Anda di halaman 1dari 6

Farmakoterapi 3 Pagi A

Disusun Oleh :
Adilah Salamatunnisa
1543050043

Dosen Pengampu :
Dr.Med. dr. H. Widharto Prawirohardjono, Sp.FK

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2019
A. Definisi
Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yakni terjadinya
peningkatan fraksi lipid dan lipoprotein dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
triasilgliserol (TG), serta penurunan kolesterol HDL (WHO, 2015).

B. Klasifikasi Hiperlipidemia (klasifikasi Fredrickson)


1. Hiperlipoproteinemia tipe I (Hiperkilomkronemia Familial)
Tipe I hiperlipoproteinemia adalah bentuk hiperlipoproteinemia terkait
dengan defisiensi lipoprotein lipase. Hiperkilomikronemia masif padawaktu
puasa walaupun jumlah lemak dalam keadaan normal. Menyebabkan
peningkatan triasilgliserol serum yang sangat tinggi
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Hyperlipoproteinemia tipe II, sejauh ini merupakan bentuk paling umum,
adalah lebih diklasifikasikan menjadi tipe IIa dan IIb jenis, tergantung terutama
pada apakah ada elevasi di tingkat trigliserida selain kolesterol LDL.
3. Tipe IIa
(Hiperkolesterolemia Familial) Peningkatan LDL dengan kadar VLDL
normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat
peningkatan kolesterol serum tapi triasilgliserol normal.
4. Tipe IIb
(Hiper lipidemia Kombinasi Familial) Tingkat VLDL tinggi karena
kelebihan produksi substrat, termasuk trigliserida, asetil KoA, dan peningkatan
dalam B-100 sintesis. Mereka juga dapat disebabkan oleh pembersihan
penurunan LDL.
5. Hiperlipoproteinemia tipe III (Disbetalipoproteinemia Familial)
Kilomikron tinggi dan IDL (intermediate density lipoprotein). Juga dikenal
sebagai penyakit atau beta yang luas (dysbetalipoproteinemia) penyebab paling
umum untuk formulir ini adalah adanya genotipe apoE E2/E2. Hal ini karena
kolesterol VLDL yang kaya (β-VLDL).
6. Hiperlipoproteinemia tipe IV (Hipertrigliseridemia Familial)
Trigliserida tinggi. Hal ini juga dikenal sebagai hipertrigliseridemia (murni
hipertrigliseridemia). Menurut NCEP-ATPIII definisi trigliserida tinggi (> 200
mg / dl)
7. Hyperlipoproteinemia tipe V (Hipertrigliseridemia Campuran Familial)
Jenis ini sangat mirip dengan tipe I, tetapi dengan VLDL yang tinggi di
samping kilomikron. Kadar kolesterol dan triasilgliserol meningkat.

C. Obat-obat yang menurunkan kadar lipoprotein serum


1. Niasin (Asam nikotinat)
Niasin adalah suatu penghambat kuat pada sistem lipase intraseluler dari
jaringan adiposa, yang diduga dapat menurunkan produksi VLDL (Very Low
Density Lipoprotein) dengan menurunkan aliran asam lemak bebas ke hati.
a. Mekanisme Kerja

b. Penggunaan dalam terapi


1. Merendahkan kadar plasma kolesterol dan triasilgliserol
2. Hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV
3. Hiperkolesterolemia.
4. Hiperlipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma
c. Efek Samping
1. Kemerahan pada kulit (disertai rasa panas yang tidak nyaman)
2. Pruritus
3. Mual dan sakit pada abdomen
4. Hiperurisemia
5. Pirai (gout)
6. Penurunan toleransi glukosa pada terapi jangka panjang dan
hepatotoksisitas.
d. Contoh Obat
1. Asam Nikotinat (Niconacid)
2. Piridilmetanol (Radecol)
3. Asipimoks (Olbemox)

2. Fibrat-klofibrat dan gemfibrozil


Merupakan Derivat Asam fibrat. Mempunyai mekanisme kerja yang sama.
a. Mekanisme Kerja
1. Meningkatkan lipolisis
2. Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi
trigliserida hati
3. Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL
4. Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan HDL
b. Penggunaan dalam terapi
1. Pengobatan Hipergliseridemia
2. Pengobatan Hiperlipidemia Tipe III
3. Pengobatan Hipertrigliseridemia
c. Efek Samping
1. Efek Gastrointestinal : Gangguan pencernaan ringan
2. Litiasis : Pembentukan batu empedu
3. Keganasan : Kematian
4. Otot : Miositis (peradangan otot polos)
5. Interaksi obat : Meningkatkan efek antikogulan sepintas
d. Contoh Obat
1. Gemfibrozil (Gevilon)
2. Klofibrat (Clofibrat STADA 500)
3. Bezafibrat (Cedur)
4. Etofibrat (LipoMerz)
5. Fenofibrat (Normalip)

3. Resin pengikat asam empedu : kolestiramin dan kolestipol


Obat yang bekerja pada saluran pencernaan. Bekerja dengan cara mengikat
asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
Kolestipol dan Kolestiramin hanya bermanfaat pada hiperlipoproteinemia yang
melibatkan peningkatkan LDL saja.
a. Mekanisme Kerja

afinitas tinggi Asam empedu membentuk


senyawa yang tidak diekskresi
terhadap asam akan diikat larut dan tak dapat melalui feses
empedu. oleh resin direabsorbsi

Sintesis Asam
kadar LDL
Empedu dari Asam empedu
plasma
kolesterol di menurun
menurun.
LDL

b. Penggunaan dalam terapi


1. Anti hiperlipidemia tipe IIa dan Iib
2. Meringankan pruritus akibat akumulasi asam empedu pada pasien
dengan obstruksi bilier.
c. Efek Samping
1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan seperti konstipasi, mual dan
flatus
2. Gangguan absorbsi : terganggunya absorbsi vitamin larut lemak A,D,E,K
karena dosis resin yang tinggi, berkurangnya absorbsi asam folat dan
asam askorbat
3. Interaksi obat : Kolestiramin dan Kolestipol mengganggu absorbsi
beberapa obat dalam usus, misalnya tetrasiklin, fenobarbital, digoxin,
warfarin, pravastatin,fluvastatin,aspirin dan diuretik tiazid.
d. Contoh Obat
1. Kolestiramin(Quantalan)
2. Kolestipol(Colestid Granulat)
3. Sitosterol (Sito-Lande)

4. Probukol
Obat antihiperlipidemia yang memiliki sifat antioksidan dalam menghambat
aterosklerosis. Obat ini tidak disukai karena justru menurunkan kadar HDL lebih
besar daripada LDL.
a. Mekanisme Kerja

b. Penggunaan dalam terapi


1. Antihiperkolesterolemia tipe IIA dan IIB
2. Diberikan saat antihiperlipidemia lain tidak efektif.
*Probukol tidak mengganggu kadar triasilgliserol dalam plasma.
c. Efek Samping
1. Gangguan pencernaan ringan
2. Memperpanjang interval QT
d. Contoh Obat
1. Probucol (Lorelco)

5. Inhibitor HMG-CoA reduktase


Antihiperlipidemia baru yang menghambat tahap pertama aktivitas enzim
dalam sintesis kolesterol.
a. Mekanisme Kerja
1. Inhibisi HMG-CoA reduktase
Afinitas dengan enzim kuat sehingga efektif dalam menghambat
HMG-CoA reduktase sehingga HMG-CoA tidak sampai menjadi asam
mevalonat dalam tahapan sintesis kolesterol. Penghambatan ini akan
menyebabkan pengurangan simpanan kolesterol intraseluler.
2. Peningkatan reseptor LDL
Penghapusan kolesterol intraseluler

Sel meningkatkan RESEPTOR LDL

Penurunan kolesterol plasma dan peningkatan katabolisme LDL


Terjadi kenaikan HDL dan penurunan triasilgliserol
b. Penggunaan dalam terapi
Menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia
c. Efek Samping
1. Kelainan biokimia fungsi hati
2. miopati dan rhabdomiolisis
3. Meningkatkan konsentrasi transaminase
4. Keluhan abdominal ringan
5. Ruam kulit
6. Rangsangan gatal
7. Nyeri kepala
8. Lelah
9. Gangguan tidur
d. Contoh Obat
1. Lovastatin (Mevinacor)
2. Pravastatin (Pravasin, Liprevil)
3. Simvastatin (Denan, Zocor)
4. Fluvastatin (Cranoc, LOCOL)
5. Atorvastatin (Sortis)
6. Cerivastatin (LIPOBAY, Zena)

D. Terapi Obat Kombinasi


Pemberian dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan kadar lipid
plasma yang signifikan. Contoh:
1. Kombinasi niasin dengan pengikat asam empedu, kolestiramin pada
hiperlipidemia tipe II.
2. Kombinasi inhibitor HMG-CoA reduktase dengan pengikat asam empedu
menunjukkan manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL

Anda mungkin juga menyukai