Anda di halaman 1dari 3

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Koordinasi

I. Kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi, meliputi :


1. Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
2. Kelainan dan penyakit pada sistem endokrin (hormon)
3. Kelainan dan penyakit pada alat indra.

1. Kelainan dan penyakit pada sistem saraf


a. Meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak (meningia) dengan gejala bertambahnyajumlah dan
berubahnya susunan cairan serebrospinal, dapat disebabkan oleh bakteri dan virus.
b. Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
c. Neuritis, gangguan pada saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
d. Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan pada sistem saraf sensori yang dapat disebabkan oleh
gangguan metabolisme, tertutupnya alian darah, atau kekurangan viamin neutropik.
e. Epilepsi (ayan), penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulangtidak
beralasan.
f. Alzheimer, sindrom kematian sel-sel otak secar bersamaan sehingga otak tampak mengecil dan
kemampuan daya mengingat berkurang.
g. Gegar otak (commotio cerebri), bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak yang menyebabkan
perubahan fungsi mental atau tingkat kesadaran.
h. Polio, penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh inveksi viruspada sel-sel saraf motorik otak dan
sumsum tulang belakang.

2. Kelainan dan penyakit pada sistem endokrin (hormon)


a. Penyakit Addison, terjadi karena berkurangnya sekresi glukokortikoid, terinfeksinya kelenjar adrenal
atau adanya autoimun.
b. Sindrom Cushing, kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh terjadinya sekresi yang
berlebihan dari glukokortikoid dan pemberian obat-obatan kortikosteroid secara berlebihan.
c. Sindrom Adregenital, kelainan pada sistem endokrin karena terjadinya kekurangan produksi
glukokortikoid yang umumnya disebabkan oleh kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada
kelenjar adrenal.
d. Struma, pembengkakan kelenjar tiroid, sehingga menimbulkan benjolan pada leher bagian depang,
ddapat disebabkan karena peradangan tumor atau kekurangan (defisiensi) yodium.
e. Hipotiroidea, disebabkan oleh tejadinya kekurangan hormon tiroid, kekurangan yodium pada makanan.
f. Hipertiroidea, disebabkan oleh terjadinya kelebihan sekresi hormon tiroid dari kadar normal.

Kelainan dan penyakit pada alat indra.

● Kelainan/penyakit pada Indra Penglihatan (Mata)

a. Miopia (rabun jauh), yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh karena fokus bayangan jatuh
didepan retina.
b. Hipermetropia (hiperopia/rabun dekat), yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat karena
fokus bayangan jatuh dibelakang retina.
c. Presbiopia, yaitu tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun jauh
d. Kebutaan, tidak dapat melihat benda apapun, umumnya disebabkan oleh kecelakaan.
e. Kerabunan, hanya dapat melihat dengan samar-samar, umumnya disebabkan oleh kecelakaan.
f. Hemeralopi (rabun senja), tidak bisa melihat dengan jelas pada saat sore hari saja, akibat kekurangan
vitamin A.
g. Buta warna, penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak mampu mempresentasikan
warna. Buta warna total, sama sekali tidak dapat membedakan warna, hanya hitam, abu-abu, dan
putih. Buta warna parsial, tidak bisa membedakan warna tertentu.
h. Katarak, lensa mata menjadi buram karena penebalan, terjadi pada orang lanjut usia.
i. Astigmatisma, kelengkungan kornea yang tidak merata yang menyebabkan ketidakteraturan
lengkung-lengkung permukaan bias mata, sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik retina.
j. Mata juling (strabismus), suatu kondisi ketika kedua mata tampak tidak searah atau memandang pada
dua titik yang berbeda.

● Kelainan/penyakit pada Indra Pendengaran (Telinga)

a. Tuli (tuna rungu), adalah penurunan atau tidak kemampuan seseorang untuk mendengarkan suara.
- Tuli Konduktif, yaituketulian yang disebabkan oleh gangguan pada penghantaran getaran suara
ke dalam koklea.
- Tuli saraf, adalah gangguan pendengaran karena terjadinya kerusakan pada saraf pendengaran.
b. Radang Telinga Tengah (Otitis Media), adalah infeksi telinga tengah yang dapat terjadi setelah
terserang flu, sinusitis, campak atau infeksi oleh bakteri dan virus.
c. Furunkulosis, munculnya bisul pada meatus (liang telinga)
d. Mastoiditis, infeksi yang menyebabkan sel-sel tulang mastoid berongga.

