Anda di halaman 1dari 2

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI

DARI KULIT BUAH JERUK PURUT (CYTRUS HYSTRIX DC) KERING


JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 1, April 2005

Abstrak
Karakterisasi simplisia dan isolasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut (Cytrus Hystric DC)
kering dengan destilasi uap menghasilkan kadar sari larut dalam etanol 31,9% dan kadar sari
larut dalam air 34,34%. Data analisis komponen minyak atsiri menggunakan kromatografi
gas spektrometer massa menunujukkan ada 6 puncak dengan komponen utama adalah β pinen
35,65% dan limonen 31,87%.

Pendahuluan
Menurut Lutony dan Yeyet (1994) Indonesia mengalami penurunan dalam mengembangkan
minyak atsiri sebagai komoditi ekspor di pasar dunia. Dari 70 jenis minyak atsiri yang ada di
dunia ada sekitar 40 jenis minyak yang dapat diproduksi di Indonesia. Namun, kenyataanya
hanya ada sekitar 14 jenis minyak atsiri yang dapat dipoduksi oleh Indonesia. Hal ini
dikarenakan adanya masalah kompleks terkait dengan pengadaan bahan baku, penanganan
pasca panen, prose produksi dan tata niaga bentuk pengusahaan.

oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali potensi yang ada untuk
mendapatkan jenis minyak atsiri lainnya. Dalam penelitian ini, digunakan bahan alam jeruk
purut yang belum dikembangkan dalam skala industri dengan metode destilasi uap.

Bahan dan Metode


Buah jeruk purut sebanyak 150kg, bahan kimia pro analisis (E merck), air suling, asam
klorida, etanol 95%, kloroform, natrium sulfat anhidrat, dan toluen.

Alat yang digunakan


Neraca kasar (ohaus), neraca listrik (Mettler Toledo), seperangkat alat destilaiuap,
seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, seperangkat alat kromatgrafi gas, spektrometer
massa (Shimadzu CPP-500).

Prosedur Penelitian
1. Mengolah jeruk purut
Memilah jeruk yang segar dan tua kemudian menimbangnya sebanyak 150kg. Kulit
jeruk dikeringkan di udara terbuka tanpa paparan sinar matahari sampai kering dan
kemudian potong kecil kecil seberat 420g kemudian haluskan.
2. Karakterisasi simplisa
Pemeriksaan kadar abu larut dalam asam, penetapan kadar sari larut dalam etanol dan
air.
3. Isolasi minyak atsiri secara destilasi
Sebanyak 300g kulit buah jeruk yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam labu
destilasi uap yang sudah dirangkai sebelumnya. Destilasi dilakukan selama 5 jam.
Minyak atsiri yang diperoleh kemudian ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat.
Kemudian didiamkan selam 12 jam. Minyak atsiri disimpan dalam wadah bebas
oksigen.
4. Analisis minyak atsiri
Minyak atsiri yang diperoleh dianalisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa.

Hasil dan Pembahasan

Hasil karakterisasi terhadap serbuk simplisia kulit buah jeruk purut memberikan kadar sari
larut dalam etanol dan kadar sari larut dalam air yang tinggi. Hasil analisis kromatografi gas
terhadap minyak atsiri kulit buah jeruk purut terlihat ada 6 puncak tetapi puncak no 5 tidak
teridentifikasi. Menurt dugaan dari data yang ada, maka kromatogram nomr 5 adalah
senyawa monoterpen alkohol dengan rumus molekul C10H18O.

Komponen yang dikandung minyak tersebut adalah limonen yaitu komponen utama jeruk.
Senyawa hidrokarbon teroksigenasi juga cukup tinggi yakni 22,25% merupakan senyawa
yang memberikan aroma yang menyegarkan pada minyak atsiri.

Kesimpulan

Kulit buah jeruk purut yang dikeringkan kemudian dihaluskan dapat diolah menjadi minyak
atsiri melalui destilasi uap. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian dimana hasil analisi
terhadap kandungan minyak minyak atsiri dari kulit jeruk purut mengandung kadar sari larut
dalam etanoldan kadar sari larut dalam air yang tinggi. Selain itu juga adanya komponen lain
yang mendukung seperti β pinen, limonen, minor y-terpinen, sitronellal, trimetil-bisiklo,
heptan, dll.

Dengan adanya penelitian terhadap bahan alam yang ada di Indonesia yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi produk olahan seperti minyak atsiri ini diharapakan dapat
meningkatkan komodii ekspor Indonesia dalam industri minyak atsiri di pasar dunia.

Anda mungkin juga menyukai