1354 3692 1 Ed
1354 3692 1 Ed
XXXX
ISSN: 1410-394X
Biosurfaktan
Biosurfactant
Renung Reningtyas a*, Mahrenia
a
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. Lingkar Utara Condongcatur , Yogayakarta, 55283,
Indonesia
Artikel histori : ABSTRAK: Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang bersifat ampipilik dimana sifat
hidropilik dan hidropobik ada dalam satu molekul surfaktan. Surfaktan dapat menurunkan
Diterima 31 Agustus 2015
Diterima dalam revisi xxx tegangan permukaan suatu fluida. Surfaktan dibutuhkan oleh industri kosmetik, makanan,
Diterima xxx tekstil, industri minyak bumi dan farmasi. Permasalahan yang ditumbulkan oleh penggunaan
Online xxx
surfaktan adalah pencemaran lingkungan, terutama oleh surfaktan berbahan dasar petroleum
yang bersifat non biodegradable, untuk itu perlu dilakukan pengembangan surfaktan yang
bersifat biodegradable. Biosurfaktan adalah surfaktan biodegradable yang dapat diproduksi
oleh sel mikoorganisme (bakteri/fungi) maupun dari bahan alam. Biosurfaktan dari
mikoorganisme telah diketahui memiliki senyawa Rhamnolipid dan Lipopeptida. Sebagai
contoh adalah Surfactin dan Dactomicin, yang merupakan biosurfaktan yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dengan aktivitas antibiotik. Biosurfaktan yang terbuat dari bahan alam
contohnya adalah MES (Metil Ester Sulfonat), yang terbuat dari minyak sawit. Selain MES,
ester dari karbohidrat juga merupakan surfaktan yang dihasilkan dari esterifikasi karbohidrat
dan asam karboksilat. Hambatan produksi surfaktan dari mikroorganisme adalah prosesnya
lambat, biaya pemurnian tinggi dan harga produk mahal. Biosurfaktan dari bahan alam
mendapat perhatian dari kalangan peneliti dan industri untuk diproduksi skala besar karena
prosesnya cepat, bahan baku tersedia melimpah dan murah. Tulisan ini merupakan ringkasan
yang dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan surfaktan biodegradable yang
diharapkan dapat menjadi arah penelitian dan pengembangan produksi biosurfaktan skala
industri.
*
Corresponding Author: +62856-43300765; fax : +62274 486400
Email: mahrenia@gmail.com
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
memecah substrat seperti alkana yang ada di luar sel. enzim intra seluler, akan masuk ke dalam siklus
Pengaruh surfaktan terhadap substrat adalah menurunkan metabolisme sel dan selanjutnya akan membentuk
tegangan permukaan alkana sehingga alkana teremusli biosurfaktan dan produk produk intra seluler. Biosurfaktan
dengan surfaktan membentuk droplet, misel , mikroemulsi ini diekskresikan keluar dari sel dan akan berfungsi debagai
atau agregat. Alkana seolah terlarut di dalam media (air) emulsifier substrat kembali. Untuk lebih jelasnya dapat
sehingga dapat menembus dinding sel yang bersifat dilihat pada Gambar 6.
hidropobik maupun hidropilik. Alkana yang terlarut Biosurfaktan dari mikroorganisme mempunyai beberapa
mendifusi masuk ke dalam dinding sel dan akan terdeposit keuntungan diantaranya mempunyai sifat fisika kimia yang
di dalam sel. stabil, tidak mencemari lingkungan, sangat mudah terurai,
Deposit alkana dengan melalui serangkaian proses dapat stabil pada temperatur tinggi, kadar asam tinggi dan
bioreksi di dalam sel yang dikatalisis oleh berbagai macam kadar garam tinggi (El-Sheshtawy, and Doheim, 2014).
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
sumber karbon
Glycolipid dengan Ampas minyak Lactobacillus delbrueckii Rengathavasi
16 kombinasi karbohidrat dan kacang Thavasi et al, 2011
lipid dengan perbandingan
30%:70% (w/w).
Rhamnolipid Glucose dan n- Pseudomonas aeruginosa H.S. El-Sheshtawy,
17 hexadecane M.M. Doheim
Rhamnolipid Glukosa Bakteri halo-thermophilic Ahmed M. Elazzazy
18 Virgibacillus salarius et al, 2015.
Lipopeptida Limbah industri Bacillus subtilis SPB1. Raida Zouari et al,
19 minyak zaitun 2014.
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
5.2 Biosurfaktan dari minyak nabati Minyak sawit dicampur dengan methanol dalam reaktor.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, surfaktan adalah Dengan bantuan katalis asam atau basa, reaksi berlangsung
suatu senyawa yang disusun oleh gugus hidropilik dan secara trans esterifikasi. Gliserol digantikan oleh gugus
gugus hidropobik. Minyak nabati dapat dijadikan bahan metil dari methanol membentuk senyawa baru metil ester.
baku surfaktan melalui reaksi hidrolisis menghasilkan asam Setiap satu mol minyak nabati membutuhkan 3 mol
lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas selanjutnya methanol dan menghasilkan satu mol gliserol dan 3 mol
direaksikan dengan methanol atau alkohol menghasilkan metil ester. Persamaan reaksi trans esterifikasi dapat dilihat
metil ester. Metil ester direaksikan lebih lanjut dengan pada Gambar 8. Sedangkan mekanisme reaksi
asam sulfat menghasilkan metil ester sulfat atau MES. pembentukan metal ester sulfonat dapat dilihat pada
Metil ester sulfonat sudah diproduksi dan sudah masuk ke Gambar 9.
pasar komersial. Asam lemak bebas yang dihasilkan dari
hidrolisis minyak sawit adalah asam palmitat, asam stearat,
asam oleat adalah asam lemak bebas yang dapat
direaksikan dengan senyawa yang mempunyai gugus
hidrofilik seperti golongan alkohol (methanol, etanol)
untuk menghasilkan ester. Reaksi esterifikasi terjadi
melalui gugus karboksilat dari asam lemak bebas dan
gugus hidroksil dari senyawa hidropilik alkohol. Asam
lemak bebas menyumbangkan rantai hidropobik alkil dan Gambar 8. Persamaan reaksi trans esterifikasi (Ani
senyawa hidrofilik menyumbangkan gugus hidrofilik Suryani dkk, 2012) dan (Yeni Sulatri, 2010).
sehingga membentuk senyawa baru yang mempunyai
gugus hidropobik dan hidrofilik dalam satu molekul
(Laurier and Schramm, 2000).
5.2.1. Produksi biosurfaktan dari minyak nabati.
Metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik
dengan struktur kimia RCH(CO2Me)SO3Na (α-MES)
sebagai komponen aktif dan 5 % RCH(CO2Na)SO3Na
(garam dinatrium metil ester sulfonat). MES dihasilkan
melalui reaksi sulfonasi Metil Ester. Bahan untuk sulfonasi
adalah SO3 yang dlarutkan di dalam gas N2 dilanjutkan
dengan proses bleaching dan netralisasi dengan NaOH.
(Changfeng et al, 2013). Proses selengkapnya produksi
MES secara umum dapat dilihat pada Gambar 7.
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
(makro alga) hiau, perang dan coklat, karbohidrat tanaman Gugus fungsi yang terikat pada monomer monosakarida
darat dan selulosa dapat dilihat pada Gambar 10. merupakan gugus fungsi yang reaktif sehingga pembuatan
senyawa turunan karbohidrat alga dapat melalui gugus
reaktif tersebut. Salah satu senyawa turunan dari
karbohidrat alga coklat adalah alkil-alginat.
Ester ini dibuat dari esterifikasi ekstrak alga coklat yang
mengandung karbohidrat (alginat) dengan isopropil alkohol
dan Asam stearat. Reaksi terjadi pada suhu 120 oC pada
tekanan atmosferis pada kondisi basa. Diagram alir proses
sintesis dapat dilihat pada Gambar 11.
(a)
(b)
6. Kesimpulan.
Surfaktan adalah senyawa kimia yang sangat penting
sebagai bahan pembasah, pengemulsi, pendispersi,
detergen dan solubilizer. Diperlukan di bidang farmasi,
makanan dan sebagai bahan detergen. Surfaktan sintetis
(e) dibuat dari bahan baku petroleum adalah nonbiodegradable
harus dipertimbangan untuk diganti dengan surfaktan
Gambar 10. (a) Karbohidrat alga coklat atau Sargassum biodegradable atau biosurfaktan. Teknologi proses
sp. (alginate) (pada atom C nomer 6 pada setiap produksi biosurfaktan terus berkembang dan kini tengah
monomernya terikat gugus karboksilat (COOH)), (b) dikembagkan biosurfaktan dari mikroorganisme dan
Struktur kimia agarose (harbohidrat alga hijau) atau biosurfaktan dari bahan alam berupa karbohidrat dan
Glacillaria, (c) Struktur kimia karagenan (karbohidrat alga lemak. Biosurfaktan dari mikroorganisme merupakan
perang) Eucheuma sp., (d) Struktur kimia selulosa (serat harapan baru untuk menggantikan surfaktan konvensional
tanaman darat), (e) Struktur amilum ( karbohidrat tanaman tetapi sampai saat ini masih menghadapi hambatan
darat). komersialisasi. Hambatan tersebut diantaranya adalah
waktu produksi lama, ketersediaan bahan baku dan biaya
Page xx
Citasi: Author1., Author2, Author3.,Author4., Tahun, Judul manuskrip. Eksergi, xx(xx), xx-xx
pemurnian mahal. Untuk mengatasi hambatan tersebut kini El-Sheshtawy H.S, M.M. Doheim, 2014, Selection of
telah diproduksi biosurfaktan dari bahan alam berupa Pseudomonas aeruginosa for biosurfactant production
minyak nabati dan karbohidrat. and studies of its antimicrobial activity, Egyptian
Journal of Petroleum Vol. 23, 1–6.
4. Daftar Pustaka. Februadi Bastian, Ani Suryani, dan Titi Candra Sunarti,
2012, Peningkatan kecerahan pada proses sintesis
Ahmed M. Elazzazy, T.S. Abdelmoneim , O.A.
surfaktan non ionik alkil poliglikosida (APG) berbasis
Almaghrabi, 2015, Isolation and characterization of
tapioca dan dodekanol, Reaktor, Vol. 14 No. 2, 143-
biosurfactant production under extreme environmental
150 143.
conditions by alkali-halo-thermophilic bacteria from
Fisseha Andualem Bezza, Evans M. Nkhalambayausi
Saudi Arabia, Saudi Journal of Biological Sciences.
Chirwa, 2015, Production and applications of
Vol. 22, 466–475.
lipopeptide biosurfactant for bioremediation and oil
Al-Bahry S.N, Y.M. Al-Wahaibi, A.E. Elshafie, A.S. Al-
recovery by Bacillus subtilis CN2, Biochemical
Bemani, S.J. Joshi, H.S. Al-Makhmari, H.S. Al-
Engineering Journal, Vol. 101, 168-178.
Sulaimani, 2013, Biosurfactant production by Bacillus
Grau, A, J C. Gomez Fernandez, and R Peypoux, 1999, A
subtilis B20 using date molasses and its possible
Study on the Interactions of Surfactin With
application in enhanced oil recovery. International
Phospholipid Vesicles. BBA, 1418: 307–319. Dalam
Biodeterioration & Biodegradation, Vol. 81, 141-146.
Wikipedia, the free encyclopedia
Ana Domínguez, Aurora Fernández, Noemí González,
(https://en.wikipedia.org/wiki/Surfactin).
Emilia Iglesias, and Luis Montenegro. 1997,
Hemlata B, J. Selvin, K. Tukaram, 2015, Optimization of
Determination of Critical Micelle Concentration of
iron chelating biosurfactant production by
Some Surfactants by Three Techniques, Journal of
Stenotrophomonas maltophilia NBS-11, Biocatalysis
Chemical Education, Vol. 74 No. 10 , 1227-1231.
and Agricultural Biotechnology, Vol. 4, Issue 2, 135-
Ani Suryani, Februadi Bastian, dan Titi Candra Sunarti,
143.