● Kelainan/penyakit pada Indra Peraba (Kulit)

a. Eksem (dermatitis), adalah radang kulit yang hebat, terasa gatal, kulit dapat melepuh atau
begelembung kecil (vesikel) yang akhirnya mengeluarkan cairan.
b. Kadas atau kurap, adalah bercak-bercak kemerahan pada kulit, terkadang berbentuk bundar dan
jernih dibagian tengahnya.
c. Jerawat, adalah gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak, terjadi akibat infeksi
bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
d. Pruvitus kutanea, adalah gatal yang dipicu oleh iritasi saraf sensoris perifer, biasanya pada penderita
kencing manis, penyakit kelenjar tioid atau hati.
e. Skabies (seven year itch), yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh adanya infeksi
caplak atau tungau.

● Kelainan/penyakit pada Indra Pengecap (Lidah)

a. Sariawan, adalah gejala erosi pada lapisan epitel didalam mulut yang dapat menimbulkanrasa perih
ketika makan.
b. Atrophic Glossitis (mati rasa), ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat permanen.
- Mati rasa sementara terjadi ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas
atau terlalu dingin.
- Mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan indra
pengecap di otak.
c. Kanker lidah, merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut. Kanker lidah kebanyakan disebabkan
karena tembakau dan alkohol
d. Glosoptosis, adalah penyakit pada lidah yang berupa lidah tertarik ke belakang.
e. Glossopyrosis, sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa pedih dan terbakar, penyebabnya yaitu
penggunaan obat kumur dalam jangka panjang.

● Kelainan/penyakit pada Indra Pembau (Hidung)


a. Hiposmia (indra penciuman kurang mampu mencium bau) dan anosmia (indra penciuman sama
sekali tidak dapat mencium bau.
b. Hiperosmia (lebih peka terhadap bau-bauan), contohnya kemampuan untuk mengenali bau parfum
seseorang sebelum tampak orangnya.
c. Sinusitis, adalah radang tulang-tulang tengkorak disekitar hidung yang berongga dan berisi udara.
Gejala penyakit ini adalah sering batuk dan pilek.
d. Polip, pembengkakan jaringan yang terjadi di dalam hidung dan mengeluarkan banyak cairan/lendir.
e. Influenza (Flu), adalah penyakit yang ditandai oleh gejala batuk,pilek, dan terkadang suhu badan
meningkat.

II. Teknologi yang Berhubungan dengan Sistem Koordinasi

Ada beberapa teknologi yang berhubungan dengan sisitem ekskresi. Teknologi itu antara lain:

1. Anestesi
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Beberapa tipe anestesi adalah :
 Pembiusan total yaitu hilangnya kesadaran total
 Pembiusan lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian
kecil daerah tubuh).
 Pembiusan regional yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh
blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.

2. Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG)


EEG adalah suatu alat yang merekam aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG
dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik
dengan voltase yang sangat kecil,yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi
sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk ditangkap oleh mata
pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya. Tujuan EEG ini untuk
mendiagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan.

3. Personal Digital Assistant (PDA)


Banyak orang yang menderita amnesia merasa terbantu dengan penggunaan personal digital
assistant (PDA. Dengan latihan dan praktek, orang dengan amnesia parah sekali pun bisa
menggunakan organizer elektronik ini untuk membantu tugas-tugas mereka dari hari ke hari.
Sebagai contoh, pasien bisa memprogram PDA untuk mengingatkan peristiwa atau waktu untuk
minum obat.

4. Somatosensory Evoked Potential (SSEP)


Adalah pemeriksaan yang dipergunakan untuk melihat atau mempelajari lesi-lesi yang letaknya
lebih proksimal, sepanjang jaras somato-sensorik (dengan kata lain yang tidak terjangkau dengan
EMG – jadi dapat yang bersifat Upper Neuron/UMN).

5. Elektroneuromiografi (EMG)
EMG merupakan suatu pemeriksaan yang non-invasif dan dipergunakan untuk memeriksa
keadaan saraf perifer dan otot. Dan merupakan pelengkap dari pemeriksaan klinis neurologis
maupun pemeriksaan penunjang lain, sehingga dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut dapat ditarik
suatu kesimpulan. Jangkauan pemeriksaan EMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor
Neuron (LMN) yang meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan otot.

6. Intraoperatif Neurofisiologik Monitoring


Intraoperatif Neurofisiologik Monitoring merupakan bagian dari neurofisiologi. Idealnya
adalah bahwa prosedur monitoring ini tidak menambah resiko dari pembedahan, akan tetapi
sebaliknya dapat menunjukan manfaat yang positif yaitu untuk menjaga keselamatan fungsi syaraf
dari seorang pasien yang pada saat sedang dalam keadaan terbius total
Suatu tujuan dari intraoperatif neurofisiologik monitoring yaitu mendeteksi pada saat yang
tepat setiap terjadi kemunduran fungsi pada system persarafan yang dapat terjadi selama operasi
berlangsung, sehingga dapat segera kepada operator untuk segera memodifikasi tindakan
pembedahan agar fungsi dapat tetap terpelihara.

Anda mungkin juga menyukai