Anda di halaman 1dari 10

Volume 3 No.

1 Juni 2017
ISSN Print : 2460-3848 ISSN Online : 2527-5887
Email: jurnalkritis@unhas.ac.id, jurnalkritis2015@gmail.com
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Journal home page: http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis
Universitas Hasanuddin

Penerimaan Masyarakat Miskin Perkotaan Di Makassar


Terhadap Program KB Vasektomi

Irvan Roberto

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Provinsi Sulawesi Selatan
irvanroberto@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana bentuk penerimaan masyarakat miskin perkotaan
terhadap program KB vasektomi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan analisis deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, studi kepustakaan dan
wawancara dengan 8 orang informan yang terdiri atas para keluarga/suami yang ada di wilayah
Kecamatan Tamalate yang terkategori miskin dan tokoh agama dan tokoh masyarakat di wilayah
tersebut). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat/keluarga miskin perkotaan
di Makassar terhadap program KB vasektomi berbeda-beda satu sama lain. Adapun faktor yang
memengaruhi penerimaan vasektomi sebagai metode kontrasepsi pria yakni sumber pesan, jumlah
anak, dorongan istri, kondisi ekonomi keluarga dan kesadaran diri. Sementara faktor yang
memengaruhi penolakan masyarakat/keluarga miskin perkotaan di Makassar terhadap program KB
vasektomi meliputi kurangnya pemahaman/pengetahuan, persepsi yang keliru terhadap program KB
vasektomi, sikap istri yang melarang suami, dan kepercayaan/agama yang dianut.

Kata Kunci : Penerimaan, Vasektomi, Kemiskinan

Abstract
This study aims to find out how the form of acceptance of the urban poor to KB vasectomy program. The
approach used in this research is qualitative approach with descriptive analysis. The data were obtained
through observation, literature study and interviews with 8 informants consisting of families / husbands in
Tamalate Subdistrict, poor category and religious figures and community leaders in the area). The results of
this study indicate that the acceptance of urban poor communities / families in Makassar to the Vasectomy
KB program varies from one to another. The factors that affect the acceptance of vasectomy as a method of
male contraception that is the source of messages, the number of children, encouragement wife, family
economic conditions and self-awareness. While the factors influencing the rejection of poor urban
community / family in Makassar against family planning program include vasectomy lack of understanding
/ misperception, misperception of family planning program vasectomy, wife attitude prohibiting husband,
and belief / religion adopted.

Keywords: Acceptance, Vasectomy, Poverty

PENDAHULUAN jumlah penduduk dunia setelah Cina,


Saat ini penduduk Indonesia India dan Amerika Serikat. Hasil Sensus
menjadi penyumbang ke-empat terbesar Penduduk (SP) tahun 2010 menunjukkan

11
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin – Volume 2 No.1 Juni 2016
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis)

bahwa penduduk Indonesia telah pertumbuhan penduduk Indonesia dan


mencapai 237,641,326 jiwa, melebihi 3,4 kualitasnya. Dengan jumlah anak banyak
juta dari proyeksi sebesar 234,2 juta jiwa. akan menurunkan kemampuan investasi
Demikian juga untuk angka Laju sumber daya manusia, akibatnya tingkat
Pertumbuhan Penduduk (LPP) periode pendidikan dan kesehatan masyarakat
tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen rendah (Anonim, 2011).
meningkat dibandingkan dengan LPP Data yang sama juga didapati dari
periode tahun 1990-2000 yaitu 1,45 hasil penelitian yang dilakukan oleh
persen (BKKBN, 2011). Badan Kependudukan dan Keluarga
Tren pertambahan penduduk yang Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun
selalu meningkat tersebut tentunya akan 2011 mengatakan bahwa masyarakat
sangat mempengaruhi dinamika miskin perkotaan ikut menjadi
pembangunan yang dilakukan oleh penyumbang pertumbuhan penduduk
pemerintah, dimana jumlah penduduk dalam jumlah besar di Indonesia.
yang besar jika diikuti dengan kualitas Masyarakat miskin yang tinggal di
penduduk yang memadai akan menjadi perkotaan rata-rata memiliki anak 3-6
pendorong bagi usaha-usaha orang dimana rata-rata dari mereka
pembangunan. Sebaliknya, jumlah memiliki kualitas yang rendah.
penduduk yang besar jika diikuti dengan Tingginya angka pertumbuhan
tingkat kualitas yang rendah menjadikan penduduk pada keluarga miskin perkotaan
penduduk tersebut sebagai beban bagi tersebut disebabkan karena masih ada
pembangunan dan menyebabkan diantara mereka yang belum menyadari
permasalahan kependudukan seperti perlunya menggunakan alat kontrasepsi
pengangguran serta kemiskinan. untuk mengatur kehamilan serta adanya
Berdasarkan perkembangan persepsi bahwa anak merupakan sumber
jumlah penduduk di Indonesia yang cukup investasi, disamping itu mereka juga
pesat tersebut, maka pemerintah Indonesia enggan menjangkau tempat pelayanan KB
melalui Badan Kependudukan dan karena alasan biaya.
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Atas dasar itu sehingga sejak tahun
terus berupaya untuk mengendalikan 2012 Badan Kependudukan dan Keluarga
jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Berencana Nasional (BKKBN)
dengan berbagai program yang dilakukan, memfokuskan pelayanan program KB
diantaranya dengan peningkatan kepada masyarakat miskin perkotaan yang
pelayanan keluarga berencana dan ada di Indonesia. Salah satu upaya untuk
kesehatan reproduksi yang terjangkau, memenuhi kebutuhan masyarakat miskin
bermutu dan efektif menuju terbentuknya akan pelayanan KB adalah dengan cara
keluarga kecil yang berkualitas. memberikan pelayanan KB secara gratis
Badan Pusat Statistik (BPS) pada serta meningkatkan akses pelayanan dan
tahun 2011 mencatat bahwa kelahiran meningkatkan kualitas KB bagi masyarakt
total (TFR) pada keluarga kurang mampu miskin perkotaan.
lebih banyak dibandingkan dengan Data Badan Pusat Statistik (BPS)
keluarga mampu dan berpendidikan. Pada yang dilansir tanggal 04 januari 2016
keluarga kurang mampu angka kelahiran menunjukkan bahwa jumlah penduduk
total 3 anak per wanita, sedangkan miskin di Indonesia pada september 2015
keluarga mampu 2,3 anak per wanita. mencapai 28.51 juta orang (11,13 persen),
Kelahiran total (TFR) pada keluarga dimana terdapat 10.62 juta orang
kurang mampu tersebut merupakan penduduk miskin tersebut berada di
penyumbang signifikan terhadap laju daerah perkotaan (BPS, 2016).