2012, Peningkatan kecerahan pada proses sintesis
http://www.search-document.com/ppt/1/1/surfaktan.html
surfaktan nonionik alkil poliglikosida (apg) berbasis
http://zzm.umcs.lublin.pl/Wyklad/FGF-
tapioka dan dodekanol. Reaktor, Vol. 14 No. 2, 143-
Ang/2A.F.G.F.%20Surface%20tension.pdf.
150.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:HLB_scale.svg).
Anna-Lena Kjøniksen, Neda Beheshti, Hans Kristian
https://en.wikipedia.org/wiki/Rhamnolipid.
Kotlar, Kaizheng Zhu, Bo Nystro¨Ma, 2008, Modified
Ítalo Waldimiro Lima de França, Andrea Parente Lima,
polysaccharides for use in enhanced oil recovery
João Alexandre Monteiro Lemos, Celina Gentil Farias
applications, European Polymer Journal Vol. 44, 959–
Lemos, Vania Maria Maciel Melo, Hosiberto Batista
967.
de Sant’ana, Luciana. Rocha Barros Gonçalves
Changfeng Zeng , Chongqing Wang , and Lixiong
Production of a biosurfactant by Bacillus subtilis
Zhang Eng, 2013, Preparation of Methyl Ester
ICA56 aiming bioremediation of impacted soils.
Sulfonates Based on Sulfonation in a Falling Film
Catalysis Today, In Press, Corrected Proof,
Microreactor from Hydrogenated Palm Oil Methyl
Ji Sheng Yang, Qi Quan Zhou, Wen He, 2013,
Esters with Gaseous SO, Chem. Res.,52 (10), 3714–
Amphipathicity and self-assembly behavior of
3722).
amphiphilic alginate esters, Carbohydrate Polymers
Daniel T. Piorkowski, David Julian McClements*
Vol. 92, 23– 227.
Beverage emulsions: Recent developments in
Kuttuvan Valappil Sajna, 2015, Crude oil biodegradation
formulation, production, and applications
aided by biosurfactants from Pseudozyma sp. NII
(http://zzm.umcs.lublin.pl/Wyklad/FGF-
08165 or its culture broth, Bioresource Technology
Ang/2A.F.G.F.%20Surface%20tension.pdf)
Vol. 191, 133–139.
Danyelle K.F. Santos, Yana B. Brandão, Raquel D. Rufino,
Kuttuvan Valappil Sajna, Rajeev Kumar Sukumaran,
Juliana M. Luna, Alexandra A. Salgueiro, Valdemir A.
Lalitha Devi Gottumukkala, Ashok Pandey, Laurier L
Santos, Leonie A. Sarubbo, 2014, Optimization of
Schramm, 2000, Surfactants: Fundamentals and
cultural conditions for biosurfactant production from
applications in the petroleum industries., Petroleum
Candida lipolytica, Biocatalysis and Agricultural
Recovery Institute, Cambride Universityu Press.
Biotechnology, Volume 3, Issue 3, 48-57.
Laurier L. Shcramm, 2001, Surface Chemistry in the
Davies JT. 1957, A quantitative kinetic theory of emulsion
Petroleum Industry James R. Kanicky, Juan-Carlos
type, I. Physical chemistry of the emulsifying
Lopez-Montilla, Samir Pandey and Dinesh O. Shah
agent" (PDF), Gas/Liquid and Liquid/Liquid Interface,
Handbook of Applied Surface and Colloid Chemistry.
Proceedings of the International Congress of Surface
Edited by Krister Holmberg ISBN 0471 490830 John
Activity: 426–38.
Wiley & Sons, Ltd.
Desai JD, Banat IM, 1997, Microbial production of
Mahreni dan Renung Reningtyas, 2015, Pembuatan
surfactants and their commercial potential, Microbiol.
Surfaktan Di Alkil Karbohidrat dari Alga. Prosiding
Mol. Biol. Rev Vol. 61 (1): 47–
Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN
64. PMC 232600. PMID 9106364.
1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Page xx
Eksergi, Vol X, No. XX. XXXX
ISSN: 1410-394X
Page xx