Anda di halaman 1dari 2

TEORI

1. a. Tidak, Organisme air dibagi menjadi dua kategori sehubungan dengan mekanisme
fisiologisnyadalam menghadapi tekanan osmotik air media, yaitu:
- Osmonkonformer
Adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubah-ubah tekanan osmotik
cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
Oleh karena itu hewan harus melakukan berbagai adaptasi agar dapat bertahan di
dalam tempat hidupnya. Adaptasi dapat dilakukan sepanjang perubahan yang
terjadipada lingkungannya tidak terlalu besar dan masih ada dalam kisaran
konsentrasi yang dapat diterimanya. Jika perubahan lingkungan terlalu besar maka
hewan yang melakukan osmokonfermer tidak dapat bertahan hidup di tempat tersebut.
- Osmoregulator
Adalah organisme air yang secara osmotik stabil, selalu berusaha mempertahankan
cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relatif konstan,tidak perlu harus sama
dengan tekanan osmotik air media hidupnya. Oleh karena kemampuan meregulasi ini
maka osmoregulator dapat hidup di lingkungan air tawar, daratan, serta lautan. di
lingkungan dengan konsentrasi & cairan yang rendah, osmoregulator akan
melepaskan cairan berlebihan dan sebaliknya.
b. Selama proses migrasi, ikan akan melakukan upaya untuk mempertahankan hidup
diantaranya adalah mengatur tekanan osmotik (osmoregulasi) dan metabolisme.
Untuk mencapai kondisi isoosmotik maka ikan akan melakukan pengambilan dan
pengeluaran ion dari dalam badan. Ikan migrasi memiliki toleransi yang luas terhadap
perubahan salinitas. Ikan yang berada di air tawar mengalami hiperosmotik terhadap
lingkungan. Untuk mencapai isoosmotik, ikan akan mengeluarkan ion-ion badan
melalui urin dan akan minum banyak untuk mengatur volume cairan tubuh.
Sebaliknya ikan laut mengalami hipoosmotik terhadap lingkungan. Karena cairan
tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungannya golongan ikan ini cendrung
menerima air melalui difusi, terutama lewat insang. Untuk mempertahankan tekanan
osmotiknya, kelebihan air untuk berdifusi dikeluarkan melalui sebagai air seni.
Penyerapan kembali terhadap urea di dalam tubuli ginjal merupakan upaya pula
dalam mempertahankan tekanan osmotik dalam tubuhnya. Permukaan tubuhnya yang
bersifat impermiabel mencegah masuknya air dari lingkungan dalam tubuhnya.
c. Ikan tulang rawan (misalnya pari) mempertahankan urea (limbah metabolik
biasanya diekskresikan dalam urin) dalam jaringan dan darah. Perilaku pari ini,
mengkondisikan osmolaritas darah pari sama dengan air laut, sehingga terjadi
keseimbangan air. Pari memiliki osmolaritas internal yang sama dengan
lingkungannya sehingga tidak ada tendensi untuk memperoleh atau kehilangan air.
Organisme tersebut memiliki konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubuhnya yang
sama dengan konsentrasi zat terlarut dari lingkungan sekitarnya (air laut). Cara ikan
tersebut untuk mempertahankan diri terhadap lingkungannya adalah menyamakan
tekanan osmotik tubuhnya dengan tekanan luarnya (air laut) meskipun tidak pernah
dapat mencapai kesamaan. Namun tekanan pada ikan tersebut hampir sama. Ikan pari
dalam melakukan sistem osmokonfomer tersebut tidak membuang urinenya keluar
supaya tekanan osmotiknyatap te terjaga. Dari cara tersebut menyebabkan daging ikan
pari menjadi bau seperti urine.
d. Manusia tidak dilengkapi dengan organ untuk mengekskresikan air laut. Ginjal
manusia mampu memindah sampai sekitar 6 gr Na+ dari aliran darah/liter urin yang
diproduksi. Air laut mengandung sekitar 12 gr/liter Na+. Jadi minum air laut dapat
menyebabkan manusia mengakumulasi garam tanpa penambahan air yang eqivalen
secara fisiologis. Dengan kata lain, untuk mengekskresikan garam yang ditelan b
ersama sejumlah air laut, ginjal manusia memerlukan jumlah air lebih banyak dari
pada yang terkandung dalam air laut yang diminum, jadi minum air laut akan diikuti
dehidrasi secara cepat. Sedangkan pada burung laut yang memperoleh makanan dari
laut menghadapi masalah berupa pemasukan garam yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai