Anda di halaman 1dari 17

PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN BERBAGAI METODE

“KONTRASEPSI HORMONAL (SUB KUTIS/IMPLANT)”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KB. KESPRO
Dosen Pengampu: Rahayu Pertiwi,SKM,M.KM

Disusun oleh :

Annisa Nurul Astri (P17324418045)


Nadia Septiani (P17324418056)

KELOMPOK 14

JALUR UMUM KELAS 2B


PRODI DIII KEBIDANAN KARAWANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim....
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PELAYANAN
KONTRASEPSI DENGAN BERBAGAI METODE KONTRASEPSI HORMONAL
(SUB KUTIS/IMPLANT)” semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua dan untuk
kepentingan proses belajar.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah in, khususnya
kepada :
1. Ibu Rahayu Pertiwi,SKM,M.KM sebagai dosen pembimbing mata kuliah KB.
KESPRO
2. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis

Semoga dengan makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan
ilmu pengetahuan kita

Karawang,10 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulis ............................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
A. Pengertian .................................................................................................................... 2
B. Jenis........................................................................... .................................................. 2
C. Cara Kerja....................................................................................................................3
D. Cara Pemasangan.........................................................................................................3
E. Pencabutan Implant.....................................................................................................6
F. Indikasi........................................................................................................................8
G. Kontra Indikasi............................................................................................................8
H. Efek Samping..............................................................................................................8
I. Kelebihan.....................................................................................................................9
J. Keuntungan..................................................................................................................9
K. Kekurangan................................................................................................................10
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan
bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga
berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga
berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil
pembangunan tidak akan berarti.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970)
dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan
bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a) Pengaturan jarak
kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi
menambah anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode
medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu Metode
Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga,
yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kb implant?
2. Sebutkan apa saja jenis-jenis kb implant?
3. Bagaimana cara kerja kb implant?
4. Bagaimana cara pemasangan dan pelepasan kb implant?
5. Apa saja indikasi dan intra indikasi kb implant?
6. Apa efek samping dari pemakaian kb implant?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kb implant.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kb implant.
3. Untuk mengetahui cara kerja kb implant.
4. Untuk mengetahui cara pemasangan dan pelepasan kb implant.
5. Untuk mengetahui indikasi dan intra indikasi kb implant.
6. Untuk mengetahui efek samping dari pemakaian kb implant
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat
mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode ini dikembangkan
oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi internasional yang didirikan tahum
1952 untuk mengembangkan teknologi kontrasepsi.

B. Jenis
1. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg
pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk
lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang
berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya
kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun
menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
3. Jadelle dan Indoplant (Norplant II)
Jadelle ( levonorgestrel ) Implan adalah suatu bentuk hormon wanita yang digunakan
untuk mencegah kehamilan dan merupakan metode kontrasepsi jangka panjang (hingga
5 tahun).
Implan Jadelle adalah satu set dari dua implan silinder fleksibel, masing-masing berisi
75 mg progestin levonorgestrel. Dosis total yang diberikan adalah 150 mg. Jadelle tidak
dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan. Kontrasepsi hormonal tidak dianggap
sebagai kontrasepsi pilihan pertama bagi wanita menyusui.

2
C. Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus
serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk
penetrasi sperma.
2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah
implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai
fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
3. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
4. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.

D. Cara Pemasangan
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan
maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering
digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
1. Mamiliki pencahayaan yang cukup
2. Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
3. Terbebas dari debu dan serangga
4. Memiliki ventilasi udara yang baik
5. Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan
mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun
pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas
infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
1. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang
implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
3
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya
bila kebersihan klien
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan
pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan
air bersih yang mengalir sudah cukup
3. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang
sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
4. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti
septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah
pemasangan/pencabutan implan.
5. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas
sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum
membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin.
Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan
waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas
segera dengan air bersih.
6. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh
pada wadah kering dan bertutup
7. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor.
Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang
tahan tusuk.
8. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin
0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
1. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan
mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada
kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada
insersi atau pencabutan implan Norplant
2. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
a. Meja periksa untuk berbaling klien
b. Alat penyangga lengan (tambahan)
4
c. Batang implan dalam kantong
d. kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat
meletakkan implan Norplant.
e. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi
tingkat tinggi)
f. Sabun untuk mencuci tangan
g. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
h. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
i. Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
j. Trokar 10 dan madrin
k. Skalpel 11 atau 15
l. Kassa pembalut, band aid, atau plester
m. Kassa steril dan pembalut
n. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
o. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
p. Bak/tempat instrumen (tertutup)
3. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku,
didaerah media lengan
4. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan
kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat
dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan
pemasangan tepat dibawah kulit
7. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya
dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul
yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan
disepanjang tepi jari tersebut)

5
8. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali
dalam posisi yang tepat
9. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan
periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul
dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
4. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1. Menutup luka insisi
1. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril
untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan
jaringan parut
2. Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk
hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
1. Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum
yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2. Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka
insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk
perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

E. Pencabutan Implant

o Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :

1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)

2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan

pengobatan biasa

3. Sudah habis masa pakainya

4. Terjadi kehamilan

o Prosedur Pengangkatan

6
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu

pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps

bengkok.

2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah

tempat insisi akan dilakukan.

3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban

4. Lakukan anastesi lokal

5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul

Norplant

6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan

lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan

ujung forceps.

7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu

dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul

sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada

jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi

bebas sehingga mudah menariknya keluar

8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai

keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan

terlebih dahulu perdarahannya

9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan

kassa steril kemudian di plester

10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit

11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari

7
F. Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

G. Kontra Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadelle)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan
sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.

H. Efek Samping
Efek samping KB implan yang paling lazim adalah perubahan pada siklus menstruasi.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan KB
implan.
1. Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali
2. Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit
3. Flek/bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid
4. Berat badan bertambah
5. Sakit kepala
8
6. Jerawat
7. Payudara nyeri
8. Rasa sakit, infeksi, dan bekas luka di kulit tempat susuk dimasukkan (diimplan)
9. Depresi

I. Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan
diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi,
akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999)

J. Keuntungan
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

9
K. Kekurangan
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri
payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per
tahun)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih
berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat
memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan,
akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi,
akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

11
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Aris. 2011. Pelayanan Keluarga Bencana. Salemba Medika : Jakarta.


Affandi, Biran, Dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai