Anda di halaman 1dari 15

Makalah

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“Konstruksi Non Tes (Daftar Isi Dan Skala Sikap)”

OLEH

Nama : Hasna
Stambuk : A22117065
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat
kekurangan.

Selama proses membuat makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam membuat
makalah ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam saya menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar Biologi, yang telah
memberikan kami tugas ini yang memuat tentang “Konstruksi Non Tes (Daftar Isi Dan
Skala Sikap” dan sebagai tugas individu guna menambah nilai.

Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi penyusun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 05 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Makalah..............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................................3

2.1 Pengertian konstruksi non tes bagian daftar isi.........................................................3

2.2 Karakteristik konstruksi non tes bagian daftar isi.....................................................3

2.3 Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian daftar isi.................................4

2.4 Fungsi kontruksi non tes bagian daftar isi pada pembelajaran..................................4

2.5 Keuntungan dan kerugian penerapan konstruksi non tes bagian daftar isi................4

2.6 Pengertian konstruksi non tes bagian skala sikap.....................................................6

2.7 Karakteristik konstruksi non tes bagian skala sikap.................................................7

2.8 Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian skala sikap..............................7

Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian skala sikap antara lain:.................7

2.9 Fungsi konstruksi non tes bagian skala sikap pada pembelajaran.............................8

2.10 Keuntungan dan kerugian penerapan kontruksi non tes bagian skala sikap pada

pembelajaran..................................................................................................................9

BAB III...........................................................................................................................................10

PENUTUP.......................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan............................................................................................................10

3.2 Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi sangat di perlukan dalam pedidikan formal, dalam hal ini


disekolah atau madrasah,khususnya evaluasi mengenai hasil belajar hal ini di
maksudkan untuk melihat tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar, ada dua teknik yang digunakan untuk melakukan evaluasi
adalah teknik non tes dan teknik tes

Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai


bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-
satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab
masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. Pada evaluasi penilaian hasil
belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan
psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah
kognitif. Berikut ini akan dijelaskan tentang resume pengertian, bentuk-bentuk
non-tes, dan beberapa contoh dalam pelaksanaan teknik non tes.
Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih
sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam
menilai hasil dan proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur
secara “realtime” dengan hanya menggunakan test, seperti pada mata pelajaran
matematika. Pada tes siswa dapat menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan
tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur, tetapi
waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara
menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan nontes
guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif
saja, tapi juga afektif dan psikomotornya. Teknik non tes jarang dilakukan
mengingat waktu yang diperlukan juga banyak dan juga persiapan yang lebih
daripada evaluasi menggunakan tes. Namun kepentingan yang ada membuta
teknik evaluasi non tes ini juga penting.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud konstruksi tes bagian daftar isi?
2. Bagaimanakah karakteristik konstruksi tes bagian daftar isi?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip konstruksi tes bagian daftar isi?
4. Apa saja fungsi konstruksi tes bagian daftar isi?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian konstruksi tes bagian daftar isi?
6. Apa yang dimaksud konstruksi tes bagian skala sikap?
7. Bagaimanakah karakteristik konstruksi tes bagian skala sikap?
8. Bagaimanakah prinsip-prinsip konstruksi tes bagian skala sikap?
9. Bagaimana fungsi konstruksi tes bagian skala sikap?
10. Bagaimana keuntungan dan kerugian konstruksi tes bagian skala sikap?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian konstruksi tes bagian daftar isi
2. Mengetahui karakteristik konstruksi tes bagian daftar isi
3. Mengetahui prinsip-prinsip konstruksi tes bagian daftar isi
4. Mengetahui fungsi konstruksi tes bagian daftar isi
5. Mengetahui keuntungan dan kerugian konstruksi tes bagian daftar isi
6. Mengetahui pengertian konstruksi tes bagian skala sikap
7. Mengetahui Karakteristik konstruksi tes bagian skala sikap
8. Mengetahui prinsip-prinsip konstruksi tes bagian skala sikap
9. Mengetahui fungsi konstruksi tes bagian skala sikap
10. Mengetahui keuntungan dan kerugian konstruksi tes bagian skala sikap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konstruksi non tes bagian daftar isi


Daftar isi adalah urutan judul pada tiap bab beserta halaman yang terdapat
pada sebuah buku atau penulisan. Fungsi daftar isi sendiri yaitu untuk
memudahkan kita mencari judul penulisan secara cepat tanpa harus mencari satu
persatu. Daftar isi merupakan urutan sebuah judul atau subjudul pada setiap bab
beserta halaman yang terdapat dalam sebuah makalah atau karya tulis ilmiah.
Daftar isi juga dapat diartikan sebagai lembar halaman yang menjadi sebuah
petunjuk atau informasi dari pokok isi dalam sebuah makalah.
Salah satu cara membuat daftar isi yang baik dan benar adalah dengan cara
memahami terlebih dahulu sepenuhnya tentang unsur-unsur apa yang terdapat
dalam daftar isi. Sebelum kita mengulas unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah
daftar isi, kita akan mengulas sedikit terkait fungsi dari daftar isi ini.
Daftar Isi merupakan halaman penting dalam suatu karya tulis ilmiah, baik
berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi, buku, dan karya tulis ilmiah lainnya,
karena dengan adanya halaman ini, memudahkan bagi pembaca untuk
menemukan topik tertentu dalam sebuah karya tulis ilmiah. Selain itu, dengan
Daftar Isi pula, memudahkan pembaca untuk mempelajari pokok-pokok bahasan
dari sebuah karya tulis yang akan dibacanya.

2.2 Karakteristik konstruksi non tes bagian daftar isi


Berikut konstruksi non tes bagian daftar isi:

a) Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik
b) Penilaian mencakup bidang atau segi sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotor)
c) Penilaian dilakukan dengan cara mengamati peserta didik, wawancara,
kuesioner, tidak menilai dengan ujian atau tes tertulis

2.3 Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian daftar isi


a) Keterpaduan
b) Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan
intruksional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran

3
c) Keterlibatan peserta didik
d) Akuntabel

2.4 Fungsi kontruksi non tes bagian daftar isi pada pembelajaran
Fungsi kontruksi non tes bagian daftar isi antara lain:

a) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi


ini maka penilaian dapat mengacu pada rumusan-rumusan instruksional.
b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan siswa, strategi mengajar
guru, dan lain-lain.
c) Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nila-nilai prestasi yang
didapatnya.
d) Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek
afektif dan psikomotorik.
e) Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah
pada pihak pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari proses belajar
baik di kelas, laboratorium, lapangan, dan lain-lain.

2.5 Keuntungan dan kerugian penerapan konstruksi non tes bagian daftar isi
a) Kelebihan konstruksi non tes bagian daftar isi
1. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksaan DCM dapat
dilakukan secara klasikal, sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat
dapat memperoleh data yang banyak
2. Pada akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validaritas dan
reliabitas tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung
melakukan pengecekan sendiri kesesuaian masalah yang dirasakan atau
dialami, selain itu karena penyediaan butir permasalahan cukup banyak,
maka memberi peluang data masalah yang diungkapkan melalui DCM
bersifat teliti, mendalam dan meluas

4
3. Dari segi fungsinya, penggunaan DCM memudahkan peserta didik
mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang
atau pernah dialaminya.
4. Sistemasi jenis masalah yang dikelompokan dalam berbagai bidang
mempermudah guru pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa
data serta merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik.
5. Penggunaan DCM memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor
memiliki peta masalah individu maupun kelompok, hasil DCM dapat
digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih
penting lagi peserta didik dapat memahami masalah yang dialami dan
memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.

b) Kekurangan konstruksi non tes bagian daftar isi

1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai


konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir
pernyataan masalah yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk
peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang,
sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta didik,
guru pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain
seperti wawancara.

2.6 Pengertian konstruksi non tes bagian skala sikap


Skala sikap adalah digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif),
menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan
berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap
suatu stimulus yang datang pada dirinya.

