruh terhadap beberapa aspek diantaranya
investasi, produksi dan meningkatnya angka pengangguran. Karena saat suku bunga naik,
investasi para investor akan semakin menurun, dan keputusan masyarakat untuk melakukan
investasi semakin berkurang karena masyarakat akan cenderung memutuskan untuk memilih
menyimpan uang yang ia miliki dibank dan tidak berinvestasi karena keuntungan yang ia
dapat akan lebih besar nantinya, akibat tingginya suku bunga. Kemudian saat suatu produksi
semakin menurun, hal tersebut akan diikuti dengan meningkatnya jumlah pengangguran dan
angka kemiskinan dalam suatu negara.
Keempat, teori ekonomi makro juga mengajarkan bahwa suku bunga akan signifikan
menimbulkan inflasi. Inflasi akan menurunkan daya beli atau memiskinkan rakyat dengan
asumsi cateris paribus. Kelima, sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara
negara berkembang kepada debt trap(jebakan hutang). Sehingga untuk membayar bunga saja
mereka kesulitan, apalagi bersama pokoknya.7
Dari dampak-dampak yang terpapar di atas, sudah dapat disimpulkan bahwa sistem
ekonomi ribawi yang dilakukan selama ini bahkan sampai sekarang tidak membangun
ekonomi masyarakat menjadi lebih baik, tapi malah semakin menghancurkan perekonomian
masyarakat, bangsa, dan negara secara meluas.
Riba adalah suatu bentuk penganiayaan.8 Menurut ibnu Taimiyah, riba secara pasti
ialah satu macam penganiayaan atas yang membutuhkan pinjaman.9 Bila seseorang
5
Az zarqa’,” Kontroversi Riba dalam Perbankan Konvensional dan Dampaknya terhadap perekonomian”, Jurnal
Ekonomi, Vol.9, No.1, 2017, 14
6
Ibid, 14
7
Ibid, 15
8
Kahar Masyur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1999), Hlm 8
9
Ibid, .9
mememberikan pinjaman kepada orang lain dan meriba dalam kegiatan pinjam meminjam
tersebut, maka sama dengan halnya dia menganiaya orang yang meminjam. Karena orang
yang meminjam itu orang yang membutuhkan pertolongan, membutuhkan uang tapi diminta
tambahan atas hutangnya. Jadi, riba adalah satu bentuk penganiayaan terhadap sesama.Maka
dari itu riba dilarang untuk melindungi orang-orang muslim agar berjalan menurut syariat
islam, tidak melakukan penganiayaan antar sesama serta menegakkan keadilan dan berbuat
baik.
Allah hanya menyuruh agar berlaku adil atau keseimbangan, seperti yang tertulis
dalam Alquran surat An nahl ayat 90 :
Riba ialah semacam perampokan dari orang-orang yang sakit jiwa.11 Yang disebut
orang sakit jiwa tentu orang yang melakukan riba. Mereka menancapkan kekuasaan di atas
orang yang sedang kesusahan tanpa memiliki rasa bersalah. Dengan demikian, riba itu
diharamkan. Hikmahnya diharamkan riba sendiri adalah Menutup seluruh pintu periba yang
menambah kesusahan saudaranya.
“ Janganlah kamu memakan/mecampurkan harta manusia dengan cara yang batil dan
kamu majukan ia ke pengadilan, agar kamu dapat memakan/mencampurkan harta
manusia dengan cara berdosa, padahal kamu mengetahui (itu dilarang).”Qs. Albaqara
: 188.12
Dalam ayat tersebut Allah memperingatkan kita untuk tidak memakan harta sesama
dengan jalan yang bathil, jalan yang haram menurut syariat. Misalnya mengambil bunga
10
Ibid,.8
11
Ibid,.10
12
Kahar Masyur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1999),Hlm.12
dalam hutang. Tentunya dengan diharamkannya riba akan Melindungi harta orang muslim
sehingga tidak termakan dengan batil atau dengan jalan yang haram menurut syariat.
Riba menentang rencana Allah. Islam itu menegakkan masyarakat dengan dasar saling
tolong menolong, membantu, dan kasih sayang. Hal tersebut sejalan dengan akidah yang
digariskan islam dalam setiap hati umat manusia. Islam juga menanamkan dalam hati
manusia bahwa kita semua bersaudara, dalam berbagai perbedaan kita tetap bersaudara.
Kesimpulan :
Daftar pustaka :
Masyur, Kahar. 1999. Beberapa Pendapat Mengenai Riba. Jakarta: Radar Jaya Offset
(kak, tolong benerin kak yaa.. deby lupa buat daftar pustaka ;( tolong )