David E. Kemp
ABSTRAK
antidepresan. Makalah ini akan mereviu beberapa efek samping umum yang
berkaitan dengan obat-obatan ini dan akan memberikan beberapa rekomendasi untuk
Metode: Reviu naratif didasarkan pada pencarian literatur Medline dan pedoman-
Amerika Serikat (US FDA) dan/ atau obat-obatan yang umum digunakan di dalam
Hasil: Beberapa efek samping dari farmakoterapi depresi bipolar adalah umum, dan
hal ini pun dapat beragam tergantung pada obat yang digunakan. Peningkatan berat
diantara efek-efek samping yang paling umum. Efek-efek samping ini (khususnya
peningkatan berat badan dan sedasi/ mengantuk) diketahui secara negatif dapat
berat badan, dan obesitas dapat lah menurunkan kemungkinan respon klinis yang
1
positif terhadap terapi-terapi farmakologis. Para dokter dapat mempertimbangkan
penggantian obat bagi para pasien penderita depresi bipolar dengan tingkat
propensitas yang lebih rendah untuk sedasi dan beberapa efek samping metabolik.
Perubahan gaya hidup (contohnya perubahan makanan dan pola makan serta
berat badan/ obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan hiperglikemia; selain itu, berbagai
obat-obatan sudah tersedia sebagai opsi terapeutik bagi para pasien yang strategi
diketahui juga dapat menurunkan tingkat sedasi dan mengantuk akibat penanganan.
pencarian literatur pun utama nya bergantung pada keahlian peneliti di bidang
1. Pendahuluan
Sebagaimana yang direviu oleh Shefali Miller, MD dkk pada artikel tambahan ini,
bipolar, khususnya selama fase yang lebih depresif pervasif, adalah memiliki
hubungan dengan tingkat disabilitas yang signifikan (Kupka dkk, 2007; Sanchez-
Moreno dkk, 2009). Gangguan fungsional ini kemudian ditambah oleh sejumlah
2
komorbiditas-komorbiditas medis yang substansial yang terlihat pada para pasien
penderita gangguan bipolar (Kemp dkk, 2013). Secara khusus, diketahui bahwa
Gejala-gejala yang saling berkaitan ini – yaitu obesitas pada perut, peningkatan kadar
hiperglikemia – secara kolektif dikenal sebagai sindrom metabolik, dan hal ini pun
prevalensi sindrom metabolik dan obesitas pada para pasien penderita gangguan
bipolar diketahui dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pada populasi
umum, dan menurut teori, hal ini melibatkan faktor-faktor gaya hidup (contohnya:
pola makan yang buruk, jarang berolahraga, merokok), kurang nya sumber daya
penanganan kesehatan yang tepat, proses neurobiologis, dan efek samping dari
penanganan yang umum digunakan (Calkin dkk, 2013; Correll dkk, 2010; Ford dkk,
2002; McIntyre dkk, 2012; Salvi dkk, 2008; Sicras dkk, 2008; Vancampfort dkk,
Dua dari tiga penanganan yang saat ini diperbolehkan digunakan untuk menangani
3
seperti sedasi/ mengantuk (Frye, 2011). Lurasidone, yang merupakan antipsikotik
penanganan depresi bipolar, dan obat ini diketahui memiliki tingkat propensitas yang
lebih rendah untuk menyebabkan peningkatan berat badan dan efek-efek samping
akathisia diketahui umum muncul sebagai efek samping dari penggunaan lurasidone
(tablet oral Latuda® [lurasidone hidroklorida], 2013; Kane dkk, 2009). Tingkat
keamanan yang harus diperhatikan juga memiliki hubungan dengan penstabil mood
valproate, dan ruam akibat penggunaan lamotrigine (jarang terjadi, namun akan
menjadi hal yang serius jika efek samping ini muncul) (Frye, 2011).
