Anda di halaman 1dari 4

Kegiatan Kasus

I. ULANG DIAGNOSIS DAN PROSEDUR OPERASI


 Nama
 Diagnosis
 Informed Choice & Informed Consent
 Rencana Tindakan
 Persiapan sebelum tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR
- Injeksi antibiotika preoperatif
- Menyiapkan template dan lokasi daun telingadan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi dan sarung tangan steril
- tindakan a dan antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya dengan
menggunakan povidon iodine atau antiseptik lainnya
- pasang kain penutup operasi steril pada pasien, kecuali di area operasi
- Posisi pasien : terlentang, kepala miring ke arah berlawanan dengan sisi
telinga yang dioperasi
III. PROSEDUR OPERASI aurikuloplasti tahap 1
- Melakukan suntikan infiltrasi adrenalin pada daerah-daerah tertentu di
daerah mikrotia
- Melakukan insisi kulit lobul dengan z plasti
- Melakukan deseksi dan elevasi kulit dan jaringan lunak di bawahnya
.Persiapan pengambilan graft iga 678
- Melakukan penandaan pada daerah diatas iga 6-7 dekat dengan xiphoid
dilanjutkan dengan insisi lapis demi lapis sampai teraba [periosteum
- Menggunakan hak dengan benar untuk memaparkan daerah iga yang
kan diambil sesuia dengan kebutuhan template telinga.
- Melakukan pengambilan iga.
- Pembuatan rangka telinga dengan memahat bentuk rangka telinga sesuai
dengan template yang dibutuhkan
- Memasukan rangka telinga kedalam pocket sesuai dengan perencanaan
letak daun telinga
- Memasang negative pressure suction drain sampai detil anatomi subunit
telinga terlihat
- Jahit luka operasi dengan benang nilon prolen 5-0
- Daerah operasi ditutup dengan verban dan diberi proteksi telinga
- Melakukan verban daerah dada bekas insisi pengambilan iga
- Memberikan instruksi pasca operasi.
- pemberian antibiotika injeksi dilanjutkan dengan oral
- pemberian analgetik/antinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan dan pneumothorax
- rencana pasien dipulangkan 3 hari pascaoperasi
- ganti verban setiap hari dengan pemberian antibiotika cream
- drain pada hari 1-3 disuction reguler untuk menjaga detail unit telinga
tetap terlihat dab mencegah perdarahan diangkat 7 hari

IV. PROSEDUR OPERASI aurikuloplasti tahap 2 dilakuakn 3-6 bulan


kemudian
- Melakukan suntikan infiltrasi adrenalin pada daerah-daerah tertentu di
daerah framework
- Melakukan insisi kulit mengelilingi framework
- Melakukan deseksi dan elevasi kulit ( subkutis tanpa merusak kapsul)
.Persiapan pengambilan skingraft
- Melakukan pengambilan split thickness skin graft pada daerah paha
- Graft diletakaan pada daerah retroaurikular
- Ambil temporoparietal flap
- Ambil iga sebagai butress
- Retroaurikular ditutup dengan tpf dan skin graft
- Jahit luka operasi dengan benang nilon prolen 5-0
- Daerah operasi ditutup dengan verban tie over dan diberi proteksi telinga
- Melakukan verban daerah skin graft
- Memberikan instruksi pasca operasi.
- pemberian antibiotika injeksi dilanjutkan dengan oral
- pemberian analgetik/antinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan dan pneumothorax
- rencana pasien dipulangkan 3 hari pascaoperasi
- ganti verban setiap hari dengan pemberian antibiotika cream
tie over diangkat pada hari ke 5

Mikrotia merupakan suatu kelainan kongenital berupa malformasi bentuk telinga dengan berbagai
derajat keparahan mulai dari bentuk telinga luar kecil dengan abnormalitas ringan sampai tidak
terbentuknya daun telinga, telinga tengah dan telinga dalam
Klasifikasi Microtia (Markx, Aguilar, Jahrsdoefer):

1. Derajat I: kelainan ringan dengan sedikit perubahan bentuk pada heliks dan antiheliks.

2. Derajat II: memiliki seluruh struktur utama, tetapi perlu dilakukan rekonstruksi pada
tulang rawan atau kulit, terdapat stenosis liang telinga.

3. Derajat III: abnormalitas ditandai dengan terdapatnya beberapa bahkan mungkin tidak
terdapat bentuk sama sekali. Jika terdapat lobul, posisinya ke arah anterior
Tanzer mengklasifikasikan defek daun telinga menjadi lima kategori:
I. Anotia
II. Hipoplasia komplet (mikrotia)
a. Disertai atresia liang telinga
b. Tanpa atresia liang telinga
III. Hipoplasia 1/3 tengah daun telinga
IV. Hipoplasia 1/3 atas daun telinga
a. Constricted (cup dan lop) ear
b. Kriptotia
c. Hipoplasi seluruh 1/3 atas daun telinga
V. Prominent ear (Telinga caplang)

Anda mungkin juga menyukai