12
Rusli – Pengaruh Kompetensi Komunikatif ….

Di Kota Makassar sendiri, Rendahnya partisipasi pria dalam


berdasarkan data dari Badan Keluarga program KB tersebut disebabkan karena
Berencana (Badan KB) Kota Makassar dimasa lalu, persoalan pengaturan
yang mendefinisikan kemiskinan kelahiran lebih banyak difokuskan kepada
berdasarkan konsep/pendekatan perempuan, sehingga terkesan bahwa
kesejahteraan keluarga, dimana kelompok keluarga berencana adalah urusan
yang dikategorikan penduduk miskin perempuan saja yang mengakibatkan pria
adalah Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) cenderung bersifat pasif dan menyerahkan
dan Keluarga Sejahtera I (KS I) sepenuhnya urusan ber KB kepada
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 perempuan. Hal itu dapat dilihat dari hasil
terdapat 117.160 keluarga miskin dari Survey Demografi dan Kesehatan
265.779 keluarga yang tersebar di 14 Indonesia (SDKI) tahun 2012 dimana pria
kecamatan di Kota Makassar. yang menjadi peserta KB baru mencapai
Berdasarkan data tersebut, Kecamatan 1,5 persen dari seluruh peserta KB.
Tamalate merupakan daerah yang Prosentase ini terdiri dari peserta KB
memiliki jumlah keluarga miskin vasektomi sebesar 0,2 persen dan peserta
terbanyak di Kota Makassar yaitu sebesar KB kondom 1,3 persen.
14.847 kepala keluarga dan yang terendah Metode Kontrasepsi Mantap
ada pada Kecamatan Ujung Pandang (Vasektomi) merupakan satu dari
dengan 1.540 kepala keluarga. beberapa pilihan penggunaan alat dan cara
Apabila melihat dari sisi kesertaan kontrasepsi yang dilakukan dalam upaya
ber-KB yang terdapat pada keluarga pengendalian jumlah dan menekan laju
miskin di Kota Makassar pada tahun 2015, pertumbuhan penduduk di Indonesia. Di
berdasarkan data dari Badan KB Kota Kota Makassar, keikutsertaan pria dalam
Makassar diketahui peserta KB aktif program KB vasektomi dalam beberapa
sebesar 49.810 (65,43%) yang tahun terakhir ini menunjukkan angka
menggunakan alat kontrasepsi dari 76.131 yang cenderung menurun dari tahun ke
Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada. tahun. Pencapaian perserta KB vasektomi
Adapun jumlah PUS yang menggunakan tersebut sebagaimana data Badan KB
alkon di Kota Makassar adalah : (a) PIL Kota Makassar menunjukkan bahwa pada
11.972; (b) Suntik 23.072; (c) Implan tahun 2011 peserta KB vasektomi
7.418; (d) IUD/AKDR 3.974; (e) sebanyak 332 Akseptor, tahun 2012
MOW/Tubektomi 1.257; (F) Kondom menurun menjadi 145 akseptor, tahun
1.719; MOP/Vasektomi 398 orang. 2013 sebanyak 22 akseptor, dan tahun
Data tersebut diatas 2014 sebanyak 28, serta tahun 2015
memperlihatkan bahwa pemakaian sebanyak 15 orang akseptor.
kontrasepsi pria masih sangat rendah Data yang dipaparkan diatas
dibandingkan pemakaian kontrasepsi memperlihatkan bahwa partisipasi pria
perempuan, dimana tingkat prevalensi dalam program KB khususnya kontrasepsi
penggunaan kontrasepsi pria masih di mantap (vasektomi) di Kota Makassar
bawah 2 persen. Meskipun rendahnya masih sangat rendah, hal tersebut
penggunaan kontrasepsi berkaitan pula disebabkan oleh berbagai alasan baik itu
dengan keterbatasan teknik kontrasepsi faktor sosial, budaya, agama, lingkungan,
yang tersedia bagi pria, angka tersebut gender, biaya, serta adanya berbagai
menunjukkan bahwa kepedulian pria persepsi negatif dimasyarakat tentang
terhadap keluarga berencana (KB) masih vasektomi itu sendiri.
rendah (BKKBN, 2005). Salah satu faktor penting yang
menyebabkan masih rendahnya partisipasi

13
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin – Volume 2 No.1 Juni 2016
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis)

pria dalam program KB vasektomi yaitu tentang program KB vasektomi. Oleh


disamping karena sarana pelayanan KB karena itu, sangat penting adanya suatu
bagi pria yang masih kurang dan perencanaan dan strategi komunikasi
terbatasnya pilihan alat kontrasepsi yang penyuluhan yang harus dilakukan oleh
tersedia (hanya kondom dan vasektomi), Badan KB Kota Makassar untuk
tetapi lebih disebabkan karena terbatasnya mewujudkan peningkatan partisipasi pria
informasi dan rendahnya pengetahuan pada program KB vasektomi, khusunya
masyarakat khususnya pria tentang terhadap masyarakat miskin yang ada di
Kontrasepsi mantap (vasektomi), Kota Makassar.
rendahnya minat pria/suami dalam
mengakses informasi tentang KB dan METODOLOGI PENELITIAN
kesehatan reproduksi, serta masih banyak Lokasi dan Objek Penelitian
para pria yang belum mengerti dan Lokasi penelitian ini dilakukan
memahami akan pentingnya berpartisipasi pada keluarga miskin dan tokoh
dalam KB karena selama ini mereka masyarakat serta tokoh agama yang ada di
cenderung menyerahkan sepenuhnya Kecamatan Tamalate. Alasan memilih
tanggung jawab ber KB kepada istri. lokasi tersebut karena berdasarkan data
Padahal sebenarnya masalah KB adalah yang diperoleh dari Badan KB Kota
tanggung jawab antara suami dan istri Makassar pada tahun 2015 diketahui
(BKKBN, 2010). bahwa Kecamatan Tamalate merupakan
Kondisi tersebut sama dengan daerah yang memiliki keluarga miskin
penelitian yang dilakukan oleh Akpanua terbanyak di Kota Makassar dari 14
& Nwoke (2007), di Nigeria yang kecmatan yang ada.
menyatakan bahwa penerimaan metode Pendekatan dan Jenis Penelitian
kontrasepsi vasektomi oleh laki- Pendekatan penelitian yang
laki/suami masih sangat rendah karena digunakan dalam penelitian ini adalah
dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan
tentang kontrasepsi vasektomi dan menggunakan pendekatan kualitatif, pada
informasi yang tidak lengkap dan tidak prinsipnya ingin memberikan,
benar tentang vasektomi. menerangkan, mendeskripsikan secara
Penelitian yang sama juga kritis, atau menggambarkan suatu
dilakukan oleh Ekarini (2008), di fenomena, suatu kejadian, atau suatu
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali peristiwa interaksi sosial dalam
tentang analisis faktor-faktor yang masyarakat untuk mencari dan
berpengaruh terhadap partisipasi pria menemukan makna (meaning) dalam
dalam keluarga berencana menyatakan konteks yang sesungguhnya (natural
bahwa ada pengaruh pengetahuan, sikap setting) (Yusuf, 2014).
dan akses layanan terhadap kepesertaan Adapun jenis pendekatan
KB, serta perlu adanya komunikasi penelitian ini adalah deskriptif studi kasus
informasi edukasi (KIE) yang lebih yang bertujuan untuk memahami secara
meningkat melalui kelompok dan efektif bagaimana strategi komunikasi
paguyuban KB pria tentang alat penyuluhan program KB vasektomi untuk
kontrasepsi bagi pria untuk lebih masyarakat miskin perkotaan di
meningkatkan pengetahuan pria tentang Makassar.
alat kontrasepsi. Informan
Kondisi tersebut memperlihatkan Informan dalam penelitian ini
adanya permasalahaan komunikasi sebanyak 8 orang yang terdiri dari 6 orang
penyuluhan dalam penyebaran informasi Masyarakat/keluarga miskin serta 2 orang

14
Rusli – Pengaruh Kompetensi Komunikatif ….

Tokoh agama dan Tokoh masyarakat pada Penerimaan masyarakat/keluarga


Kecamatan Tamalate. miskin terhadap program KB vasektomi
di Kota Makassar khusunya di
Teknik Pengumpulan Data Kecamatan Tamalate sangat beragam
Teknik pengumpulan data yang dimana ada yang menerima secara positif
digunakan dalam penelitian ini adalah: dan membentuk prilaku mereka dengan
Teknik Observasi, Teknik Wawancara, melaksanakan vasektomi, akan tetapi ada
Catatan Lapangan, dan Dokumentasi. juga yang menerima secara negatif dan
Teknik Analisis Data tidak melakukan vasektomi.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan Faktor yang mempengaruhi Penolakan
menggunakan langkah-langkah Masyarakat Miskin Perkotaan di
sebagaimana yang dikatakan Miles & Makassar terhadap Program KB
Huberman yang dikutip oleh Tanzeh & Vasektomi
Suyitno (2006), dilakukan dengan Dari hasil wawancara yang
menggunakan tiga alur kegiatan yang dilakukan oleh penulis terhadap informan
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi dalam penelitian ini yaitu
data, penyajian data, dan penarikan masyarakat/keluarga miskin (suami)
kesimpulan. Ketiga alur kegiatan tersebut yang bertempat tinggal pada Kecamatan
akan digunakan untuk menganalisis Tamalate didapatkan bahwa faktor atau
strategi komunikasi penyuluhan program alasan yang mempengaruhi terbentuknya
KB vasektomi untuk masyarakat miskin perilaku vasektomi mereka disebabkan
perkotaan serta penerimaan masyarakat antara lain karena: (1) sumber pesan; (2)
miskin perkotaan di Kecamatan Tamalate jumlah anak; (3) Dorongan dari istri; (4)
terhadap program KB vasektomi. kondisi ekonomi keluarga; serta (5)
kesadaran dalam diri sendiri oleh suami.
HASIL PENELITIAN Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di
cPenerimaan Masyarakat Miskin bawah ini.
Perkotaan di Makassar terhadap
Program KB Vasektomi

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi penerimaan program KB


vasektomi bagi masyarakat miskin di kecamatan tamalate.

15
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin – Volume 2 No.1 Juni 2016
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis)

Sumber pesan; Sebagian besar Kesadaran dalam diri sendiri


informasi tentang program KB vasektomi oleh suami; Sikap suami yang peduli
didapatkan masyarakat dari kader-kader terhadap kondisi kesehatan pasangannya,
KB serta tokoh masyarakat dan tokoh alasan karena jumlah anak yang sudah
agama yang juga merupakan orang yang cukup banyak yang dimiliki serta kondisi
dekat dan dipercaya oleh mereka. Atas ekonomi keluarga yang kurang baik
dasar kedekatan dan kepercayaan menyebabkan timbulnya kesadaran diri
masyarakat tersebut sehingga mereka sendiri oleh suami di Kecamatan
memilih untuk melakukan vasektomi. Tamalate untuk melakukan vasektomi.

Jumlah anak; Banyaknya Faktor yang mempengaruhi Penolakan


jumlah anak yang dimiliki oleh Masyarakat Miskin Perkotaan di
masyarakat/keluarga miskin di Makassar terhadap Program KB
Kecamatan Tamalate menjadi Vasektomi
pertimbangan untuk melakukan Seperti halnya yang terjadi di
vasektomi. Mereka menyadari bahwa daerah-daerah lain di Indonesia,
dengan memiliki jumlah anak yang penolakan terhadap program KB
banyak, akan menjadi persoalan dalam vasektomi pada masyarakat/keluarga
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari miskin di kota makassar khususnya yang
mengingat mereka hanya memiliki ada pada Kecamatan Tamalate juga
pekerjaan yang rendah serta penghasilan disebabkan oleh berbagai faktor/alasan
yang rendah pula. yang mempengaruhinya. Dari hasil
penelitian yang didapatkan dilapangan
Dorongan dari istri; Di diketahui bahwa masyarakat/keluarga
Kecamatan Tamalate, banyak suami miskin yang ada pada Kecamatan
melakukan vasektomi justru disebabkan Tamalate menolak menggunakan
karena sikap istri yang mendorong serta vasektomi disebabkan antara lain karena
mendukung suami mereka untuk faktor : (1) kurangnya pemahaman
melakukan vasektomi. Dorongan dari mereka; (2) adanya rasa takut atau
istri tersebut disebabkan oleh berbagai persepsi yang keliru tentang vasektomi;
pertimbangan yang dimilikinya sehingga (3) larangan dari istri itu sendiri; serta (4)
mereka menyarankan agar suami mereka faktor agama/keyakinan yang dimiliki.
melakukan vasektomi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Kondisi ekonomi keluarga;
Memiliki pekerjaan yang rendah dengan
penghasilan yang rendah pula
menyebabkan kondisi ekonomi
masyarakat/keluarga miskin di
Kecamatan Tamalate kurang baik.
Kondisi tersebut disadari akan sangat
menyulitkan mereka apabila memiliki
jumlah anak yang banyak, sehingga atas
dasar itu mereka memilih untuk
melakukan vasektomi agar tidak
memiliki anak lagi.