Jumlah yang terbatas akan penanganan yang sudah diperbolehkan dilakukan, profil
komorbiditas medis serta profil faktor-faktor resiko yang unik bagi masing-masing
menjadi satu tugas yang sulit/ menantang. Tujuan dari artikel ini adalah untuk
memiliki hubungan dengan medikasi depresi bipolar, artikel ini juga ditujukan untuk
tingkat familiaritas akan tolerabilitas dan profil-profil keamanan obat-obatan ini, para
dokter akan dapat mampu untuk secara lebih efisien mengidentifikasi regimen-
regimen penanganan yang paling tepat bagi masing-masing pasien, para dokter juga
4
meningkatkan tingkat kepatuhan pasien terhadap penanganan dan juga meningkatkan
kualitas outcome penanganan. Selain itu, para dokter diharapkan akan mampu
mengurangi potensi komorbiditas dan komplikasi medis jangka panjang yang serius.
2. Metode
reviu untuk mengidentifikasi obat-obatan yang sudah disetujui oleh US FDA dan/
atau sudah secara umum digunakan untuk penanganan depresi bipolar. Pencarian di
klinis dan artikel-artikel lain yang mengkaji tentang penggunaan obat-obatan tersebut
di dalam penanganan para pasien penderita depresi bipolar. Selain itu, informasi
menggunakan ClinicalTrials.gov.
3. Antipsikotik atipikal
ini obat-obatan tersebut tersedia secara luas untuk penanganan gangguan mood yang
mencakup gangguan bipolar dan depresi yang resisten terhadap penanganan. Hampir
dan obat-obatan ini terbukti manjur di dalam penanganan episode manik dan
campuran yang berkaitan dengan gangguan bipolar, dan 3 diantaranya (terapi tunggal
quetiapine, OFC, dan terapi tunggal lurasidone atau obat pelengkap penstabil mood)
5
sudah diperbolehkan untuk digunakan di dalam penanganan episode-episode depresi
Beberapa area kajian umum dari seluruh antipsikotik atipikal diantaranya adalah
potensi efek samping yang berupa peningkatan berat badan dan disregulasi
3.1. Quetiapine
Quetiapine pada dosis harian 300 mg atau 600 mg telah secara konsisten
bipolar (Calabrese dkk, 2005; MvElroy dkk, 2010; Suppeset dkk, 2010; Thase dkk,
2006; Young dkk, 2010). Sedasi/ mengantuk diketahui dapat dialami oleh sekitar
mengkaji tentang depresi bipolar (Calabrese dkk, 2005; McElroy dkk, 2010; Suppes
dkk, 2010; Thase dkk, 2006; Young dkk, 2010), dan efek samping tersebut seringkali
prematur (Calabrese dkk, 2005; Suppes dkk, 2010; Thase dkk, 2006).
(walaupun, memang tingkat efek samping tersebut lebih rendah dari yang
ditimbulkan oleh OFC) pada para pasien penderita depresi bipolar. Rerata perubahan
berat badan adalah 1-2 kg selama penanganan jangka pendek dan 0-1 kg selama
6
penanganan jangka panjang (Calabrese dkk, 2005; McElroy dkk, 2010; Suppes dkk,
2010; Thase dkk, 2006; Young dkk, 2010; Young dkk, 2012). Peningkatan berat
badan yang secara klinis signifikan (≥7% dari berat badan pada baseline) diketahui
dialami oleh 4-11% pasien penderita depresi bipolar yang ditangani dengan
quetiapine, sedangkan 1-4% dari para pasien akan mengalami hal ini ketika mereka
diberikan plasebo (Tabel 1) (Calabrese dkk, 2005; McElroy dkk, 2010; Suppes dkk,
2010; Thase dkk, 2006; Young dkk, 2010; Young dkk, 2012).
Namun demikian, perubahan rerata dalam hal tingkat lipid dan glukosa selama
penanganan dengan quetiapine secara umum dapat dikatakan rendah dan sama
dengan pada kelompok pasien yang mendapatkan plasebo (Calabrese dkk, 2005;
McElroy dkk, 2010; Suppes dkk, 2010; Thase dkk, 2006; Young dkk, 2010; Young
dkk, 2012). Pada beberapa penelitian jangka pendek, proporsi pasien yang
metabolik diketahui secara umum adalah sama dengan mereka yang mendapatkan
quetiapine dan plasebo; selama penanganan jangka panjang, perubahan secara klinis
yang relevan diketahui lebih sering terjadi pada mereka yang diberikan quetiapine
Menurut penelitian jangka pendek dan jangka panjang, OFC diketahui memiliki
demikian, obat ini memiliki hubungan dengan peningkatan berat badan dan
disregulasi metabolisme yang signifikan (Tabel 1) (Brown dkk, 2009; Brown dkk,
7
2006; Corya dkk, 2006; Tohen dkk, 2003b). Proporsi pasien yang secara klinis
jangka pendek (6-8 minggu) dengan OFC untuk depresi bipolar akut adalah 19-23%,
hal ini berbeda dengan para pasien yang mendapatkan plasebo dan lamotrigine,
dimana tingkat proporsi pasien nya yang mengalami peningkatan berat badan
masing-masing hanya lah 0,3% dan 0% (Brown dkk, 2006; Tohen dkk, 2003b). Pada
penelitian yang dilakukan selama 6 bulan, tingkat penambahan berat badan para
pasien yang ditangani dengan OFC adalah 33,8% vs. 2,1% pada para pasien yang
Selain peningkatan berat badan yang secara klinis signifikan, OFC juga diketahui
memiliki hubungan dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserid, dan kadar
glukosa (Brown dkk, 2009; Brown dkk, 2006; Tohen dkk, 2003b).
OFC juga diketahui memiliki hubungan dengan sedasi/ mengantuk yang dipicu
karena penanganan, dimana 19-21% dari seluruh pasien yang diberikan OFC akan
masing-masing sebanyak 12,5% dan 8-9% saja yang berpotensi mengalami sedasi/
mengantuk (Brown dkk, 2009; Brown dkk, 2006; Tohen dkk, 2003b).
Diketahui, 7,3% dari seluruh pasien penderita depresi bipolar yang diberikan OFC
dapat mengalami hipotensi ortostik dan 4,9% dari mereka akan mengalami
sedangkan hanya 1,4% dan 0,6% (p<0,01) dari seluruh pasien yang diberikan terapi
peningkatan tekanan darah sistolik (ketika diukur dengan posisi pasien berbaring).
8
Untuk para pasien yang diberikan plasebo, 1,4% nya akan mengalami hipotensi
ortostik dan 1,7% nya akan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik (ketika
diukur dengan posisi pasien berbaring) (p=0,008 dan p=0,10) selama 8 minggu
3.3. Lurasidone
Lurasidone saat ini sudah disetujui oleh FDA untuk digunakan di dalam penanganan
depresi bipolar I akut sebagai terapi-tunggal (Loebel dkk, 2014a) dan sebagai terapi
penyerta (yang ditambahkan dengan lithium atau valproate) (Loebel dkk, 2014b).
plasebo sebagai kendali), diketahui bahwa tingkat efikasi dari lurasidone untuk
depresi bipolar I akut pun dapat dicapai dengan dosis harian 20-120 mg/hari. Data
tentang efek samping juga tersedia pada penelitian-penelitian ini, selain itu, data juga
didapat dari satu penelitian yang mengkaji tentang penanganan tambahan bagi para
pasien depresi bipolar yang tidak dapat merespon penanganan lithium atau valproate
saja (Lurasidone HCI – penelitian fase 3 selama 6 minggu – dimana partisipan nya
Efek-efek samping yang paling umum terobservasi pada para pasien penderita
depresi bipolar I akut (yang diberikan lurasidone) adalah mual (14%, akathisia (9-
[lurasidone hidroklorida], 2013). Beberapa efek samping ini adalah lebih umum
muncul pada dosis terapi tunggal lurasidone yang lebih tinggi (80-120 mg/hari)
dibandingkan dengan pada dosis yang lebih rendah (20-60 mg/hari): mual, 17% vs
9
14% vs 7% (2013). Secara keseluruhan, tingkat insiden mengantuk/ sedasi akibat
(Kane dan Sharif, 2008). Menurut beberapa penelitian yang mengkaji tentang depresi
peningkatan berat badan, namun perubahan-perubahan dalam hal kadar lipid dan
4. Penstabil mood
Efek-efek samping yang penting yang memiliki hubungan dengan penstabil mood
sangat lah beragam, tergantung obat apa yang digunakan. Lamotrigine diketahui
tidaklah memiliki hubungan dengan efek sedasi yang signifikan; malahan, obat
mengantuk diketahui terjadi pada satu proporsi yang substansial pada para pasien
yang ditangani dengan valproate (Bowden dkk, 2000; Ghaemi dkk, 2007), dan
Terapi lithium jangka pendek tidaklah secara umum dapat menyebabkan peningkatan
berat badan yang substansial (Young dkk, 2010); namun, lithium diketahui memiliki
hubungan dengan peningkatan rerata berat badan setingkat 1-4 kg selama 1 tahun
penanganan pemeliharaan gangguan bipolar (McIntyre dkk, 2011; Sachs dkk, 2006),
dan tingkat rerata peningkatan berat badan yang paling tinggi (6 kg) diketahui terjadi
pada para pasien yang memang sudah mengalami obesitas (Bowden dkk, 2006).
