Anda di halaman 1dari 16

Makalah Kesehatan Lingkungan

Laporan Kepadatan Lalat di Pasar Kramatwatu


Di susun oleh :
Kelompok 2
 Bagas kurniailahi (2018031026)
 Deden Miharja (201803)
 Denisa Auralia (2018031032)
 Dika Sulastri (2018031035)
 Dita hanna tasya (201803)
 Erlina (2018031044)
 Faryhan Nabila (2018031047)

Dosen Pembimbing :

Pak Fauzul Hayat, SKM, M,KM.

PROGRAM STUDI : KSESEHATAN MASYARAKAN (KESMAS)


Kelas : 1b Pskm

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN


Jl. Raya Cilegon Km. 06 Pelamunan kramatwatu Serang-Banten Tlp/Fax : (0254) 230054 -232729
Website : www.stikesfa.ac.id Email : info@stikesfa.ac.id
Kata Pengantar
Segala puji kami panjatkan ke hadirat allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, sehingga praktikum dasar kesehatan lingkungan ini bisa terselesaikan dengan
baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah dasar kesehatan
lingukungan.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan
sempurna. Untuk itu, kami dengansangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.

Serang, 28 mei 2019


Daftar isi
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
A. Latar belakang .............................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................
B. Tinjauan umum lalat ....................................................................
C. Pola hidup sehat ..........................................................................
D. Pengendalian lalat .......................................................................
E.Penyakit yang disebabkan oleh lalat .............................................
F. tinjauan Umum Fly Grill ..............................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................

G. Hasil Pengamatan ........................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................


H. Kesimpulan ..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat adalah salah satu insekta ordo diptera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk
membran. Saat ini telat ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai 100.000 spesies lalat. Namun
tidak semua spesies ini perlu di awasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi
manusia ditinjau dari segi kesehatan. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta
sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup
diantara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut
penyebar penyakit yang serius karena setiap saat hinggap di suatu tempat, kurang dari lebih
125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut. Lalat mengandalkan penglihatan untuk bertahan
hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa
jenis lalat memiliki penglihatan tiga di mensi yang akurat. Adapun siklus hidup lalat Pada
umumnya siklus hidup lalat melalui 4 stadium telur, larva kepongpong, lalat dewasa.
Pengendalian Lalat Beberapa metoda dapat di lakukan. Pertama , metoda non kimiawi. Metoda
ini di kenal sebagai metoda yang ramah lingkungan dan dapat menurunkan populasi serangga.
Fly Grill dapat di buat dari bilah-bilah kayu yang lebarnya 2 cam dan tebalnya 1 cm dengan
panjang masing masing 80 cm, sebanyak 16-24 buah, Bilah-bilah tersebut hendaknnya di cat
putih. Bilah-bilah yang di siapkan , dibentuk berjajar dengan jarak 1-2 cm pada kerangka kayu
yang telah disiapkan, di bentuk berjajar dengan jarak 1-2 cm pada kerangka kayu yang telah
disiapkan dan sebaiknya pemasangan bilah pada kerangkanya mempergunakan paku sekrup
sehingga dapat di bongkar pasang setelah di pakai. Fly Grill adalah alat yang di gunakan untuk
mengukur tingkat kepadatan lalat di lokasi pengukuran yang terbuat dari bilah bilah dengan
ukuran 80cm x 2cm. Bilah-bilah ini di buat berjejer dengan spasi 1-2 cm sebanyak 16-24 deret.
Fly Grill yang di gunakan di buat dengan teknik tertentu.
yang di sebabkan oleh lalat Menurut rudianto (2002), penyakit yang dapat di tularkan oleh lalat
antara lain. Desentri, penyebaran bibit penyakit yang di bawa oleh lalat rumah yang berasal dari
sampah, kotoran manusia atau hewan terutama melalui bulu-bulu badanya, kaki dan bagian
tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap ke makanan manusia maka kotoran tersebut akan
mencemari makanan yang akan di makan manusia. Diare, cara penyebarannya sama dengan
desentri, dengan genjala sakit pada bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu. Typhoid, cara
penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus, sakit pada perut. Sakit kepala, berak
darah dan demam tinggi. Cholera, penyebaranya sama dengan desentri dengan genjala muntah-
muntah, demam, dehidrasi.
BAB II
DASAR TEORI
B. Tinjauan Umum Lalat

1. Pengertian Lalat
Lalat adalah salah satu insekta ordo diptera yang mempunyai sepasang sayap
berbentuk membran. Saat ini telat ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai
100.000 spesies lalat. Namun tidak semua spesies ini perlu di awasi, karena beberapa
diantaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari segi kesehatan.
Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang
digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup diantara manusia
dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar
penyakit yang serius karena setiap saat hinggap di suatu tempat, kurang dari lebih
125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut. Lalat mengandalkan penglihatan untuk
bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap
gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga di mensi yang akurat.

2. Siklus Hidup Lalat


Pada umumnya siklus hidup lalat melalui 4 stadium yaitu :
a. Telur
Telur di letakan pada bahan-bahan organik yang lembab (sampah,kotoran
binatang, dll) pada tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari. Telur
berwarna putih dan biasa menetas setelah 8-30 jam, tergantung suhu sekitarnya.
b. Larva
Pada stadium larva terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
Tingkat I : Telur yang menetas, disebut instar I, berukuran panjang 2 mm,
berwarna putih, tidak bermata dan berkaki sangat reaktif dan ganas terhadap
makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.
Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah satu sampai beberapa hari,
kulit mengelupas menjadi instar III.
Tingkat III : Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memakan waktu 3-9
hari.
c. Pupa (kepompong)
Pada masa kepompong, jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh
dewasa. Stadium ini berlangsung 3-9 hari , suhu yang disukai 35 C. Setelah
stadium ini selesai, keluar lalat muda melalui celah lingkaran pada bagian
anterior.
d. Lalat dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa 15 jari, setelah itu siap untuk
mengadakan perkawinan. Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari. Tergantung
pada suhu setempat, kelembaban, dan makanan yang tersedia. Jarak terbang
efektif adalah 450-900 meter. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin,
tetapi sebaliknya lalat akan terbang mencapai 1 km.
C. Pola Hidup Lalat
a. Tempat Perindukan
Tempat yang di senangin lalat adalah tempat basah, benda benda organic, tinja, sampah
basah, kotoran binatang, tumbuh tumbuhan busuk.
b. Kebiasaan Makan
Lalat sangat tertarik pada makanan yang di makan manusia sehari hari, seperti gula,
susu, makanan yang amis, dan makanan yang lain nya. Sehubungan dengan bentuk
mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang basah, sedangkan
makanan yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalau di hisap.
c. Tempat Istirahat
Bila lalat tidak mencari makanan mereka akan beristirahat di lantai, dingding, langit
langit, jemuran pakaian, rumput rumput, dan tempat tempat yang tepi tajam dan
permukaan nya Vertikal. biasanya tempat istirahatnya berdekatan dengan tempat
makanannya atau tempat perkembangbiakannya, biasanya terlindungi dari angina.
d. Cahaya
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai cahaya. Pada malam
hari tidak aktif, namun aktif dengan adanya sinar buatan.

D. Pengendalian Lalat
Beberapa metoda dapat di lakukan. Pertama , metoda non kimiawi. Metoda ini di
kenal sebagai metoda yang ramah lingkungan dan dapat menurunkan populasi
serangga. Salah satu langkahnya, yaitu dengan cara:
a. Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan
Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam usaha menganggulangi berkembangnya populasi lalat baik dalam
lingkungan perternakan maupun permukiman. Selain murah dan sederhana juga
efektif serta tidak menimbulkan efek-efek samping yang membahayakan
lingkungan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah:
1) Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat.
2) Kandang ternak harus dapat di bersihkan.
3) Lantai kandang harus kedap air, dan dapat di siram setiap hari.
4) Terdapat saluran air limbah yang baik.
b. Kandang ayam dan burung
Bila burung atau ternak berada dalam kandang dan kotoranya terkumpul di
sangkar, kadang perlu di lengkapi dengan ventilasi yang cukup agar kandang tetap
kering.
c. Kotoran burung atau ternak dapat di keluarkan dari sangkar dan secara interval (di
sarankan setiap hari)di bersihkan .
d. Timbunan kotoran ternak
Timbunana pupuk kadang yang di buang permukaan tanah pada temperatur
tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. Sebagai upaya pengendalian,
kotoran sebaiknya di letakan pada permukaan yang keras/semen yang di kelilingi
selokan agar lalat dan pupa tidak bermigrasi ke tanah sekelilingnya. Pola
penumpukan kotoran secara mengunung dapat di lakukan untuk mengurangi luas
permukaan. Tumpuka kotoran sebaiknya di tutupi plastik untuk mencegah lalat
meletakan telurnya dan dapat membunuh larva karena panas yang di produksi
oleh tumpukan kotoran akibat proses fermentasi.
e. Kotoran manusia
Jamban yang memenuhi syarat kesehatan sangat di perlukan guna mencegah
perkembangan lalat pada tempat-tempat pembuangan faces.jamban setidaknya
mengunakan model leher angsa dan berseptic tank. Selain itu, pada pipa vertilasi
perlu di pasang kawat kasa guna mencegah lalat masuk dan berkembang biak di
dalam septic tank.
f. Daerah-daerah pengungsian merupakan daerah yang sangat pontensial untuk
tempat perindukan lalat. Hal ini di karenakan secara umum padadaerah tersebut
jarang sekali di temukan jamban-jamban yang memenuhi syarat kesehatan,
bahkan banyak di antaranya yang hanya menggunakan lahan terbuka sebagai
jamban. Sebaliknya, bila fasilitas jamban tidak ada/tidak sesuai, masyarakat
pengungsi dapat melakukan buang air besar pada jarak 500 meter dengan arah
angin yang tidak mengarah ke dekat perindukan atau timbunan makanan dan 30
meter dari sumber air bersih dengan membuat lubang dan menutupnya secara
berlapis agar tidak menimbulakn bau yang dapat merangsang lalat untuk datang
dan berkembang biak.
g. Sampah basah dan sampah organik
Pengumpulan,penganggkutan dan penbuangan sampah yang di kelola dengan baik
dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistem pengumpulan dan
pengangkutan sampah dari rumah tidak ada, sampah dapat di bakar atau di buang
ke lubang sampah, dengan catatan bahwa setiap minggu sampah yang di buang ke
lubang sampah harus di tutup dengan tanah. Dalam cuaca panas, larva lalat di
tempat sampah dapat menjadi pupa hanya dalam waktu 3-4 hari.
h. Membersihkan sisa-sisa sampah yang ada di dasar tong sampah merupakan hal
yang penting karena lalat masih dapat berkembang biak pada tempat
tersebut.pembuangan sampah akhir pada TPA yang terbuka perlu di lakukan
dengan pemadatan sampah terlebih dahulu dan di tutup setiap hari dengan tanah
setebal 15-30 cm.hal ini bertujuan untuk penghilangan tempat berkembang biak
lalat. Lokasi tempat pembuangan akhir sampah adalah harus berjarak beberapa
kilometer dari rumah penduduk.
i. Penggunaan bahan fisik : di pergunakan untuk mencegah kontak dengan lalat.
Misalnya dengan cara mengatur tata letak dan rancang bangun rumah tinggal agar
tidak mudah lalat masuk ke dalam. Penggunaan air curtain. Alat ini sering harus
dipasang ditempat umum, misalnya pertokoan, rumah makan, pada pintu masuk.
Alat ini mengembus udara yang cukup keras sehingga lalat enggan masuk ke
dalam bangunan.

E. penyakit yang di sebabkan oleh lalat


Menurut rudianto (2002), penyakit yang dapat di tularkan oleh lalat antara lain :
a. Desentri, penyebaran bibit penyakit yang di bawa oleh lalat rumah yang berasal
dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu badanya, kaki
dan bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap ke makanan manusia
maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan di makan manusia.
b. Diare, cara penyebarannya sama dengan desentri, dengan genjala sakit pada
bagian perut, lemas dan pencernaan terganggu.
c. Typhoid, cara penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus, sakit pada
perut.
d. Sakit kepala, berak darah dan demam tinggi.
e. Cholera, penyebaranya sama dengan desentri dengan genjala muntah-muntah,
demam, dehidrasi.
F. tinjauan Umum Fly Grill
Fly Grill dapat di buat dari bilah-bilah kayu yang lebarnya 2 cam dan tebalnya 1 cm
dengan panjang masing masing 80 cm, sebanyak 16-24 buah, Bilah-bilah tersebut
hendaknnya di cat putih. Bilah-bilah yang di siapkan , dibentuk berjajar dengan jarak 1-2
cm pada kerangka kayu yang telah disiapkan, di bentuk berjajar dengan jarak 1-2 cm
pada kerangka kayu yang telah disiapkan dan sebaiknya pemasangan bilah pada
kerangkanya mempergunakan paku sekrup sehingga dapat di bongkar pasang setelah di
pakai.
Fly Grill adalah alat yang di gunakan untuk mengukur tingkat kepadatan lalat di
lokasi pengukuran yang terbuat dari bilah bilah dengan ukuran 80cm x 2cm. Bilah-bilah
ini di buat berjejer dengan spasi 1-2 cm sebanyak 16-24 deret. Fly Grill yang di gunakan
di buat dengan teknik tertentu.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Hasil Pengamatan
Dari Praktikum pengukuran tingkat kepadatan lalat maka hasil yang kami dapatkan
adalah sebagai berikut :

Hasil Pengamatan Rata-


Lokasi rata
No Jumlah
Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lalat

Pasar
Kramatwatu 327 : 5
1. 67 49 50 63 69 51 61 59 61 67 = 65,4
(Lapak penjual
ayam potong)

Keterangan :

Dari hasil pengamatan diatas menyatakan bahwa lalat yang beradadi pasar kramat
watu ( lapak penjual ayam potong) sangat padat dengan hasil yang telah di
jumlahkan dengan rata-rata pada 10 kali percobaan

Jadi :

Saran kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat yang mengamati lalat harus
mencegah kepadatan lalat tersebut, agar tidak terjadi penyebaran penyakit yang di
sebabkan oleh lalat tersebut yang menempel pada ayam yaitu dengan cara
menyalakan kipas angin di atas lapak ayam tersebut agar mengurangi lalat yang
akan menempel pada ayamnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kepadatan lalat
di tempat penjualan ayam potong di pasar keramatwatu termasuk dalam kategori diatas 20 ekor,yaitu
populasi sangat padat
I. Saran
Dari hasil praktikum pengukuran tingkat kepadatan lalat maka saran kami adalah dalam pengukuran
tersebut hasil yang di dapatkan yaitu kategori tidak aman dan sangat berbahaya kondisi lingkungan yang
tidak bersih sehingga lalat cukup banyak,sebaiknya lingkungan harus bersih terutama pada tempat
penjualan ayam potong agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang di bawa oleh lalat
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai

  • PDCA
    PDCA
    Dokumen16 halaman
    PDCA
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Dsds
    Dsds
    Dokumen6 halaman
    Dsds
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Pktotoppt
    Pktotoppt
    Dokumen14 halaman
    Pktotoppt
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • D 600050052
    D 600050052
    Dokumen9 halaman
    D 600050052
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen14 halaman
    Laporan
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • 07 Jit
    07 Jit
    Dokumen20 halaman
    07 Jit
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Sampel Buku 3
    Sampel Buku 3
    Dokumen30 halaman
    Sampel Buku 3
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Skala, Garis & Huruf
    Skala, Garis & Huruf
    Dokumen14 halaman
    Skala, Garis & Huruf
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Lamar An
    Lamar An
    Dokumen2 halaman
    Lamar An
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Dengan Ini Kami Ingin Menyampaikan Sesuai
    Dengan Ini Kami Ingin Menyampaikan Sesuai
    Dokumen1 halaman
    Dengan Ini Kami Ingin Menyampaikan Sesuai
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Rantai Markov
    Rantai Markov
    Dokumen13 halaman
    Rantai Markov
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Rantai Markov
    Bab 7 Rantai Markov
    Dokumen9 halaman
    Bab 7 Rantai Markov
    muhammadfachrozi
    Belum ada peringkat
  • 925 1460 1 SM
    925 1460 1 SM
    Dokumen13 halaman
    925 1460 1 SM
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Anisah 191 11
    Anisah 191 11
    Dokumen143 halaman
    Anisah 191 11
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat
  • Rsia Bunda Aliyah
    Rsia Bunda Aliyah
    Dokumen9 halaman
    Rsia Bunda Aliyah
    Farhan Egi
    Belum ada peringkat