ABSTRAK
Penggunaan kalsium sangat luas dalam berbagai aplikasi sektor industri. Dolomit merupakan salah satu
sumber penghasil kalsium selain batu kapur dan air laut. Ekstraksi kalsium dari mineral dolomit dapat
dilakukan melalui proses pelarutan. Pada penelitian ini, dilakukan proses pelarutan dolomit menggunakan
larutan asam klorida untuk mengekstrak kalsium. Pelarutan dilakukan dengan memvariasikan kecepatan
pengadukan, konsentrasi asam, suhu proses dan rasio padatan terhadap larutan untuk setiap waktu proses 0,5;
1; 2; 3; 4 dan 5 jam. Setelah proses pelarutan pada waktu tertentu sejumlah larutan diambil dengan
menggunakan pipet sebanyak 5 mL kemudian disaring dan dianalisis menggunakan ICP-OES. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa efisiensi kalsium (CaCl2) terekstrak meningkat dengan penambahan konsentrasi asam,
rasio cairan/padatan dan peningkatan suhu. Hasil optimum dicapai pada suhu 75 °C, konsentrasi larutan 2 M
HCl dan kecepatan pengadukan 400 rpm dengan efisiensi kalsium terekstrak sebesar 97,57 %.
ABSTRACT
Calcium is widely used in a variety of industrial sector applications. Dolomite is one source of calcium
besides limestone and seawater. The extraction of calcium from dolomite minerals can be done by the
leaching process. In this work, the leaching of dolomite to extract calcium by hydrochloric acid was
investigated. The effects of the stirring speed, acid concentration, reaction temperature and liquid-solid ratio
for each reaction time of 0.5; 1; 2; 3; 4 and 5 hours on the leaching have been evaluated. From the leaching
solution, amount of the sample (5 mL) was taken out of the reactor and then filtered and analyzed by ICP
OES. The experimental results show that the efficiency of calcium (CaCl2) extracted increases with the
addition of acid concentration, fluid/solid ratio, and increasing temperature. The optimum results were
achieved at 75 °C, the acid concentration of 2 M HCl and stirring speed of 400 rpm with the efficiency of
calcium extracted of 97.57 %.
Naskah masuk : 23 Maret 2018, revisi pertama : 09 Juli 2018, revisi kedua : 04 September 2018, revisi terakhir : 16 Januari 2019. 13
DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No1.2019.924
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 13 - 22
Kalsium tidak pernah ditemukan di alam Pelarutan bijih dolomit Nigeria telah berhasil
tanpa terkombinasi dengan unsur lainnya. dilakukan dengan menggunakan pelarutan
Kalsium banyak terdapat sebagai batu kapur, asam klorida pada suhu 27 °C hingga 80 °C
gipsum, fluorit dan dolomit. (Baba dkk., 2014). Kondisi optimum dicapai
pada suhu 80 °C, konsentrasi asam 2 mol/L
Mineral dolomit merupakan salah satu selama 120 menit pada ukuran partikel 0,01
sumber penghasil logam kalsium selain batu mm dengan nilai efisiensi pelarutan sebesar
kapur (CaCO3) dan air laut. Dolomit 99,3 %. Penentuan kinetika pelarutan
mempunyai rumus kimia Ca.Mg(CO3)2, pada dolomit didasarkan pada pendekatan Model
umumnya menunjukkan kenampakan warna Shrinking Core Model dan Simple Linear
putih namun demikian ada juga yang Regression Model menyatakan bahwa laju
berwarna keabu-abuan, kebiruan dan warna pelarutan dikendalikan oleh proses difusi.
kuning muda. Memiliki berat jenis antara 2,8
- 2,9 g/ mL dan bersifat lunak (derajat Larutan asam juga telah digunakan dalam
kekerasan hanya 3,5 – 4 skala mohr) dan penelitian pemurnian bijih talk. Penelitiannya
mudah menyerap air (Mustafa, Al-Dahan dan difokuskan untuk mengetahui pengaruh dari
Khachik, 2014; Xie dkk., 2016). Potensi konsentrasi asam, suhu reaksi dan ukuran
dolomit di Indonesia cukup besar mulai dari partikel. Hasil penelitian tersebut
propinsi Aceh hingga Papua dengan menyatakan bahwa kinetika kelarutan bijih
spesifikasi yang berbeda-beda. Penyebaran talk dalam asam klorida (HCl) meningkat
dolomit yang cukup besar terdapat di dengan meningkatnya konsentrasi asam,
Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, suhu dan penurunan diameter partikel bijih.
Jawa Tengah, Jawa Timur Madura dan Papua Dalam eksperimennya pada 75 °C dengan
(Erskini, 1996). Pemanfaatan mineral dolomit konsentrasi 2 mol/L HCl selama 120 menit,
yang terdapat di Indonesia hanya sebatas keterlarutan bijih mencapai 62,1%. Energi
untuk keperluan pembuatan pupuk dolomit aktivasi yang didapatkan pada percobaan ini
dan bata dolomit untuk keperluan bahan sebesar 31,2 kJ mol-1 dan reaksi dikendalikan
bangunan. oleh laju difusi (Orosco dkk., 2011).
Banyak penelitian mengenai pengolahan Pelarutan asam klorida juga telah digunakan
jenis mineral dolomit dengan berbagai untuk memisahkan kalsium dan magnesium
metode yang telah dilakukan. Proses dalam pembuatan nanopartikel MgO dari
pengolahan dolomit dalam industri pada mineral dolomit melalui tahapan kalsinasi,
umumnya melalui jalur proses dekomposisi pelarutan dan presipitasi (Mantilaka dkk.,
termal yang menghasilkan kalsin (CaO). 2014). Asam klorida juga digunakan dalam
Sedangkan proses pengolahan dolomit penelitian pelarutan bijih dolomit-talk untuk
melalui pelarutan masih jarang dilakukan mendapatkan larutan MgCl2-CaCl2 dalam
(Bayrak, Laçin dan Saraç, 2010; Raza, Zafar proses pemurnian serbuk talk. Hasil
dan Najam-ul-Haq, 2013, 2014; Raza dkk., percobaan menunjukkan bahwa proses
2015; Royani, 2016). Raza dkk. (2015) telah pelarutan dengan asam klorida merupakan
melakukan studi tentang pelarutan bijih salah satu teknik pendekatan yang layak
magnesit alam menggunakan asam suksinat untuk memanfaatkan secara efisien sumber
sebagai agen pelarut. Hasil penelitiannya bijih karbonat kadar rendah. Dalam
menunjukkan bahwa ekstraksi magnesium kesimpulannya menyatakan bahwa proses
bergantung pada konsentrasi asam, pelarutannya dapat mengurangi proses
temperatur reaksi, ukuran partikel bijih, kalsinasi dolomit sehingga dapat menghemat
kecepatan pengadukan dan rasio padatan. banyak energi. Keunggulan proses pelarutan
Pendekatan grafis dan statistik dalam analisis lainnya berupa proses produksi yang bersih
data kinetika menyatakan bahwa laju berupa jalur proses yang ramah lingkungan
ekstraksi magnesium-kalsium dari magnesit untuk pemisahan MgO dan CaCO3 dari bijih
alami dikendalikan oleh tahapan reaksi dolomit-talk (Li, Li dan Ma, 2013).
kimia. Energi aktivasi yang didapat dalam
percobaan pelarutan magnesit ini sebesar Di Indonesia, proses pelarutan dolomit telah
45,197 kJ mol-1 pada rentang suhu reaksi 40 dilakukan dengan menggunakan asam
°C sampai 70 °C. klorida (Royani, 2016). Hasil penelitiannya
14
Ekstraksi Kalium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi Menggunakan Pelarutan ... Ahmad Royani dan Rudi Subagja
Senyawa CaO MgO Na2O SiO2 Al2O3 P2O5 SO3 K2O Fe2O3
% Berat 61,38 25,73 7,93 1,19 0,84 0,54 0,41 0,40 0,37
Sumber: Royani, Sulistiyono dan Sufiandi (2016).
15
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 13 - 22
Peralatan yang digunakan dalam percobaan homogen di bawah 200 mesh (74 m).
ini meliputi disc mill untuk menghaluskan Kemudian dilakukan pemanggangan di dalam
bijih dolomit, tungku muffle furnace tungku pembakaran pada suhu 900 °C selama
(Carbolite-CWF 1300, England) digunakan 5 jam. Proses pemanggangan dilakukan untuk
untuk memanggang bijih dolomit, beaker mengubah fasa dolomit menjadi MgO dan
gelas berkapasitas 1000 mL yang dimodifikasi CaO sehingga mudah dipisahkan (Royani,
sebagai reaktor proses pelarutan (gambar Sulistiyono dan Sufiandi, 2016). Selanjutnya
skematik pada Gambar 2). Eksperimen proses dilakukan proses pelarutan dengan asam
pelarutan dolomit dilakukan di laboratorium klorida menggunakan reaktor beaker gelas.
hidrometalurgi, Pusat Penelitian Metalurgi dan Percobaan pelarutan dilakukan dengan
Material – LIPI. memvariasikan parameter kecepatan
pengadukan, konsentrasi asam, suhu proses
Karakterisasi percontoh dolomit menggunakan dan rasio padatan terhadap larutan untuk
difraksi sinar – X (Shimadzu XRD 7000) untuk setiap waktu proses 0,5; 1; 2; 3; 4 dan 5 jam.
analisis fasa dan menggunakan XRF untuk Sebanyak 500 mL larutan HCl dimasukkan ke
komposisi kimia. Sedangkan analisis dalam reaktor beaker gelas dan suhu proses
percontoh dolomit terkalsinasi dan hasil disetting kemudian tekan tombol ON pada
pelarutan menggunakan ICP-OES (series 700). panel kontrol. Setelah suhu proses dicapai,
Scanning Electron Microscope (SEM) JEOL percontoh dolomit dimasukkan dan batang
JSM-6390A digunakan untuk analisis struktur pengaduk dijalankan selama waktu proses
mikro dan morfologi butiran. pelarutan. Setelah proses pelarutan pada
waktu tertentu sejumlah larutan diambil
Prosedur Percobaan dengan menggunakan pipet sebanyak 5 mL
kemudian disaring. Larutan yang telah diambil
Sebelum proses pelarutan, bijih dolomit kemudian diencerkan dan dianalisis
dikeringkan, kemudian dihaluskan dengan menggunakan ICP-OES untuk mengetahui
disc mill sehingga diperoleh ukuran yang konsentrasi kalsium yang terekstrak.
16
Ekstraksi Kalium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi Menggunakan Pelarutan ... Ahmad Royani dan Rudi Subagja
17
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 13 - 22
18
Ekstraksi Kalium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi Menggunakan Pelarutan ... Ahmad Royani dan Rudi Subagja
Hasil percobaan pengaruh suhu terhadap proses selama 5 jam. Peningkatan signifikan
kalsium yang terekstrak ditunjukkan pada kalsium terekstrak dikarenakan meningkatnya
Gambar 6. Secara umum, dapat dilihat bahwa laju reaksi pelarutan dolomit dengan asam
persen efisiensi kalsium yang terekstrak klorida pada suhu yang lebih tinggi.
meningkat dengan naiknya suhu proses. Peningkatan nilai efisiensi kalsium yang
Terlihat bahwa kenaikan suhu dari 30 °C ke terekstrak juga bertambah sejalan dengan
75 °C mampu meningkatkan efisiensi kalsium lamanya waktu proses pelarutan. Hasil ini
terekstrak dari 51,78 % menjadi 75,21 % sesuai dengan proses pelarutan dolomit yang
pada waktu proses selama 0,5 jam. Hal ini berasal dari Nigeria dengan menggunakan
karena reaksi proses pelarutan berjalan larutan asam klorida (Baba dkk., 2014).
semakin cepat jika suhu dinaikkan sehingga Hasilnya menyatakan bahwa kelarutan
kalsium yang terlarut semakin banyak. dolomit meningkat jika suhu proses dinaikkan
Efisiensi kalsium terekstrak meningkat dari karena laju reaksi dikendalikan oleh proses
61,96 % menjadi 87,12 % dalam waktu reaksi kimia.
19
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 13 - 22
20
Ekstraksi Kalium dari Bijih Dolomit Terkalsinasi Menggunakan Pelarutan ... Ahmad Royani dan Rudi Subagja
21
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 13 - 22
Raza, N., Zafar, Z. I., Najam-ul-Haq and Kumar, R. Royani, A., Subagja, R. and Manaf, A. (2017) ‘Studi
V. (2015) ‘Leaching of natural magnesite ore in pelindian mangan secara reduksi dengan
succinic acid solutions’, International Journal menggunakan larutan asam sulfat’, Jurnal
of Mineral Processing, 139, pp. 25–30. Riset Teknologi Industri, 11(1), pp. 1–9.
doi: 10.1016/j.minpro.2015.04.008. doi: 10.26578/jrti.v11i1.1724.
Raza, N., Zafar, Z. I. and Najam-ul-Haq, M. (2014) Royani, A., Sulistiyono, E. and Sufiandi, D. (2016)
‘Utilization of formic acid solutions in leaching ‘Pengaruh suhu kalsinasi pada proses
reaction kinetics of natural magnesite ores’, dekomposisi dolomit’, Jurnal Sains Materi
Hydrometallurgy, 149, pp. 183–188. Indonesia, 18(1), pp. 41–46.
doi: 10.1016/j.hydromet.2014.08.008. doi: 10.17146/jsmi.2016.18.1.4186.
Royani, A. (2016) ‘Proses pelarutan bijih dolomit Xie, J., Chen, T., Xing, B., Liu, H., Xie, Q., Li, H.
dalam larutan asam klorida’, in Prosiding and Wu, Y. (2016) ‘The thermochemical
SEMNASTEK. Jakarta: Universitas activity of dolomite occurred in dolomite–
Muhammadiyah Jakarta, pp. TK006-1-TK006-5. palygorskite’, Applied Clay Science, 119, pp.
Available at: 42–48. doi: 10.1016/j.clay.2015.07.014.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/ar
ticle/view/711.
22