10
Valproate diketahui memiliki hubungan dengan peningkatan berat badan pada para
pasien penderita epilepsi (Fagiolini dan Chengappa, 2007), dan peningkatan berat
akan gangguan bipolar (Bowden dkk, 2000; Tohen dkk, 2003a). Satu penelitian
jangka panjang menemukan bahwa: pada para pasien penderita gangguan bipolar
yang ditangani dengan valproate, diketahui bahwa peningkatan berat badan akan
lebih mungkin terjadi pada kadar serum di atas 125 mcg/mL (Bowden dkk, 2000).
para pasien yang menderita depresi bipolar akut (Bowden dkk, 2006; Calabrese dkk,
Karena jendela terapeutik nya yang sempit, potensi efek toksik dari lithium haruslah
diwaspadai adalah yang melibatkan sistem syaraf pusat, ginjal, dan tiroid (Calabrese
dan Woyshville, 1995; Olivera dkk, 2010). Menurut satu meta analisis terbaru,
16,7]); dan peningkatan hormon penstimulasi tiroid (+4,0 iU/mL), hormon paratiroid
(+7,3 pg/mL), dan kalsium darah (+0,09 mmol/L) (McKnight dkk, 2012). Namun
11
demikian, resiko akan gagal ginjal yang terobservasi dapat dikatakan relatif kecil
(0,5%).
meningitis aseptik dan ruam yang serius dan dapat mengancam jiwa pasien (tablet
klinis yang dilakukan pada para pasien penderita gangguan mood; diketahui bahwa
8,3% dari seluruh pasien yang mendapatkan lamotrigine pun mengalami ruam ringan
versus 6,4% dari seluruh para pasien yang mendapatkan plasebo (Calabrese dkk,
2002). Pada reviu kali ini, terdapat satu kasus akan ruam yang serius/ parah (pada
2009 pun mengidentifikasi 40 kasus meningitis pada para pasien yang mendapatkan
Penstabil mood diketahui memiliki efek teratogenik yang signifikan. Hubungan yang
kehamilan dan anomali Ebstein (prolaps bawaan katup trikuspid ke dalam ventrikel
kanan) pun pernah terjadi di tahun 1970-an, hal ini didasarkan pada data dari
yang lebih rendah (Cohen dkk, 1994). Satu reviu literatur yang meliputi penelitian-
12
valproate pada kehamilan, dan reviu ini menyimpulkan bahwa efek teratogenik
mayor dapat terjadi pada 10% dari seluruh bayi yang lahir dari para pasien penderita
epilepsi yang menggunakan valproate, dan tingkat ini adalah 3 kali lipat lebih tinggi
daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak ditangani dengan valproate (Ornoy,
diantaranya adalah cacat jantung; bibir dan langit-langit sumbing; dan kelainan yang
mempengaruhi saluran kemih, limba (lengan dan atau tungkai kaki), dan otak, yang
mencakup usak/ cacat saluran neural (Ornoy, 2009). Data dari catatan kehamilan
sumbing yang signifikan pada para bayi yang terpapar lamotrigine selama trisemester
pertama di dalam rahim (Holmes dkk, 2008). Dengan hal ini, profil akan efek
pemikiran atau perilaku-perilaku yang berkaitan dengan bunuh diri. Walaupun para
pasien dan anggota keluarga harus diberi informasi tentang potensi bunuh diri dan
penanganan secara prematur juga dapat berbahaya bagi pasien (Fountoulakis dkk,
2012).