5
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti : sikap terhadap materi
pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
a) Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
objek.
b) Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi
pegangan seseorang.
c) Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek.
Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh
responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai
tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori,
yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan sikap, di samping
kategori positif dan negatif, harus pula mencerminkan dimensi sikap, yakni
kognisi, afeksi, dan konasi.
Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh pakar untuk
mengukur sikap. Dalam buku ini akan diuraikan dua model saja, yaitu skala
diferensiasi semantik (scematic differential techniques) dan skala Likert (Likert
scales). Skala diferensiasi semantik memiliki dua kelebihan dibandingkan dengan
berbagai teknik yang lain. Pertama, teknik ini dapat digunakan dalam berbagai
bidang. Kedua, teknik ini sederhana dan mudah diimplementasikan dalam
pengukuran dan penilaian sikap siswa di kelas. Uraian secara rinci kedua skala
tersebut disajikan pada bab-bab berikutnya.
Pernyataan sikap mungkin mengatakan hal-hal yang positif mengenai
objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung objek sikap. Pernyataan seperti
ini disebut sebagai pernyataan yang favorabel (favorable). Sebaliknya, pernyataan
sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap. Bersifat
tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak diungkap.
Pernyataan seperti ini disebut sebagai pernyataan yang tak favorabel
(unfavorable).

6
Suatu skala sikap sedapat mungkin memuat pernyataan favorabel dan
pernyataan tak favorabel dalam jumlah yang hampir seimbang. Dengan demikian,
pernyataan yang disajikan tidak semua positif atau semua negatif. Bila ini
diingkari maka dapat menimbulkan kesan seolah-olah isi skala yang bersangkutan
seluruhnya memihak atau sebaliknya seluruhnya tidak mendukung objek sikap
(Azwar, 1995:107). Variasi pernyataan favorabel dan tak favorabel akan membuat
responden memikirkan lebih hati-hati isi pernyataannya, sebelum memberikan
jawaban sehingga kecenderungan responden dalam menjawab dapat dihindari.

2.7 Karakteristik konstruksi non tes bagian skala sikap


1. Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap
terhadap kebersihan.
2. Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan
objek penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari
dan sebagainya.
3. Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4. Menentukan skala dan penskoran.

2.8 Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian skala sikap


Prinsip-prinsip melandasi konstruksi non tes bagian skala sikap antara lain:
1. menyeluruh
2. adanya control
3. sasaran jelas
4. obyektif
5. keterbukaan
6. representative
7. aturan skoring
8. keseksamaan

2.9 Fungsi konstruksi non tes bagian skala sikap pada pembelajaran
1. Fungsi instrumenal, fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk
memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap
hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap
negatif terhadap hal-hal yang menurut perasaannya akan merugikan dirinya.

7
2. Fungsi pertahanan ego
Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak
terselesaikan.
3. Fungsi pernyataan nilai
Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan
diinginkan. Dengan fungsi ini seseorang sering kali mengembangkan sikap
tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya
yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.
4. Fungsi pengetahuan
Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,
untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Sikap
berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar
tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi
terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya.

8
2.10 Keuntungan dan kerugian penerapan kontruksi non tes bagian skala
sikap pada pembelajaran
a). Kelebihan
1. menumbuhkan rasa percaya diri karena peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendir
2. peserta didik dapat termotifasi untuk berbuat jujur dan objektif dalam
menyikapi suatu hal
3. termotifasi untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, misalnya berkata
jujur, tidak sombong, pemaaf, memelihara amanah dan janji.

B). Kekurangan
1. sulit merumuskan instrumennya
2. didalam plaksanaanya rentam terhadap subyektifitas guru
3. memerlukan waktu yan panjang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konstruksi non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik yang di lakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan
dengan menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket (quesstionnaiire), dan memeriksa
atau menilai dokumen-dokumen.
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa yang tidak dapat
dinilai secara kuantitatif seperti dalam teknik tes. Dengan kata lain penilaian non
test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti : sikap terhadap materi
pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
a) Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
objek.
b) Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi
pegangan seseorang.
c) Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penyusun. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi


Aksara, 2008)

Ilma, Ratu. 2010. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif
Terhadap

Sonasih, Dewi N.W. dkk. 1999. Tehnik dan Alat Evaluasi Pendidikan Non Tes. Bogor:
Universitas Ibnu Khlodun.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT Remaja


Rosdakarya .

11

Anda mungkin juga menyukai