Makalah Pengorganisasian
Makalah Pengorganisasian
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Dapat mengetahui pengertian dari monitoring dan evaluasi dalam program
pemberdayaan
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan
3. Dapat memahami penyusunan monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan
4. Dapat memahami dan melakukan evaluasi suatu program pemberdayaan
5. Dapat mengetahui indicator keberhasilan program pemberdayaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kebijakan, strategi,
masa mendatang,
termasuk
penghentian
program (feed back)
4
mengetahui apakah program dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan tata
aturannya. Hal ini mencakup pemantauan apakah prinsip tata pemerintahan,
prinsip pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat, mutu teknis
pekerjaan, penggunaan dana, dan kepatuhan pada tata aturan lingkungan
hidup dan sosial sudah diikuti.
1. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan
di monitor variable apa yang akan dimonitor serta menggunakan indicator
mana yang sesuai dengan tujuan program.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini untuk mengukur pelaksanaan program dari kegiatan yang sudah
direncanakan.
Adapun indicator yang dapat diukur pada waktu pelaksanaan kegiatan,
indicator dan proses yang dilakukan adalah :
a. Ketetapan dan pengelolaan waktu pelaksanaan kegiatan
b. Ketetapan penggunaan metode yang digunakan
c. Adanya penjelasan yang sesuai dengan penggunaan metode
d. Penggunaan media yang sesuai dengan harapan metode
e. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
f. Adanya tindak lanjut dari program tersebut
3. Tahap pelaporan
Tahap ini adalah menentukan apakah prestasi kerja dan output yang
dicapai itu sudah memenuhi standar yang sudah ditentukan dan disini
terdapat tahapan evaluasi yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan.
5
Ruang lingkup evaluasi :
a. Pencapaian hasil
Kesesuaian hasil yang di dapat mengacu pada tujuan program
pemberdayaan masyarakat. Output dan laporan hasil sudah mencerminkan
keadaan sebenarnya di masyarakat dalam meningkatkan akses
infrastruktur, efisiensi waktu, penyerapan tenaga kerja dan lainnya
b. Evaluasi program dan pengawasan mutu
Program melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler sebagai bagian
dalam pengawasan mutu. Jenis evaluasi yang dilakukan (proses,
metodologi dan dampak) dan hasilnya cukup dipercaya.
c. Seleksi lokasi
d. Organisasi kemasyarakatan
Proses pembentukan dan pemilihan organisasi masyarakat serta
pendampingan yang dilakukan untuk keberlanjutan program. Jenis
program pengembangan kapasitas untuk memperkuat keberadaan
organisasi masyarakat.
e. Pengembangan kualitas SDM
Jenis kegiatan pengembangan kualitas yang diberikan di tingkat lokal
(pemerintah daerah, fasilitator pendamping dan organisasi masyarakat).
6
yang telah dibuat, dengan kata lain evaluasi ini dilakukan sebelum suatu
program dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilakukan untuk meninjau program yang telah dilaksanakan. Sebelumnya
seringkali dalam suatu program hanya menggunakan evaluasi sumatif
yang tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh program yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya serta mengetahui dampak
negatif yang muncul dalam pelaksanaannya. Namun dalam
perkembangannya evaluasi formatif juga mulai dilakukan untuk
meningkatkan efektivitas program yang telah dirancang agar dalam
pelaksanaannya tidak menimbulkan kerugian dalam berbagai penggunaan
misalnya dalam hal bahan baku.
b. On-going evaluation dan Ex-post evaluation
Cernea dan Tepping (1977) juga mengemukakan dua macam
evaluasi yakni On-going evaluation dan Ex-post evaluation. On-going
evaluation, adalah evaluasi yang dilaksanakan pada satu program atau
kegiatan itu masih atau sedang dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang muncul serta segera
mengantisipasinya agar masalah yang dapat menghambat proses
pelaksanaan dapat segera diatasi. Sedangkan Ex-post evaluation, adalah
evaluasi yang dilakukan setelah suatu program selesai dilaksanakan.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian
hasilnya dengan rencana program yang telah dibuat sebelumnya.