13
5. Antidepresan
depresi bipolar belum lah diizinkan oleh FDA. Beberapa pedoman penanganan pun
depresi bipolar (Yatham dkk, 2013). Lebih jauh lagi, satu laporan gugus tugas
bipolar I dan depresi bipolar II dengan dua gejala manik inti penyerta atau lebih
(Pacchiarottin dkk, 2013). Oleh karena itu, data yang banyak tentang efek-efek
samping dari penggunaan antidepresan pada para pasien penderita gangguan bipolar
dan/ atau penstabil mood. Di bawah ini, kecuali jika dinyatakan berbeda, efek-efek
samping dari penggunaan antidepresan hanya mengacu pada terapi tunggal pada para
Selama terapi fase akut, berbagai penghambat penyerapan kembali serotonin selektif
14
inhibitors) secara umum tidaklah menyebabkan peningkatan berat badan yang
signifikan akibat penanganan (Hasnain dkk, 2012; Serretti dan Mandelli, 2010).
Disfungsi seksual secara luas diketahui dapat diakibatkan oleh penggunaan SSRI;
tingkat prevalensi kondisi ini diketahui adalah sama antara SSRIs dan SNRI
SNRIs) diketahui memiliki hubungan yang signifikan dengan lebih tingginya tekanan
darah dan laju denyut jantung dibandingkan dengan yang terobservasi pada
hubungan yang signifikan dengan peningkatan berat badan selama terapi jangka
pendek dan terapi pemeliharaan (Serretti dan Mandelli, 2010), dan juga memiliki
hubungan dengan tingginya tingkat resiko mengantuk dan lelah pada para pasien
yang mendapatkan nya (Papakostas, 2008). Disfungsi seksual pasien yang diberikan
mirtazapine diketahui dapat terjadi dengan tingkat frekuensi yang lebih jarang
dibandingkan dengan para pasien yang diberikan SSRIs (Bet dkk, 2013; Watanabe
dkk, 2010).
15
Bupropion, yaitu satu penghambat penyerapan-kembali norepinefrin (Thase dkk,
2005) diketahui dapat menurunkan berat badan selama terapi akut dan pemeliharaan
(Serretti dan Mandelli, 2010), dan obat ini memiliki propensitas yang minim untuk
sedasi/ mengantuk (Thase dkk, 2005), dan juga memiliki hubungan dengan
rendahnya tingkat resiko disfungsi seksual (Papakostas, 2008; Serretti dan Chiesa,
2009). Efek sinergistik pada penurunan berat badan pun terobservasi pada para
(Apovian dkk, 2013; Greenway dkk, 2009; Greenway dkk, 2010). Kondisi sawan
diketahui dapat menjadi satu efek samping yang dikhawatirkan dari penggunaan
bupropion, namun hal ini jaranglah terjadi pada penggunaan obat tersebut dalam
dosis yang direkomendasikan (0,1% dari seluruh pasien yang mendapatkan formulasi
lepas-lama dan 0,4% dari seluruh pasien yang mendapatkan formulasi lepas-cepat)
Penanganan depresi bipolar yang aman dan efektif akanlah membutuhkan kolaborasi
antara para petugas kesehatan medis dan para pasien itu sendiri, yang diantaranya
mencakup pembahasan rutin akan fungsi terapeutik obat, efek-efek samping nya, dan
bipolar dalam hal penggunaan medikasi secara spesifik pun ditunjukkan pada Tabel
2.
16
6.1. Masalah berat badan dan metabolik
Mengingat akan prevalensi dan dampak yang buruk dari peningkatan berat badan dan
hidup menjadi lebih sehat (penurunan berat badan, penghentian kebiasaan merokok,
dan penanganan stres) juga harus dilakukan (Birkenaes dkk, 2007; Birkenaes dkk,
Bagi para pasien yang mengalami peningkatan berat badan akibat penanganan,
merupakan satu opsi penstabil mood yang tidak terlalu menyebabkan peningkatan
berat badan (Fagiolini dan Chengappa, 2007). Bagi para pasien yang diberikan
quetiapine atau OFC, lurasidone dapat menjadi satu antipsikotik alternatif yang tidak
merupakan antipsikotik atipikal lain yang memiliki tingkat propensitas rendah untuk
peningkatan berat badan (Kemp dkk, 2012b); namun demikian, obat ini tidak terlalu
memiliki efikasi yang baik di dalam penanganan depresi bipolar akut (Lombardo
dkk, 2012; Sachs dkk, 2011). Seperti ziprasidone, aripiprazole telah diperbolehkan
untuk digunakan di dalam penanganan akut episode manik atau campuran yang
berkaitan dengan gangguan bipolar I dan untuk terapi pemeliharaan (tablet Abilify®
[aripiprazole], 2012; kapsul Geodon® [ziprasidone HCl], 2012), namun terdapat dua
penelitian yang menemukan bahwa obat ini tidak terlalu memiliki efikasi yang baik
17
(Thase dkk, 2008). Namun, walaupun aripiprazole memiliki profil metabolik yang
secara umum baik (Kemp dkk, 2010), obat ini diketahui memiliki hubungan dengan
peningkatan berat badan yang signifikan pada beberapa pasien penderita gangguan
Perubahan perilaku dan gaya hidup, yang melibatkan upaya olahraga rutin dan
penanganan (McElroy dan Keck Jr, 2012; McIntyre dkk, 2012). Pada satu penelitian
yang melibatkan para pasien yang mengalami gangguan kejiwaan dan juga berat
badan berlebih, regimen penurunan berat badan melalui perubahan perilaku pun
menghasilkan penurunan yang lebih signifikan akan rerata berat badan selama 18
2013).
obesitas yang juga dibutuhkan bagi para pasien yang terus mengalami peningkatan
berat badan atau yang tidak mengalami penurunan berat badan setelah
olahraga) dan/ atau mereka yang telah melakukan perubahan regimen penanganan
hidup) adalah direkomendasikan bagi para pasien yang memiliki berat badan
berlebih dan memiliki komorbiditas komplikatif yang berkaitan dengan berat badan
18
Metformin merupakan farmakoterapi yang paling sering diteliti bagi para pasien
antipsikotik atipikal, dan menurut satu meta analisis, obat ini diketahui dapat
menurunkan berat badan sebanyak 3 kg selama 12-16 minggu follow up (Ehret dkk,
opsi penanganan lini kedua setelah intervensi perilaku (McIntyre dkk, 2012).
Orlistat, yaitu obat yang sudah mendapatkan persetujuan dari FDA untuk penurunan
berat badan (kapsul oral Xenical® [orlistat], 2012), diketahui telah terbukti dapat
menurunkan berat badan pada para pasien yang mengalami peningkatan berat badan
akibat penggunaan olanzapine dan clozapine (Tchoukhine dkk, 2011), dan juga telah
direkomendasikan sebagai opsi lini kedua untuk digunakan pada para pasien yang
menderita gangguan bipolar (McIntyre dkk, 2012). Selain menurunkan berat badan
topiramate juga lebih dapat menurunkan berat badan ketika digunakan bersamaan
dengan penstabil mood pada para pasien penderita gangguan bipolar (Chengappa
dkk, 2006; McIntyre dkk, 2002). Namun demikian, efek-efek samping dari
sertonin 5-HT2c selektif baru, baru-baru ini telah diizinkan oleh FDA untuk
dievaluasi pada para pasien psikiatrik (Fidler dkk, 2011; Goldenberg, 2012).
