Anda di halaman 1dari 7

Nama : Amalia Bella Saputri

NIM : 180332616518

Offering :G

1) Perbedaan metode Net Present Value (NPV/ANS), Internal Rate of Return (IRR/ALP), Payback
Period (PBP/APP)
NPV IRR PBP
Perhitungan didasarkan pada Usaha untuk menanam Dihitung dengan
perhitungan nilai investasi kembali setiap benefit netto membandingan nilai
saat ini dengan menetapkan tahunan secara otomatis ke investasi yang didasarkan
tingkat suku bunga yang tahun berikutnya sehingga pada pelunasan seluruh
dianggap relevan dikurangi diperoleh Rate of Return yang biaya invetasi awal dengan
dengan penerimaan- sama dengan investasi menggunakan keuntungan
penerimaan kas bersih sebelumnya. Tingkat suku bersih yang diperoleh dari
dimasa yang akan datang. bunga yang menunjukkan nilai suatu proyek dalam satuan
Investasi yang bersih sekarang (NPV) sama waktu
menguntungkan akan dengan jumlah seluruh Kriteria pengambilan
diterima apabila nilai investasi proyek atau dengan keputusan :
sekarang penerimaan- kata lain tingkat suku bunga 1. Jika laju kepekaan >
penerimaan kas yang akan yang menghasilkan NPV sama 1, maka hasil
datang lebih besar dengan nol. investasi peka atau
dibandingkan nilai sekrang Kriteria pengambilan sensitive terhadap
investasi, namun jika lebih keputusan : perubahan
kecil maka investasi tersebut 1. Jika IRR lebih besar 2. Jika laju kepekaan <
ditolak. daripada tingkat biaya 1, maka hasil
Kriteria pengambilan modal yang investasi tidak peka
keputusan : diperhitungkan, maka atau tidak sensitive
1. Jika NPV > 1, maka proyek investasi layak terhadap
investasi layak untuk dilaksankan perubahan
dilakukan 2. Jika IRR lebih kecil Sumber : Kadariah. 2001.
2. Jika NPV = 1, maka daripada tingkat biaya Evaluasi Proyek Analisa
investasi dalam modal, maka Ekonomi. Lembaga Penerbit
keadaan titik impas sebaliknya proyek fakultas Ekonomi.
(BEP) investasi tersebut Universitas Indonesia.
3. Jika NPV < 1, maka ditolak Jakarta.
investasi tidak layak Sumber :
untuk dilakukan Susanto B dan Sukadwilinda.
Sumber : Giatman. (2006). 2016. Analisis Kelayakan
Ekonomii Teknik. PT Raja Finansial Wisata Air Waduk
Grafindo Persada. Jatigede Kabupaten
Sumedang. Jurnal Riset
Akuntasi dan Keuangan. Vol 4,
no 1
Kelebihan : Kelebihan : Kelebihan :
- Memperhitungkan - Mempertimbangkan - Mudah dalam
konsep nilai waktu konsep nilai waktu penggunaan dan
dari uang dari uang perhitungan
- Realistis terhadap - Mempertimbangkan - Berguna untuk
perubahan harga semua aliran kas memilih investasi
- Memperhitungkan selama masa investasi yang mempunyai
arus kas selama usia Sumber : Soeharto, Iman. masa pemulihan
ekonomi investasi 2002. Studi Kelayakan Proyek tercepat
- Memperhitungkan Industri. Jakarta : Erlangga - Masa pemulihan
adanya nilai sisa modal dapat
investasi. digunakan untuk
Sumber : Rachadian, F.R., alat prediksi resiko
Agassi, E.A., Wahyudi, S. ketidak pastian
2013. Analisis Kelayakan pada masa
Investasi Penambahan Mesin mendatang
Frais Baru Pada Cv. Xyz. - Masa pemulihan
Journal J@TI Undip, Vol. VIII, tercepat memiliki
No. 1. resiko lebih kecil
dibandingkan
dengan masa
pemulihan yang
relative lebih lama
Sumber : Rachadian, F.R.,
Agassi, E.A., Wahyudi, S.
2013. Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan
Mesin Frais Baru Pada Cv.
Xyz. Journal J@TI Undip,
Vol. VIII, No. 1.
Kelemahan : Kelemahan : Kelemahan :
- Sulit dalam - Jika terjadi kenaikan - Mengaibaikan
penggunaan tingkat suku bunga konsep nilai waktu
perhitungan selama masa investasi dari uang
- Derajat kelayakan maka IRR yang telah - Mengabaikan arus
selain dipengaruhi ditentukan kas setelah periode
oleh arus kas juga sebelumnya tidak pemulihan modal
dipengaruhi oleh dapat disesuaikan dicapai
factor usia ekonomis Sumber : Soeharto, Iman. - Mengabaikan nilai
investasi 2002. Studi Kelayakan Proyek sisa proses dan
Sumber : Rachadian, F.R., Industri. Jakarta : Erlangga sering menjebak
Agassi, E.A., Wahyudi, S. analisator jika biaya
2013. Analisis Kelayakan modal atau bunga
Investasi Penambahan Mesin kredit tidak
Frais Baru Pada Cv. Xyz. diperhitungkan
Journal J@TI Undip, Vol. VIII, dalam arus kas yang
No. 1. menyebabkan
usaha tidak liquid
Sumber : Rachadian, F.R.,
Agassi, E.A., Wahyudi, S.
2013. Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan
Mesin Frais Baru Pada Cv.
Xyz. Journal J@TI Undip,
Vol. VIII, No. 1.

2) Dari perhitungan excel (di lampiran) diperoleh data perbandingan investasi proyek A,B,C sebagai
berikut :

Tahun A B C PVIF {1/(1+i)n} PVA PVB PVC


0 -1500 -1500 -1500 1 -1500 -1500 -1500
1 150 150 300 0,909 136,35 136,35 272,7
2 1350 300 450 0,826 1115,1 247,8 371,7
3 150 450 750 0,751 112,65 337,95 563,25
4 -150 600 750 0,683 -102,45 409,8 512,25
5 -600 1875 900 0,621 -372,6 1164,375 558,9

Tahun Komulatif A Komulatif B Komulatif C


0 -1500 -1500 -1500
1 -1350 -1350 -1200
2 0 -1050 -750
3 150 -600 0
4 0 0 750
5 -600 1875 1650

Proyek A B C
NPV -610,95 796,275 778,8
IRR #NUM! 23% 25%
PBP 2 tahun 4 tahun 3 tahun
Rencana investasi ditolak diterima diterima

Jadi berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh investasi proyek B dan C dapat diterima dan diantara
dua alternatif B dan C kita dapat menentukan investasi yang lebih baik dengan cara :

B C selisih (Δ)
-1500 -1500 0
150 300 150
300 450 150
450 750 300
600 750 150
1875 900 -975
11%
IRR Δ
karena IRR Δ > MARR maka alternatif yang dipilih adalah
alternatif yang investasinya lebih besar

P/F,I,n 0,62
NSB B 0+1875(0,62)
1162,5
NSB C 750+900(0,62)
1308
NSB C > NSB B sehingga investasi proyek C lebih besar dari
dari investasi proyek B. Maka, investasi yang lebih baik adalah proyek C

3) Diketahui :
Tingkat suku bunga = 8%
Mesin A :
Harga = Rp 100 juta
Penerimaan = Rp 22,5 juta
Nilai sisa = Rp 5 juta
Mesin B:
Harga = Rp 150 juta
Penerimaan = Rp 30 juta
Nilai sisa = Rp 35 juta

Ditanya : mesin mana yang sebaiknya dipilih jika :

a) Umur mesin A = 4 tahun sedangkan umur mesin B = 3 tahun ?


b) Umur mesin A dan mesin B sama yaitu 3 tahun ?

Jawab :

a) Analisis umur mesin A dan mesin B dilakukan pada periode 12 tahun dengan setiap
akhir umur pakai, diasumsikan, mesin yang bersangkutan dibeli lagi, dan
karakteristiknya sama dengan semula, maka : n
Mesin A
P/A,8%,12 = 7,55
P/F,8%,4 = 0,735
P/F,8%,8 = 0,540
P/F,8%,12 = 0,398

NSB
= 22,5 (P/A,8%,12) + 5(P/F,8%,4) + 5(P/F,8%,8) + 5(P/F,8%,12) – 100 -
100(P/F,8%,4) – 100(P/F,8%,8)
= 22,5(7,55) + 5(0,735) + 5(0,540) + 5(0,398) – 100 – 100(0,735) – 100(0,540)
= 169,87 + 3,67 + 2,7 + 1,99 – 100 – 73,5 -54
= -49,27
Mesin B
P/A,8%,12 = 7,55
P/F,8%,3 = 0,793
P/F,8%,6 = 0,630
P/F,8%,9 = 0,500
P/F,8%,12 = 0,398

NSB
= 30(P/A,8%,12) + 35(P/F,8%,3) + 35(P/F,8%,6) + 35(P/F,8%,9) – 35(P/F,8%,12) –
150 -150(P/F,8%,3) – 150(P/F,8%,6) – 150(P/F,8%,9)
= 30(7,55) + 35(0,793) + 35(0,630) + 35(0,500) – 35(0,398) – 150 – 150(0,793) –
150(0,630) – 150(0,500)
= 226,5 + 27,755 + 22,05 + 17,5 – 13,93 – 150 – 118,95 – 94,5 – 75
= -130,6
NSB mesin A > mesin B, maka sebaiknya dipilih mesin A
b) Umur mesin A sama dengan mesin B yaitu 3 tahun maka :
Mesin A
NSB = 22,5 (P/A,8%,3) + 5 (P/F,8%,3) – 100
= 22,5 (2,59) + 5 (0,793) – 100
= 58,275 + 3,965 – 100
= -37,76
Mesin B
NSB = 30 (P/A,8%,3) + 35 (P/F,8%,3) – 150
= 30 (2,59) + 35 (0,793) – 150
= 77,7 + 27,755 – 150
= -44,545
NSB mesin A > mesin B sehingga lebih baik dipilih mesin A

4) Menurut saya penentuan dan pengelolaan biaya sangatlah penting, karena dapat dijadikan dasar
untuk menghitung dan menetapkan keuntungan usaha. Dari data yang disusun dalam penentuan
dan pengelolaan biaya produksi dapat diperkirakan harga jual suatu produk dengan
menambahkan presentase keuntungan yang diinginkan. Keuntungan yang diperoleh merupakan
sumber modal utama bagi perusahaan untuk dapat terus beroperasi.
5) Penentuan biaya produksi dari produk yang akan kami kembangkan dilakukan sebelum memulai
produksi sehingga dapat diperkirakan kisaran biaya yang diperlukan untuk melakukan produksi
dan harga jual dari produk. Untuk menentukan biaya produksi kita mulai dengan menentukan
biaya primer yang meliputi biaya bahan langsung yang diperlukan untuk membeli bahan baku
yaitu nanas dan juga besarnya biaya yang diperlukan untuk pekerja yang bekerja sebagai
pengekstrak nanas, pengemasan, dan lainnya sebagai biaya buruh langsung. Setelah menetapkan
biaya primer, kita selanjutnya menentukan biaya tak langsung seperti pembelian reagen,dll. Biaya
tak langsung ditambah dengan biaya primer merupakan biaya pabrik. Setelah biaya produksi
selesai dihitung, maka selanjutnya ditentukan biaya komersial yang dibutuhkan untuk distribusi
dan strategi pemasaran produk. Biaya pabrik ditambah dengan biaya komersial merupakan biaya
total produksi yang diperlukan untuk memproduksi produk.

Sehingga, hal-hal yang perlu kita ketahui sebelum proses penentuan biaya adalah ilmu pencatatan
keuangan atau akuntansi sehingga kita dapat mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi dan
dan dapat memantau siklus perputaran keuangan dengan baik dan mengurangi resiko kerugian.
Selain itu hal perlu kita ketahui adalah biaya dan kualitas yang kita perlukan untuk produksi seperti
harga nanas, harga reagen, upah karyawan, dll. Strategi pemasaran seperti apa yang akan kita
lakukan juga merupakan hal yang harus kita ketahui sebelum proses penentuan biaya.

6) Contoh penyusunan daftar biaya produksi dari kelompok 5

Pengupasan
pengektraksian pengemasan
Nanas
biaya total biaya perunit biaya perunit biaya total biaya perunit
biaya total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

biaya dari dept


1.820.000 810.000 7.220.000 2.860.000
sebelumnya

biaya dalam masing-


masing
biaya bahan 220.000 1.000 1.400.000 50.000 700.000 500

biaya buruh 1.600.000 800.000 4.000.000 2.000.000 1.400.000 700.000

biaya overhead pabrik 1.100.000 5.000 4.400.000 20.000 1.100.000 500


total biaya tiap dept 2.290.000 806.000 12.800.000 2.040.000 3.050.000 700.750
total biaya akumulatif 2.920.000 806.000 15.720.000 2.846.000 18.770.000 3.546.750

Link excel :
https://drive.google.com/file/d/19GqHYZmHUQ9CaQAa6g5TfsrklBMyu3p5/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai