Anda di halaman 1dari 16

HIPERTENSI DENGAN OBAT TRADISIONAL

DI SUSUN OLEH

NAMA : ARI KRISMIATI


NIP : 19781217 200902 2 005
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS GONDANG

UPTD PUSKESMAS GONDANG


TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat kesehatan,
iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Atas dasar nikmat tersebut itulah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hipertensi Dengan Obat Tradisional ”
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengjharapkan
kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun. Akhir kata, kami memohon maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Gondang, 28 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover ................................................................................................................... i

Kata pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar isi.............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A.Latar Belakang .................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

C.Tujuan.................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Hipertensi ......................................................................................... 2

B. Tanda Gejala Hipertensi ..................................................................................... 3

C. Patofisiologi Hipertensi ...................................................................................... 4

D. Masalah Epidemiologi Hipertensi ...................................................................... 5

E. Diagnosisis Hipertensi ........................................................................................ 6

F. Komplikasi Hipertensi ........................................................................................ 6

H. Pencegahan Hipertensi ....................................................................................... 7

I. Pengobatan Hipertensi ......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12

A.Kesimpulan ......................................................................................................... 12

B.Saran ................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit
yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat.
Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3
juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan
diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi
penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-
rokok-dan-tekanan-darah.html) Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15
juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh
WHO sejak 2005.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?
6. Obat tradisional apa yang bisa menurunkan hipertensi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
6. Untuk mengetahui Obat tradisional apa yang bisa menurunkan hipertensi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan
alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, hipertensi diartikan sebagai keadaan dimana tekanan darah meningkat.
Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan darah saat menekan dinding pembuluh darah arteri,
pembuluh nadi yang menghantarkan darah ke seluruh tubuh.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolic mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi,
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg
dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia
lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap
200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

2
B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak mempunyai tanda-
tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa disadari oleh orang tersebut.
Sering hal itu ketahuan tiba-tiba, misalnya pada waktu mengadakan pemeriksaan kesehatan,
atau pada saat mengadakan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-kadang tanda-tanda
tekanan darah tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi
(Knight, 2006).
Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya tekanan darahnya ialah apabila terjadi
komplikasi. Tanda yang umum ialah sesak nafas pada waktu kerja keras. Ini menunjukkan
bahwa otot jantung itu sudah turut terpengaruh sehingga tenaganya sudah berkurang yang
ditandai dengan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat,
edema pupil(edema pada diskus optikus) dan penglihatan kabur (Knight, 2006).
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang
mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung
ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnyadapat terjadi
pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak
memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki
tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf
lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala,
pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan
diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan
sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil pembacaan
tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan
dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara
tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan
meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan
arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi
campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1). Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular,
dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia.
2). Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular

3
renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koartasio
aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 2.)
Tabel 1.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 –139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 –159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Tabel 2.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110


Hipertensi sedang 160 –179 100 –109
Hipertensi ringan 140 –159 90 –99
Hipertensi perbatasan 120 –149 90 –94
Hipertensi sistolik perbatasan 120 –149 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80

D. PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem
saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuhyang melibatkan
berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses
multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit
substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi
lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan plak
di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi

4
luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh
tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan
pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu
molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada
kasus hipertensi primer
2) Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang
memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diureti Hormon (ADH) dan rasa haus. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3) Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

E. MASALAH EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI


Masalah epidemiologi hipertensi antara lain:
1. Orang
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia
lebih dari 55 tahun. Orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat yang dapat
meningkatkan hipertensi, antara lain minum minuman beralkohol, kurang
berolahraga, dan merokok.
2. Tempat
Hipertensi bisa terjadi dimana saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul pada
etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik.
3. Waktu
Penyakit hipertansi bisa terjadi setiap saat karena sifatnya yang tidak menular dan
penyakit ini tergolong penyakit yang terjadi akibat genetic, gaya hidup, lingkungan
dan pola makan.