c. Evaluasi Intern dan Evaluasi Ekstern
Pada jenis evaluasi ini didasarkan pada seseorang yang melakukan
kegiatan evaluasi, pada evaluasi intern, pelaksana maupun pengambil
inisiatif dalam evaluasi adalah orangorang atau aparat yang terlibat
langsung dengan program yang bersangkutan (administrator program,
penanggung jawab program, dan pelaksana program) atau orangorang atau
aparat di dalam organisasi pelaksana program yang memiliki fungsi atau
tugas untuk melakukan evaluasi dalam organisasi. Misalnya: aparat
biro/bagian pemantauan dan evaluasi. Sedang evaluasi ekstern adalah
7
evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar (diluar organisasi
pemilik/pelaksana program).
d. Evaluasi Teknis dan Evaluasi Ekonomi
Evaluasi teknis (fisik), adalah kegiatan evaluasi yang penerima
manfaat dan ukurannya menggunakan ukuran-ukuran teknis secara satuan
(fisik). Sedangkan evaluasi ekonomi atau keuangan, penerima manfaatnya
adalah pengelolaan keuangan dan menggunakan ukuran-ukuran ekonomi.
e. Evaluasi Program, Pemantauan, dan Evaluasi Dampak Program
Evaluasi Program bertujuan untuk meninjau kembali program atau
perencanaan yang akan diberlakukan, pada evaluasi jenis ini dokumen
perencanaannya atau program kerja yang akan diberlakukan ditinjau
kembali berdasarkan indikator apakah program tersebut rasional atau
tidak, serta sesuai atau tidak dengan apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Selain itu maksud lain dari evaluasi program ini adalah agar
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program nantinya, yakni
pemerintah, swasta, dan masyarakat merasa ikut bertanggung jawab dalam
keberhasilan program yang akan dilaksanakan. Jenis evaluasi yang kedua
yakni pemantauan program, merupakan proses penilaian untuk menarik
kesimpulan apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan yang
telah dilakukan sebelumnya. Dalam pemantauan program perlu dilakukan
proses pengumpulan informasi berupa data dan fakta yang ada di lapangan
selama proses pelaksanaan program, hal ini bertujuan untuk mencegah
atau menghindari adanya situasi atau keadaan yang tidak diharapkan yang
dapat mengganggu pelaksanaan program sehingga program tersebut bisa
dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan
sebelumnya. Jenis evaluasi yang ketiga yakni evaluasi dampak program,
dampak dalam hal ini dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan program.
f. Evaluasi Proses dan Hasil
Merupakan dua macam evaluasi dari hasil kesimpulan berbagai
macam evaluasi yang telah disebutkan di atas, antara lain: evaluasi proses,
8
yaitu evaluasi yang dilakukan untuk melihat seberapa jauh proses yang
telah dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif maupun kualitatif)
dengan rencana program yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan
evaluasi hasil, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk meninjau mengenai
seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat tercapai, baik
dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.
9
ukur yang digunakan hendaknya mampu memberikan hasil yang sama
ketika digunakan untuk jenis mayarakat yang beraneka ragam.
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan perilaku penerima
manfaatnya, kegiatan pemberdayaan memiliki tujuan merubah perilaku
masyarakat penerima manfaat. Karenanya, hasil dari kegiatan evaluasi
harus mampu memberikan gambaran tentang perubahan perilaku yang
terjadi atau dialami oleh masyarakat dalam hal penerima manfaatnya,
baik yang mengenai pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
10
mengembalikan/ mengembangkan modal usaha”. Apabila unit
usaha/kelompok masyarakat tidak berjalan atau masyarakat tidak sanggup
untuk melanjutkan usaha/mengembalikan kredit setelah program
pemberdayaan selesai, maka program pemberdayaan masyarakat dinilai
“tidak berhasil” atau “Gagal”, sebaliknya apabila unit usaha/kelompok
masyarakat masih dapat berlanjut atau masyarakat sanggup melanjutkan unit
usaha/mengembalikan bantuan kredit setelah program pemberdayaan
dihentikan, maka program pemberdayaan tersebut dinilai “berhasil”.
UNICEF mengajukan 5 dimensi sebagai tolak ukur keberhasilan
pemberdayaan masyarakat, terdiri dari kesejahteraan, akses, kesadaran kritis,
partisipasi dan kontrol. Lima dimensi tersebut adalah kategori analisis yang
bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan secara sinergis, saling
menguatkan dan melengkapi. Berikut adalah uraian lebih rinci dari masing-
masing dimensi:
1. Kesejahteraan
Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur
dari tercukupinya kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan,
pendapatan, pendidikan dan kesehatan.
2. Akses
Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya
dan manfaat yang dihasilkan oleh adanya sumber daya. Tidak adanya
akses merupakan penghalang terjadinya peningkatan kesejahteraan.
Kesenjangan pada dimensi ini disebabkan oleh tidak adanya kesetaraan
akses terhadap sumber daya yang dipunyai oleh mereka yang berada di
kelas lebih tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan
dikuasai, pusat dan pinggiran. Sumber daya dapat berupa waktu, tenaga,
lahan, kredit, informasi, keterampilan, dan sebagainya.
3. Kesadaran Kritis
Kesenjangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukanlah tatanan
alamiah yang berlangsung demikian sejak kapanpun atau semata-mata
memang kehendak Tuhan, melainkan bersifat struktural sebagai akibat
11
dari adanya diskriminasi yang melembaga. Keberdayaan masyarakat pada
tingkat ini berarti berupa kesadaran masyarakat bahwa kesenjangan
tersebut adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah.
4. Partisipasi
Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat terlibat dalam berbagai
lembaga yang ada di dalamnya. Artinya, masyarakat ikut andil dalam
proses pengambilan keputusan dan dengan demikian maka kepentingan
mereka tidak terabaikan.
5. Kontrol
Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan masyarakat ikut
memegang kendali terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan
sumber daya yang ada, semua lapisan masyarakat dapat memenuhi hak-
haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang menikmati
sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan.
Masyarakat dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang
dimiliki
12
Angggota masyarakat yang mengalami peningkatan
pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan
Meningkatkan fasilitas – fasilitas umum di masyarakat
4) Outcome
Menurunya angka kesakitan dalam masyarakat
Menurunya angka kelahiran di masyarakat
Meningkatnya status gizi anak balita dalam masyarakat
13
pemerintahan kecamatan/ dan desa/ dan kelurahan maupun para tokoh
pembangunan masyarakat sekitar.
14. Tergerakkan/ termobilisasinya komunitas lokal untuk berpartisipasi dalam
pembangunan masyarakat luas sesuai dengan data, fakta lapangan dan
analisis kebutuhan lokal di lapangan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Monitoring adalah proses melihat dan memikirkan kembali secara
menyeluruh yang dilakukan terus menerus atau berkala oleh berbagai pihak
untuk mengetahui perkembangan dari sebuah pekerjaan atau program.
Sedangkan Evaluasi adalah penilaian/analisa tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dari perencanaan yang telah diprogramkan.
Prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi yaitu partisipatif, transparan,
tanggung gugat, kesetaraan, kejujuran, berjiwa besar, keterpaduan, fleksibel,
dan kesepakatan. Dalam penyusunan monitoring dan evaluasi program
pemberdayaan terdapat beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan. Setelah melakukan suatu program maka perlu dilakukan
evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-kegiatan
yang telah berjalan sesuai atau menyimoang daripedoman yang ditetapkan.
Selanjutnya indikator dari keberhasilan pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan dapat dicirikan, diantaranya meningkatnya jumlah dan frekuensi
warga untuk hadir dalam kegiatan, meningkatnya jumlah dana yang dapat
digali, meningkatnya perekonomian pedesaan, dan sebagainya
15
1. Proses melihat dan memikirkan kembali secara menyeluruh yang
dilakukan terus menerus atau berkala oleh berbagai pihak untuk
mengetahui perkembangan dari sebuah pekerjaan atau program merupakan
pengertian dari...
A. Evaluasi
B. Monitoring
C. Pemberdayaan masyarakat
D. Rapat akhir
E. Musyawarah
A. a), b) dan c)
B. b), c) dan d)
C. c), d) dan e)
D. a), c) dan e)
E. a), b) dan e)
16
A. Cernea dan tepping (1977)
D. Soetomo. 2013
E. Taylor (1976)
17
5. Perhatikan pernyataan berikut ini:
1) Sumber daya manusia, yakni tokoh atau pemimpin masyarakat baik
tokoh formal maupun tokoh informal
2) Meningkatnya kemampuan dan kemandirian masyarakat.
3) Meningkatnya jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.
4) Angggota masyarakat yang mengalami peningkatan pengetahuan
dan perilakunya tentang kesehatan
5) Terbukanya peluang usaha, kesempatan kerja dan pasar bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
18
Kusek,J.Z and Rist, R.C. Ten Steps to a Results-Based Monitoring and
Evaluation System. A Handbook for Development Practitioners. THE WORLD
BANK. 2004
19