PENDAHULUAN
orang yang hidup dengan Diabetes du dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035
Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum
Singapura 12,8%, Malaysia 16,6% dan Indonesia 6,2% (IDF, 2015). Kalau pada
tahun 2015 berada di nomor tujuh sebagai Negara dengan jumlah pasien
terbanyak di dunia, pada tahun 2014 di perkirakan Indonesia akan naik ke nomor
enak terbanyak. Pada saat ini diperoleh bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta
2013, menyatakan bahwa proporsi penduduk usia lebih dari 15 tahun menderita
Riskesdas 2013 jumlah penduduk Provinsi Lampung uisa lebih dari 15 tahun yang
akibat pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang produksi secara efektif. Insulin adalah hormone yang
1
2
kurang efektif oleh tubuh. Diabetes tipe 2 merupakan 90% dari seluruh diabetes.
Apabila gula darah tidak terkontrol dengan baik, beberapa tahun kemudian
komplikasi kronis. (saraf, mata, jantung, ginjal dan pembuluh darah) (Syamsiyah,
2017).
gula dalam darah yang melebihi batas normal, hal ini disebabkan oleh faktor
keturunan dan faktor kerusakan pulau langerhans yang tidak mampu lagi
darah perifer, stroke, neuropati diabetik, gagal ginjal dan kebutaan sehingga akan
golongann masyarakat. Untuk menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita
diet, olahraga dan terapi, pengelolaan yang baik bagi penderita akan memberikan
hasil yang lebih baik dengan biaya perawatan yang minimal (Syamsiah, 2017).
3
Faktor risiko DM tipe II antara lain adalah riwayat keluarga kandung dengan
DM tipe II, usia diatas 40 tahun, ras tertentu (Indian, Hispanik, China, Filipina,
Jepang, India, Korea dan Vietnam), kegemukan, kurang aktivitas fisik, diet yang
merukapan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif
obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23
berdasarkan penelitian, usia terbanyak terkena Diabetes Melitus adalah > 45tahun.
Dislipidemia adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
rendahnya HDL (< 35mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes (Fatimah, 2015).
0,02 : α = 0.05), dimana individu dengan obesitas berisiko 5,45 kali mengalami
RSUD Dr. Bob Bazar, SKM Kalianda, penderita Diabetes Melitus menepati
urutan pertama dari jenis penyakit endokrin dan nomor tiga dari total kunjungan
rawat inap. Data dari RSUD Kalianda, jumlah penderita DM tipe II yang berobat
4
secara teratur dari Januari – November 2017 tercatat 278 orang (Prifil RSUD Dr.
dan ruang penyakit dalam, dalam 3 hari pemeriksaan kesehatan didapatkan dari 24
orang tedapat 17 orang (70,8%) penderita kadar gula darahnya lebih dari normal,
mereka mengakui sulit untuk menurunkan kadar gula darahnya dikarenakan tidak
mengikuti pola diet, dari 17 orang tersebut 4 orang (23,5%) mempunyai riwayat
orang (17,6%) mempunyai tekanan darah tinggi. Mereka makan dengan hidangan
yang ada tanpa pantangan seperti makanan manis yang banyak mengandung
B. Rumusan Masalah
dengan hal diatas adalah ‘‘faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian
diabetes mellitus tipe II yang berobat di RSUD Dr. Bob Bazar, SKM Kalianda
tahun 2018?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diabetes Melitus tipe II di RSUD Dr. Bob Bazar, SKM Kalianda tahun 2018.
5
2. Tujuan Khusus
obesitas, aktifitas fisik, tekanan darah dan kolesterol di RSUD Dr. Bob
kadar gula darah penderita DM tipe II di RSUD Dr. Bob Bazar, SKM
Kalianda.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
yang berhubungan dengan kadar gula darah penedeita diabetes mellitus tipe II.
2. Manfaat Aplikatif
a. Institusi Pendidikan
b. Rumah Sakit
c. Mahasiswa
E. Ruang Lingkup
mellitus yang berobat di RSUD Dr. Bob Bazar, SKM Kalianda, berdasarkan
variable orang yaitu penderita DM tipe II. D isamping itu juga melihat
RSDU Dr. Bob Bazar SKM Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer diambil
pada saat wawancara langsung, sedangkan data sekunder diambil dari data
catatan medik dan hasil laboratorium penderita diabetes mellitus, analisis data