Anda di halaman 1dari 22

Makalah

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“TES OBJEKTIF”

OLEH

Nama : Hasna
Stambuk : A22117065
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat
kekurangan.

Selama proses membuat makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam membuat
makalah ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam saya menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar Biologi, yang telah
memberikan kami tugas ini yang memuat tentang “Tes Objektif” dan sebagai tugas
individu guna menambah nilai.

Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi penyusun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 21 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
“TES OBJEKTIF”...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...............................................................................................................................4

2.1. Pengertian Tes Objektif..........................................................................................................4


2.2. Macam-macam Tes Objektif...................................................................................................5
2.3. karakteristik tes objektif tipe benar salah................................................................................7
2.4 Prinsip-prinsip yang melandasi tes obejktif tipe benar salah....................................................8
2.5 Fungsi tes objektif tipe benar salah pada pembelajaran............................................................9
2.6 Keuntungan Dan Kerugian Penerapan Tes Objektif Tipe Benar Salah Pada Pembelajaran 9
2.7 Karakteristik Tes Objektif tipe Menjodohkan........................................................................10
2.8 Prinsip-Prinsip Yang Melandasi Tes Objektif Tipe Menjodohkan.........................................11
2.9 Fungsi tes objektif tipe menjodohkan pada pembelajaran......................................................12
2.11 Karakterstik tes Objektif Tipe Pilihan Ganda (Multiple choice)..........................................14
2.12 Prinsip-prinsip Melandasi Tes Objektif Tipe Pilihan Ganda................................................15
2.13 Fungsi Tes objektif Tipe Pilihan Ganda pada Pembelajaran................................................16
2.14 Keuntungan Dan Kerugian Penerapan Tes Objektif Tipe Pilihan Ganda Pada
Pembelajaran................................................................................................................................16
BAB III...........................................................................................................................................18

PENUTUP.......................................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi menjadi hal yang penting dan harus diperhitungkan oleh pendidik
dalam menilai kemampuan peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
Penilaian adalah kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran secara umum. Semua kegiatan pendidikan yang
dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Pada
hakikatnya penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil
belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, antara lain kegiatan
pengajaran yang dilakukan itu sendiri.
Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, diharapkan mampu
memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Artinya, alat tes dapat memberikan informasi tentang siswa sesuai keadaan yang
mendekati sesungguhnya. Jenis-jenis instrumen dalam evaluasi pembelajaran ada
2 macam yaitu tes objektif dan tes non–objektif. Tes objektif dibagi menjadi 4
yang meliputi: soal pilihan ganda, pilihan benar salah, menjodohkan dan isian
singkat. Sedangkan tes non– objektif berbentuk uraian panjang
Sebuah alat tes yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tertentu,
antara lain alat tes haruslah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang
baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan, kesahihan,
keterpercayaan, dan kepraktisan (Nurgiyantoro, 2001:98).
Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah tes pilihan ganda.Tes pilihan
ganda adalah bentuk tes obyektif yang mempunyai ciri utama kunci jawaban jelas
dan pasti sehingga hasilnya dapat diskor secara obyektif. Artinya setelah siswa
mengerjakan soal dalam bentuk tes pilihan ganda maka siswa tersebut akan
memperoleh skor yang sama jika hasil pekerjaanya diperiksa oleh lebih dari satu
pemeriksa.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan tes obejektif?
2. Jelaskan macam-macam tes objektif?
3. Jelaskan karakteristik tes objektif tipe benar salah?
4. Sebutkan prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe benar salah?
5. Apa fungsi tes objektif tipe benar salah pada pembelajaran?
6. Apa saja keuntungan dan kerugian penerapan tes objektif tipe benar salah
pada pembelajaran?
7. Jelaskan karakteristik tes objektif tipe menjodohkan?
8. Sebutkan prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe menjodohkan?
9. Apa fungsi tes objektif tipe menjodohkan pada pembelajaran?
10. Apa saja keuntungan dan kerugian penerapan tes objektif tipe menjodohkan
pada pembelajaran?
11. Jelaskan karakteristik tes objektif tipe pilihan ganda?
12. Sebutkan prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe pilihan ganda?
13. Apa fungsi tes objektif tipe pilihan ganda pada pembelajaran?
14. Apa saja keuntungan dan kerugian penerapan tes obejektif tipe pilihan
ganda?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk menegetahui yang dimaksud dengan tes obejektif


2. Untuk menegetahui macam-macam tes objektif
3. Untuk menegetahui karakteristik tes objektif tipe benar salah
4. Untuk menegetahui prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe benar
salah
5. Untuk menegetahui fungsi tes objektif tipe benar salah pada pembelajaran
6. Untuk menegetahui apa saja keuntungan dan kerugian penerapan tes
objektif tipe benar salah pada pembelajaran
7. Untuk menegetahui karakteristik tes objektif tipe menjodohkan
8. Untuk menegetahui prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe
menjodohkan
9. Untuk menegetahui fungsi tes objektif tipe menjodohkan pada pembelajaran
10. Untuk menegetahui keuntungan dan kerugian penerapan tes objektif tipe
menjodohkan pada pembelajaran
11. Untuk menegetahui karakteristik tes objektif tipe pilihan ganda
12. Untuk menegetahui prinsip-prinsip yang melandasi tes objektif tipe pilihan
ganda
13. Untuk menegetahui fungsi tes objektif tipe pilihan ganda pada pembelajaran
14. Untuk menegetahui keuntungan dan kerugian penerapan tes obejektif tipe
pilihan ganda

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tes Objektif


Tes objektif (pilihan) merupakan alat tes yang umum dan dapat diterima
untuk mengevaluasi pelajar, khususnya yang berkaitan dengan 3 level terendah
dari Taksonomi Bloom. Guru biasanya menggunakan instrument (alat) untuk
memastikan bahwa evaluasinya tidak berat sebelah, waktunya singkat, dan adanya
kemantapan dengan jumlah siswa yang banyak. Tes objektif (pilihan) juga
mempersilahkan untuk melakukan analisa data yang berpengalaman, yang mana
tidak hanya membantu menentukan pelaksanaan ujian, tapi mungkin dapat juga
membantu menilai metode pembelajaran. Meskipun tes objektif terbilang sangat
mudah, tapi mereka (pelajar) biasanya menghabiskan banyak waktu dan mencoba
membuat jawaban atas pertanyaan tersebut. Tes objektif merupakan alat yang
sangat membantu ketika tes objektif tersebut digabungkan dengan jenis tes
subyektif (esai) yang akan membantu mendapat level yang lebih tinggi pada
kemampuan kognitif dan atau bidang pembelajaran yang lain.
Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban
atau respons yang harus dipilih oleh peserta tes. Pemeriksaan atau penskoran
jawaban/respons peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara obyektif oleh
pemeriksa dan dapat menggunakan alat bantu.
Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-
butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau
lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada
pasangan masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan)
jawabannya berupa kata-kata atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang
yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
secara obyektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan dari tes bentuk esai.

2.2. Macam-macam Tes Objektif


1. Bentuk Tes Benar Salah (True False)

4
Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen
tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.
a. Kelebihan Tes Benar Salah
 Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
 Mudah dalam penyusunannya
 Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti
 Dapat digunakan berkali-kali
b. Kelemahan Tes Benar Salah
 Mudah ditebak
 Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan
benar atau salah
 Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali
c. Petunjuk Penyusunan
 Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau
“bukan”
 Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki
pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya
 Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung
“salah sedikit” cukup banyak
e. Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Benar Salah
 Dengan Denda Menggunakan rumus :
Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah
e. Tanpa Denda
Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar

2. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)


Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/
pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus
memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.
a. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan
diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi
pernyataan tersebut.
b. Hubungan antar hal (Sebab akibat)

5
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu
kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat
atau tidak dengan alasan.
c. Analisa Kasus
Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
d. Membaca Diagram, atau table
Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja
disertai dengan tabel.
e. Asosiasi pilihan ganda
Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu
pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya
perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih
dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat.
Petunjuk :
Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar
Pilih B jika (1) dan (3) benar
Pilih C jika (2) dan (4) benar
Pilih D jika hanya (4) yang benar
Pilih E jika semuanya benar

Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda


a) Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat
b) Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain
c) Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci
d) Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang
sama
e) Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya

6
3. Menjodohkan (Matching Test)
Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap
pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk
memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai
jawaban yang benar.
a. Saran Penulisan
 Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri
 Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah
 Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja
 Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal
dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.
b. Cara Memberikan Skor
Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang
salah
Skor = Jumlah jawaban benar

4. Tes Isian (Complementary Test)


Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian
yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang
diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
 Cara Memberikan Skor
Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda
terhadap jawaban yang salah. Maka rumus yang digunakan adalah :
Skor = Jumlah jawaban benar

2.3. karakteristik tes objektif tipe benar salah


Soal – soal tipe benar salah berupa pernyataan – pernyataan (statement).
Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya
bertugas untuk menandai masing – masing pernyataan itu dengan melingkari
huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S
jika pernyataannya salah. Tipe benar-salah termasuk dalam tes objektif, karena tes
ini telah menyediakan sejumlah jawaban sehingga siswa tinggal memilih satu
jawaban yang benar dari sejumlah jawaban yang tersedia.

7
Menurut Arikunto (2013) bentuk benar – salah ada dua macam (dilihat
dari segi mengerjakan atau menjawab soal) yakni :
1. Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila ia
memilih jawaban yang salah.
2. Tanpa pembetulan (without Correction), yaitu siswa hanya diminta melingkari
huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.

2.4 Prinsip-prinsip yang melandasi tes obejktif tipe benar salah


Menurut Masidjo ( 1995 ) terdapat beberapa petunjuk penyusunan tipe tes benar
salah yaitu:
1. Tulislah huruf B / S pada permulaan masing – masing item dengan maksud
mempermudah mengerjakan dan menilai ( skoring )
2. Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan isi item harus dirumuskan
secara jelas dan tegas sehingga isi item tersebut jelas – jelas mempunyai arti
tunggal yakni benar atau salah.
3. Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan suatu item jangan disajikan
terlalu panjang, karena uraian yang terlalu panjang kebanyakan mengarah ke
jawaban yang benar dan sebaliknya.
4. Hindarilah pernyataan negatif atau pun pernyataan negatif ganda dalam suatu
item seperti tidak, bukan tidak. Karena penggunaan pernyataan negatif atau
negatif ganda dalam suatu item menuntut perhatian ekstra dari siswa untuk
dapat memahami isi item tersebut. Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka
kemungkinan besar akan menjawab salah.
5. Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir
soal yang dijawab S dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat
teratur misalnya : B – S – B - S – B – S atau SS-BB-BB-SS.
6. Hindari item yang masih bisa diperdebatkan :
Contoh : B-S. Kekayaan lebih penting dari kepandaian.
7. Hindarilah pertanyaan – pertanyaan yang persis dengan buku.
8. Hindarilah kata – kata yang sifatnya mutlak, seperti selalu, semua, tidak
pernah, mesti, dsb, sebab item yang mengandung kata – kata tersebut
cenderung merupakan suatu item yang jawabannya salah . sebaliknya
penggunaan kata – kata yang sifatnya relatif, seperti barangkali, kadang –
kadang, biasanya, mungkin dsb seringkali merupakan tanda bahwa item yang
bersangkutan adalah benar.

8
2.5 Fungsi tes objektif tipe benar salah pada pembelajaran
1. untuk mengukur hasil belajar tingkat pengetahuan, pemhaman, aplikasi, dan
analisis.
2. Mudah menilai jawaban dan mudah dimengerti.
3. sangat baik untuk menguji hasil belajar tentang fakta dan ingatan
4. Relatif mudah dikonstruksi, khususnya dalam satu pokok bahasan tertentu

2.6 Keuntungan Dan Kerugian Penerapan Tes Objektif Tipe Benar


Salah Pada Pembelajaran
1. Keuntungan Tes Benar Salah.
 Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak.
 Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti.
 Dapat digunakan berkali-kali.
 Dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas.
 Mudah dalam penyusunannya karena hanya diperlukan satu pertanyaan.
 Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
 Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.
 Mudah dalam memeriksa dan memberi skor karena hanya ada dua
alternatif jawaban maka dapat diberi skor 1 (satu) untuk yang menjawab
dengan benar dan 0 (nol) untuk yang menjawab dengan salah.
 Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar
langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.
2. Kerugian tes objektif benar salah
 Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
 Sering membingungkan.
 Ada masalah atau bahan yang tidak selalu dapat dinyatakan hanya dengan
alternatif benar atau salah atau pilihan ganda.
 Mendorong peserta tes untuk menebak atau menerka jawaban walaupun
mereka tidak mengetahui jawaban yang benar.