tepat akan perilaku makan dan penurunan berat badan. Kombinasi phentermine (satu
19
amina simpatomimetik) dan topiramate saat ini sudah diperbolehkan oleh FDA untuk
digunakan di dalam penanganan berat badan berlebih kronis pada para pasien dewasa
yang memiliki indeks masa tubuh (BMI) awal ≥30 kg/m2, atau BMI ≥27 kg/m2
dengan minimal satu komorbid yang terkait dengan berat badan (contohnya
dimesylate diketahui dapat menurunkan episode nafsu makan berlebih pada para
Pada para pasien yang mengalami hiperglikemia pra-diabetes, perubahan pola makan
dan kebiasaan berolahraga dapat lah mencegah atau menunda progresi diabetes
diabetes tipe 2 yang lebih ringan dan insulin bagi mereka yang menderita diabetes
tipe 2 para atau diabetes tipe 1, sebagaimana yang direkomendasikan oleh Asosiasi
Diabetes Amerika (2012). Beberapa terapi non-insulin lain untuk diabetes tipe 2
diketahui dapat menurunkan gejala depresi dan juga memulihkan resistensi insulin
20
Karena perubahan pada homeostasis lipid diketahui memiliki kaitan dengan
peningkatan berat badan, perubahan gaya hidup pun direkomendasikan sebagai terapi
lini pertama bagi para pasien yang mengalami dislipidemia selama penanganan
depresi bipolar (McIntyre dkk, 2012). Bagi para pasien yang tidak merespon opsi
seperti contohnya statin, niacin, resin, dan fibrate, dapatlah digunakan (Departemen
Untuk sebagian pasien yang tidak mengalami toleransi terhadap pengaruh sedasi dari
penggunaan obat, sedasi/ mengantuk dapat lah memberikan dampak negatif terhadap
kualitas hidup, yang dimana hal ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan berat
badan dan disfungsi kognitif, serta juga dapat memperburuk fungsi sosial dan
okupasional/ pekerjaan (Kane dan Sharif, 2008). Untuk menangani kondisi sedasi/
obat dengan obat yang tidak terlalu menyebabkan kantuk, jika memang
diantaranya adalah aripiprazole, lurasidone, atau ziprasidone (2013; Kane dan Sharif,
2008; McIntyre dan Konarski, 2005). Lamotrigine dianggap lebih dapat menurunkan
lamotrigine juga dianggap memiliki profil kognitif yang lebih aman dibandingkan
dengan lithium atau valproate (Malhi dkk, 2012). Namun demikian, penggunaan
obat-obatan penstabil mood yang dapat menyebabkan kantuk dapat lah diperlukan
untuk menjaga pengendalian gejala yang cukup. Perubahan jadwal pendosisan obat
21
(yang dapat menyebabkan kantuk) dari pagi ke malam hari juga dapat mengurangi
dampak mengantuk dan sedasi terhadap fungsi harian (aktivitas di siang hari)
Penggunaan obat penyerta juga dapat menjadi sarana lain dari penurunan resiko
mengantuk dan juga hipersomnolensi yang umum terobservasi pada kasus depresi
menjadi pilihan lain (Carlson dkk, 2004; Dell’Osso dan Ketter, 2013). Alternatif nya,
sudah diizinkan oleh FDA di dalam penanganan mengantuk parah yang berkaitan
dengan kondisi apnea tidur obstruktif, narkolepsi, atau gangguan sift kerja (tablet
dapat lah meredakan sedasi/ mengantuk dan juga memiliki efek antidepresan pada
para pasien penderita depresi bipolar (Calabrese dkk, 2010; Frye dkk, 2007). Ketika
mood.
buahan, sayuran, dan produk-produk susu dan turunannya yang rendah lemak, serta
penurunan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, diketahui dapat secara signifikan
menurunkan tekanan darah (Appel, 2009; Svetkey dkk, 1999). Beberapa upaya
22
perubahan gaya hidup lainnya yang dapat menurunkan tekanan darah diantaranya
adalah penurunan berat badan, penurunan tingkat asupan garam, dan penurunan
untuk hipertensi pun ditampilkan pada Tabel 4 (Appel, 2009; Chengappa dkk, 2006;
Departeman Urusan Veteran dan Departemen Pertahanan, 2006; Fidler dkk, 2011;
Goldenberg, 2012; Gradman dkk, 2011; McIntyre dkk, 2012; McIntyre dkk, 2002).
dkk, 2008). Akatisia merupakan bentuk gejala ekstrapiramidal yang paling umum,
dan kondisi ini pun dapat diredakan dengan penggunaan beta blocker, seperti
pemonitoran obat terapeutik, sehingga dokter akan mengetahui tentang apakah kadar
lithium berada di bawah batas efek toksik atau tidak, atau apakah efek tersebut dapat
memberikan efek penanganan yang positif atau tidak (yaitu 0,4-1,2 mmol/L)
23
yang berkaitan dengan penggunaan valproate, para wanita haruslah menggunakan
untuk mengurangi resiko usak saluran neural, dan harus menghentikan penanganan
polikstik dengan valproate, efek yang beragam terhadap mood juga dapat
dapat lah dikurangi dengan mengikuti jadwal titrasi yang tepat. Calabrese dkk (2002)
minggu pertama penanganan, kemudian dosis ini dapat ditingkatkan menjadi 50 mg/
hari selama minggu ke-3 dan ke-4, kemudian diikuti dengan peningkatan setiap
minggu nya menjadi 50-100 mg/hari ketika diperlukan sampai tingkat efikasi dapat
dicapai (Calabrese dkk, 2002). Ruam yang muncul dalam 5 hari pertama di awal
ruam yang muncul setelah hari ke-5 sangat lah mungkin disebabkan karena
penggunaan lamotrigine dapat lah menghasilkan outcome yang buruk, karena rasa
gatal yang muncul akan menyebar dan memberikan sensasi nyeri; dimana
penyebaran ini akan melibatkan area leher dan tubuh bagian atas, yang mencakup
mata dan mulut; dan hal ini dapat disertai dengan gejala-gejala lain, seperti
contohnya mata dan mulut, dan akan menyebabkan gejala-gejala lain seperti demam
atau faringitis (Calabrese dkk, 2002). Para pasien yang mengalami ruam akibat
24
lamotrigine haruslah menghentikan penanganan dan dimonitor untuk diketahui
apakah hal yang dialami pasien melibatkan sistem ginjal, liver, dan hematologis
ataukah tidak. Para pasien ini umumnya tidak akan diberikan lagi lamotrigine;
namun demikian, para pasien yang kondisi ruamnya tidak parah dapat lah kembali
diberikan lamotrigine, jika memang dibutuhkan secara klinis (yaitu: jika potensi
resiko ruam tidaklah lebih tinggi dibandingkan dengan resiko pemburukan klinis)
7. Kekurangan/ keterbatasan
ditentukan oleh keahlian para peneliti di bidang penanganan depresi bipolar dan
pemburukan kondisi klinis yang jarang terjadi atau yang kemunculan nya lambat.
8. Kesimpulan
depresi bipolar (yang umum digunakan) adalah beragam tergantung kelas obat, obat
yang berlaku bagi seluruh pasien dan evaluasi obat-spesifik yang didasarkan pada
obat yang diresepkan. Satu upaya kolaborasi dari para penyedia layanan medis dan
para pasien adalah hal yang penting untuk pencapaian penanganan depresi bipolar
25
yang efektif, yang diantaranya mencakup pembahasan rutin tentang efek samping
dan efek terapeutik, dan juga tentang pengambilan keputusan dalam hal perubahan-
efikasi dan tolerabilitas. Penghindaran obat-obatan tertentu pada para pasien dengan
berat badan pada para pasien yang memang sudah mengalami kelebihan berat badan
atau obesitas) diketahui dapat lah menghindari kemunculan beberapa efek samping.
pendeteksian efek samping secara dini dan penanganan nya. Penanganan yang tepat
tingkat kepatuhan pasien terhadap penanganan dan juga dapat meningkatkan kualitas
outcome klinis, baik untuk kasus depresi bipolar ataupun untuk kesehatan medis
umum.
Pengungkapan
yang berkaitan dengan gangguan bipolar I. Teva melakukan tiga penelitian Fase III.
Berdasarkan pada evaluasi toalitas hasil dari ketiga penelitian, Teva telah
26
Konflik kepentingan
Dr. Kemp telah berperan sebagai konsultan bagi Corcept Therapeutics, Janssen
penasehat keilmuan untuk Bristol-Myers Squibb; dan juga sebagai juru bicara
Gangguan Bipolar, Yayasan Penelitian Otak & Perilaku (yang sebelumnya dikenal
Dukungan pendanaan
Pendanaan untuk editorial teknis dan dukungan penulisan karya ilmiah medis pun
didapatkan dari Teva Pharmaceuticals, North Wales, PA. Publikasi artikel ini
Marlborough, MA.
27