a. Miopia (rabun jauh), yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh karena fokus bayangan jatuh
didepan retina.
b. Hipermetropia (hiperopia/rabun dekat), yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat karena
fokus bayangan jatuh dibelakang retina.
c. Presbiopia, yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun jauh
d. Kebutaan, tidak dapat melihat benda apapun, umumnya disebabkan oleh kecelakaan.
e. Kerabunan, hanya dapat melihat dengan samar-samar, umumnya disebabkan oleh kecelakaan.
f. Hemeralopi (rabun senja), tidak bisa melihat dengan jelas pada saat sore hari saja, akibat kekurangan
vitamin A.
g. Buta warna, penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak mampu mempresentasikan
warna. Buta warna total, sama sekali tidak dapat membedakan warna, hanya hitam, abu-abu, dan
putih. Buta warna parsial, tidak bisa membedakan warna tertentu.
h. Katarak, lensa mata menjadi buram karena penebalan, terjadi pada orang lanjut usia.
i. Astigmatisma, kelengkungan kornea yang tidak merata yang menyebabkan ketidakteraturan
lengkung-lengkung permukaan bias mata, sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik retina.
j. Mata juling (strabismus), suatu kondisi ketika kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada
dua titik yang berbeda.
a. Tuli (tuna rungu), adalah penurunan atau tidak kemampuan seseorang untuk mendengarkan suara.
- Tuli Konduktif, yaituketulian yang disebabkan oleh gangguan pada penghantaran getaran suara
ke dalam koklea.
- Tuli saraf, adalah gangguan pendengaran karena terjadinya kerusakan pada saraf pendengaran.
b. Radang Telinga Tengah (Otitis Media), adalah infeksi telinga tengah yang dapat terjadi setelah
terserang flu, sinusitis, campak atau infeksi oleh bakteri dan virus.
c. Furunkulosis, munculnya bisul pada meatus (liang telinga)
d. Mastoiditis, infeksi yang menyebabkan sel-sel tulang mastoid berongga.
a. Eksem (dermatitis), adalah radang kulit yang hebat, terasa gatal, kulit dapat melepuh atau
begelembung kecil (vesikel) yang akhirnya mengeluarkan cairan.
b. Kadas atau kurap, adalah bercak-bercak kemerahan pada kulit, terkadang berbentuk bundar dan
jernih dibagian tengahnya.
c. Jerawat, adalah gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak, terjadi akibat infeksi
bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
d. Pruvitus kutanea, adalah gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensoris perifer, biasanya pada penderita
kencing manis, penyakit kelenjar tioid atau hati.
e. Skabies (seven year itch), yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya infeksi
caplak atau tungau.
a. Sariawan, adalah gejala erosi pada lapisan epitel didalam mulut yang dapat menimbulkanrasa perih
ketika makan.
b. Atrophic Glossitis (mati rasa), ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat permanen.
- Mati rasa sementara terjadi ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas
atau terlalu dingin.
- Mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan indra
pengecap di otak.
c. Kanker lidah, merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut. Kanker lidah kebanyakan disebabkan
karena tembakau dan alkohol
d. Glosoptosis, adalah penyakit pada lidah yang berupa lidah tertarik ke belakang.
e. Glossopyrosis, sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa pedih dan terbakar, penyebabnya yaitu
penggunaan obat kumur dalam jangka panjang.
Ada beberapa teknologi yang berhubungan dengan sisitem ekskresi. Teknologi itu antara lain:
1. Anestesi
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Beberapa tipe anestesi adalah :
Pembiusan total yaitu hilangnya kesadaran total
Pembiusan lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian
kecil daerah tubuh).
Pembiusan regional yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh
blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.
5. Elektroneuromiografi (EMG)
EMG merupakan suatu pemeriksaan yang non-invasif dan dipergunakan untuk memeriksa
keadaan saraf perifer dan otot. Dan merupakan pelengkap dari pemeriksaan klinis neurologis
maupun pemeriksaan penunjang lain, sehingga dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut dapat ditarik
suatu kesimpulan. Jangkauan pemeriksaan EMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor
Neuron (LMN) yang meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan otot.