9
2.7 Karakteristik Tes Objektif tipe Menjodohkan
Adapun yang harus diperhatikan untuk menjadi pedoman dalam membuat
item tes menjodohkan adalah sebagai berikut:
a. Kata-kata dalam terjodoh (premis) dan penjodohan (response) masing-
masing harus homogen dan tersusun dalam satu kelompok tersendiri.
b. Jumlah kata-kata yang dipakai tidak kurang dan tidak lebih dari 15.
c. Jumlah kata terjodoh dan penjodoh tidak sama dan disusun tidak sama
dengan maksud penjodohan.
d. Dasar penjodohan harus jelas dan konsisten.
Sedangkan petunjuk dalam penyusunan item tes menjodohkan adalah sebagai
berikut
a. seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari
10 soal (item), Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan
membingungkan murid dan juga kemungkinan akan mengurangi
homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik
dijadikan 2 seri.
b. Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak dari pada jumlah
soalnya (lebih kurang 1,5 kali). Dengan demikian, murid dihadapkan
kepada banyak pilihan yang semuanya mempunyai pemikiran yang benar,
sehingga murid terpaksa memilih mempergunakan pikirannya.
c. Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus
merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.
Tes menjodohkan adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dijodohkan
dengan seri jawaban. Dengan kata lain, tugas peserta tes hanya menjodohkan

10
premis dengan salah satu seri jawaban. Tes menjodohkan terdiri atas dua
bagian (kolom), yaitu :
1. Bagian pertama disebut seri stem, atau premis, atau pokok soal yang dapat
berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
2. Bagian kedua disebut seri jawaban.
Format tes menjodohkan dapat berbentuk :
a. Kolom pertama atau lajur kiri untuk stem atau pokok soal
b. Kolom kedua atau lajur kanan untuk seri jawaban
c. Teknik Penyusunan
1) Pastikan seri pertanyaan atau pernyataan (kolom pertama/jalur kiri)
dan seri jawaban (kolom kedua/jalur kanan) bersifat homogen, agar
salah satu dari semua seri jawaban ada kemungkinan sebagai jawaban
yang benar.
2) Pastikan petunjuk mengerjakan tes jelas
3) Seyogyanya seri pertanyaan atau pernyataan tidak lebih dari lima
item, karena kalau lebih akan membingungkan dan mengurangi
homogenitas
4) Seyogyanya seri jawaban lebih banyak dari seri pernyataan atau
pertanyaan untuk mendorong peserta tes lebih cermat.
5) Seyogyanya seri pernyataan (stem) diberi urut dengan menggunakan
nomor dan seri jawaban dengan menggunakan huruf.
6) Seyogyanya tes ditulis dalam halaman yang sama

2.8 Prinsip-Prinsip Yang Melandasi Tes Objektif Tipe Menjodohkan


1. Kata-kata dalam terjodoh (premise) dan penjodoh (response) masing-
masing harus homogen dan disusun dalam satu kelompok tersendiri.
2. Jumlah option yang dipakai tidak kurang dari 5 dan tidak lebih dari 15.
3. Premis harus dirumuskan dengan kejelasan yang maksimum dan mudah
dipahami peserta ujian. Premis diletakan di sebelah kiri dan jawaban di
sebelah kanan. Untuk memudahkan penskoran, garis kosong untuk
jawaban di letakkan di depan premis.
4. Pilihan jawaban harus disusun secara alfabetis atau kronologis. Jika
jawaban itu diatur sedemikian, siswa-siswa yang mengetahui jawaban
dapat melokalisasinya dalam daftar jawaban dalam waktu yang minim
tanpa sering membaca ulang daftar itu.

11
5. Petunjuk yang diberikan harus jelas menunjukkan dasar cara menjawab.
6. Semua pilihan untuk tiap pasangan menjodohkan harus dicetak dalam satu
halaman. Siswa mungkin akan menjadi bingung jika sebagian dari pilihan
terdapat pada halaman lain. Dalam hal ini tugas membaca soal-soal tes itu
menjadi sangat kompleks.
7. Jumlah jawaban harus banyak dari jumlah premis dalam satu perangkat,
atau satu jawaban dapat melayani beberapa premis. Jika jumlah premis dan
jawaban yang sama banyaknya, siswa akan mencoreng jawaban yang
sudah dipakai lalu menerka jawaban yang sudah dipakai lalu menerka
jawaban untuk premis yang masih tinggal.
8. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih
dari sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu
akan membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi
homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik
dijadikan dua seri.
9. Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan
jawabannya di sebelah kanan.
10. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.

2.9 Fungsi tes objektif tipe menjodohkan pada pembelajaran


1. Pembuatannya mudah
2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif
3. Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal:
 antara problem dan penyelesaiannya
 antara teori dan penemunya
 antara sebab dan akibatnya
 antara singkatan dan kata-kata lengkapnya
2.10 Keuntungan Dan Kerugian Penerapan Tes Objektif Tipe
Menjodohkan Pada Pembelajaran
1. Keuntungan tes objektif menjodohkan
 Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan
istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.

12
 Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang
berhubungan langsung maupun tidak langsung.
 Mudah dalam penyusunan sehingga guru dalam waktu yang tidak terlalu
lama dapat menyusun sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu
pokok bahasan tertentu.
 Dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran yang diuji. Dengan
demikian perangkat soal yang menggunakan tipe ini lebih merata dan
keseluruhan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan dapat terwakili secara
memadai.
 Mudah diskor, seperti semua butir soal tes objektif lainnya, butir soal tipe
menjodohkan ini pun dapat diskor tanpa dipengaruhi subjektivitas guru.
2. Kerugian tes objektif menjodohkan
 Matching test cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau
daya ingat saja
 Karena mudah disusun, maka tes jenis ini acapkali dijadikan “pelarian”
bagi pengajar, yaitu dipergunakan kalau pengajar tidak sempat lagi untuk
membuat tes bentuk lain.
 Karena jawaban yang pendekk-pendek, maka tes jenis ini kurang baik
untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran
(interpretasi).
 Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal
yang sebenarnya kurang perlu untuk di ujikan

13
2.11 Karakterstik tes Objektif Tipe Pilihan Ganda (Multiple choice)
Tes pilihan ganda merupakan tes obyektif dimana masing-masing item
disediakan lebih dari dua kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-
pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar.
Adapun petunjuk umum untuk menyusun tes yang berbentuk multiple choice ini
adalah sebagai berikut:
 Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat
kesesuaian.
 Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan singkat dan
jelas.
 Soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah difahami.
 Alternatif jawaban hendaknya disusun dalam kalimat yang panjang
pendeknya relatif sama, sehingga tidak menimbulkan dugaan bahwa kalimat
yang panjang adalah jawaban yang benar.
 Gunakan perintah “ manakah alternatif jawaban yang paling baik”; atau “
pilihlah jawaban yang lebih baik dari yang lain ” , apabila lebih dari satu
jawaban yang benar.
 Jangan menggunakan alternatif jawaban yang tumpang tindih, maupun
menggunakan kata-kata sinonim.
 Setiap butur pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
meskipun masalah itu agak kompleks
 Hindarkan pengulangan suara atau pengulangan kata pada kalimat pokok
dialternatif-alternatifnya, karena anak akan cenderung memilih alternatif yang
mengandung pengulangan tersebut. Hal ini disebabkan karena dapat diduga
itulah jawaban yang benar.

14
 Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan yaitu:

1) Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan), Bentuk ini merupakan suatu


kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima
kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
2) Hubungan antar hal (Sebab akibat), Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat :
satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah
pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
3) Analisa Kasus, Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu
masalah.
4) Membaca Diagram, atau table, Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan
ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
5) Asosiasi pilihan ganda, Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal
melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti
dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi
pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan
melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat.

2.12 Prinsip-prinsip Melandasi Tes Objektif Tipe Pilihan Ganda


Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih dari
alternatif yang lebih dari dua. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar antara 4
(empat) dan 5 (lima). Nitko (2007) menjelaskan tujuan dasar dari tugas penilaian,
soal pilihan ganda adalah untuk mengidentifikasi siswa yang telah mencapai
tingkat (atau diperlukan) pengetahuan (keterampilan, kemampuan, atau kinerja)
cukup dari target pembelajaran yang dinilai. Pilihan ganda terdiri atas dua bagian,
yaitu :
1. Bagian pertama disebut stem yang dapat berbentuk pernyataan atau
pertanyaan. Bagian dari soal yang mengajukan pertanyaan, menetapkan tugas
yang harus dilakukan siswa, atau menyatakan masalah yang harus dipecahkan
siswa. Dengan menulis stem sehingga siswa mengerti apa tugas yang
dilakukan atau pertanyaan apa yang dijawab.
2. Bagian kedua disebut options atau alternatif jawaban. Nitko (2007)
menjelaskan alternatif harus selalu diatur dengan cara yang benar (logis,
numerik, abjad, dll). Urutan kronologis di mana peristiwa terjadi dan ukuran

15
benda (besar, menengah, kecil) adalah contoh dari perintah logis. Jika tidak
ada urutan logis atau numerik di antara mereka, alternatif harus diatur dalam
urutan abjad. Alasannya pertama adalah bahwa tidak membangun pola yang
dapat menjadi petunjuk jawaban untuk siswa yang tidak tahu jawaban.
Kedua, mengikuti aturan ini dapat menghemat waktu siswa.

2.13 Fungsi Tes objektif Tipe Pilihan Ganda pada Pembelajaran


Adapun fungsi Tes objektif Tipe Pilihan Ganda pada Pembelajaran
1. Dapat mengukur semua tujuan pembelajaran/kompetensi khususnya domain
kognisi, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks
2. Dapat menggunakan tes yang relatif banyak yang mewakili bahan ajar yang
lebih luas
3. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dikerjakan secara objektif
4. Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dikerjakan oleh mesin atau orang lain
secara objektif, karena sudah ada kunci jawaban
5. Menuntut kecermatan yang tinggi untuk membedakan jawaban yang paling
benar di antara jawaban yang benar
6. Dapat mengurangi kesempatan menebak, karena option-nya lebih dari dua
7. Tingkat kesukaran butir tes relatif dapat dikendalikan dengan mengubah
tingkat homogenitas alternatif jawaban

2.14 Keuntungan Dan Kerugian Penerapan Tes Objektif Tipe Pilihan


Ganda Pada Pembelajaran
1. Keuntungan tes objektif pilihan ganda
 Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan
pengajaran yang telah diberikan.
 Jawaban siswa dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat
dengan menggunakan kunci jawaban.
 Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga
penilaiannya bersifat objektif.
2. Kerugian tes objektif pilihan ganda

16
 Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar.
 Proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyatan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan


secara obyektif, yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee
dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada pasangan masing-masing items, atau
dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir
item yang bersangkutan. Adapun jenis-jenisnya meliputi bentuk tes benar-salah
(true-false), menjodohkan (matching test), bentuk isian (Fill in), bentuk
melengkapi (completion), dan bentuk pilihan ganda (Multiple Choice Item Test).
Dalam bentuk tes pilihan ganda sendiri terdapat beberapa model, antara lain
model melengkapi lima pilihan, melengkapi berganda, model asosiasi empat atau
lima pilihan, model analisis hubungan antar hal, model analisis kasus, model
hubungan dinamik, model hal kecuali, dan model pemakaian diagram, grafik,
peta, atau gambar. Dari jenis-jenis soal diatas, masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahan yang saling melengkapi satu sama lain.

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penyusun. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2012). Tes Prestasi : Fungsi Pengembangan Pengukuran

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non tes.
Yogyakarta : Mitra Cendikia

Putro, S, Eko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudijono, Anas. 1996. Prengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudijono (2005:67). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

19

Anda mungkin juga menyukai