PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi Bayi Baru Lahir. Hal ini sebagai dasar
dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL
harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta)
menjadi mandiri secara fisiologi. Adaptasi neonatal atau bayi baru lahir
adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan didalam
uterus ke kehidupan diluar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini
disebut juga homeostatis, bila terdapat gangguan adaptasi maka bayi
akan sakit (Muslihatun, 2010).
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pengkajian masalah dalam makalah ini,
penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:
1
1. Apa yang dimaksud dengan adaptasi neonatal bayi baru lahir
normal?
2. Bagaimana perubahan fisiologi pada bayi baru lahir terhadap
kehidupan di luar uterus?
3. Apa saja gangguan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir
terhadap kehidupan di luar uterus?
4. Bagaimana penilaian awal, langkah esensial, serta pengkajian
terkait dengan bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus?
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
semakin bertambahnya informasi mengenai Adaptasi Fisiologis Bayi
Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Rahim.
BAB II
2
PEMBAHASAN
1. Sistem kardiovaskular
3
Setelah bayi lahir, sistem kardiovaskular mengalami perubahan
yang mencolok, dimana foramen ovale, duktus anterious, dan duktus
venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri
hepatika menjadi ligamen. Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir
membuat paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi vaskular
pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner
menurun menyebabkan tekanan arterium kanan menurun, aliran darah
pulmoner kembali meningkat, masuk ke jantung bagian kiri, sehingga
tekanan darah dalam atrium kiri meningkat. Perubahan tekanan ini
menyebabkan foramen ovale menutup.
Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160 kali/menit,
kemudian menurun 120-140 kali/menit. Tekanan darah bayi berubah dari
hari ke hari. Tekanan sistolik bayi sering menurun sekitar 15 mmhg
selama 1 jam setelah kelahiran.
4
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama
bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan
di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskular dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur
dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan
akan merangsang pernapasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat
gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk
pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan
(lemak lesitin) yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.
Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-
34 minggu kehamilan). Tidak adanya surfaktan
menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan,
5
yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan
ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan
glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress
pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada
saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar
sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan
dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru
basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea
dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari
paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
3. Sistem Metabolisme
Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih hari ke-6 energi dari
lemak 60% dan dari karbohidrat 40%. Dalam waktu 1-2 jam setelah lahir
akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada
jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam
lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg per 100 ml. Apabila
karena sesuatu hal, misalnya bayi dari ibu yang menderita DM dan
BBLR, perubahan glukosa menjadi glikogen akan meningkat atau terjadi
gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus, maka kemungkinan bayi akan mengalami
hipoglikemia. Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,
meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi,
lunglai dan menolak makanan.
6
4. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum bisa mengatur suhu sendiri, sehingga
menimbulkan stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Pada saat bayi meninggalkan ruangan rahim ibu yang hangat menuju
lingkungan luar rahim yang jauh lebih dingin ditambah air ketuban
menguap lewat kulit, mengakibatkan mendinginkan darah bayi.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Hasil penggunaan lemak coklat
akan meningkatkan panas sampai 100%, untuk mendapatkan lemak
coklat, bayi harus menggunakan glukosa untuk mendapatkan energi yang
akan merubah lemak menjadi panas. Jika bayi kedinginan, dia akan
mengalami hypoglikemia, hipoksia, asidosis. Sehingga upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama bidan untuk
meminimalkan kehilangan panas tubuh bayi.
7
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen
dalam jumlah besar untuk proses metabolisme yang adekuat. Kebutuhan
yang besar ini menandakan diperlukannya suatu pengkajian cermat
tentang kemampuan bayi dalam mempertahankan kelancaran jalan nafas
dan juga pengkajian kondisi-kondisi pernafasan yang membutuhkan
oksigen. Kebutuhan akan glukosa perlu dipantau dengan cermat pada
bayi baru lahir yang mengalami hipoglikemia. Asuhan yang diberikan :
Memeriksa refleks-re fleks pada bayi, seperti : reflex moro, refleks tonik
neck, refleks palmar, refleks plantar, refleks swallowing, refleks rooting.