5
F. DIAGNOSIS HIPERTENSI
Diagnosis hipertensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat Menggunakan
sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali pengukuran
dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak
tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung. Pengukuran
dilakukan dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan dan
minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda, makanan tinggi
kolesterol, alkohol dan sebagainya.
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut yakni:
1. Menentukan sejauh mana penyakit hipertansi yang diderita
Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan tepat sejauh mana
penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya ganas atau tidak, apakah arteri
dan organ-organ internal terpengaruh, dan lain-lain.
2. Mengisolasi penyebabnya
Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi penyebab spesifiknya.
3. Pencarian faktor risiko tambahan
Aspek lain yang penting dalam pemeriksaan, yaitu pencarian faktor-faktor risiko
tambahan yang tidak boleh diabaikan.
4. Pemeriksaan dasar
Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar, seperti
kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG (electrocardiography) dan rontgen.
5. Tes khusus
Tes yang dilakukan antara lain adalah :
a. X-ray khusus (angiografi) yang mencakup penyuntikan suatu zat warna yang
digunakan untuk memvisualisasi jaringan arteri aorta, renal dan adrenal.
b. Memeriksa saraf sensoris dan perifer dengan suatu alat electroencefalografi
(EEG), alat ini menyerupai electrocardiography (ECG atau EKG).

G. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ
tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi
hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor
angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β).
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:

6
1. Jantung
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Angina atau infark miokardium
c. Gagal jantung
2. Otak
a. Stroke atau transient ischemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

H. PENCEGAHAN HIPERTENSI
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap hipertensi.
Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau keluarganya sakit
keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Tidak semua penderita hipertensi
memerlukan obat. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka masih dapat dikontrol
melalui sikap hidup sehari-hari.
Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah pencegahan amat baik agar
penderita hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya. Usaha pencegahan juga
bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya
harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh dokter.Agar terhindar dari
komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High
Blood Pressure), antara lain dengan cara menghindari faktor risiko hipertensi.
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang rendah
lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu
rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. Untuk
menanggulangi keadaan tekanan darah yang tinggi, secara garis besar ada empat
macam diet, yaitu :
a. Diet rendah garam
Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu :
1) Diet ringan, boleh mengkonsumsi 1,5-3 gram sodium perhari, senilai dengan
3,75-7,5 gram garam dapur.
2) Diet menengah, boleh mengkonsumsi 0,5-1,5 gram sodium perhari, seniali
1,25-3,75 gram garam dapur.
3) Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau kurang
dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan retensi (penahan)
air dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Walaupun rendah garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini
adalah komposisi makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik
kalori, protein, mineral maupun vitamin yang seimbang.
b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan
menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengatur diet ini antara lain sebagai berikut :

7
1) Hindari penggunaan lemak hewan, margarin dan mentega terutama
goreng-gorengan atau makanan yang digoreng dengan minyak.
2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis lainnya serta sea food
(udang, kepiting), minyak kelapa dan kelapa (santan).
3) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu.
4) Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis kacang.
5) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis manis, seperti sirup,
dodol, kue, dan lain-lain.
6) Lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah, kecuali durian dan
nangka. Selain itu, juga harus memperhatikan gabungan makanan yang
dikonsumsi karena perlu disesuaikan dengan kadar kolesterol darah.

c. Diet tinggi serat


Diet tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi
makanan berserat tinggi. Beberapa contoh jenis bahan makanan yang
mengandung serat tinggi yaitu :
1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji, belimbing,papaya, mangga,
apel, semangka dan pisang.
2) Golongan sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang, kacang
panjang, daun singkong, tomat, wortel, touge.
3) Golongan protein nabati seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, kacang merah, dan biji-bijian.
4) Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.

d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan


Orang yang berat badannya lebih (kegemukan) akan beresiko tinggi
terkena hipertensi. Demikian juga orang yang berusia diatas usia 40 tahun.
Penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pembatasan asupan
kalori, hal yang harus diperhatikan yaitu :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi
3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan-sedang
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk
menetralisir tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu :
bejalan kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
yang lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang lebih
banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan
darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan
berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah.

8
I. PENGOBATAN HIPERTENSI
1. Umum
Setelah diagnose hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut golongan atau
derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan dasar yaitu :
a. Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah
diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi, misalnya
menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan mengurangi
asupan garam serta rileks.
b. Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi ygang telah terbukti
kegunaannya dan keamanannya bagi penderita. Obat-obatan yang digunakan pada
hipertensi adalah :
1) Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone
2) Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol
3) ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril
4) Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin
5) Antagonis kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine, nifedipine
6) Vasodilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine
7) Angiotensin reseptor antagonis, contohnya losartan.
8) False-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens

2. Khusus
Upaya terapi khusus ditujukan untuk penderita hipertensi sekunder yang
jumlahnya kurang lebih 10 % dari total penderita hipertensi. Tanda-tanda dan penyebab
hipertensi perlu dikenali sehingga penderita dapat di rujuk lebih dini dan terapi yang
tepat dapat dilakukan dengan cepat. Perlu pemerikasaan dengan sarana yang canggih.

3. Obat Tradisional

1. Bawang putih

Bawang putih memiliki kemampuan untuk melemaskan dan melebarkan pembuluh darah
berkat kandungan senyawa aktif allicin. Efek ini memungkinkan aliran darah jadi lebih
lancar, sehingga pada akhirnya menurunkan tekanan darah. Meski demikian
pengurangan tekanan darahnya termasuk kecil, yaitu hanya kurang dari 10 persen.

Anda dapat menambahkan bawang putih segar ke sejumlah resep makanan favorit Anda.
Jika rasa bawang putih terlalu kuat untuk Anda, Anda bisa memanggangnya terlebih
dulu. Dan jika Anda sama sekali anti makan bawang putih, Anda bisa mendapatkan
bawang putih dalam bentuk suplemen obat.

2. Jahe

Jahe dikenal sebagai obat darah tinggi herbal karena dapat membantu mengontrol
tekanan darah dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mengendurkan otot-otot sekitar
pembuluh darah. Anda dapat menambahkan irisan jahe segar ke sejumlah resep sup atau
mie favorit Anda. Atau, Anda bisa menambahkan potongan jahe ke dalam teh hangat
untuk selingan waktu ngemil sore.

9
3. Kayu manis

Kayu manis adalah rempah dapur lain yang dapat menurunkan tensi tekanan darah Anda.
Mengonsumsi kayu manis setiap hari telah terbukti menurunkan tekanan darah pada
penderita diabetes. Sertakan kayu manis dalam menu makan Anda dengan menaburkan
bubuk kayu manis pada sereal sarapan, oatmeal, dan bahkan dalam kopi Anda.

4. Kapulaga

Kapulaga adalah rempah asli India yang biasanya digunakan untuk memasak kari, dan
telah dikenal sebagai obat darah tinggi herbal. Sebuah studi menemukan bahwa peserta
yang diberikan kapulaga bubuk setiap hari selama beberapa bulan mengalami penurunan
drastis pada pembacaan tekanan darah mereka. Anda dapat menyertakan biji kapulaga
utuh atau bumbu jadinya ke dalam rendaman ayam ungkep, sup, dan minuman.

5. Cokelat

Beberapa penelitian pada manusia telah menemukan bahwa makan dark chocolate atau
atau bubuk cokelat, atau produk kakao yang diperkaya dengan flavanol dapat
menurunkan tekanan darah sedikit lebih rendah pada orang dengan hipertensi maupun
yang pra-hipertensi.

Cokelat dapat memengaruhi sistem oksida nitrat tubuh yang mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Cokelat juga dapat menghambat enzim
pengubah angiotensin (ACE). Sementara itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan
karena tidak semua orang mengalami efek penurunan tensi yang sama.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa cokelat juga mengandung kafein dan gula.
Sejumlah besar kafein (lebih besar dari hari 400mg) dapat meningkatkan tekanan darah
dan kadar gula dapat memengaruhi kadar gula darah.

6. Coenzyme Q10 (CoQ10)

Orang-orang yang memiliki hipertensi ringan yang mengonsumsi suplemen CoQ10


dilaporkan mengalami penurunan drastis pada tensi darah mereka dengan efek samping
mininum. Selain itu, khasiat CoQ10 pada penurunan tensi juga timbul dari mekanisme
yang berbeda dengan obat antihipertensi utama.

7. Omega 3

Asam lemak omega-3 adalah asam lemak esensial yang ditemukan pada ikan berminyak
seperti salmon dan tuna, dan beberapa makanan nabati. Penelitian menunjukkan bahwa
omega-3 dapat digunakan sebagai obat darah tinggi herbal untuk membantu menurunkan
tekanan darah, meskipun efek penurunan tekanan darah tergolong kecil.

Untuk mencapai efek penurunan tensi yang cukup berpengaruh, Anda perlu
mengonsumsi suplemen omega-3 yang lebih tinggi diperlukan, tapi dosis tinggi dapat
menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pada orang-orang yang rentan. Ini termasuk
orang-orang dengan gangguan perdarahan atau yang sedang mengambil obat-obatan
seperti warfarin (Coumadin), aspirin, atau ginkgo.

8. Asam amino

Banyak studi yang telah mengemukakan bahwa suplemen L-arginine dapat menurunkan
tekanan darah; Namun, efeknya hanya bertahan dalam waktu singkat dan kadang bisa tak
terkendali. Asam amino lain, seperti L-taurin, mungkin juga memiliki dampak yang
sama pada penurunan tensi darah.

10
9. Magnesium

Magnesium sebagai obat darah tinggi herbal dikenal mampu menurunkan tensi darah,
walau hanya berdampak kecil. Magnesium khususnya bermanfaat untuk orang dengan
tekanan darah tinggi yang kekurangan magnesium, dan infus magnesium sulfat
umumnya diberikan untuk mengatasi preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan.

10. Kopi hijau

Beberapa studi telah menemukan bahwa asam klorogenat, komponen dalam ekstrak kopi
hijau, dapat menurunkan tekanan darah. Ferulic acid, asam metabolit 5-caffeoylquinic,
mungkin juga bertanggung jawab untuk efek penurunan tensi darah pada ekstrak kopi
hijau.

Penelitian lebih lanjut diperlukan khususnya yang berkaitan dengan efek samping dan
interaksi obat — misalnya, satu studi menemukan bahwa dosis tinggi asam klorogenat
(2g per hari) menaikkan kadar plasma homosistein (faktor risiko penyakit jantung),
sedangkan dosis yang lebih rendah tidak demikian. Ekstrak kopi hijau juga dikatakan
mampu menurunkan berat badan, perubahan gaya hidup yang dapat membantu
mengelola tekanan darah tinggi.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140
mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya
karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan
penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau
karena penyakit koartasio aorta. Adapun pengobatan Hipertensi juga dapat diobati dengan
pengobatan tradisional dengan bahan alami dari alam.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
- Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
- Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
- Rajin berolahraga

12
DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/02/12/080305/1840292/766/cara-cara-alami-untuk-turunkan-
tekanan-darah
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html
http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/latar-belakang-hipertensi-penyakit.html
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/makalah-hipertensi.html
http://nuurasiyah.blogspot.com/
Mansjoer Arif,Triyanti Kuspuji,Savitri Rakmi,Wardani Wahyu Ika,Setiowulan,Editor,Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 1 Edissi III,Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia,2001
Hipertensi dan Faktor Resiko dalam Kajian Epidemiologi. Makassar :FKM Unhas.Bustan, M.N.
2007.
Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta : Rineka CiptaDedy. 2010.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Sidenreng.comSitorus, Sampe. 2009.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Wordpress.comSurya, Andari. Tanpa tahun.
Makalah Hipertensi www.scribd.comTohaga, Edwin. Tanpa tahun.Hipertensi, Gejala dan
Komplikasi. Wordpress.comhttp://id.wikipedia.org

13

Anda mungkin juga menyukai