Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Anestesiologi yaitu cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai


tindakan meliputi penjagaan keselamatan yang mengalami pembedahan,
pemberian anestesi, pengobatan intensif pasien gawat, pemberian bantuan hidup
dasar, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun. Pada dasarnya prinsip
dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi ada beberapa tahap yang harus
dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari perencanaan anestesi, persiapan
fisik dan mental pasien, menentukan prognosis dan persiapan pada saat operasi.
Sedangkan pada tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi, masa
anestesi dan pemeliharaan, tahap pemulihan serta perawatan pasca anestesi.

Kuretase adalah salah satu prosedur obstetric dan ginekologi yang sering
dilakukan untuk pengosongan sisa konsepsi dari kavum uteri akibat abortus
ataupun untuk mengetahui kelainan perdarahan uterus pada kasus ginekologi.
Prosedur ini berlangsung dalam waktu yang singkat. Kasus yang membutuhkan
tindakan kuretase bermacam-macam, diantaranya adalah abortus, blighted ovum,
plasenta rest, dan hamil anggur. Ada juga beberapa kasus kuret untuk diagnostik
seperti biopsi endometrium.
Diantara kasus kebidanan yang paling banyak memerlukan kuret
diantaranya adalah abortus. Menurut data resmi WHO abortus terjadi pada 10%
kasus dari seluruh kehamilan. Di Inggris, setiap tahunnya ada 185.000 kasus
induced abortion setiap tahun dan 11.500 kasus di Skotlandia. Di Indonesia
diperkirakan ada lima juta kehamilan pertahun, dimana 10-15% diantaranya atau
sekitar 500.000-750.000 mengalami abortus pada setiap tahunnya.
Komplikasi - komplikasi yang dapat ditimbulkan dari tindakan kuret dapat
berupa infeksi, perdarahan, asherman’s syndrome, pendarahan pervaginam akibat
adanya sisa plasenta yang tertinggal, hingga perforasi uterus. Angka kejadian
infeksi cukup sering terjadi akibat alat - alat yang digunakan tidak bersih.

Anda mungkin juga menyukai