8
8. Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan, untuk
menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan
antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna, yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas
lambung masih terbatas < 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan.
Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi
sendiri penting, contohnya memberi ASI on demand.
9
a) Jika bayi tidak dapat bernapas segera setelah lahir.
b) Jika nadi atau denyut jantungnya tidak dapat diraba atau didengar,
atau <100 / menit.
c) Jika wajah dan tubuhnya tampak putih, biru atau kuning setelah ia
mulai bernapas.
d) Jika lengan atau tungkainya terkulai, tidak dapat menggerakkannya
sendiri atau tidak bergerak ketika anda memijatnya.
e) Jika bayi merintih atau mengalami kesukaran bernafas sesudah 15
menit pertama.
Sebagian dari gangguan ini dapat disebabkan oleh luka otak pada
saat lahir. Gangguan ini hampir tidak pernah disebabkan oleh infeksi
(kecuali ketuban pecah >24 jam sebelum bayi lahir). Obat-obatan umum
mungkin tidak akan menolong. Usahakan untuk mendapatkan
pertolongan dokter. Dan jika bayi tidak buang air kecil atau tidak
menunjukkan gerakan usus (kentut, buang air besar) dalam 2 hari
pertama, mintalah juga pertolongan dokter.
a. Nanah (pus) atau bau busuk dari pusar (tali pusat) merupakan
tanda yang berbahaya. Amati tanda-tanda tetanus atau suatu
infeksi bakteri dalam darah.
b. Suhu badan rendah (dibawah 35 derajat celcius) atau panas
tinggi (diatas 39 derajat celsius) berbahaya bagi bayi baru lahir.
Tanggalkan seluruh pakaiannyaa, dan basahi bayi dengan air
dingin, lihatlah juga tanda-tanda kekurangan cairan (dehidrasi).
Jika menemukan tanda-tanda ini, berikan air susu ibu juga
minuman rehidrasi kepada bayi.
c. Serangan kejang (konvulasi).
Jika bayi menderita panas, atasi seperti yang diatas, dan harus
memeriksa kemungkinan kekurangan air atau dehidrasi.
Serangan kejang yang dimulai pada hari kelahirannya mungkin
10
disebabkan oleh luka otak pada saat lahir. Jikalau serangan
kejang dimulai beberapa hari kemudian, carilah dengan
seksama tanda-tanda tetanus atau peradangan selaput otak.
d. Berat bayi tidak bertambah.
Selama hari-hari pertama, kebanyakan berat bayi akan turun
sedikit. Hal ini merupakan keadaan wajar. Setelah minggu
pertama, seorang bayi yang sehat harus bertambah beratnya
sekitar 200 g/minggu. Menjelang minggu kedua, bayi yang
sehat harus mempunyai berat sama seperti berat saat lahir. Jika
bayi tidak bertambah atau kehilangan beratnya, periksa tanda-
tanda infeksi atau gangguan lainnya. Jika tidak ditemukan
penyebabnya, mintalah pertolongan dokter.
e. Muntah (vomitus).
Jika bayi yang sehat bersendawa, kadang-kadang sedikit susu
ikut keluar dan ini merupakan hal wajar. Bantu bayi dengan
mengeluarkan udara setelah menyusu dengan menyandarkan
bayi pada bahu, dan menepuk-nepuk punggungnya secara
perlahan-lahan. Jika bayi muntah saat berbaring setelah
diberikan susu, cobalah dudukkan tegak untuk sementara setiap
kali setelah menyusu.
Bayi yang muntah hebat, banyak,sering, berat badannya turun,
maka bayi itu sakit. Jika menderita mencret, mungkin akan
mengalami infeksi usus, infeksi bakteri dalam darah,
peradangan selaput otak (meningitis), dan infeksi lainnya dapat
menyebabkan muntah. Jika muntahnya kuning atau hijau,
mungkin terdapat penyumbatan susu , terutama perut sangat
membesar atau bayi tidak dapat kentut/bab. Bawalah segera
bayi ke pusat kesehatan atau rumah sakit.
f. Bayi berhenti menghisap susu.
Jika bayi tidak mau menghisap susu >4 jam, keadaan ini
merupakan tanda bahaya, atau jika bayi tampak sangat ngantuk
atau sakit, atau jika menangis, bergerak-gerak berbeda dengan
keadaan wajarnya. Tanda-tanda tersebut dapat bermacam-
11
macam sebab, penyebab paling sering dan berbahaya dalam 2
minggu pertama kehidupannya ialah infeksi bakteri dalam
darah (Bayi berhenti menyusu selama hari kedua sampai hari
kelima kehidupannya) dan tetanus (Bayi berhenti menyusu
selama hari kelima sampai hari kelima belas).
12
2. Infeksi bakteri dalam darah (Septicemia) :
Bakteri yang memasuki kulit atau tali pusat bayi pada saat lahir
seringkali masuk kedalam darah dan menyebar ke seluruh tubuh . Oleh
karenanya penyebaran ini memerlukan waktu satu atau dua hari, infeksi
bakteri dalam darah (septicemia) lebih sering dijumpai setelah hari kedua
kehidupan bayi. Tandanya :
Tidak mau menghisap ASI
Tampak sangat ngantuk, pucat (kekurangan darah)
Muntah atau mencret
Panas atau temperatur rendah (dibawah 35 derajat celsius)
Perut membesar
Kulit kuning (ikterik)
Serangan kejang (konvulsi)
Sewaktu-waktu bayi menjadi biru.
Pengobatannya :
Suntikan ampicillin 125 mg 3xsehari
Atau suntikan penicillin 150 mg (250.000 unit) penicillin kristal
3xsehari, bersama dengan steptomycin 20 mg. Untuk setiap kg
berat bayi (60 mg bagi bayi yang beratnya 3 kg) sekali sehari.
Jangan terlalu banyak memberikan steptomycin.
Jaga agar bayi mendapatkan cairan yang cukup (ASI).
1. Penilaian awal
Dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai kondisi bayi apakah :
Bayi dinyatakan cukup bulan jika usia gestasinya lebih kurang 36 –
40 minggu. Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk
beradaptasi di luar rahim (uterus).
Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium.
13
Tinja bayi pada 24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari
berbentuk mekonium yang berwarna hijau tua yang berada di
dalam usus bayi sejak dalam kandungan ibu. Mekonium
mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran
pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari jaringan tubuh.
Bayi menangis atau bernapas.
Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan dalamnya
pernapasan, frekuensi pernapasan, apnea, napas cuping hidung,
retraksi otot dada. Dapat dikatakan normal bila frekuensi
pernapasan bayi jam pertama berkisar 80 kali permenit dan bayi
segera menangis kuat pada saat lahir.
14
Apgar score merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah
lahir, meliputi lima variabel (pernapasan, frekuensi jantung, warna, tonus
otot dan iritabilitas reflek).
Prosedur penilaian APGAR
Pastikan pencahayaan baik
Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat &
simultan. Jumlahkan hasilnya
Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
Ulangi pada menit kelima
Ulangi pada menit kesepuluh
Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
15
5 Respiratory Tidak ada Lemah / tidak Menangis
(pernapasan) teratur kuat / keras
Penilaian :
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang &
membutuhkan tindakan resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius &
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
2. Pengukuran Antropometri
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
,Suhu badan rendah ,Serangan kejang (konvulasi) ,Berat bayi tidak
bertambah ,Muntah (vomitus) ,Bayi berhenti menghisap susu.
B. Saran
Daftar Pustaka
Ai, Lia, Hj. Maemunah dan Hj. Lilik. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan).
Jakarta : CV. Trans Info Media
Wagiyo dan Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Annisa, Herni dan Stepahanie. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : CV. Andi Offset
David, Carol, dan Jane. 2010. Apa yang Anda kerjakan bila tidak ada Dokter.
Yogyakarta : CV. Andi Offset
18
Sembiring, julina Br. 2017. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta : CV. Budi Utama
19