PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil) dan minyak
essential adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang
namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Sebagian komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen, atau karbon, hidrogen, dan
oksigen yang tidak bersifat aromatik. Senyawa-senyawa ini secara umum disebut terpenoid.
Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang
meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu
putih, cendana, lada, dan kayu manis. Minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas
yang meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar. (Guenther, 1987).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut
berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory,
kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan
korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak
atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor
(Buchbauer, 1991).
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak akar wangi terbesar di dunia
setelah Haiti dan Bourbon. Sekitar 90% produksi minyak akar wangi Indonesia diekspor,
dengan rata-rata volume ekspor sebanyak 80 ton atau seperempat dari total produksi dunia
yang diperkirakan mencapai 300 ton setiap tahunnya. Pasar luar negeri tujuan ekspor
Indonesia antara lain Jepang, Cina, Singapura, India, Hongkong, Amerika Serikat, Inggris,
Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Swiss dan Italia. Minyak akar wangi banyak digunakan
dalam industri parfum sebagai fiksatif, sebagai komponen campuran dalam industri sabun
dan kosmetik, dan untuk aromaterapi.
Klasifikasi Minyak Atsiri
1. Berdasarkan Mudah atau Tidaknya Dipisahkan
a. Minyak atsiri yang dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya.
Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk
lain.
Contohnya : minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpentin.
Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan atau
diisolasai dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang sederhana.
Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu dilakukan dalam keadaan vakum.
Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri.
Contoh : isolasi Eugenol dari komponen yang lain yang terdapat di dalam minyak daun
cengkeh.
b. Minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya.
Contoh : minyak akar wangi, minyak nilam, dan minyak kenanga. Lazimnya minyak atsiri
tersebut langsung dapat digunakan sebagai pewangi berbagai produk, tanpa diisolasi
komponen-komponenya.
Guenther. 1990. Minyak Atsiri Jilid I dan IVA. Semanga Ketaren, penerjemah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: The Essential Oils
Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, , Ch. Plank, and E. Karamat. 1991. Aromatherapy:
Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after Inhalation. Journal of
Biosciences; 46c, 1067-1072.