16
Rusli – Pengaruh Kompetensi Komunikatif ….

Gambar 2. Faktor yang mempengaruhi penolakan program KB


vasektomi bagi masyarakat miskin di kecamatan tamalate
istri melarang suaminya melakukan
Kurangnya pemahaman/ vasektomi. Kondisi tersebut menjadi
pengetahuan; Pendidikan yang rendah salah satu sebab sehingga laki-laki/suami
yang dimiliki oleh masyarakat/keluarga tidak melakukan vasektomi.
miskin di Kecamatan Tamalate
menyebabkan sulitnya memberikan Faktor agama/keyakinan yang
pemahaman dan pengetahuan tantang dimiliki; Masyarakat/keluarga miskin di
progvram KB vasektomi yang baik Kecamatan Tamalate juga masih ada
kepada mereka hal inilah yang membuat yang beranggapan bahwa program KB
mereka belum menerima program KB vasektomi merupakan sesuatu yang
vasektomi. bertentangan dengan agama. Hal ini
disebabkan karena mereka menganggap
Persepsi yang keliru terhadap bahwa vasektomi merupakan sebuah
program KB vasektomi; Anggapan proses pengkebirian yang melanggar
bahwa apabila melakukan vasektomi ajaran agama/kepercayaan yang mereka
dapat menyebabkan hilangnya anut. Atas dasar itu sehingga mereka
kejantanan, operasi yang besar/berat lebih memilih untuk tidak melakukan
yang dilakukan saat vasektomi akan vasektomi dan memilih menyerahkan
membahayakan keselamatan serta sepenuhnya urusan ber-KB kepada istri.
program KB hanya diperuntukkan untuk
kaum perempuan saja menyebabkan PEMBAHASAN
masyarakat/keluarga miskin di Penelitian ini menunjukkan
Kecamatan Tamalate memilih untuk bahwa alasan masyarakat/keluarga
tidak atau menolak melakukan miskin di Kecamatan Tamalate
vasektomi. menerima program KB vasektomi
disebabkan karena : sumber pesan,
Sikap istri yang melarang jumlah anak, dorongan istri, kondisi
suami; Adanya kekhawatiran istri akan ekonomi keluarga serta kesadaran diri
suaminya menyeleweng serta keinginan sendiri.
untuk memiliki anak lagi menjadi alasan

17
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin – Volume 2 No.1 Juni 2016
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis)

Masyarakat/keluarga miskin di yang ada pada suami, baik itu karena


Kecamatan Tamalate sebagian besar faktor jumlah anak yang sudah cukup
mendapatkan informasi tentang program banyak, kondisi ekonomi keluarga yang
KB vasektomi dari kader-kader KB serta kurang baik serta kepedulian suami
tokoh masyarakat dan tokoh agama yang terhadap kondisi kesehatan pasangannya
kebutulan bertempat tinggal disekitar merupakan salah satu alasan mereka
rumah mereka. Kader-kader KB serta memilih untuk melakukan vasektomi.
tokoh masyarakat dan tokoh agama Sedangkan alasan
tersebut memiliki kedekatan emosional masyarakat/keluarga miskin di
serta cukup dipercaya oleh mereka. Kecamatan Tamalate menolak program
Faktor inilah yang menjadi alasan KB vasektomi disebabkan karena :
sehingga mereka menerima metode kurangnya pemahaman/pengetahuan
kontrasepsi vasektomi untuk dirinya. mereka tentang program KB vasektomi,
Banyaknya jumlah anak yang dimiliki persepsi yang keliru terhadap program
merupakan faktor penting sehingga KB vasektomi, sikap istri yang melarang
mereka menerima program KB suami untuk vasektomi serta
vasektomi. Kondisi tersebut menjadi kepercayaan/agama yang dianut.
pertimbangan bagi mereka karena Pengetahuan atau pemahaman
menganggap bahwa banyaknya jumlah yang rendah tentang vasektomi yang
anak yang dimiliki merupakan sebuah dimiliki masyarakat/keluarga miskin di
persoalan bagi keluarga. Hal ini sejalan Kecamatan Tamalate menjadi penyebab
dengan teori pertimbangan sosial yang program KB vasektomi belum dapat
dikemukakan oleh Muzafer Sherif yang diterima dengan baik oleh mereka. Hal
menyatakan bahwa perubahan sikap ini sebagaimana yang dikatakan
seseorang terhadap objek sosial dan isu Notoatmojo (2010), bahwa Pendidikan
tertentu merupakan hasil proses mempengaruhi proses belajar, makin
pertimbangan yang terjadi dalam diri tinggi pendidikan seseorang makin
orang tersebut terhadap pokok persoalan mudah orang tersebut untuk menerima
yang dihadapi. informasi. Dengan pendidikan tinggi
Di Kecamatan Tamalate, sikap maka seseorang akan cenderung untuk
serta dorongan dari istri merupakan mendapatkan informasi, sehingga makin
faktor yang sangat berpengaruh dalam banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
membentuk prilaku suami untuk Sebaliknya pendidikan yang rendah akan
mengambil keputusan dalam melakukan menghambat perkembangan sikap
vasektomi. Hal ini sejalan dengan hasil seseorang. Disamping itu, adanya
penelitian Saptomo dalam Multazam persepsi yang keliru terhadap vasektomi
(2014), tentang partisipasi pria dalam KB juga merupakan faktor yang
di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul menyebabkan program KB vasektomi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan tidak diterima oleh masyarakat. Ada
yang signifikan antara sikap istri banyak persepsi yang keliru tentang
terhadap partisipasi pria dalam KB. program KB, salah satu diantaranya
Kondisi ekonomi keluarga yang kurang karena faktor sosial budaya dimana
baik yang dialami oleh mereka sehingga mereka beranggapan bahwa program KB
disadari bahwa hal tersebut tentu sangat hanya diperuntukkan untuk perempuan
menyulitkan apabila memiliki jumlah saja dan bukan untuk laki-laki, sehingga
anak yang banyak, atas dasar itu sehingga laki-laki/suami tidak perlu lagi untuk
mereka memilih untuk melakukan melakukan vasektomi.
vasektomi. Disamping itu, kesadaran diri

18
Rusli – Pengaruh Kompetensi Komunikatif ….

Sikap istri yang melarang DAFTAR PUSTAKA


suaminya melakukan vasektomi juga Akpanu & Nwoke. (2007). Knowledge
merupakan salah satu faktor/alasan yang and Acceptance of “Vasectomy as
menjadi penyebab sehingga program KB a Method of Contraception”
vasektomi tidak diterima oleh amongst Literate Married Men in
masyarakat. Kondisi tersebut sejalan Ekpoma, Nigeria. Department of
dengan penelitian yang dilakukan di Physiology, College of medicine,
Kecamatan Tejakula Kabupaten Ambrose Alli University. PMB 14.
Buleleng yang menemukan bahwa ada Ekpoma, Edo State, Nigeria.
hubungan positif yang signifikan antara Anonim. (2012). 2012, Program KB
pengetahuan, sikap dan dukungan Fokus Pada Keluarga Miskin.
keluarga (istri) dengan partisipasi pria Diakses tanggal 7 Maret 2016.
dalam vasektomi secara bersama-sama Available from :
(Wahyuni dkk., 2013). Selain itu, http://sp.beritasatu.com/home/20
kepercayaan/Agama yang dianut juga 12-program-kb-fokus-pada-
menjadi salah satu faktor yang keluarga-miskin/14677
menyebabkan sehingga program KB
vasektomi mendapat penolakan. Mereka Badan Kependudukan dan Keluarga
menganggap bahwa vasektomi Berencana Nasional. 2005.
merupakan suatu proses pengkebirian Peningkatan Partisipasi Pria
sehingga merupakan tindakan yang dalam KB & KR. BKKBN :
melanggar ajaran agama. Jakarta.
Badan Kependudukan dan Keluarga
KESIMPULAN DAN SARAN Berencana Nasional. 2010-b.
Berdasarkan hasil penelitian dan Panduan Promosi KB Pria.
pembahasan, maka disimpulkan bahwa BKKBN : Jakarta.
faktor yang menyebabkan masyarakat
miskin perkotaan di Kecamatan Tamalate Badan Kependudukan dan Keluarga
menerima program KB vasektomi yaitu Berencana Nasional. (2011).
karena : sumber pesan, jumlah anak, Grand design bidang KB dan KR.
dorongan istri, kondisi ekonomi keluarga, Jakarta : Badan Kependudukan
serta kesadaran dalam diri sendiri. dan Keluarga Berencana
Sedangkan faktor yang menyebabkan Nasional.
masyarakat miskin perkotaan di Cangara H. (2013). Perencanaan dan
Kecamatan Tamalate menolak program Strategi Komunikasi (Cetakan ke-
KB vasektomi yaitu karena : kurang 1). Jakarta : RajaGrafindo
pengetahuan/pemahaman, persepsi yang Persada.
keliru, larangan dari istri, serta faktor
keyakinan/agama yang dianut. Oleh Cangara H. (2014). Pengantar Ilmu
karena itu, Badan KB kota Makassar Komunikasi (Cetakan ke-14).
dalam mengajak masyarakat/keluarga Jakarta : RajaGrafindo Persada.
miskin untuk berpartisipasi dalam Dewi & Sara. (2013). TFR Stagnan, Wakil
program KB vasektomi perlu Persiden: “Kita Harus Mencari
meningkatkan kuantitas dan kualitas Solusinya”. Jurnal Keluarga,
sosialisasi yang dilakukan kepada Edisi Ketigabelas; Hal. 4-7.
masyarakat.
Ekarini S.M.B. (2008). Analisis Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh

19
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
KRITIS: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin – Volume 2 No.1 Juni 2016
(http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis)

Terhadap Partisispasi Pria Dalam


Keluarga Berencana Di
Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali. Diakses 20 April 2016.
Available from:
http://eprints.undip.ac.id
Multazam A.M. (2014). Kontrasepsi Pria
- Studi Perilaku Sosial Terhadap
Penerimaan Metode Vasektomi
Pada Akseptor KB Pria di Kota
Makassar (Disertasi). Makassar :
Universitas Negeri Makassar.
Notoatmodjo S. (2010). Pengantar
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineke Cipta.
Tanzeh A. & Suyitno. (2006). Dasar-
Dasar Penelitian. Surabaya :
eLKAF.
Wahyuni N.P.D.S., Suryani N. & Murdani
P. (2013). Hubungan pengetahuan
dan sikap akseptor kb pria tentang
vasektomi serta dukungan
keluarga Dengan partisipasi pria
dalam vasektomi (di kecamatan
tejakula kabupaten buleleng).
Diakses 28 April 2016. Available
from: http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Yusuf M. (2014). Metode Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif &
Penelitian Gabungan (cetakan ke-
1). Jakarta : Prenadamedia Group.

20

Anda mungkin juga menyukai