Oleh:
KELAS 1H
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UMN AL WASHLIYAH MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Semoga Makalah Biologi Sel yang telah kami susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu biologi serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna. Kami juga menyadari bahwa Makalah Biologi Sel ini
juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan Makalah Biologi Sel
dengan tema serupa yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada
khususnya.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
JUDUL .................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Protein
Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi
sebagai pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon,
hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein juga mengandung posfor, belerang serta beberapa protein
memiliki unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009).
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Peptida merupakan
polimerisasi dari asam amino-asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat
dikatakan sebagai suatu kopolimer. Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan
peptida antara asam amino dan penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain.
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam amino,
tubuh orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial yaitu lisin,
leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, sedangkan untuk
anak-anak yang sedang, ditambahkan dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin.
Adapun contoh asam amino non esensial yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin,
asam glutamat, alanin, asam aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo,
2004).
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah
karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari
1% fosfor. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam
semua protein akan tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Molekul
protein lebih kompleks karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unitunit asam amino yang membentuknya (Almatsier, 1989).
B. Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai
enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai
zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk
enzim dan hormon. Proses metabolik (reaksi biokimiawi) diatur dan
dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh
hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang
satu dengan yang lain (Sediaoetama, 2008). Menurut Almatsier (2009:96–97)
fungsi protein adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
b. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti tiroid,
insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula berbagai enzim.
c. Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam tiga
kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar
sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
d. Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu
bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan.
e. Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti bodi. Antibodi
(protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme
patogen.
f. Alat angkut (protein transport). Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna
ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel
ke dalam sel-sel. Hemoglobin merupakan protein yang berperan
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam
pengangkutan ion besi di dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke
dalam hati.
g. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kalori/g protein.
h. Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim
yang disebut apoenzim merupakan molekul protein.
i. Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua
molekul protein yang saling bergeseran.
i
j. Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung
jaringan dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang
menyusun membran sel.
k. Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan
makanan, misalnya kecambah dan ovalbumin.
l. Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di
dalam tubuh, misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa
menjadi glikogen.
m. Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat
memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
C. Struktur Protein
D. Jenis-jenis Protein
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan,
dimana hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati
menjadi protein hewani. Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang,
telur, belut, ikan gabus dan lain-lain.
b. Protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis
kacang-kacangan lainnya yang mengandung protein tinggi.
i
berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan
basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu
susunan molekulnya berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan
fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
E. Sifat-sifat Protein
a. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
b. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau
basa.
c. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya,
protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
d. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier
sampai struktur primernya.
F. Protein Konjugasi
Protein konjugasi merupakan senyawa protein yang mengikat (terikat
dengan) molekul lain yang bukan protein. Protein konjugasi terdiri atas :
a. Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam nukleat,
terdapat pada inti sel dan kecambah biji-bijian.
b. Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat,
terdapat pada musin kelenjar ludah, hati dan tendon.
c. Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang
mengandung lesitin, terdapat pada susu atau kuning telur.
d. Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak), misalnya
serum darah, kuning telur atau susu.
e. Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang mengikat
pigmen atau ion logam, misalnya hemoglobin.
G. Uji Protein
Cara menguji ada atau tidak adanya protein pada suatu makanan terdapat 3
cara untuk mengujinya:
a. Uji Biuret
Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan larutan CuSO 1%.
Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah dengan 0,1 mL larutan NaOH
dan 2 tetes CuSO . Suatu bahan akan menunjukan warna ungu atau merah
muda jika mengandung ikatan peptida (protein).
b. Uji Timbal (II) asetat
Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan kertas saring yang
dibasahi larutan Pb(CH COO) . Sebanyak 2 mL sampel yang mengandung
protein ditambah dengan NaOH kemudian dipanaskan pada penangas air.
Uap yang terjadi diuji dengan kertas timbal (II) asetat. Jika terbentuk
warna hitam pada kertas tersebut, berarti proteinnya mengandung
belerang. Warna hitam menunjukan bahwa S organik dirubah menjadi Na
S, yang kemudian bereaksi dengan Pb(CH COO) membentuk PbS yang
berwarna hitam.
c. Uji Xantoproteat
Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat atau asam asetat pekat,
dan dapat juga asam sulfat pekat. Sebanyak 3 mL larutan sampel yang
mengandung protein ditambah dengan 2 mL HNO pekat dan dipanaskan
pada penangas air. Jika sudah dingin, ditambahkan NH atau NaOH. Jika
ditambahkan NH akan berwarna kuning dan jika ditambahkan NaOH akan
berwarna jingga. Uji Xantoproteat digunakan untuk menunjukan adanya
cincin benzen pada protein.
i
BAB III
KESIMPULAN