Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

Dosen : Nurhatidjah Awaliyah, S.Farm., M.Farm

Disusun Oleh Kelompok 2 :

La Ode Muh. Alfiqra F201701131

Hamdani sapuan F201701201

Riska wati F201701153

Fintia F201701127

Mia Lisnawati F201701134

Emalia F201701132

Wa ode fitra saripati F201701163

Sudiani F201701160

Eltiana Saranani F201701125

Sitti Patmawati F201701157

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan kami buat dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Patogenesis Mikroorganisme.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberi sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya
penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Amien.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA.......................................................
B. VIRULENSI MIKROORGANISME .............................................................
C. JALAN MASUK MIKROORGANISME KE TUBUH INANG ..............................
D. INTERAKSI ANTARA FLORA NORMAL DENGAN INANGNYA .................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya
banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang
paling dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas,
buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan
penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia
yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang
diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya
jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu
menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.
Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala
awal terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan.
Saluran pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh.
Jika saluran pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas
tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit
yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala
awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi
itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab
penyakit yang cukup banyak pada saat ini.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam,
hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah
organism atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit
disebut dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme
infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi
inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan
inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui
sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran
mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang memungkinkan
terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer ( udara ) serta makanan,
dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara
alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia
atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat
menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga
menimbulkan penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian patogenesis
2. Mengetahui flora normal pada manusia
3. Mengetahui jalan masuk mikroorganisme ke tubuh inang
4. Mengetahui mekanisme patogenesis
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya
sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau
mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan
patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme
hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang
memungkinkan terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka
ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan,
dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke
dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya
bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya
tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami
penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara
manusia dan flora normal tubuh manusia.
A. FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA
1. Pengertian flora normal
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu
mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga
menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh
manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan
bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganismeyang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora
normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri.
Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada
orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme
patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua
pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat memyebabkan
penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang
tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh.
Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi
tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi
menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan
tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas
dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung
berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara
alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada
tubuh manusia adalah
a. Nutrisi
b. kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
c. kondisi hidup
d. penerapan prinsip-prinsip kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat


digolongkan menjadi 2 yaitu :

a. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu


mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian
tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu.
Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme
komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal
ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk
buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil
sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih
bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida
albicans.
b. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme
nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat
disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan
tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap
masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan
kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
3. Flora normal pada tubuh manusia
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia
yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut,
usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan
biasanya steril.
a. Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada
epitelium yang seakan-akan bersisik
(lapisan luar epidermis), membentuk
koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah
spesiesStaphylococcus dan sianobakteri
aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-
bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab
jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus
epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat
menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti
katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini
lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang
bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada
sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada
stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-
sama menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan
lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal.
b. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari
korinebakteria, stafilokokus dan
streptokokus. Dalam hulu
kerongkongan hidung, dapat juga
dijumpai bakteri Branhamella
catarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae (suatu
batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia
coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
c. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya
makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat
mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut
atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi
masing-masing individu. Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya
merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang
mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino,
protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong
ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n
Lactobacillus.
d. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi
kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah
streptokokus hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan
yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanyaBranchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur
pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
e. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya
steril karena adanya asam hidroklorat
di dalam sekresi lambung. Setelah
ditelannya makanan, jumlah bakteri
bertambah tetapi segera menurun
kembali dengan disekresikannya getah
lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
f. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung
beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan
basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian
kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus
gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus,
dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian
usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota
mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
g. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah
mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012
organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi
spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan
Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies
Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi
pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta
antagonis mikroba patogen.
h. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung
kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri
pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar)
bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya
berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek
antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya
epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi
daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang
toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan
epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam.
Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan
indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun
setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,
maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans ,
dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara
anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu
sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki.
Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal.
Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,
Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar
mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari
flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine
belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah
mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
i. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid
(Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik.
Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus
(Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit.
Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang
Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
j. Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang
karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi,
ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau
darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera
dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi
pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan
abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan
infeksi.
B. VIRULENSI MIKROORGANISME
Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yang dapat
meningkatkan patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi
atau menginvasi jaringan inang dan merusak ungsi normal tubuh.
Virulensi menggambarkan kemampuan untuk menimbulkan penyakit.
Virulensi mikroorganisme atau potensi toksin mikroorganisme sering
diekspresikan sebagai LD50 (lethal dose50), yaitu dosis letal untuk 50%
inang, dimana jumlah mikroorganisme pada suatu dosis dapat membunuh
50% hewan uji disebut ID50 (infectious dose 50), yaitu dosis infeksius
bagi 50% inang. Keberadaan mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah
akibatdari berfungsinya factor virulensi mikroorganisme, dosis (jumlah)
mikroorganisme, dan faktor resistensi tubuh inang. Mikroorganisme
pathogen memperoleh akses memasuki tubuh inang melalui perlekatan
pada permukaan mukosa inang. Perlekatan ini terjadi antara molekul
permukaan pathogen yang disebut adhesion atau ligan yang terikat secara
spesifik pada permukaan reseptor komplementer pada sel inang. Adhesin
berlokasi pada glikokaliks mikroorganisme atau pada struktur permukaan
mikroorganisme yang lain seperti pada fimbria.
Bahan glikogaliks yang membentuk kapsul mengelilingi dinding sel
bakteri merupakan properti yang meningkatkan virulensi bakteri.
Kandungan kimiawi pada kapsul mencegah proses fagositosis oleh sel
inang.
Virulensi mikroorganisme juga disebabkan oleh produksi enzim
ekstraseluler (eksoenzim).
C. JALAN MASUK MIKROORGANISME KE TUBUH INANG
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui
berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun
rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh
inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal,
saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi
bola mata dan kelopak mata.
a. Saluran pernafasan
Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme
infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam
bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia,
campak, tuberkulosis, dan cacar air.
b. Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan
makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi
mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan
dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau
oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan
dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba,
hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses
dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-
jari tangan yang terkontaminasi.
c. Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang
tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas
mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui
daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar
keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di
jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran
mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka,
atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
d. Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni
mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut
akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali
akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus
lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis
sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim
glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat.
Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam
membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota
Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka
asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau
dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel gigitepat plak
tersebut melekat.
D. MEKANISME PATOGENISITAS
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh
bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung
pada faktor -faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya
nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak
mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan
(steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian
tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota
flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan
berbagai zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat men
cegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat
gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui
kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu,
kompetisi untuk zat makanan, pe nghambatan oleh produk metabolik atau
racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins).
Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung
akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain
pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi
patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan
oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh
normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada
kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive)
karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika
hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah
atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran
nafas atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau
tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan
mengakibat kan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal
terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma
Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di
usus besar dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika
masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan
bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia.
Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak
berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang
seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah
banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.
E. INTERAKSI ANTARA FLORA NORMAL DENGAN INANGNYA
Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat
hubungan antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka
dianggap sebagai interaksi dinamis daripada saling asosiasi ketidak
pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat dari
satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora
normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil,
perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal
tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan
pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi
dan infeksi oleh mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah
mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya
tuan rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu
menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di
tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan
endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa
organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-
down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi
oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal
dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya
tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas
atau membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut
sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak
dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang
rendah, dianggap sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan
hubungan teman semakan mempelajari secara mendetail, parasit atau
karakteristik mutualistic sering muncul.
Jaringan kekhususan Sebagian besar anggota flora bakteri normal
lebih memilih untuk menjajah jaringan tertentu dan bukan yang lain. Ini
“kekhususan jaringan” biasanya disebabkan oleh sifat-sifat baik dari tuan
rumah dan bakteri. Biasanya, bakteri spesifik menjajah jaringan tertentu
oleh satu atau lain mekanisme ini.
1. Tissue tropism
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan
tertentu untuk pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan
tropism adalah bahwa tuan rumah menyediakan nutrisi penting dan
faktor pertumbuhan bakteri, selain cocok oksigen, pH, dan suhu untuk
pertumbuhan. Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai
“Doderlein’s bacillus” colonizes vagina karena dihasilkan glikogen
yang menyediakan bakteri dengan sumber gula yang mereka
memfermentasi untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau situs tertentu
karena mereka dapat mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau cara
tertentu yang melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi
antara dua permukaan. Khusus biokimia kepatuhan melibatkan
interaksi antara komponen permukaan bakteri (ligan atau adhesins)
dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang menyediakan
molekul adhesins adalah bagian dari kapsul mereka, fimbriae, atau
dinding sel. Reseptor pada sel manusia atau jaringan molekul
glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel atau jaringan.
Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling
melengkapi antara sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan
bakteri. Dalam bahasa medis mikrobiologi, bakteri “adhesin” melekat
kovalen
ke host “reseptor” sehingga bakteri “dermaga” itu sendiri pada host
permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen kimia
kapsul, dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein
biasanya terletak pada membran sel atau jaringan permukaan.
Beberapa contoh situs adhesins dan lampiran khusus digunakan
untuk ketaatan pada jaringan manusia dijelaskan dalam tabel di
bawah ini.
3. Biofilm pembentukan.
Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm pada permukaan
jaringan, atau mereka mampu menjajah sebuah biofilm dibangun oleh
spesies bakteri lain. Banyak biofilm adalah campuran mikroba,
walaupun salah satu anggota bertanggung jawab untuk menjaga dan
biofilm dapat mendominasi. Biofilm biasanya terjadi ketika salah satu
spesies bakteri atase khusus atau non spesifik ke permukaan, dan
kemudian mengeluarkan lendir karbohidrat (exopolymer) yang
imbeds menarik bakteri dan mikroba lain ke biofilm untuk
perlindungan atau keuntungan nutrisi.
Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga
mulut adalah pembentukan plak gigi pada gigi. Plak adalah biofilm
dibangun secara alami, di mana konsorsium bakteri dapat mencapai
ketebalan 300-500 sel pada permukaan gigi. Ini subjek akumulasi gigi
dan jaringan gingiva konsentrasi tinggi metabolit bakteri, yang
mengakibatkan penyakit gigi .
Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yang
berbeda. Bidang seperti aksila (ketiak), perineum (pangkal paha) dan ujung
jaring biasanya menyediakan daerah lembab untuk pertumbuhan bakteri. Ini
“hutan tropis” sering lingkungan pelabuhan terbesar di antara
keanekaragaman flora kulit. Khas organisme meliputi Staphylococcus aureus,
Corynebacterium dan beberapa bakteri Gram-negatif. Sebagian besar
permukaan kulit manusia, bagaimanapun, adalah jauh lebih kering dan ini
sebagian besar dihuni oleh Staphylococcus epidermidis dan
Propionobacterium.
Streptococcus mendominasi dalam rongga mulut dan nasofaringeal
daerah tetapi juga dapat menemukan Anaerob lain dan spesiesNeisseria.
Banyak potensi patogen juga dapat ditemukan di nasofaring individu yang
sehat, menyediakan reservoir untuk infeksi lain. Patogen ini termasuk
Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidisdan Haemophilus influenzae.
Saluran pencernaan adalah lingkungan yang agak memusuhi bagi
mikroorganisme namun sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah
ini dari tubuh. Bahkan, usus mungkin mengandung 109 untuk 1011 bakteri
per gram bahan. Sebagian besar (95 – 99,9%) diantaranya Anaerob, diwakili
oleh Bacteroides, Bifidobacterium, streptokokus anaerob dan Clostridium.
Organisme ini menghambat pertumbuhan patogen lain, tetapi beberapa
dapat oportunistik (misalnya C. difficile dapat menghasilkan
pseudomembranosa kolitis). Urogenital. Saluran urogenital biasanya steril
dengan pengecualian vagina dan distal 1 cm dari uretra. Berbagai anggota
dari genusLactobaci ll us menonjol dalam vagina. Organisme ini umumnya
lebih rendah pH sekitar 4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi
penghambatan untuk pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya efek
perlindungan ini oleh terapi antibiotik dapat menyebabkan infeksi
olehCandida ( “ragi infeksi”). Uretra sebagian besar kulit dapat mengandung
mikroorganisme termasuk Staphylococci, Streptokokus dan Diphtheroid.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan
tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari
mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan
dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di
tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan
penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan
penyakit disebut dengan patogenitas.
2. Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora
normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal
adalah kumpulan mikroorganismeyang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat.
3. Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya
tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat
jelas atau membahayakan organisme baik selama hubungan mereka
disebut sebagai hubungan teman semakan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press.

Budiyanto MAK, 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press.

Budiyanto MAK, 2001. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita.


Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Budiyanto MAK. 2010. Hand out-10 Mikrobiologi lingkungan, Pertanian, dan


Peternakan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pratiwi, ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang Press.

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah


Malang Press.

Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkunagn. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai